Anda di halaman 1dari 22

Tugas Individu Dosen Pengampu

Psikologi Perkembangan

Di ajukan untuk memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Oleh :

Ahmad Afandi Hasan 12210112676

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Segala puja bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena dengan
rahmat dan karuniaNya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Adapun makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Perkembangan.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata
kuliah Psikologi Perkembangan yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada
kami dalam pengerjaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 13 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap mahluk hidup yang diciptakan Allah SWT ke alam raya ini pasti mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga dengan manusia sebagai bagian dari mahluk hidup,
pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan walaupun dengan tingkat periodisasi yang
berbeda-beda.

Pada peristiwa pertumbuhan akan tampak adanya penambahan jumlah atau ukuran dari
hal-hal yang telah ada, sedangkan pada peristiwa perkembangan akan tampak adanya sifat-sifat
yang baru, yang berbeda dari yang sebelumnya, sehingga biasanya peristiwa perkembangan itu
menjadi sebuah masalah yang harus dialami dan dihadapi oleh setiap individu.

Selama perkembangan kehidupan individu-individu itu tidak statis, melainkan dinamis


dan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan masa
perkembangannya itu. Apalagi perkembangan itu merupakan suatu hal yang berkesinambungan.
Untuk lebih mudah memahami dan mempersoalkannya, biasanya orang menggambarkan
perkembangan itu dalam fase-fase tertentu. Dari beberapa fase tersebut, fase genital merupakan
fase yang kritis dan menjadi masalah bagi dirinya sendiri karena pada fase ini terjadi perubahan
yang sangat besar dan cepat dalam diri dan dunianya, sehingga hal ini menimbulkan revolusi
dalam kepribadiannya. Fase genital ini dimulai sejak seseorang memasuki masa remaja awal
(pubertas).

Masa remaja awal atau masa puber merupakan masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa remaja sebenarnya sehingga masa ini sering terjadi kegoncangan jiwa. Oleh karena
itu, penulis merasa tertarik untuk membahas tentang perkembangan seseorang (peserta didik)
pada masa remaja awal (masa puber) dalam sebuah makalah yang berjudul Perkembangan
Remaja Awal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini yaitu

1. Apakah yang dimaksud dengan masa pubertas?


2. Apa saja ciri-ciri pada masa puber?
3. Apasaja kriteria masa pubertas?
4. Bagaimana perubahan tubuh yang terjadi pada masa puber?
5. Apa akibat dari perubahan fisik masa puber terhadap sikap dan perilaku?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin diketahui pada
makalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengertian masa pubertas!


2. Untuk mengetahui ciri-ciri pada masa pubertas!
3. Untuk mengetahui kriteria masa pubertas!
4. Untuk mengetahui perubahan tubuh yang terjadi pada masa pubertas!
5. Untuk mengetahui akibat dari perubahan fisik masa puber terhadap sikap dan perilaku!
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Pubertas

Masa remaja awal atau masa pra puber adalah masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa remaja sebenarnya (masa pubertas), dimana seorang anak yang telah besar (puber =
anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap termasuk
kelompok orang dewasa.

Masa pubertas“ (berasal dari bahasa latin “pubescere”, artinya mendapat rambut
kemaluan), yakni masa awal terjadinya pematangan seksual. Dalam rangkaian proses
perkembangan seseorang, masa puber tidak mempunyai tempat yang jelas. Sulit membedakan
antara masa puber dengan masa remaja karena masa puber adalah bagian dari masa remaja dan
pubertas sering dijadikan sebagai pertanda awal seseorang memasuki masa remaja. Ketika
seorang anak mengalami pubertas, berarti dia anggap sudah memasuki masa remaja, yakni masa
transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa1.

Meskipun sering tidak mempunyai tempat yang jelas dalam rangkaian proses
perkembangan manusia, masa pubertas mempunyai arti khusus dalam kehidupan seseorang.
Betapa tidak, pada masa pubertas inilah terjadi perubahan-perubahan besar dan dramatis dalam
perkembangan seorang anak, baik dalam pertumbuhan atau perkembangan fisik, kognitif,
maupun dalam perkembangan psikososial anak.

Waktu datangnya masa pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada anak-anak yang
memulai masa pubertasnya pada usia yang lebih awal dan ada pula yang lebih belakangan.
Biasanya, anak perempuan mulai memasuki masa pubertas lebih awal 2 tahun dibandingkan
dengan anak laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas
terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun.

Menurut Sigmund Freud, masa pra puber atau remaja awal berada pada fase genital,
dimana pada fase ini terjadi kesenangan atau kegairahan seksual yang sesungguhnya, bersamaan
dengan terjadinya perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar
endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelanjar yang bermuara langsung di saluran darah. Dengan
1
Abdurrouf, Mohammad dkk. 2005. Masa Transisi Remaja. Jakarta : Tiansco Publisher Cetakan ke-2.
melalui pertukaran zat yang ada di antara jaringan-jaringan kelenjar dengan pembuluh rambut di
dalam kelenjar tadi. Zat-zat yang keluar itu disebut hormon, selanjutnya hormon-hormon tadi
memberikan stimulasi pada tubuh anak, sedemikian rupa. Sehingga anak merasakan adanya
rangsangan-rangsangan tertentu. Suatu rangsangan hormonal ini menyebabkan rasa tidak tenang
pada diri anak, suatu rasa yang belum pernah dialami sebelumnya pada akhir dunia anak-
anaknya yang cukup menggembirakan.

Peristiwa kematangan tersebut pada perempuan terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal
daripada laki-laki. Terjadi kematangan jasmani bagi perempuan biasanya ditandai dengan adanya
menstruasi (mensis/t = bulan = datang bulan). Sedangkan pada laki-laki ditandai dengan
keluarnya sperman pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasan seksual.

Kematangan atas jenis kelamin tersebut, banyak tergantung dengan iklim, lingkungan
budaya setempat, bangsa dan lain-lain, sehingga peristiwa ini tiap-tiap bangsa di dunia seringkali
terjadi perbedaan waktunya yang menyolok. Contoh bagi Indonesia dan Perancis terjadi pada
usia 13-14 tahun (karena adanya kesamaan iklim). Tetapi di negeri panas, Arab Saudi umur 11-
12 dan di malabar pada umur 8-9, di negeri dingin Siberia pada umur 17-19 tahun.

Batasan usia remaja awal (pra puber) yang umum digunakan para ahli antara umur 12-15
tahun. Tetapi menurut Monks, Knoers dan Haditono (2001) batasan usia pra puber antara umur
10-13 tahun.

B. Ciri-Ciri Masa Puber


1. Ciri-Ciri Primer

Ciri-ciri primer disini maksudnya ialah ciri-ciri yang menunjukkan pada organ tubuh
secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri primer pria dan wanita
berbeda. Adapun ciri-ciri primer tersebut yaitu :

a. Bagi laki-laki ditandai dengan keluarnya sperma pertama kali yang dikenal dengan
“mimpi basah”
Hal ini dipengaruhi oleh hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak
(pituitary gland). Hormon ini merangsang testis sehingga testis menghasilkan hormon testosteron
dan androgen serta spermatozoa2.

b. Bagi perempuan ditandai dengan menstruasi (menarche)

Yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis. Hal ini dipengaruhi oleh
perkembangan indung telur (ovarium) yang terletak dalam rongga perut wanita bagian bawah,
didekat uterus yang berfungsi memproduksi sel-sel telur dan hormon-hormon estrogen dan
progesteron. Progesteron berfungsi untuk mematangkan sel telur, sedangkan estrogen
mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang atau mengatur siklus
haid atau menstruasi.

2. Ciri-Ciri Sekunder

Ciri-ciri sekunder adalah ciri-ciri jasmaniah yang tidak langsung berhubungan sengan
proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan laki-laki dan perempuan.
Adapun ciri-ciri sekundernya, yaitu :

a. Bagi laki-laki
1) Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis dan lainnya.

Sudah lazimnya dalam kehidupan ditemukan seorang anak yang baru menginjak remaja
ini ditandai dengan tumbuhnya bulu-bulu halus di sebagian tubuh, seperti janggut, kumis dan
lain sebagainya. Hal ini terjadi karena rangsangan kelenjar endoktrin yang bermuara di dalam
darah.

2) Selaput suara semakin besar dan berat.


3) Wajah anak-anak sudah mulai hilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang
menjadi lebih luas, mulut lebar, bibir lebih menjadi penuh.
4) Terjadi percepatan pertumbuhan otot sehingga terjadi pengurangan lemak dalam
tubuh.

2
Arif, Iman Setiadi. 2006. Dinamika Kepribadian, Gangguan dan Terapinya.Bandung : PT. Refika Aditama.
5) Perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat dari anak perempuan, karena lebih
banyak memiliki jaringan otot sehingga anak laki-laki lebih kuat daripada anak
perempuan.
b. Bagi perempuan
1) Pinggul semakin besar
2) Payudara mulai membesar
3) Suara menjadi lebih halus (merdu), bulat dan tinggi.
4) Tumbuh rambut di bagian-bagian tertentu dialat kelamin.
5) Kulit semakin halus.
3. Ciri-ciri Tersier

Cir-ciri tersier merupakan ciri-ciri yang berakibat dari dua ciri-ciri diatas. Diantaranya
sebagai berikut.

1) Perubahan sikap dan perilaku


2) Munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak
3) Ingin melepas diri dari orang tua
4) Anak ingin menyamakan dirinya dengan orang dewasa

Menurut pendapat yang lain mengatakan bahwa Ciri-ciri masa pubertas :

1. Masa Puber Adalah Periode Tumpang Tindih

Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karena mencakup tahun-
tahun akhirmasa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara
seksual, ia akan dikenal sebagai “ Anak Puber.” Setelah matang secara seksual, anak dikenal
sebagai “Remaja” atau ”Remaja Muda.”3

2. Masa Puber Adalah Periode yang Singkat

Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh,
masa puber relatif merupakan periode yang singkat, sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang
mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang “ cepat
matang,” sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun untuk menyelesaikan peralihan
3
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang “ lambat matang.” Sebagai kelompok, anak
perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok anak laki-laki, tetapi terdapat
perbedaan yang mencolok dalah setiap kelompok.

3. Masa Puber Dibagi dalam Tahap-tahap

Meskipun masa puber relatif merupakan periodeyang singkat dalam rentang kehidupan,
namun biasanya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Prapuber

Tahap ini merupakan tumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa 3 kanak-
kanak pada saat anak dianggap sebagai “ prapuber”, yaitu bukanlah seorang anak tetapi belum
juga seorang remaja, tetapi bisa disebut tahap pematangan4.

b. Tahap Puber

Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja, saat dimana
kriteria kematangan seksual muncul haid pada anak perempuan dan pengalaman akan mimpi
basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki.

c. Tahap Pascapuber

Tahap ini bertumpang tindih denga tahun pertama atau tahun kedua remaja.Selama tahap ini,
ciri-ciri seks skunder telah berkembang baik dan organ-organ seks telah berkembang dengan
matang.

4. Masa Puber Merupakan Masa Pertumbuhan dan Perubahan yang Pesat

Perubahan-perubahan pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan,


perasaan tidak mampu dan tidak nyaman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang
kurang baik. Dalam membahas perubahan-perubahan ini,

5. Masa Puber Merupakan Fase Negatif

4
Desmita. 2009. Psikologi Perkembanga Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bertahun-tahun yang lalu, Charlotte Buhler menamakan masa puber sebagai fase negatif.
Istilah fase menunjukkan periode yang berlangsung singkat, negatif berarti bahwa individu
mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannyakehilangan sifat-sifat baik yang
sebelumnya sudah berkembang.5

Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa
puber dan yang terburuk dai fase negatif ini akan berakhir bila individi secara seksual menjadi
matang.

6. Pubertas Terjadi pada Berbagai Usia

Purbetas dapat terjadi setiap saat antara usia lima atau enam tahun dan sembilan belas
tahun. Tetapi, rata-rata anak perempuandalam kebudayaan Amerika saat ini menjadi matang
secara seksualpada tiga belas tahun, dan rata-rata anak laki=laki setahun kemudian. Juga terdapat
perbedaan waktuyangperluuntuk menyelesaikan proses perubahan masa puber. Variasi pada usia
saat terjadinya pubertas dan dalam waktu yang diperlukan untuk proses ini menimbulkan banyak
masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki dan perempuan.

C. Kriteria Masa Pubertas

Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi
dengan pesat. Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan
untuk memastikan tahap Pubertas tertentu yang telah dicapai adalah menstruasi, basah malam ,
bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar X dari perkembangan
tulang.

Menstrusi pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan seksual anak


perempuan, tetapi ini bukanlah perubahan fisik pertama dan terakhir yang terjadi selama masa
puber. Bila menstrusi terjadi, organ-organ seks seks dan ciri-ciri seks skunder semua sudah mulai
berkembang, tetapi belum ada yang matang. Menstrusi lebih tepat di agap sebagai titik tengah
dalam masa puber.

Bagi anak laki-laki, kriteria yag dipakai adalah basah malam. Selama tidur, penis kadang-
kadang menjadi tegang, dan bibit atau cairan yang mengandung sperma dipancarkan. Ini
5
Dian Ratnaningtyas, dkk. 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Diktat Kuliah (Tidak Dipublikasikan).
Madiun: IKIP PGRI Madiun.
merupakan cara yang normal bagi organ reproduksi pria untuk membebaskan diri dari jumlah
bibit yang berlebihan. Namun, tidak semua anak laki-laki mengalami gejala ini dan tidak semua
menyadarinya. Selanjutnya, basah malam seperti menstrusi, terjadi setelah beberapa
perkembangan pubertas terjadi dan karenanya tidak dapat digunakan sebagai kriteria yang tepat
untuk menentukan terjadinya pubertas.

Analisis kimia terhadap air seni anak laki-laki yang oertama dipagi hari dapat merupakan
cara yang efektif untuk menentukan kematangan seksual, seperti halnya ananlisis terhadap air
seni wanita, yang dipakai untuk menentukan ada tidaknya estrogen, yaitu hormon gonadotrofik
wanita. Namun, kesulitan praktis untuk memperoleh contoh dari air seni anak laki-laki pada pagi
hari dan cara ini agak terbatasi pada anak perempuan.

Foto sinar-X dari berbagai bagian tubuh, terutama tangan dan lutut, selama tumbuh pesat
praremaja dapat menunjukan apakah masa puber mulai dan menunjukan tingkat kemajuan
pubertas. Sampai sekarang, cara yang memakai foto sinar-X merupakan metode yang dapat
dipercaya untuk menentukan kematangan seksual, meskipun seperti halnya analisis kimia
terhadap air seni pagi hari mempunyai kesulitan prtaktis tertentu yang tidak memungkinkan
metode ini dipakai secara luas.

D. Perkembangan Masa Pubertas


1. Perkembangan Fisik

Secara umum terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa
remaja awal (12 / 13 tahun). Menurut Dr. Zakiah Darajadjat, bahwa diantara hal yang kurang
menyenangkan remaja adalah adanya beberapa bagian tubuh yang cepat pertumbuhannya,
sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan, hidung yang mengakibatkan
cemasnya remaja melihat wajah dan tubuhnya yang kurang bagus.6

a. Perubahan Tubuh Pada Masa Puber

Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting di mana
tubuh anak dewasa yaitu perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-
ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.

6
Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi Umum. Bandung : CV. Pustaka Setia.
1) Perubahan ukuran tubuh

Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan
berat badan. Rata-rata tinggi anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inchi (150 atau 152 cm)
sedangkan tinggi anak perempuan sekitar 54 atau 55 inchi (137 atau 140 cm). Karena
penambahan tinggi anak laki-laki dan anak perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10
inchi (22,5 atau 25 cm) dan pertumbuhan relatif sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih
pendek dibanding laki-laki.

Bagi anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai rata-rata
pada usia 12,8 tahun dan rata-rata berakhir pada 15,3 tahun, dengan puncaknya pada empat belas
tahun. Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa puber.
Sesudahnya, pertumbuhan menurun dan dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh atau dua
uluh satu tahun. Karena periode pertumbuhan yang lebih lama, anak laki-laki lebih tinggi
daripada anak perempuan pada saat sudah matang.7

Pertambahan berat tidak hanya karna lemak,tetapi juga karena tulang dan jaringa otot
bertambah besar. Jadi, meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat, tetapi seringkali
kelihatannya kurus dan kering. Pertambahan berat yang paling besar pada anak perempuan
terjadi sesaat sebelum dan sesudah menstrusi. Setelah itu pertambahan berat badan hanya sedikit.
Bagi anak laki-laki, pertambahan berat badan maksimum terjadi setahun atau dua tahun setelah
anak perempuan dan mencapai puncaknya pada usia enam belas tahun, setelah itu pertambahan
berat badan hanya sedikit.

Percepatan pertumbuhan berat badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni
sekitar 13 Kg bagi anak laki-laki dan 10 Kg bagi anak perempuan. Pertumbuhan ini lebih mudah
dipengaruhi melalui diet, latihan dan gaya hidup umumnya.

Kegemukan selama masa puber bagi anak laki-laki dan anak perempuan tidaklah aneh.
Antara usia sepuluh dan dan dua belas tahun, di sekitar permulaan terjadinya pertumbuhan pesat,
anak cenderung menumpuk lemak di perut, di sekitar puting susu, di pinggul dan paha, di pipi,
leher dan rahang. Lemak ini biasanya hilang setelah kematangan masa puber dan pertumbuhan

7
Hurlock., E.B. 1998. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
pesat tinggi badan dimulai, meskipun ada yang menetap sampai dua tahun lebih selama awal
masa puber.

2) Perubahan Proporsi Tubuh

Perubahan fisik pokok yang kedua adalah perubahan proporsi tubuh. Daerah-daerah
tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar karena
kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada
hidung, kaki dan tangan. Barulah pada bagian akhir masa remaja seluruh daerah tubuh mencpai
ukuran dewasa, meskipun perubahan besar terjadi sebelum masa puber usai.

Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan ukuran
pinggang berkembang. Pada mulanya ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi lebih
panjang dari badan. Dengan bertambah panjangnya badan, ukuran pinggang berkurang sehingga
memberikan perbandingan tubuh dewasa. Lebar pinggul dan bahu dipengaruhi oleh usia
kematangan. Anak laki-laki yang lebih cepat matang biasanya mempunyai pinggul yang lebih
lebar daripada anak yang lebih lambat matang, dan anak perempuan yang lebih lambat matang
mempunyai pinggul yang sedikit lebih besar daripada anak yang cepat matang.

Tidak lama sebelum masa puber, tungkai kaki lebih panjang daripada badan dan keadaan
ini bertahan sampai sekitar usia lima belas tahun. Pada anak yang lambat matang, pertumbuhan
tungkai kaki berlangsung lebih lama daripada anak yang cepat matang, sehingga tungkai kaki
lebih panjang. Tungkai kaki anak yang cepat matang cenderung pendek, gemuk sedangkan
tungkai kaki yang lambat matang pada umumnya lebih ramping.

Pola yang sama terjadi pada pertumbuhan lengan, yang pertumbuhannya mendahului
pertumbuhan pesat badan, sehingga tampaknya terlalu panjang. Seperti halnya dengan
pertumbuhan tungkai kaki, pertumbuhan lengan dipengaruhi oleh usia kematangan. Anak-anak
yang cepat matang yang mempunyai tungkai kaki lebih pendek daripada tungkai kaki anak yang
lambat matang. Sampai pertumbuhan lengan dan tungkai kaki mendekati sempurna, barulah
tercapai perbandingan yang baik dengan tangan dan kaki, yang keduanya mencapai ukurannya
kematangan pada awal masa puber.
b. Ciri-ciri seks primer

Perubahan fisik pokok ketiga adalah pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks
primer, menunjukkan pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses
reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini ini berbeda antara anak laki-laki dan anak perempuan. Bagi
anak laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkan dengan pertumbuhan yang
cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scrotum), yang mulai terjadi pada
usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum.
Pada skrotum, terdapat dua buah testis (bauh pelir) yang tergantung dibawah penis. Testis ini
sebenarnya telah ada sejak kelahiran, namun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Testis
mencapai kematangan penuh pada usia 20 atau 21 tahun, yang mula-mula terlihat pada
peningkatan pajang penis, yang secara berangsur-angsur bertambah besar.

Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh
hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary
gland). Hormon perangsang pria ini merangsag testis, sehingga testis menghasilkan hormon
testosteron dan androgen serta spermatozoa. Sperma yang dihasilka dalam testis selama masa
remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu,
kadang-kadang sekitar usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami
penyemburan air mani (ejaculation of semen) mereka yang pertama atau yang dikenal dengan
istilah “mimpi basah”.

Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan
munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan manarche, yaitu menstruasi yang pertama
kali dialami oleh gadis. Terjadinya menstruasi yang pertama ini memberi petunjuk bahwa
mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk
mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi pada perempuan ini sangat
dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut
wanita bagian bawah, di dekat uterus yang berfungsi memproduksi sel-sel (ovum) dan hormon-
hormon estrogen dan progesteron. Hormon progresteron bertugas untuk mematangkan dan
mempersiapkan sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen
adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang.
Hormon ini juga mengatur siklus menstruasi.
Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah
perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah
kelamin, pembesaran pinggul daan bahu. Selanjutnya, ketika percepatan pertumbuhan mencapai
puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat.

c. Perubahan ciri-ciri seks sekunder

Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan
dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan
perempuan. Tanda-tanda jasmaniah ini muncul sebagai konsekuens dari berfungsinya hormon-
hormon yang disebutkan di atas. Di antara tanda-tanda jasmaniah yang terlihat pada laki-laki
adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu
ketiak, di dada, di kaki dan di lengan, dan di sekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat.
Sedangkan pada perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi halus,
tumbuh bulu ketiak dan di sekitar kemaluan.

2. Perkembangan Kognitif

Pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan remaja awal, pertumbuhan otak anak
wanita meningkat lebih cepat dalam usia 11 tahun dibandingkan pertumbuhan otak pria, tetapi
pertumbuhan otak anak pria di usia 13 tahun meningkat 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan
kecepatan pertumbuhan otak anak perempuan seusianya. Selain itu terdapat pula bukti-bukti
hasil penelitian yang menyimpulkan hal yang menyangkut pola dan cara berpikir remaja
cenderung mengikuti orang dewasa yang telah menunjukkan kemampuan berpikirnya. Ini
mengisyaratkan adanya sisi positif dari perkembangan kemampuan psikis remaja awal. Sisi
positif pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan berpikir remaja, memanglah
berimplikasi terhadap praktek-praktek pendidikan di sekolah.8

Menurut teori Piaget ada dua perkembangan kognitif pada diri anak, yakni sebagai
berikut.

a. Anak sudah mulai berpikir secara abstrak dan hipotesis, anak mampu memikirkan sesuatu
yang akan atau mungkin terjadi.

8
Mujib, Abdul dkk. 2002. Nuansa Nuansa Psikologi Islam. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persana Cetakan ke-2
b. Anak mulai berpikir secara sistematik, mampu memikirkan segala kemungkinan secara
sistematik untuk memecahkan suatu masalah.
3. Perkembangan Emosi (afektif)

Perkembangan (dua pertumbuhan) sikap, perasaan emosi, remaja awal, sikap


perasaan/emosi seseorangtelah ada 2 berkembang semenjak bergaul dengan lingkungan. Timbul
sikap, perasaan/emosi itu (positif dan negatif) merupakan produk pengamatan dan pengalaman
individu secara unik dengan benda fisik lingkungannya. Dengan orang tua dan saudara, serta
pergaulan sosial yang lebih luas. Perasaan yang sangat ditakuti remaja adalah takut dikucilkan
atau tersindir dari kelompoknyaa. Rasa sedih merupakan sebagian emosi yang sangat menonjol
dalam masa remaja awal. Sebaliknya perasaan gembira biasanya akan nampak manakala si
remaja mendapat pujian, terutama pujian terhadap diri atau hasil usahanya.

4. Perkembangan Sosial

Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dan perkembangan seksual remaja awal,


pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral
dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Lebih jauh lagi bahwa
kematangan seksual dalam usia remaja awal dan parohan pertama remaja akhir mempunyai
korelasi positif dengan perkembangan sosial mereka. Hal semacam ini ditunjukkan oleh hasil
penelitian James dan Moore terhadap remaja yang berusia antara 12-21 tahun dengan jumlah
sampel 535 orang. Perkembangan perilaku seksual yang lebih bersangkutan dengan diri remaja,
diantaranya yang sangat menonjol dan penting adalah onani atau masturbasi. Hal-hal seperti
tentang seks ini tentu saja berpengaruh terhadap minat mereka pada sekolah atau pelajaran.

Pribadi diartikan sebagai organisme yang dinamis dalam sistem fisik dan psikis yang
menentukan keunikan seseorang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Remaja dengan
citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama lingkungan sosial misalnya
remaja menyadari adanya sifat-sifat sikap sendiri yang baik dan buruk. Moral adalah standar
yang muncul dari agama dan lingkungan sosial remaja, memberikan konsep yang baik dan
buruk, patut atau tidak, layak dan tidak layak secara mutlak.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan perkembangan sosial anak pada usia ini terlihat
pada hal-hal berikut ini.
a. Perubahan sikap dan perilaku, sebagaimana yang diistilahkan oleh Psikolog David Elkind
dengan egosentrisme yakni kecenderungan remaja untuk menerima dunia dari
perspektifnya sendiri.
b. Munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak
c. Ingin melepas diri dari orang tua.
d. Anak ingin menyamakan dirinya dengan orang dewasa.\

E. Masalah yang Terjadi Pada Masa Puber


1. Masalah Fisik

Hal yang dikhawatirkan adalah bentuk badan yang terlalu gemuk, kurus, pendek, tinggi.
Wajah yang kurang tampan atau cantik.

a) Gemuk dan Kurus

Pada masa ini lazimnya bagi anak-anak sekarang gemuk menjadi permasalahan dalam
hidupnya, sehingga timbullah inisiatif yang sebenarnya merugikan bagi diri seorang anak.
Seperti apa yang dikenal dengan istilah diet kata orang sekarang, yang salahnya dalam hal ini
ialah terkadang anak-anak salam dalam memahami diet tersebut, sehingga untuk diet anak
terkadang menahan-nahan makan. Inilah yang berbahaya bagi seorang anak, yang diet karena
makan yang tidak teratur sehingga menimbulkan bahaya yang kedua yaitu kurus, juga jadi
masalah dalam kehidupan seorang anak. Jika diet atau kurusnya karena mengurangi pola makan.

b) Pendek dan Tinggi

Pendek sering mengakibatkan timbulnya cemoohan dari teman-teman seorang anak,


sehingga bahayanya berdampak pada psikologisnya.

2. Masalah Psikologi

Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik anak juga
mempengaruhi sikap dan perilku. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan dalam
sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial
daripada perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbagan tubuh. Semakin sedikit
simpati dan pengertian yang diterima anak puber dari orang tua, kakak-asik, guru-guru dan
teman-teman, dan semakin besarnya harapan sosial pada periode ini, semakin besar akibat
psikologis dari perubahan-perubahan fisik.

Perubahan masa puber terhadap sikap dan perilaku yang paling umum, paling serius, dan
paling kuat seperti dipaparkan dibawah ini.

1) Ingin Meyendiri

Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi anak-anak biasanya menarik diri dari
teman-temannya dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman
dan anggota keluarga. Gejala menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan
orang-orang lain.

2) Bosan

Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas
sekolah kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja
sehingga prestasi diberbagai bidang cenderung menurun.

3) Inkoordinasi

Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak
akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat,
koordinasi akan membaik secara bertahap.

4) Antagonisme sosial

Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang.
Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin berlainan di ungkapkan dalam kritik dan komentar-
komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lebih
ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.

5) Emosi yang meninggi

Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena


hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masapuber. Pada masa ini anak
merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marahn suasana hati yang negatif
sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya
keadaan fisik, ketegangan mulai berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan
emosinya.

6) Hilangnya kepercayaan diri

Anak-anak yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang percaya
diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-
tubi dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan setelah masa
puber mempunyai perasaan rendah diri.9

7) Terlalu sederhana

Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat
sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan
yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk. Pada umumnya pengaruh masa puber lebih
banyak pada anak perempuan dari pada anak laki-laki, sebagian disebabkan karena anak
perempuan biasanya lebih cepat matang dari pada anak laki-laki dan sebagian karena banyak
hambatan-hambatan sosial mulai di tekankan pada perilaku anak perempuan justru pada saat
anak perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai pembatasan. Karena mencapai
masa puber lebih dulu, anak perempuan lebih cepat menunjukkan tanda-tanda perilaku yang
mengganggu dari pada anak laki-laki. Tetapi perilaku anak perempuan lebih cepat stabil dari
pada anak laki-laki dan anak perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa puber.

Sementara itu, akibat psikologis juga timbul karena kebingungan yang berasal dari
harapan sosial orang tua, guru dan orang lainnya. Anak laki-laki dan perempuan diharapkan
berbuat sesuai dengan standar-standar yang pantas untuk usia mereka. Hal ini relatif mudah
kalau pola perilaku mereka terletak pada tingkat perkembangan yang sesuai. Namun anak yang
kematangannya belum siap untuk memenuhi harapan-harapan sosial menurut usianya cenderung
mengalami masalah.

9
Zulkifli, L. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa remaja awal atau masa pra puber adalah masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa remaja sebenarnya, dimana seorang anak yang telah besar ini sudah ingin berlaku
seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap termasuk kelompok orang dewasa. Pubertas
adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk aseksual
menjadi makhluk seksual. Menurut sejumlah ahli perkembangan, pada anak perempuan pubertas
terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun.
Batasan usia remaja awal (pra puber) yang umum digunakan adalah antara umur 12-15 tahun.

Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk
memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, basah malam, bukti yang
diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar-X dari perkembangan tulang.

Ketika seseorang memasuki masa pra puber maka akan terlihat ciri-ciri pada jasmani
maupun rohaninya (kejiwaannya). Ciri-ciri pada masa pra puber terbagi menjadi tiga yaitu ciri-
ciri primer yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Ciri-ciri sekunder yang
berhubungan dengan tanda-tanda jasmaniah yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Ciri-ciri tersier, yang berhubungan dengan psikologis (kejiwaan).

Dalam perkembangan remaja awal (pra puber), seseorang akan mengalami


perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi (afektif) dan perkembangan
sosial. Masa pra puber merupakan masa yang kritis, sehingga seseorang yang memasuki masa ini
memiliki bahaya-bahaya baik bahaya fisik maupun bahaya psikologis.

B. Saran

Adapun saran-saran yang ingin disampaikan penulis yaitu :

1. Bagi anak-anak yang baru memasuki masa pra puber hendaknya bersikap tenang dalam
menghadapi masa ini, jangan sampai masa ini digunakan untuk melakukan sifat-sifat
negatif, meskipun tidak dipungkiri bahwa pada masa inilebih banyak ditandai dengan
sifat-sifat negatif.
2. Bagi orang tua, hendaklah bersikap fleksibel, tidak otoriter dan memberikan perhatian
yang ekstra tanpa melakukan pengekangan terhadap anak serta mampu memposisikan
diri sebagai sahabat, jangan sampai anak-anak kita terjerumus pada hal-hal negatif
apalagi di jaman sekarang yaitu jaman globalisasi yang ditandai dengan kemajuan
IPTEK.
3. Bagi pendidik (guru), sebagai pengganti orang tua di rumah dan sebagai orang yang
mempunyai kewajiban mendidik hendaklah bersikap fleksibel, sabar, mampu
mengarahkan kepada hal-hal yang positif dan memberikan perhatian yang lebih serta
dapat memposisikan diri sebagai sahabat yang selalu menerima curahan hati mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrouf, Mohammad dkk. 2005. Masa Transisi Remaja. Jakarta : Tiansco Publisher Cetakan
ke-2.

Arif, Iman Setiadi. 2006. Dinamika Kepribadian, Gangguan dan Terapinya.Bandung : PT. Refika
Aditama.

Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembanga Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dian Ratnaningtyas, dkk. 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Diktat Kuliah
(Tidak Dipublikasikan). Madiun: IKIP PGRI Madiun.

Fauzi, Ahmad. 2004. Psikologi Umum. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Hurlock., E.B. 1998. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

http://www.google.co.id/#h1=id&source=hp&blw=&bih=&q=perkembangan+pra+puber & btn


G.

Mujib, Abdul dkk. 2002. Nuansa Nuansa Psikologi Islam. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persana
Cetakan ke-2

Zulkifli, L. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai