Anda di halaman 1dari 13

Pengalaman Mendampingi

Anakku yang Terlambat Bicara

P erkenalkan nama saya Fera Fusfita. Saya


seorang ibu rumah tangga. Kali ini saya
ingin membagikan pengalaman pribadi
saya dalam mendampingi anak saya yang
mengalami keterlambatan bicara.
Tanda-tanda umum yang bisa kita kenali
dalam keterlambatan bicara yaitu anak belum
mampu berbicara atau merangkai kalimat
dibandingkan anak seusianya. Dari tanda
tersebut, anak kedua saya yang bernama M.
Razan Afrianto termasuk salah satu anak yang
mengalami keterlambatan bicara.
Saya mulai menyadarinya ketika anak saya
berumur 1,5 tahun. Dimana seharusnya anak
seusianya sudah bisa berceloteh. Namun, Razan
tidak mengeluarkan satu kata pun bahkan tidak
merespons ketika dipanggil namanya berulang-
ulang kali.
Karena merasa khawatir, saya dan suami
berkonsultasi ke dokter anak dan dokter THT.
Hasil pemeriksaan menunjukkan hasil yang
bangus dan lengkap. Dokter menyarankan agar
saya melakukan Terapi Wicara yang ada di kota.
Saya pun mencari tahu kisaran harga dalam
mengikuti Terapi Wicara yang ada di kota,
terbilang mahal. Jarak yang jauh serta kondisi
keuangan kami yang sedang sulit membuat kami
mengurungkan niat tersebut dan tetap
berprasangka baik kalau Razan baik-baik saja.
Hingga akhirnya saya gencarkan lagi browsing
di internet dan mencari tahu tentang
keterlambatan bicara. Melakukan chat bersama
dokter online serta bertanya-tanya kepada orang-
orang yang pernah melakukan Terapi Wicara di
kota.
Dari banyaknya penjelasan yang saya
peroleh, saya berkesimpulan bahwa faktor utama
anak mengalami keterlambatan bicara adalah
karena penggunaannya gadget yang berlebihan.
Dimana masa berinteraksi dan bersosial telah
tergantikan oleh teknologi pintar tersebut. Saya
menyadari selama ini penggunaan gadget di rumah
tidak ada batasan waktu.
Saya pun memutuskan untuk mengatur
penggunaan gadget pada anak. Bukan hal mudah
buat saya, terapi harus saya lakukan. Meski tidak
bisa membuat Razan lupa akan gadget setidaknya
saya bisa mengontrol dan mengatur berapa lama
Razan boleh menggunakan gadget dalam sehari.
Selain itu saya juga menstimulasi Razan
dengan metode dan tips yang sederhana di
rumah. Membutuhkan waktu yang lama untuk
melihat hasilnya dan harus sabar. Hasilnya pun
tergantung pada anak. Jika anak merespons
dengan baik maka hasil yang diperoleh akan
cepat. Namun jika anak merespons dengan
kurang baik maka hasil yang diperoleh pun akan
lambat atau lama. Penting untuk digarisbawahi
bahwasanya perkembangan setiap anak itu
berbeda-beda.

Tips Terapi Wicara


Tips di bawah ini adalah tips yang telah saya
terapkan kepada anak saya Razan.
Pertama, batasi penggunaan gadget pada
anak dan orang-orang yang berada di sekitar
anak. Razan boleh menggunakan gadget pada
pukul 10.00-11.00 WIB. Di luar jam itu, gadget
benar-benar disimpan, dan tidak boleh satu pun
yang menggunakannya. Baik tamu atau saudara
saya yang datang berkunjung ke rumah di luar
jam penggunaan Razan bermain gadget, saya
dengan tegas melarang mereka menampakkan
atau menggunakan gadget dihadapan Razan.
Setegas itukah? Jawabannya: Ya!
Kedua, menerapkan pengenal HURUF dan
ANGKA. Huruf pertama yang saya kenalkan
yaitu: A, I, U, E, O. Saya melatih Razan
melafalkan huruf hidup itu berulang-ulang.
Akhirnya Razan bisa melafalkannya dalam waktu
2 bulan. Terbilang lama tetapi saya tetap
bersyukur karena saya mengetahui bahwa pita
suara Razan berfungsi dengan baik.
Angka pertama yang saya kenalkan 1 sampai
10. Saya melatih Razan berhitung setiap hari.
Menghitung apa saja yang ada di sekitar kami.
Dan cenderung dilakukan sambil bernyanyi.
Alhamdulillah dalam satu minggu Razan bisa
menghitung 1 sampai 10 dengan baik.
Ketiga, memperkenalkan dan
memperdengarkan lagu anak-anak Indonesia.
Umur Razan telah memasuki 3 tahun. Ia belum
juga bisa berbicara. Apakah saya menyerah?
Jawabannya TIDAK. Saya masih terus berjuang.
Saya mencari channel TV yang menayangkan
khusus lagu anak-anak Indonesia dengan karakter
animasi yang lucu. Saya ikuti dan tiru lagu serta
gerakannya tersebut. Bahkan saya berjingkrak-
jingkrak dalam bernyanyi dibhadapan Razan.
Alhamdulillah, Razan tertarik melihat namun ia
belum bisa menirukannya. Ia hanya melihat dan
tertawa melihat cara saya bernyanyi.
Dalam waktu satu minggu, Razan bisa
bersenandung tetapi tidak dengan kata-kata,
hanya iramanya saja. Dan di sini saya memberi
Razan nilai A+ karena sudah memberi respons
yang baik.
Keempat, pengenalan anggota keluarga.
Saya melatih Razan menyebut kata Ibu, Ayah dan
Kakak. Saya lakukan berulang-ulang dan rutin.
Alhamdulillah, dalam dua minggu Razan sudah
bisa menyebutkan kata Ibu, Ayah dan Kakak.
Kelima, melatih melafalkan abjad ABC
sambil bernyanyi. Dari poin 1-4, poin yang ke-5
ini Razan sangat cepat menangkap
pembelajarannya. Dalam waktu tiga hari Razan
bisa melafalkan abjad ABC dengan baik dan
bermakna. Bahkan ketika abjad itu saya random,
Razan mampu menyusun dan melafalkan abjad
itu satu persatu, dan sambil bernyanyi adalah
metode yang sempurna.
Keenam, mengenalkan buku bergambar
dan berwarna. Buku pertama yang saya kenalkan
pada Razan yaitu buku bergambar buah-buahan.
Dimana selain mengenalkan dan menyebut
nama-nama buah yang terdapat digambar, saya
juga bisa sekaligus mengenalkan warna. Contoh:
gambar pisang warnanya kuning. Dan gambar
jeruk warnanya oranye. Alhamdulillah Razan
dengan cepat menyerap pembelajaran ini.
Ketujuh, bermain bersama mainan yang
anak sukai. Razan sangat menyukai mobil-
mobilan. Saya pun ikut bermain bersamanya.
Terkadang saya mengeluarkan suara lucu seperti,
“Ngeng,..ngeng,..brum,..brummm,...” Bahkan
ketika mobil itu terjatuh saya pun pura-pura
jatuh. Dan Razan tertawa. Inilah momen pertama
kali saya melihat Razan merespons sambil
menatap mata saya.
Kedelapan, bermain dengan mainan
edukasi. Contohnya berrmain puzzle angka, abjad
dan hewan. Juga bermain menyusun balok warna.
Permainan ini sangat menarik bagi Razan. Hanya
beberapa kali saya ajarkan caranya Razan
langsung bisa menyusunnya.

Trik Terapi Wicara


Trik yang saya terapkan kepada Razan
sebagai berikut.

• Lakukan hal-hal yang menarik perhatian


anak. Contohnya: menempelkan poster
abjad, huruf, dan buah-buahan.
• Lakukan bersama sesering mungkin, dan
berinteraksi sesering mungkin.
• Lakukan semuanya dengan sepenuh hati
dan yakin.
• Berikan reward jika anak mampu dan
berhasil dalam mengulangi kata-kata
yang kita ajarkan. Seperti dengan
memberi pujian PINTAR menggunakan
dua jempol serta bertepuk tangan.
• Lakukan dengan gembira dan riang.
Ada kendala atau tantangan saat melakukan
terapi wicara di rumah. Kendalanya adalah
pertama, saya kesulitan dalam melatih fokus anak
saya karena anak saya terlalu aktif. Kedua, saya
kesulitan dalam mencari cara agar anak saya
Razan mau merespons ketika namanya dipanggil.
Sementara tantangannya adalah ketika
mengurangi atau membatasi penggunaan gadget
terhadap anak, saya harus buang jauh-jauh
perasaan iba pada anak yang menangis ketika
gadget-nya diambil atau disimpan.
Selain itu, anak saya aktif sekali, tidak mau
diam, berlari kesana-kemari, sehingga saya sering
kewalahan mengikutinya. Sebagai ibu, saya harus
ekstra sabar mengulang satu kata yang sama
dalam waktu 2-3 hari, namun anak tidak
merespons. Saya juga harus ekstra sabar lagi
ketika memanggil namanya berkali-kali bahkan
sedikit berteriak namun ia tidak merespons dan
tidak sedikit pun menoleh.
Tentang waktu khusus, pagi adalah saat yang
tepat untuk melakukan terapi wicara, berdasarkan
pengalaman saya. Saya melakukan terapi wicara
pada pukul 08.00-10.00 WIB. Dimana kondisi
anak prima dalam keadaan kenyang setelah
sarapan, mood anak masih bagus dan segar.
Dari rangkaian pengalaman yang telah saya
tulis. Perjuangan saya masih terus berlanjut.
Sekarang umur Razan sudah memasuki 5,5 tahun,
ini adalah masa Razan bersekolah di Taman
Kanak-kanak. Namun pencapaian saya baru 40%.
Masih jauh dari kata sempurna.
Saya pun mencoba browsing di internet
Vitamin apa yang baik dan bisa membantu saya
dalam mengatasi keterlambatan bicara. Dari
banyaknya vitamin yang saya lihat, saya jatuh hati
kepada Generos. Karena kandungan serta
komposisi yang terdapat di dalam Generos.
Saya berkeinginan untuk membelinya,
namun kesulitan ekonomi yang menjadi salah
satu penyebab saya sekali lagi harus
mengurungkan niat.
Tanpa saya duga dan sangka Allah
memberikan rezeki kepada saya. Saya menang
giveaway yang diadakan Generos yang hadiahnya
berupa 1 boks paket Generos. Jangan tanya
bagaimana perasaan saya saat itu. Tentu tangis
syukur yang saya panjatkan.
Alhamdulillah, dalam kurun waktu 1 bulan
Razan rutin mengonsumsi Generos telah terlihat
perkembangannya sangat pesat. Dulu Razan yang
hanya diam ketika saya ajak dan latih berbicara
serta bernyanyi, kini perlahan-lahan mampu
berbicara dengan baik.
Razan sudah hafal lagu anak-anak Indonesia
hampir 20 lagu. Dan sudah merespons ketika
dipanggil namanya serta sudah bisa diajak
berkomunikasi. Anak saya sudah tidak menangis
lagi ketika jadwal bermain gadget-nya telah habis
dan gadget-nya disimpan.
Sekarang sudah tiga botol Generos diminum
oleh Razan. Pencapaian saya yang tadinya 40%
menjadi 80%. Perkembangan yang luar biasa bagi
saya. Apakah saya puas dan berhenti sampai di
sini? Jawabannya: Tidak.
Saya masih berjuang, karena masih ada 20%
lagi yang harus saya capai, yaitu: sekarang saya
berjuang memupuk kepercayaan diri Razan dalam
berbicara dan berinteraksi dengan orang banyak.
Serta saya juga berjuang melatih Razan untuk
mau menulis, karena Razan telah memasuki masa
sekolah yaitu Taman Kanak-kanak.
Pesan saya untuk orang tua yang anaknya
mengalami hal sama seperti anak saya. Terutama
kepada seorang ibu yang hatinya rapuh ketika
berbicara soal anak, yaitu:
“Seberapa banyak orang di luaran sana yang
menilai keterlambatan bicara yang anak kita alami
adalah sesuatu yang buruk. Janganlah jadikan itu
suatu kesedihan yang berkepanjangan.
Yakinkan diri kita bahwa anak kita baik-baik
saja dan kita yang tahu bagaimana sebenarnya
anak kita. Percayalah semua takdir itu baik.
Teruslah berusaha dan berdoa karena doa adalah
penentu untuk keberhasilan kita. Subhanallah,
Allah Maha Baik.
Doa seorang ibu adalah doa mustajab yang
akan Allah kabulkan jika kita bertakwa kepada-
Nya. Salam perjuangan dari saya.”[]

Fera Fusfita, lahir pada 31 Maret 1991, ibu rumah


tangga dengan dua anak. Saat ini tinggal di
Pematang Kandis Kecamatan Bangko Kabupaten
Merangin Provinsi Jambi. Tulisan ini dikirim ke
admin IG @generos.id

Anda mungkin juga menyukai