1. .... That branch psychology which studies processes of pra and post natal
growth and the maturation of behaviour. Maksudnya adalah psikologi
perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses
perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut
kematangan perilaku (J.P. Chaplin, 1979).
2. Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan
individu dari mulai masa konsepsi sampai mati (Ross Vasta, dkk., 1992)
1. Terjadinya perubahan dalam (a) aspek fisik: perubahan tinggi dan berat
badan serta organ-organ tubuh lainnya, (b) aspek psikis: semakin
bertambahnya pembendaharaan kata dan matangnya kemampuan berpikir,
mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatifnya.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; (a) aspek fisik: proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja
proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja, (b) aspek psikis:
perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas; dan perubahan
perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih
kepada orang lain (kelompok teman sebaya).
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama; (a) tanda-tanda fisik: lenyapnya kelenjar
Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar
Pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan gigi susu, (b)
tanda-tanda psikis: lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-
gerik kanak-kanak (seperti merangkak) dan perilaku impulsif (dorongan
untuk bertindak sebelum berpikir).
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru; (a) tanda-tanda fisik: pergantian gigi
dan karakteristik seks pada usia remaja, baik primer ( menstruasi pada
wanita, dan mimpi basah pada anak pria), maupun sekunder ( perubahan
pada anggota tubuh: pinggul dan buah dada pada wanita; kumis, jakun,
suara pada anak pria), (b) tanda-tanda psikis: seperti berkembangnya rasa
ingin tahu terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan,
nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
PENGERTIAN DAN KRITERIA MENENTUKAN FASE
PERKEMBANGAN
Penahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik (jasmani). Hal
ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian
gigi; antara tahap II dengan tahap 3 ditandai dengan mulai berfungsinya organ-
organ seksual.
Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh semua orang, karena itu, dapat
digunakan sebagai ancar-ancar perpindahan dari masa yang satu ke masa yang
lain dalam proses perkembangan. Selama masa perkembangan, pada umumnya
individu mengalami masa kegoncangan dua kali, yaitu (a) pada kira-kira tahun
ketiga atau ke empat, dan (b) pada permulaan masa pubertas.
TABEL 2.2
Fase-Fase Perkembangan Individu
TAHAP PERKEMBANGAN USIA
Masa usia pora sekolah 0,0 6,0
Masa usia sekolah dasar 6,0 12,0
Masa usia sekolah menengah 12,0 18,0
Masa usia mahasiswa 18,0 25,0
a. Masa Usia Prasekolah
Pada masa usia prasekolah ini dapat diperinci lagi menjai dua masa, yaitu masa
vital dan masa estetik.
1) Masa vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsiu-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud
menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral
(mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Anak
memasukkan apa saja yang dijumpai ke mulutnya itu, tidaklah karena mulut
merupakan sumber kenikmatan utama, tetapi karena waktu itu mulut
merupakan alat untuk melakukan eksplorasi (penelitian) dan belajar.
Pada tahun kedua anak telah belajar berjalan, dengan mulai belajar
anak akan mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya saja,
kemudian ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada tahun kedua
ini, umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan (kesehatan). Melalui
latihan kebersihan ini, anak beljar mengendalikan impuls-impuls atau
dorongan yang datang dari dalam dirinya (umpamanya, buang air kecil dan
air besar).
2) Masa estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Kata
estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini, perkembangan anak yang
terutama dalah fungsi pancainderanya. Kegiatan eksploitasi dan belajar
anak juga terutama menggunakan pancainderanya. Pada masa ini, indera
masih peka, karena itu Montessori menciptakan bermacam-macam alat
permainan untuk melatih pancainderanya.
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau keserasian
bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar,
sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-
mata. Namun pada umur 6atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk
memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-
anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini
diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu:
1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9
atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain seperti berikut.
a) Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan
prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh).
b) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional
c) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri)
d) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain.
e) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak
penting
f) Pada masa ini (terutama usia 6,0-8,0 tahun) anak menghendaki nilai (angka
rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi
nilai baik atau tidak.
2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai umur
12,0 atau 13,0. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini ialah:
a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis.
b) Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
c) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran
khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsir sebagai
mulai menonjolnya faktor-faktor (bakat-bakat khusus).
d) Sampai kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau orang-
orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi
keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi tugas-
tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
e) Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang
tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.
f) Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak
tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah
ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Suatu hal penting pada masa ini ialah sikap anak terhadap otoritas (kekuasaan),
khususnya otoritas orang tua dan guru. Anak anak poeral menerima otoritas orang
tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar. Justru karena hal tersebut, anak-anak
mengharapkan adanya pihak orang tua dan guru serta pemegang otoritas orang
dewasa yang lain.
c. Masa Usia Sekolah Menengah
Pada usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan
peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang
dewasa. Masa ini dapat di perinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai
berikut.
Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0 sampai 25,0 tahun. mereka
dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa
madya. Dilihat dari segi perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan
pendirian hidup.