Disusun Oleh:
1
8. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum di hari yang telah ditentukan
karena sakit, wajib mengirimkan surat izin (keterangan sakit dari dokter)
dengan diketahui koordinator praktikum maksimal tiga hari setelah acara
praktikum.
9. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum pada jadwal yang telah
ditentukan dengan alasan yang jelas, wajib menukar jadwal dengan praktikan
lain dengan mengisi di Link :(http://bit.ly/TukarJadwalITS2022) maksimal 28
Februari 2022 pukul 16.00 WIB.
10. Laporan disusun secara individu, diketik, sesuai dengan format yang telah
ditentukan. Laporan dikumpulkan maksimal dua minggu setelah praktikum
selesai. Jika tidak mengumpulkan laporan maka nilai TL. Laporan dikumpulkan
dalam bentuk PDF pada link yang diinfokan lebih lanjut.
11. Penilaian
Asistensi : 5%
General Pretest : 5%
Praktikum : 30%
Responsi : 30%
Laporan : 30%
12. Ketentuan lain akan diatur selanjutnya.
2
ACARA I
UJI KUALITAS SUSU
3
k. Cemaran mikrobia maksimum
1. Total Plate Count : 1 juta per ml
2. Enterobacteriaceae : 1000 per ml
3. Staphylococcus aureus : 100 per ml
l. Cemaran logam berbahaya maksimum
1. Timbal (Pb) : 0,02 ppm
2. Merkuri (Hg) : 0,03 ppm
3. Arsen (As) : 0,1 ppm
Gambar 1. Susu
Kualitas susu diketahui dengan menguji keadaan susu dan susunan susu.
Keadaan susu meliputi : 1) warna, bau, rasa dan kekentalan, 2) kebersihan, 3)
derajat keasaman, 4) uji alkohol, 5) angka reduktase, 6) uji didih, 7) uji titik beku, 8)
jumlah bakteri dalam susu. Susunan susu meliputi : 1) berat jenis, 2) kadar lemak, 3)
bahan kering tanpa lemak (BKTL) .
Uji susunan susu
Uji berat jenis. Berat jenis susu minimal 1,027. Keragaman berat jenis yang
mungkin timbul karena perbedaan total padatan di susu. Susu dengan kandungan
padatan rendah mempunyai berat jenis yang rendah, sedangkan susu dengan
kandungan padatan tinggi mempunyai berat jenis yang tinggi pula.
Uji kadar lemak. Uji kadar lemak dengan metode Babcock adalah melarutkan
bahan padat bukan lemak dan melepaskan lemak bebas. Penambahan asam sulfat
ke dalam susu akan menimbulkan panas yang dapat mencairkan lemak susu yang
akan memisah ke atas. Setelah proses sentrifuge lemak terletak di bagian atas,
sebab berat jenisnya lebih kecil dari konstituen-konstituen lain di dalam susu.
4
Penentuan bahan kering tanpa lemak (BKTL). Bahan kering tanpa lemak
(BKTL) merupakan ukuran penting dalam susu karena mengandung protein, mineral
dan vitamin. Menurut SNI (2011) BKTL susu sapi adalah minimal 7,8 %.
��−1 � 100
Rumus perhitungan bahan kering (BK) = 1,23L + 2,71 ( ��
)
Uji warna, bau, rasa dan kekentalan ( Uji organoleptik). Susu yang baik
berwarna putih bersih, sedikit kekuningan, dan tidak tembus cahaya. Warna ini
tergantung dari bangsa, pakan yang diberikan, lemak dalam susu, dan bahan padat.
Apabila diberikan pakan hijauan segar lebih banyak, maka lemak dalam susu tinggi,
karena kandungan karoten lebih banyak maka warna susu akan lebih kuning. Susu
yang berwarna kemerahan menandakan bahwa susu dalam keadaan tidak normal.
Hal ini dapat disebabkan susu berasal dari sapi yang sakit. Susu murni mempunyai
rasa sedikit manis atau gurih, tidak ada rasa asing misalnya pahit, terlalu manis, dan
lain-lain. Susu yang baik berbau khas susu segar, sedikit berbau sapi, bebas bau
asing seperti asam, obat-obatan, dan sebagainya. Susu dapat menjadi kental karena
kandungan lendir yang disebabkan kontaminasi dari kuman-kuman cocci yang
berasal dari air, sisa makanan, atau alat-alat susu.
Uji kebersihan. Kebersihan dapat diamati dengan mata, mikroskop atau kaca
pembesar. Pengamatan mata dengan melihat adanya kotoran atau benda asing
terutama yang mengambang misalnya insekta, rumput, kotoran kandang, dan lain-
lain. Susu yang baik harus tidak mengandung benda-benda asing, baik yang
mengambang, melayang ataupun mengendap. Penentuan kebersihan atau derajat
kebersihan dinilai: bersih sekali, bersih, sedang, kotor dan kotor sekali dan biasanya
ditentukan dengan angka. Angka kebersihan dibagi menjadi bersih dengan nilai 8,
kurang bersih dengan nilai 4 dan kotor dengan nilai 0.
Uji keasaman setara asam laktat. Susu segar pada umumnya mempunyai
nilai pH sekitar 6,3 sampai 6,8. Nilai pH yang lebih besar dari 6,8 menunjukkan
adanya kelainan, yaitu kemungkinan adanya mastitis pada sapi. Apabila pH dibawah
6,3 kemungkinan susu tersebut adalah susu kolostrum atau susu yang telah rusak
oleh adanya bakteri. Penentuan nilai pH dapat dilakukan dengan pH meter.
5
Penentuan keasaman dapat ditentukan dengan metode Manns Acid Test, yaitu
dengan menentukan keasaman setara asam laktat didasarkan oleh kerusakan
mikrobiologis sehingga menyebabkan susu menjadi asam. Keasaman susu segar
sekitar 0,18 sampai 0,24% setara asam laktat.
Uji alkohol. Salah satu tahap pengujian yang sangat menentukan terhadap
pengambilan keputusan apakah susu dari koperasi dapat diterima atau ditolak oleh
Industri Pengolah Susu (IPS) adalah dengan uji alkohol. Uji alkohol untuk
mengetahui keadaan susu masih dalam keadaan baik atau sudah rusak. Apabila
dengan uji alkohol 70% terjadi penggumpalan susu, berarti uji tersebut positif atau
susu telah rusak, sehingga kurang baik untuk dikonsumsi. Apabila uji alkohol tidak
terjadi penggumpalan, maka uji alkohol negatif atau susu masih dalam keadaan baik
dan masih layak untuk dikonsumsi.
Methylene blue reduction test (MBRT). Uji reduktase dengan metilen biru
bertujuan untuk mengukur aktivitas bakteri yang terdapat di dalam susu dan dapat
pula untuk memperkirakan jumlah bakteri dalam susu. Uji reduktase ini berdasarkan
aktivitas bakteri dalam susu yang menghasilkan senyawa pereduksi sehingga dapat
mengubah warna biru metilen menjadi putih warna asal susu. Semakin lama
perubahan warna biru menjadi putih berarti aktivitas bakteri semakin kecil atau
jumlah bakteri sedikit dan mutu susu baik. Mutu susu dengan uji MBRT dapat dibagi
menjadi 4 kategori:
1) mutu susu sangat baik apabila lama reduksi lebih dari 8 jam dengan
perkiraan jumlah bakteri kurang dari 500 ribu/ml.
2) mutu susu baik apabila lama reduksi 6 sampai 8 jam dengan perkiraan
jumlah bakteri 1 sampai 4 juta/ml.
3) mutu susu cukup baik apabila lama reduksi 2 sampai 6 jam, dengan
perkiraan jumlah bakteri 4 sampai 20 juta/ml.
4) mutu susu rendah apabila lama reduksi kurang dari 2 jam dengan perkiraan
jumlah bakteri lebih dari 20 juta/ml.
Uji pemalsuan penambahan pati. Tujuan dari uji pemalsuan penambahan
pati ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari cara pemeriksaan pemalsuan
susu yang ditambahkan pati atau tepung. Uji positif mengandung pati apabila warna
filtrat tersebut menjadi biru setelah ditambahkan Iod.
6
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan antara lain gelas beaker, gelas ukur, tabung
erlenmeyer, tabung reaksi, tabung buret, pipet, corong, laktodensimeter, butirometer
(botol Babcock), alat sentrifuge Babcock, termometer, pH meter, kertas saring, pipet
pump, vortex, dan waterbath.
Bahan. Bahan yang digunakan antara lain susu segar, susu basi (1 hari),
susu ditambah air, susu ditambah pati, NaOH 0,1 N, H2SO4 pekat, larutan Iod 0,1 N,
indikator phenolptalen (PP), larutan metilen biru pekat, alkohol 70%, dan kapas.
Metode
Uji berat jenis
Susu sebanyak 300 ml dimasukkan ke gelas ukur dan dimasukkan
laktodensimeter serta termometer hingga dapat tercelup. Skala laktodensimeter
yang sama tingginya dengan permukaan susu dibaca. Temperatur susu diukur
dengan termometer yang mempunyai ketelitian 0,5oC dan reservoir Hg dari
termometer harus berada di dalam susu pada waktu pembacaan skala
laktodensitometer dilakukan.
����� �����
BJ = 1 + 1000
+ (27,5 − �) � 0,0002
Uji alkohol
Sampel susu diambil sebanyak kurang lebih 5 ml, kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Tambahkan ke dalam tabung reaksi, alkohol 70% sebanyak 5
ml. Tabung reaksi digoyang-goyangkan secara perlahan-lahan kemudian diamati.
Jika pada dinding tabung reaksi terdapat butiran atau gumpalan, berarti uji alkohol
positif (SNI 01-2782-1992).
Uji reduktase dengan metilen biru
Tabung reaksi steril diisi dengan sampel susu sebanyak 10 ml. Metilen biru
ditambah ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,25 ml. Tabung reaksi kemudian
disumbat dan dihomogenkan dengan cara di vortex sampai warna biru merata.
Tabung reaksi diinkubasi pada suhu 37oC, kemudian setiap satu setengah jam
diamati sampai semua warna biru hilang atau lenyap.
8
Uji Pemalsuan penambahan pati
Ambil 5 ml sampel susu dan tempatkan pada lempeng tetes, kemudian
ditambahkan 2 tetes larutan Iod 0,1 N. Amatilah perubahan warna yang terjadi (SNI
01-2782-1992).
9
ACARA II
YOGHURT
Yoghurt adalah hasil fermentasi susu umumnya menggunakan kombinasi
kultur bakteri Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus. Tamime dan Robinson (2007) menyatakan bahwa yoghurt memiliki
rasa dan aroma khas karena terbentuknya senyawa-senyawa yang terbagi menjadi
tiga kategori utama yaitu:
Asam non-volatil (asam laktat, piruvat, suksinat)
Asam volatil (asetat, format, propionat)
Komponen karboksil (asetaldehid, diasetil, aseton)
(Tamime dan Robinson, 2007)
Klasifikasi yoghurt dibagi menjadi beberapa macam. Macam yoghurt
berdasarkan fisik yaitu set,stirred, drinking, frozen, dan concentrated yoghurt.
Macam yoghurt berdasarkan rasa yaitu plain, buah-buahan dan tambahan rasa-rasa.
Macam yoghurt berdasarkan kandungan lemak yaitu tinggi, medium dan rendah
lemak.
Gambar 2. Yoghurt
Yoghurt bermanfaat terutama bagi penderita lactose intolerant karena laktosa
susu telah diubah menjadi asam laktat oleh enzim laktase dari starter. Proses yang
dilakukan pada pembuatan yoghurt adalah sebagai berikut:
Homogenisasi. Perlakuan homogenisasi untuk mencegah terbentuknya
lapisan lemak (cream layer) pada permukaan, sehingga diperoleh produk yang
teksturnya halus. Homogenisasi dapat memecah globula-globula lemak menjadi
kecil dan seragam sehingga lebih stabil.
10
Pasteurisasi. Tujuan pasteurisasi adalah untuk menginaktifkan enzim dan
juga membunuh mikrobia patogen dalam susu. Suhu pasteurisasi susu untuk
membuat yoghurt adalah 85oC selama 30 menit. Setelah dipasteurisasi dilakukan
pendinginan dengan cepat mencapai suhu 40-45 oC, karena merupakan suhu
optimum bagi kultur bakteri.
Inokulasi. Jumlah inokulan yang ditambahkan sebesar 3 sampai 5%
campuran kultur Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus dengan perbandingan 1:1 (v/v)
Inkubasi (fermentasi). Proses fermentasi dilakukan pada suhu 40-42 oC
hingga pH mencapai 4,4 sampai 4,5 yang diikuti dengan terbentuknya gel.
Pendinginan. Pendinginan yoghurt bertujuan untuk mengontrol aktivitas
metabolisme dan enzim-enzim dari kultur bakteri, sehingga dapat memperlambat
atau menghentikan proses fermentasi. Suhu pendinginan mencapai 5-10 oC.
11
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan antara lain inkubator, LAF (Laminar Air Flow),
autoklaf, kompor, bunsen, panci, mikropipet, tip, termometer, dan pengaduk.
Bahan. Bahan yang digunakan antara lain susu segar, susu skim, starter
Lactobacillus delbrueckii subsp. Bulgaricus, dan Streptococcus thermophillus.
Metode
susu segar 200 ml + skim bubuk 4% (w/v)
Inkubasi pada suhu 42°C selama 5-6 jam (sampai terbentuk curd) dan dicapai pH 4,4 sampai 4,5
12
Uji keasaman setara asam laktat. Sampel yoghurt diambil sebanyak 9 gram,
kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan ke dalam erlenmeyer
indikator PP sebanyak 2 tetes. Kemudian titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH
sehingga timbul warna merah muda yang tetap apabila dikocok.
Tingkat keasaman yoghurt yang diperoleh adalah:
�� ���� � � ���� � 0,09
% Keasaman = � 100%
���� ������
13
ACARA III
ICE CREAM
Ice cream adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara
pembekuan dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dengan atau
tanpa bahan makanan lain dan bahan makanan yang diijinkan (SNI, 1995). Proses
pembuatan ice cream meliputi persiapan bahan, pencampuran, pemanasan, aging,
pemutaran, pembekuan, dan pengemasan (Goff dan Hartel, 2013).
14
Pada saat proses pengolahan ice cream akan terjadi pengembangan volume.
Bertambahnya volume ini karena terjadi proses pemasukan udara ke dalam ICM
saat pengadukan (agitasi) di dalam ice cream maker. Pengembangan volume pada
pembuatan ice cream disebut overrun. Tanpa adanya overrun, ice cream akan
berbentuk gumpalan massa yang keras.
15
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan antara lain Ice cream maker, freezer, refrigerator,
panci stainlees steel, kompor, timbangan, termometer, dan pengaduk kayu.
Bahan. Bahan yang digunakan untuk proses pembuatan ice cream antara
lain susu segar, kuning telur, creamer, gula pasir, agar-agar, gelatin, perasa
secukupnya, dan cup ice cream.
Metode
Pencampuran
Susu, gula, agar-agar atau gelatin, dan whipped cream dicampur. Semua
campuran diaduk hingga tercampur sempurna.
Pemanasan
Campuran (ice cream mix / ICM) dipanaskan diatas kompor sambil diaduk.
Saat suhu adonan ICM mencapai 40˚C diambil sedikit susu dari panci dan
dicampur dengan yolk, kemudian dimasukkan kembali kedalam adonan
ICM yang dipanaskan. Adonan yang sudah mencapai suhu 85oC ditunggu
selama 30 menit sambil adonan diaduk agar tidak menjendal. ICM
kemudian diturunkan suhunya sampai suhu kamar.
Aging
ICM disimpan di dalam wadah tertutup pada suhu refrigerator selama 18 -
20 jam
Pemutaran
ICM dimasukkan ke dalam ice cream maker dan diputar selama 40 menit
Pembekuan
ICM ditempatkan dalam cup ice cream, lalu disimpan dalam freezer sampai
membeku.
16
Uji overrun pada ice cream. Pengujian ini merupakan pengujian pada ice
cream untuk mengetahui tingkat pengembangan volume ice cream setelah dilakukan
proses pemutaran dan pembekuan. Pada saat pemutaran dan pembekuan terjadi
proses penangkapan udara oleh globula lemak sehingga terjadi penambahan
volume ice cream dari volume awal.
1. Ukur volume awal campuran ice cream sebelum dilakukan pemutaran
dan pembekuan dalam ice cream maker.
2. Ukur volume akhir ice cream setelah dilakukan pemutaran dan
pembekuan.
3. Pengukuran overrun ditentukan dengan rumus :
Overrun = Volume akhir - volume awal x 100%
Volume awal
(Goff dan Hartel, 2013).
Uji organoleptik. Pengujian organoleptik pada dasarnya adalah pengujian
melalui pengamatan indera yang meliputi bau, rasa, dan tekstur. Pengujian
organoleptik mempunyai sifat subyektif, sehingga diperlukan beberapa panelis untuk
memberikan keputusan terhadap pengujian dengan cara :
1. Siapkan sampel untuk pengujian
2. Pengamatan secara inderawi berdasarkan macam pengujian yang
dilakukan
Uji titik leleh ice cream. Sampel adonan ICM yang telah melalui proses
pemutaran sebanyak 50 gram dan ditempatkan dalam wadah yang disiapkan,
kemudian dimasukkan kedalam freezer sampai membeku. Sampel dikeluarkan dan
didiamkan pada suhu kamar. Pengukuran dilakukan dengan menghitung waktu yang
dibutuhkan sejak ice cream dikeluarkan dari freezer sampai benar-benar mencair
atau sudah tidak terdapat kristal es (Hubeis et al., 1996).
17
Perhitungan Bahan Pembuatan Ice cream
Formulasi I
Campuran ice cream (IC Mix) : 1000 gram
Fat : 8%
Gula : 10%
Stabilizer : 0,3%
Emulsifier : 0,2%
Bahan :
Susu segar (fat 3,5%)
Krim (fat 35%)
10
Gula = 100 � 1000 = 100 ����
0,3
Stabilizer = 100
� 1000 = 3 ����
0,2
Emulsifier = 100
� 1000 = 2 ����
Padatan dari susu = 1000 gram – 105 gram = 895 gram Fat dalam 895 gram campuran =
8%
� 1000 = 8,938%
895
8,94
Krim 35 5,44
31,5%
5,44
Berat krim = 31,5
� 895 = 154,57 ����
26,06
Berat susu = 31,5 � 895 = 740,43 ����
Cek total bahan = 100 gram + 3 gram + 2 gram + 154,57 gram + 740,43 gram =
1000 gram
18
Formulasi II
Tabel komposisi bahan ice
cream
Komposisi Formula bahan (%)
bahan I II III IV V
Fat 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0
MSNF 11.5 11.0 10.0 8.5 7.0
Gula 15.0 15.0 15.0 17.0 18.0
Stabilizer-
Emulsifier 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2
Total Solid 36.8 38.3 39.3 41.8 43.2
Contoh perhitungan:
Campuran ice cream 1000 g terdiri
dari:
1.Fat 8%
2. MSNF 11%
3.Gula 10%
4.Stabilizer 0.2%
5.Emulsifier 0.3%
Kadar lemak dan MSNF bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Fat MSNF Ket. Berat
Bahan
(%) (%) Bahan
Susu segar 3.2 8.12 X
Whipped cream 35 2.45 Y
Skim Milk Powder 1.00 95.40 Z
19
Persamaan:
(1) Total campuran yang dibuat (susu segar, whipped cream, skim milk
powder, gula, stabilizer, emulsifier) dalam 1000 g
(2) Lemak yang ada (lihat komposisi bahan-bahan)
(3) MSNF
Fat:
(%fat x berat susu segar) + (%fat x berat whipped cream) + (%fat x berat skim milk)
= % lemak camp. ice cream
0,032� + 0,35� + 0,01� = 8…………(2)
20
MSNF:
(%MSNF x berat susu segar) + (%MSNF x berat whipped cream) + (%MSNF x berat skim
milk) = % MSNF camp. ice cream
0,0812� + 0,0245� + 0,954� = 11…………(3)
Persamaan 1 dan 2:
0,032� + 0,35� + 0,01� = 8………… 2
� + � + � = 89,5…………(1) dikali 0.01
----------------------------------------------
0,022� + 0,34� = 7,105…………(4)
Persamaan 1 dan 3:
0,954� + 0,954� + 0,954� = 85.383…………(1) dikali 0.954
0,0812 + 0,0245� + 0,954� = 11…………(3)
---------------------------------------------
0,8728� + 0,9395� = 74,383…………(5)
Persamaan 4 dan 5:
0,8728� + 0,9395� = 74,383…………(5) dikali 0,34
0,022� + 0,34� = 7,105…………(4) dikali 0,9395
---------------------------------------------
0,276� = 18,615
� = 67,446
Persamaan 5:
0,8728(67,446)+ 0,9395� = 74,383………(5)
0,9395� = 74,383 − 58,867………(4)
---------------------------------------------
0,9395� = 15,516
� = 16,515
Persamaan 1:
� + � + � = 89,5
67,446 + 16,515 + � = 89,5
� = 89,5− 83,961
� = 5,539
21
Campuran Ice cream 1000 g:
Bahan yang Berat Fat MSNF Gula Stabilizer Emulsifier
dibutuhkan: Gram
Susu segar 674,46 17.53 29.91 - - -
Whipped cream 165.15 115.53 48.20 - - -
Skim Milk
Powder 55.39 0.23 21.89 - - -
Gula 100.00 - - 120 - -
Stabilizer 2.00 - - - 3 -
Emulsifier 3.00 - - - - 5
TOTAL 1000 133.29 100.00 120.00 3.00 5.00
22
REFERENSI
Goff, H. D. and A. R. Hill. 1993. Dairy Chemistry and Physics. Chap. 1. in: "Dairy
Science and Technology Handbook, Vol. 1, Principles and Properties", Y. H.
Hui, ed., VCH Publishers, New York.
Soeparno, Rihastuti, Indratiningsih dan S. Triatmojo. 2011. Dasar Teknologi Hasil
Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Standar Nasional Indonesia, 1992. Metoda Pengujian Susu Segar. SNI 01-2782-
1992,Badan Standardisasi Nasional-BSN.
Standar Nasional Indonesia, 1995. Ice cream. SNI 01-3713-1995, Badan
Standardisasi Nasional-BSN.
Standar Nasional Indonesia. 2011. Susu Segar-Bagian 1: Sapi. SNI 01-3141-2011,
Badan Standardisasi Nasional-BSN.
Tamime, A. Y. and R. K. Robinson. 2007. Yoghurt Science and Technology. CRC
Press. New York.
23
PENGENALAN ALAT
24
Mikropipet adalah alat untuk
memindahkan cairan yang
bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1000 μl. Banyak
pilihan kapasitas dalam
mikropipet, misalnya mikropipet
yang dapat diatur volume
pengambilannya (adjustable
Mikropipet dan Tip
volume pipette) antara 1 μl
sampai 20 μl atau mikropipet
yang tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu
pilihan volume (fixed volume
pipette) misalnya mikropipet 5 μl.
Dalam penggunaannya,
mikropipet memerlukan tip.
Homogenizer merupakan alat yang
berfungsi untuk mengurangi ukuran
globula lemak dengan memecah
globula lemak. Prinsip kerja
homogenizer adalah dengan
mengalirkan susu melalui celah
sempit dengan kecepatan tinggi
dan tekanan besar, sehingga terjadi
Homogenizer tumbukan antara globula lemak
dengan katub penghalang yang
terdapat di dalam homogenizer
sehingga globula tersebut pecah.
Homogenizer dalam industri
pangan digunakan untuk mereduksi
globula lemak di dalam susu segar
sehingga sistem emulsinya lebih
stabil.
Spray dryer merupakan suatu alat
untuk proses pengeringan atau
mengurangi kadar air suatu bahan
sehingga dihasilkan produk berupa
bubuk melalui penguapan cairan.
Prinsip dasar spray dryer adalah
memperluas permukaan cairan
yang akan dikeringkan dengan cara
pembentukan droplet yang
Spray dryer selanjutnya dikontakkan dengan
udara pengering yang panas
dengan suhu mencapai 200oC.
Susu bubuk yang dihasilkan
mempunyai padatan total 95% dan
kadar air maksimal 5%.
Pengeringan pasca spray dryer
akan menghasilkan susu bubuk
dengan kadar air maksimal 2,5
sampai 3%.
25
Sentrifuge Babcock khusus untuk
pengujian kadar lemak susu
beserta produknya. Prinsip kejanya
berdasarkan penambahan asam
sulfat yang bersifat destruktif
menyebabakan lemak pada susu
akan terpisah. Untuk lebih jelasnya
maka ditambahan air hangat agar
Sentrifuge dan Botol
lemak memisah keatas. Analisis
Babcock
lemak dengan metode Babcock
menggunakan botol Babcock
dengan skala 0 sampai 8 dengan
ketelitian 0,1. Angka tersebut
menunjukkan presentase kadar
lemak pada waktu dianalisis, setiap
skala menunjukkan volume 0,2 m
(Soeparno et al., 2001).
26
Waterbath berfungsi untuk
menginkubasi bahan atau larutan
cair dengan waktu tertentu. Prinsip
Waterbath kerja waterbath adalah pemanasan
melalui media cair dengan suhu
dan waktu tertentu yang diatur
secara konstan.
27
UJI KUALITAS SUSU
Uji Keadaan Susu
a. Uji warna, bau, rasa, dan kekentalan
No Sampel Warna Bau Rasa Kekentalan
1 A
2 B
3 C
4 D
Parameter
Warna Bau Rasa Kekentalan
Putih Khas susu Gurih Cair
Putih kekuningan Basi Manis Agak kental
Putih biru Hambar Kental
Asam
Uji Kebersihan
10 ml susu disaring diamati ada atau tidaknya kotoran.
No. Sampel Tingkat kebersihan Skor
1 A
2 B
3 C
4 D
28
b. Uji Alkohol
5 ml susu + 5 ml alkohol 70% diamati jika terbentuk gumpalan/uji positif susu telah
rusak, jika tidak menggumpal/uji alkohol susu masih baik.
No. Sampel Keterangan
1. A
2. B
3. C
4. D Susu: alkohol
1:1
c. Uji reduktase dengan metilen biru
29
d. Uji pembuktian penambahan pati
5 ml susu + 1 sampai 3 tetes iodin 0,1 N dilihat perubahan warna tidak ada
penambahan pati/ uji negatif warna orange, ada penambahan pati/uji positif
warna biru.
Warna setelah +
No. Sampel Keterangan
iodine
1. A
2. B
3. C
4. D
30
PERHITUNGAN:
Nama: Hari/Tanggal:
31
PEMBUATAN DAN UJI KUALITAS YOGHURT
Pembuatan yoghurt
No Bahan Jumlah (gram) Presentase (%)
1 Susu segar
2 Susu skim
Pengujian yoghurt
No. Penguji Hasil
1 pH
2 Derajat Keasaman
Organoleptik
No. Nama Panelis Warna Rasa Aroma
Nama: Hari/Tanggal:
32
PEMBUATAN DAN UJI KUALITAS ICE CREAM
1 Susu segar
2 Susu skim
3 Whipped cream
4 Pemanis (gula)
Pengujian Fisik
No. Penguji + Agar-agar + Gelatin
1 Overrun
2 Titik leleh
Uji Organoleptik
No. Nama Rasa Aroma Tekstur
Panelis
1
Nama: Hari/Tanggal:
NIM: Asisten jaga :
33
ASISTEN PRAKTIKUM
ILMU DAN TEKNOLOGI SUSU 2022
Koordinator Praktikum
Adinda Dewi Anggita Elfitra Dyah Paramastri Jihan Nida Hasanah Muhammad Fathul Khafid
085869253559 087720771100 082220276656 088216272149
id line: adindadewi_ id line: elfitradyah id line: Jihannida_ id line: khahafid07
34
35