Anda di halaman 1dari 8

Karya Tulis Ilmiah

Gaya Memimpin Seorang Muslim Di Era Digital

Disusun Oleh :
Rafif Syafiq
Kelas 11 IPA 1

SMAIT DARUL QURAN


Musabaqah Hifdzil Qur’an Ke-XXVII

Daftar Isi

Daftar isi ……………………………………………………… 2

Kata Pengantar……………………………………………….. 3

Pendahuluan……………………………………………………4

Isi ………………………………………………………………..5

Penutup…………………………………………………………7

Daftar Pustaka………………………………………………….8

Kata Pengantar

Puji serta rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun baik hingga tahap terakhir. Tidak lupa, Shalawat dan salam kami panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW seorang teladan yang telah membuka akal dan pikiran manusia menuju
kemurniaan agama islam.

Kami sampaikan ucapan terima kasih bagi pihak yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk mengekspresikan pikiran atas sebuah sorotan permasalahan yang tertuang rapih dalam sebuah
makalah.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dalam menambah
pengetahuan dan pengalaman mereka. Bahkan, penulis berharap lebih dari itu, supaya makalah ini
bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh para pembaca.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini disebabkan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
permintaan maaf dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 30 November 2022

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Era digital adalah kondisi zaman dimana seluruh kegiatan yang mendukung kehidupan sudah bisa
dipermudah dengan adanya teknologi yang serba canggih.Selain itu, hadirnya era digital dapat
menggantikan beberapa peran teknologi masa lalu dengan teknologi yang lebih modern dan juga
lebih praktis. Tidak hanya itu adanya era digital juga mengakibatkan pergeseran metode manusia
dalam memimpin. Di era digital metode kepemimpinan tradisional tidak lagi dirasa efektif untuk
mengelola dan memimpin suatu kelompok dalam mencapai tujuannya. Hal ini menyebabkan
kebanyakan orang berpikir akan suatu kebutuhan berupa terobosan baru untuk melampaui
kepemimpinan tradisional dan menggunakan gaya kepemimpinan baru. Kemudian dengan
terajadinya perkembangan dalam teknologi informasi dan komunikasi, seperti pengembangan e-
commerce dan internet membuat terobosan tersebut semakin menjadi nyata adanya dengan lahirnya
gaya kepemimpinan baru bernama E-leader. E-leader adalah pemimpin yang mengarahkan orang-
orang dari jarak jauh untuk melakukan pekerjaan. Selain itu mereka juga menggunakan teknologi
baru untuk meningkatkan pekerjaan anggotanya dan untuk berkomunikasi dengan pengikut mereka
karena di zaman ini interaksi tatap muka tradisional telah diganti dengan media elektronik. Melihat
kondisi ini kita dapat menyimpulkan jika seorang pemimpin cenderung lambat dalam mengadopsi
hal-hal baru yang lebih adaptif terhadap zamannya maka ini akan memberikan dampak negatif yang
lambat laun akan dirasakan oleh pemimpin tersebut. Lantas bagaimana dengan dunia islam? Kita
mungkin akan bertanya-tanya apakah metode E-leader akan bersinggungan dengan apa yang telah
diajarkan oleh Rasulullah kepada seorang muslim ketika memimpin atau bahkan ada pertanyaan
yang lebih umum semisal apakah seorang dapat menjadi E-leader. Hal tersebut akan dijelaskan
secara rinci didalam makalah yang Insya Allah bermanfaat ini.

B. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bisakah seorang pemimpin muslim dapat adaptif terhadap era digital dengan
menjadi pemimpin virtual / e-leader.

2. Untuk memastikan apakah sifat Rasulullah SAW dalam menyebarkan islam masih relevan di
era digital

3. Untuk menganalisis kemiripan karakter antara seorang e-leadership dan Rasulullah SAW dalam
memimpin.

Isi

Studi mendalam menunjukkan adanya beberapa aspek penting berkaitan dengan kebutuhan akan
keterampilan atau kemampuan khusus yang harus dimiliki seorang muslim bukan hanya untuk
menjadi e-leader yang kompeten tetapi juga seorang pemimpin yang tetap berpegang teguh terhadap
gaya kepemimpinan Rasulullah SAW.

A. Kemampuan komunikasi yang mumpuni


Pertama E-leader harus mempunyai keterampilan dalam masalah komunikasi media digital.Seorang
E-leader juga harus bisa mengemas komunikasi dan mampu menyakinkan anggota serta orang
orang yang bersentuhan dengan kelompoknya. Jika kita pikirkan karakter pertama seorang E-leader
ini mirip dengan sikap yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dan para nabi terdahulu yang mana
masing-masing dari mereka memiliki sifat tabligh. Sifat tabligh tidak serta merta hanya
menyampaikan seuatu kepada umatnya. Namun lebih dari itu, tabligh memiliki makna tersendiri
yaitu fasih yang mana artinya para nabi dan rasul menyampaikan perintah Allah SWT dengan
bahasa yang fasih dan mudah diterima oleh kaumnya. Jadi untuk meyakinkan anggotanya seorang
E-leader muslim dapat mengaplikasikan sifat tabligh yang ada pada diri Rasulullah sebelum dibalut
dengan aspek komunikasi digital di masa sekarang.

Dalil dari sifat tabligh telah terdapat dalam firman Allah QS Al Maidah ayat 67 yang berbunyi:

َ‫ﷲَ َﻻ ﯾَ ْﮭ ِﺪي ْاﻟﻘَﻮْ َم ْاﻟ َﻜﺎﻓِ ِﺮﯾﻦ‬


‫ﺎس ۗ إِ ﱠن ﱠ‬
ِ ‫ﻚ ِﻣﻦَ اﻟﻨﱠ‬ ‫ﻚ ۖ َوإِ ْن ﻟَ ْﻢ ﺗَ ْﻔ َﻌﻞْ ﻓَ َﻤﺎ ﺑَﻠﱠ ْﻐﺖَ ِر َﺳﺎﻟَﺘَﮫُ ۚ َو ﱠ‬
ِ ‫ﷲُ ﯾَﻌ‬
َ ‫ْﺼ ُﻤ‬ َ ‫ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟ ﱠﺮﺳُﻮ ُل ﺑَﻠﱢ ْﻎ َﻣﺎ أُ ْﻧ ِﺰ َل إِﻟَ ْﯿ‬
َ ‫ﻚ ِﻣ ْﻦ َرﺑﱢ‬

Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau
lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah
memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang kafir." (QS. Al Maidah: 67)

B. Memiliki kecerdasan dan berpikir global


Kedua, seorang E-leader harus cerdas dan memiliki pola pikir global. Kenapa demikian, tidak lain
tidak bukan karena kecanggihan teknologi yang telah merubah segalanya. Para E-leader harus sadar
bahwa banyak tantangan yang ada di depan mata bersifat global. Sehingga mereka harus
menyikapinya dengan berpikir cerdas dan berwawasan global pula. Ini mengingatkan kita akan
salah satu sifat yang dimiliki oleh Rasulullah yaitu Fathonah yang artinya cerdas. Salah satu tugas
utama Rasulullah adalah membina umat yang terdiri dari berbagai macam watak dan tingkah
lakunya. Oleh karena itu untuk menyampaikan ajarannya, seorang Rasul harus cerdas dan memiliki
pola pikir global dalam mengetahui teknik atau cara pendekatan kepada umat yang tepat dan cepat
tanggap terhadap situasi di sekelilingnya. Dengan demikian, para Nabi dan Rasul mampu mengatasi
berbagai permasalahan yang muncul dari kaum yang mereka hadapi.

Di organisasi yang terdiri dari anggota dengan latar belakang etnis maupun kondisi sosial yang
berbeda wajib bagi seorang E-leader muslim untuk berpikir global dan tetap berbegang teguh pada
sifat fathonah demi kelangsungan organisasi.

Dalil dari salah satu sifat rasulullah ini ada pada QS. Al Baqarah ayat 269 sebagai berikut:

۟ ُ‫ﯾ ُْﺆﺗِﻰ ْٱﻟ ِﺤ ْﻜﻤﺔَ ﻣﻦ ﯾَ َﺸﺂ ُء ۚ َوﻣﻦ ﯾ ُْﺆتَ ْٱﻟ ِﺤ ْﻜﻤﺔَ ﻓَﻘَ ْﺪ أُوﺗِﻰ َﺧ ْﯿﺮًا َﻛﺜِﯿﺮًا ۗ َوﻣﺎ ﯾَ ﱠﺬ ﱠﻛ ُﺮ إ ﱠﻵ أُ ۟وﻟ‬
ِ َ‫ﻮا ْٱﻷَ ْﻟ ٰﺒ‬
‫ﺐ‬ ِ َ َ َ َ َ َ

Artinya: "Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran
(dari firman Allah)." (QS. Al Baqarah: 269)

C. Memiliki integritas
Ketiga, E-leader tidak ditunjuk begitu saja menjadi seorang pemimpin tanpa ada
integritas. Integritas adalah keteguhan dan konsistensi seseorang dalam melakukan tindakan. Orang
yang berintegritas tinggi dianggap sebagai pribadi yang jujur dan berkarakter. Hal ini berbanding
lurus dengan sifat pada diri Rasulullah yaitu siddiq. Sifat ini menunjukkan bahwa dia tidak pernah
berbohong dan apa yang diucapkan selalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Orang yang
memiliki sifat ini selalu merasa diawasi Allah SWT dimanapun dan kapanpun, sehingga
menjauhkan mereka dari perbuatan dosa. Dengan sifat ini Rasulullah mudah mendapatkan
kepercayaan para pengikutnya sehingga kemudian terciptanya kondisi hubungan yang erat antara
pemimpin dan yang dipimpin. Para E-leader muslim dapat mengaplikasikan sifat siddiq Rasulullah
untuk menjadi menjadi pemimpin yang berintegritas. Karena Integritas sangat penting bagi seorang
E-leader sebelum dipercaya untuk melakukan tugas berat sebagai pemimpin di era digital.

Anjuran berlaku sidik ini tertera dalam banyak tempat di dalam Al-Quran diantaranya:

ِ ‫ ﯾُﺼْ ﻠِﺢْ ﻟَ ُﻜ ْﻢ أَ ْﻋ َﻤﺎﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﯾَ ْﻐﻔِﺮْ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ُذﻧُﻮﺑَ ُﻜ ْﻢ َو َﻣ ْﻦ ﯾ ُِﻄ ِﻊ اﻟﻠﱠﮫَ َو َرﺳُﻮﻟَﮫُ ﻓَﻘَ ْﺪ ﻓَﺎ َز ﻓَﻮْ ًزا ﻋ‬. ‫أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ ٓاَ َﻣﻨُﻮا اﺗﱠﻘُﻮا اﻟﻠﱠﮫَ َوﻗُﻮﻟُﻮا ﻗَﻮْ ًﻻ َﺳ ِﺪﯾﺪًا‬
‫َﻈﯿ ًﻤﺎ‬

“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan berucaplah dengan ucapan yang
benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amal kalian, dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan
barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya maka ia telah memperoleh kemenangan yang
besar”. (QS. Al-Ahzaab : 70-71)

D. Dapat meningkatkan loyalitas anggota


E-leader yang kompeten mampu meningkatkan loyalitas karyawan. Umumnya persentase karyawan
untuk bertahan di perusahaan bahkan mencapai 21% atau lebih tinggi. Bahkan meski memiliki
kesempatan untuk berhenti, tidak sedikit karyawan yang memilih untuk bertahan Kemampuan E-
leader dalam meningkatakan loyalitas karyawannya memiliki kesamaan dengan apa yang dilakukan
oleh Rasulullah. Para penduduk makkah memberi gelar Rasulullah SAW dengan sebutan Al-amin
atau dapat dipercaya . Al Amin menggambarkan sifat Rasulullah SAW yang begitu jujur serta dapat
dipercaya dalam berdagang. Ya, seperti diketahui sejarah hidup Rasulullah SAW dulunya adalah
seorang pedagang yang jujur dan Amanah dan membuat para konsumen loyal terhadapnya. Karena
hal ini juga yang membuat Khadijah terpikat dengan sifat dan akhlak dari Rasulullah SAW. Jadisifat
Al-amin Rasulullah SAW dapat diimplementasikan bagi E-leader muslim untuk mendapatkan
loyalitas dari anggotanya.
6

.‍

Penutup

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari Karya Tulis Ilmiah yang berjudul


“ Pemimpin muslim di era digital ” adalah sebagai berikut :

1. Seorang E- leader muslim dapat adaptif di era digital dengan tetap berpegang teguh terhadap
sifat-sifat Rasulullah SAW (Tabligh, Siddiq, Amanah, Fathonah)

2. Sifat Rasulullah SAW masih relevan untuk diterapkan di era digital karena ditemukan beberapa
kemiripan dengan sifat E-leader masa kini.

3. Kembinasi karakteristik kepemimpinan antara Rasulullah SAW dan E-leader masa kini dapat
memberikan refrensi terbaik bagi pemimpin muslim di era digital.

B. Saran

Setelah menyusun makalah terkait pemimpin muslim di era digital. Penulis berharap dengan adanya
makalah ini dapat membuka pikiran para pemimpin muslim seluruh dunia tentang betapa
bermanfaatnya metode E-leader yang sudah dikombinasikan dengan sifat Rasulullah SAW untuk
diterapkan di era digital. Akhir kata dari penulis, jika dua hal tersebut dilakukan serentak oleh para
pemimpin muslim maka penulis optimis kebangkitan islam tinggal menghitung waktu saja.

Daftar Pustaka

5 gaya kepemimpina Rasulullah yang patut diteladani. Idntimes.com. 24 november 2021. 30


November 2022. https://www.idntimes.com/news/indonesia/seo-intern/5-gaya-kepemimpinan-
rasulullah-yang-patut-diteladani#google_vignette

Apa Arti Al Amin yang Merupakan Gelar Rasulullah SAW, Beserta Sejarah dan Maknanya.
Plus.kapan.lagi.com. 05 April 2022. 30 November 2022. https://plus.kapanlagi.com/apa-arti-al-
amin-yang-merupakan-gelar-rasulullah-saw-beserta-sejarah-dan-maknanya-abc763.html

Rangkuman PAI: Apa Itu Fathonah, Arti, dan Keteladannya dalam Islam. Tirto.id. 2 September
2021. 30 November 2022. https://tirto.id/rangkuman-pai-apa-itu-fathonah-arti-dan-keteladannya-
dalam-islam-gi8u

7 Karakteristik dari Digital Leader. employers.glint.com. 13 maret 2021. 30 November 2022.


https://employers.glints.com/id-id/blog/7-karakteristik-dari-digital-leader/

Mengenal Era digital, Tantangan, Dampak, Hingga Cara Menghadapi. hashmicro.com. 10 Oktober
2022. 30 November 2022. https://www.hashmicro.com/id/blog/mengenal-era-digitalisasi-tantangan-
dampak-hingga-cara-menghadapi/

Tabligh Artinya Menyampaikan, Salah Satu Sifat Wajib Rasul. news.detik.com. 25 mei 2021. 30
November 2022. https://news.detik.com/berita/d-5582171/tabligh-artinya-menyampaikan-salah-
satu-sifat-wajib-rasul

Sifat Fathonah artinya Cerdas yang Menjadi Sifat Wajib Rasulullah SAW. gramedia.com. 30
November 2022. https://www.gramedia.com/literasi/fathonah-artinya/

Anda mungkin juga menyukai