Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial. Setiap manusia tidak lepas dari kegiatan
komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses interaksi yang melibatkan
seseorang dengan orang lain atau sekelompok orang untuk menyampaikan pikiran,
ide gagasan dari satu pihak ke pihak lain.

Keterampilan berbahasa merupakan modal utama dalam komunikasi. Salah


satu aspeknya adalah berbicara. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa,
bercakap, mengutarakan isi pikiran dan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat praktis. Dengan kemampuan
berbicara efektif maka, komunikasi dapat terjalin dengan baik.

Landasan yang digunakan dalam mengklasifikasikan berbicara salah satunya


adalah situasi. Aktivitas berbicara selalu terjadi atau berlangsung dalam situasi
lingkungan tertentu. Situas dalam lingungan itu dapat bersifat formal atau resmi dan
bersifat nonformal atau tidak resmi. Setiap situasi membutuhkan keterampilan
berbicara tertentu. Jika dalam situasi formal pmbicara harus berbicarasecara formal.
Begitu juga dalam situasi nonformal pembicara harus berbicara secara tidak formal.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu pengertian keterampilan berbicara?
b. Bagaimana strategi berbicara dalam situasi formal dan non formal?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada
penulisan makalah ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian keterampilan berbicara
b. Untuk mengetahui bagaimana strategi berbicara dalam situasi formal dan non
formal

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KETERAMPILAN BERBICARA

Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi


bahasa atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan
menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 1983:14).

Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif. Artinya,


melalui kemampuan berbicara seseorang menyampaikan pengalaman, pikiran,
gagasan, ide kreatif, dan pendapatnya kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Kemampuan berbicara seseorang ditentukan oleh
tingkat penguasaannya terhadap topik pembicaraan dan kebahasaan.

Keterampilan berbicara atau retorika adalah seni berbicara yang harus


dimiliki oleh seseorang. Seni berbicara ini dimiliki oleh seseorang secara
alamiah atau dimiliki dengan latihan khusus. Keterampilan berbicara ini
merupakan seni tentang berbicara yang merupakan sarana komunikasi dengan
bahasa lisan, meliputi: proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan
tujuan melaporkan, menghibur atau meyakinkan orang lain.

Dalam proses penyampaian gagasan ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan, antara lain:

1. Pembicara
2. Lawan bicara (penyimak)
3. Lambang (bahasa lisan)
4. Pesan, maksud, gagasan, atau ide

2
a. Manfaat Keterampilan Berbicara
Manfaat-manfaat itu, di antaranya:
1. Komunikasi dengan antar individu dan kelompok menjadi lebih
efektif.
2. Melancarakan pertukaran informasi.
3. Menambah kepercayaan diri.
4. Menambah charisma dan wibawa.
5. Salah satu faktor mempermudah memperoleh pekerjaan
6. Menambah level nilai dalam diri
7. Bisa mendapat kepercayaan dari masyarakat
b. cara yang bisa digunakan untuk mengembangkan keterampilan berbicara,
di antaranya:
1. Tingkatkan kemampuan berbahasa yang baik, perbanyak kosakata
dengan banyak membaca dan menulis. Cari kosakata yang belum atau
kurang dikenal. Semakin kita bisa mengekspresikan diri, semakin
baik kemampuan kita dalam berkomunikasi.
2. Latih kemampuan mendengar. Perhatikan apa yang dikatakan
pembicara lain sebelum kita mengutarakan pendapat. Resapi apa yang
didengar sebelum merespon.
3. Belajar untuk mengerti dan menghargai cara pandang orang lain
dengan pemikiran terbuka dan berusaha melihat sesuatu dari
perspektif yang lain. Sebagai hasilnya, kita akan lebih bisa bekerja
sama dan lebih pengertian terhadap pemikiran orang lain.
4. Hindari komunikasi pada situasi yang emosional. Kita akan
kehilangan objektifitas dan cenderung mengatakan sesuatu yang
nantinya akan disesali.
5. Ikut serta dalam organisasi yang mendorong meningkatkan berbagai
keterampilan berbicara kita, dan yang memungkinkan kita bertemu
dengan orang-orang baru yang menarik.

3
Berbicara sebagai salah satu modal komunikasi, erat kaitannya dengan
kegiatan berbahasa lisan. Berbicara pada dasarnya merupakan usaha
menyampaikan pesan atau memberi informasi kepada orang lain. Untuk
memiliki keterampilan berbicara yang baik dan efektif diperlukan pengetahuan
yang memadai mengenai substansi pembicaraan dan pengetahuan tentang
teknik-teknik berbicara yang baik dan efektif. selain itu, sangat diperlukan
latihan-latihan yang cukup sesuai dengan tujuan berbicara yang dilakukan Dari
segi situasi (tujuan berbicara, di mana, kapan, dan dengan siapa), berbicara
dikelompokkan ke dalam dua situasi. yaitu berbicara nonformal dan berbicara
formal. Berbicara dalam situasi non formal tidak terikat oleh aturan-aturan.
sedangkan berbicara dalam situasi formal terikat oleh aturan-aturan,

B. STRATEGI BERBICARA DALAM SITUASI FORMAL DAN NON


FORMAL

Berbicara didalam situasi terbagi atas dua, yaitu:

1. Berbicara dalam situasi formal


2. Berbicara dalam situasi non formal

Dalam situasi formal menggunakan kalimat yang baku dan


menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan,
sedangkan berberbicara dalam situasi nonformal kalimat ataupun bahasa yang
digunakan adalah bahasa sehari-hari yang biasa kita lakukan di kehidupan
atau sering dikatakan menggunakan bahasa gaul dan tidak beraturan.

a. Pengertian Berbicara Dalam Situasi Formal


Formal berarti resmi. Jadi, berbicara formal adalah suatu kegiatan
berkomunikasi yang berlangsung secara resmi menggunakan bahasa yang
baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa dimana di dalamnya
mengandung fungsi kata baku. Berbicara formal pastinya berlangsung
pada situasi formal juga, biasanya dilakukan pada suatu organisasi penting

4
dimana orang yang terlibat di dalamnya harus berbicara formal sesuai
aturan yang ada pada organisasi tersebut. Selain dalam organisasi penting
berbicara formal juga dilakukan pada saat wawancara, pidato, persentasi.
rapat, sidang, konferensi dan lain lain.
b. Contoh berbicara formal menurut situasi dan kondisi yang terjadi
1. komunikasi formal pada situasi rapat
Pada situasi rapat merupakan situasi yang penting dan formal.
Sehingga tercipta komunukasi formal dalam situasi rapat tersebut.
Dalam situasi rapat, seseorang akan dianggap orang yang tidak
memiliki sopan santun ketika ia menggunakan bahasa yang non
formal dan dianggap orang yang suka becanda.
2. komunikasi formal pada situasi sidang
Dalam situasi sidang merupakan situasi yang penting dan
serius. Dalam menggugat terdakwa dan tersangka merupakan suatu
hal yang cukup dalam penyampaiannya. Sehingga seseorang yang
berada dalam situasi tersebut haruslah menggunakan komunikasi
yang formal dengan bahasanya yang baku dan formal
3. komunikasi formal pada situasi konferensi
Dalam situasi konferensi merupakan situasi yang formal,
karena situasi dalam konferensi ini merupakan situasi atau suatu acara
yang sudah tertata rapi oleh jadwal yang yang sudah disusun. Dengan
demikian, muncullah komunikasi formal dalam konferensi.
4. komunikasi formal pada situasi meeting
Dalam situasi meeting merupakan situasi yang formal, karena
berbicara dalam meeting ada banyak hal yang harus diperhatikan
seperti bahasa yang digunakan. Dengan demikian saat meeting
komunikasi menggunakan bahasa formal.
5. komunikasi yang berlangsung antara staff atau bawahan dengan
atasan maupun bos
didalam organisasi atau perusahaan.

5
c. Ciri-ciri Berbicara Formal
1. Digunakan Dalam Situasi Resmi
Dalam hal ini berbicara formal biasanya digunakan dalam
situasi resmi, misalnya saat pidato HUT RI Ke-74.
2. Menggunakan Bahasa Baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan pedoman
atau kaidah bahasa yang telah ditentukan. Kata baku merupakan kata
yang sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa
Indonesia dan sumber utama dari bahasa baku yaitu Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI).

Contohnya:

Kata baku Kata non baku


Bus Bis
November Nopember
Paham Faham
Pikir Fikir
Foto Poto

3. Bersikap Sopan
4. Tidak Menyinggung
d. Pengertian berbicara dalam situasi Non Formal
Berbicara non formal adalah suatu kegiatan berbicara yang
menggunakan bahasa tidak baku, tidak beraturan, dan menggunakan
bahasa gaul. Hal ini bisa terjadi kapan saja dan dimana saja sesuai dengan
kondisi yang ada misalnya pada saat tukar pengalaman, percakapan
sesama teman, bertelepon, gosip, curhat dan lain lain.

6
e. Contoh Berbicara Pada Situasi non Formal
1. Bertukar pengalaman
Saat bertukar pengalaman seseorang tidak perlu menggunakan
bahasa baku, cukup menggunakan bahasa tidak baku. Saat bertukar
pengalaman kepada teman merupakan situasi tidak resmi. Berikut
contoh percakapan saat bertukar pengalaman.
Vivin :"We, jatuh aku semalam."
Lisa :"Ihh, jatuh dimana kau vin?"
Zuriah :"Sok kali, jatoh aja pun heboh.!"
Esra :"Sakit gak vin?"
Vivin :"Bukan itu lho, yang kumaksud aku jatuh cinta semalam."
Esra Zuriah :"Hmmm, sudah ku duga..!"
2. Bertelepon
Saat kita bertelepon sering sekali menggunakan bahasa sehari-
hari atau bahasa tidak baku, misalnya saat bertelepon dengan teman.
Berikut contoh percakapan saat bertelepon:
Lisa :"Halo Vin, gimana kamu udah siap tugas kelompok itu?"
Vivin:"Ehh belum siap lisa, Gimana mau siap aku di suruh jagain
adek ku terus dia rewel kali."
Lisa : "Hmm, aku juga belum siap nih Vin, aku harus bantuin mama
ku ngurus catering, jadi belum sempat ngerjainnya."
Vivin: "Jadi gimana, kita atur waktu aja yuk biar bisa ngerjainnya
bareng bareng."
Lisa :"Boleh tuh, gimana kalo hari minggu? Kan libur jadi kita bisa
ngerjainnya tugasnya cepat.
Vivin :"Oh iya boleh boleh, ntar kabarin aja oke."
Lisa: “Oke Vivin, sampai jumpa.”
Vivin : “Oke Lisa”

7
3. Gosip
Dalam gosip, komunikasi berawal ketika seseorang
mengatakan kepada sekelompok orang. Kemudian, mereka
meneruskan informasi tersebut kepada beberapa orang lainnya. Saat
berkomuniksi mereka menggunakan bahasa sehari-hari.
4. Curhat
Semua orang pasti pernah curhat. Baik itu kepada orang tua,
teman maupun pacar. Saat curhat seseorang mengutarakan isi hatinya
menggunakan bahasa sehari-hari.
f. Ciri-ciri Berbicara Non Formal
1. Digunakan dalam situasi tidak resmi
Dalam situasi tidak resmi misalnya saat seseorang curhat di
rumah temannya. Curhat di rumah teman bukanlah situasi resmi.
2. Menggunakan bahasa tidak baku
3. Tidak beraturan
g. Perbedaan Berbicara Formal dan Non Formal
Perbedaan antara keduanya terlihat dari cara penyampaiannya,
berbicara formal biasa disampaikan pada situasi situasi yang bersifat
resmi. Sedangkan berbicara non formal penyampaiannya biasa dilakukan
dalam kehidupan sehari hari tanpa adanya situasi yang resmi atau yang
biasa dikatakan dengan bahasa keakraban.

Formal Non formal


Digunakan dalam situasi yang resmi Digunakan dalam situasi yang tidak
resmi
Menggunakan bahasa yang baku Menggunakan bahasa yang tidak
baku/bahasa sehari-hari
Sopan dan terstruktur Tidak beraturan

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Berbicara merupakan


keterampilan berbahasa yang produktif. Artinya, melalui kemampuan berbicara
seseorang menyampaikan pengalaman, pikiran, gagasan, ide kreatif, dan
pendapatnya kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Kemampuan berbicara seseorang ditentukan oleh tingkat penguasaannya
terhadap topik pembicaraan dan kebahasaan.

Berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang menggunakan bahasa baku,


sopan dan sesuai kaidah dalam bahasa Indonesia. Berbicara formal bersifat resmi
dan biasanya terjadi pada saat interview, menyampaikan argumen, melaporkan
suatu berita dll. Sehingga dapat dikatan bahwa komunikasi formal merupakan
jenis komunikasi yang penting dan serius. Dengan adanaya situasi yang penting
dan serius ini membuat orang menggunakan bahasa formalnya dalam
berkomunikasi.

Berbicara non formal adalah kegiatan berbicara yang bersifat tidak resmi,
berbicara non formal cenderung lebih menggunakan bahasa sehari hari misalnya
menggunakan bahasa gaul. Berbicara nonformal biasanya terjadi saat bertukar
pengalaman, percakapan, bercerita dengan teman akrabnya, dan lain lain.

Perbedaan berbicara formal dan non formal dapat dilihat dari cara
penyampaiannya. Berbicara formal biasanya disampaikan pada situasi resmi
yang mengharuskan seseorang itu menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Sedangkan berbicara nonformal tidak dalam situasi resmi, yang bisa terjadi
dimana saja dan kapan saja sesuai kondisi yang ada (tidak resmi).

9
B. SARAN

Berbicara sangat penting dalam berkomunikasi sehari-hari, jadi kita perlu


memahami bahwa dalam berbicara kita dapat memiliki kemampuan mengucapkan
bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, dan gagasan dengan baik karena dengan kemampuan
berbicara efektif maka, komunikasi dapat terjalin dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ilham. M, dan Ani Wijayanti. I (2020) pengantar keterampilan berbahasa,


Pasuruan : Academic & Research Institute

Kafkaylea, Abu (2020) keterampilan berbahasa Indonesia, Jawa Barat : Publisher

https://id.scribd.com/document/495109246/BERBICARA-DALAM-SITUASI-
FORMAL-DAN-NONFORMAL-kelompok-5. Diakses pada tanggal 11 Desember
2022, Pukul 11.00 WIB.

https://www.gurusiana.id/read/dedesaronimpd/article/keterampilan-berbicara-
2890714 Diakses pada tanggal 12 Desember 2022

11

Anda mungkin juga menyukai