Anda di halaman 1dari 2

KAJIAN SOCIAL BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT DI PERUMAHAN

PESISIR PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Berdasarkan hasil riset, Fachrudin dkk. (1976) mengelompokkan, desa-desa pesisir ke dalam
empat jenis, yaitu:

(1) desa pesisir tipe bahan makanan

(2) desa pesisir tipe tanaman industri

(3) desa pesisir tipe nelayan/empang,

(4) desa pesisir tipe niaga dan transportasi

Berdasarkan sistem gender masyarakat nelayan

pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan ”laut” merupakan ”ranah kaum laki-laki” sedangkan
wilayah ”darat” adalah ranah kerja ”kaum perempuan”.

Kehidupan Masyarakat Nelayan Ditinjau Dari Aspek Sosial-Budaya

Adapun ciri sosial masyarakat nelayan sebagai berikut:

1. Sikap kekerabatan atau kekeluargaan yang sangat erat.

2. Sikap gotong royong/paguyuban yang tinggi.

pola permukimannya yang mengelompok dengan jarak yang saling berdekatan sikap gotong
royong yang tampak pada saat pembuatan rumah memperbaiki jala ikan, memperbaiki
perahu, dan alat tangkap serta pada upacara adat, ketika akan melakukan penangkapan ikan
yang juga dilakukan secara gotong royong di laut yang dipimpin oleh seorang punggawa

Gambar 1 Masyarakat nelayan di daerah Tolo Jeneponto bergotong royong mendirikan


panggung untuk lomba membaca Alquran di bulan puasa

Kehidupan Masyarakat Nelayan Ditinjau Dari Aspek Ekonomi


Tingkat penghasilan nelayan umumnya dibagi atas dua:

1. Penghasilan bersih yang diperoleh selama melaut jika seorang “sawi” maka besar
pendapatannya sesuai dengan kesepakatan.

2. Penghasilan sampingan yaitu penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan tambahan, baik
pekerjaan itu didapat ketika jadi buruh, bertani dan berdagang maupun pekerjaan atau
kerajinan dalam mengelola hasil laut lainnya.

Gambar 2. Wanita nelayan menjadi penjaja ikan

Anda mungkin juga menyukai