Anda di halaman 1dari 4

SILVIKULTUR JENIS

Sungkai (Peronema canescen Jack)


Oleh: Sri Wilarso Bud R

1. Penyebaran kelabu atau sawo muda, beralur dangkal,


mengelupas kecil-kecil dan tipis.

Secara alami Sungkai terdapat di Pulau Kayu teras berwarna krem atau kuning muda.
Kalimantan, Sumatera, Kepulauan Riau dan Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah
Jawa Barat. Sungkai yang terdapat di Jawa serat lurus, kadang-kadang bergelombang
Barat berasal dari Lampung, kemudian tumbuh dengan permukaan kayu agak kesat.
secara alami. Di Pulau Kalimantan, semakin ke
utara menuju khatulistiwa populasi sungkai yang
tumbuh secara alami semakin sulit ditemukan
(Anonim, 2000).

Di Jambi Sungkai banyak tumbuh di Tebo


Tengah, Pasir Mayang, Pulau temiang,
Pemayongan, Bangko, Rantaumaukapuas,
Sarolangun, Pulau Pandan dan Pauh (Anonim,
2000).

2. Persyaratan Tumbuh
Photo Oleh : Sri Wilarso Budi
Sungkai dapat tumbuh baik pada hutan-hutan
sekunder yang terbuka, di tepi sungai yang Gambar 1. Anakan Sungkai
lembab tapi tidak tergenang air dan di tepi jalan
yang terbuka. Sungkai dapat tumbuh baik pada
ketinggian 0 – 600 meter dari atas permukaan
laut dan menyukai jenis tanah Podzolik Merah
Kuning. Suhu bulanan berkisar antara 210C –
320C dengan curah hujan rata-rata tahunan
antara 2100 – 2700 mm.

Sungkai (Peronema canescens) sering disebut


sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, sungkai,
sekai termasuk kedalam famili Verbenaceae.
Daerah penyebarannya di Indonesia adalah
Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera
Selatan, Jawa Barat, dan seluruh Kalimantan.
Tempat tumbuh di dalam hutan tropis dengan
type curah hujan A sampai C, pada tanah kering
atau sedikit basah dengan ketinggian sampai
600 m diatas permukaan laut. Tanaman sungkai
perlu tanah yang baik, sedangkan di tanah
marginal tidak dianjurkan

3. Lukisan Pohon
Tinggi pohon mencapai 20–30 m panjang Photo oleh : Sri Wilarso Budi
batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan
diameter 60 cm atau lebih, batang lurus dan Gambar 2. Pohon Sungkai
sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan 4. Perbenihan
ranting penuh bulu halus. Kulit luar berwarna

12
SILVIKULTUR JENIS
Sungkai (Peronema canescen Jack)
Oleh: Sri Wilarso Bud R

Pohon Sungkai mempunyai musim berbunga sangat terbatas; h) areal penanaman sangat
dan berbuah yang berbeda-beda menurut luas mencapai puluhan sampai ratusan hektar
penyebaran tempat tumbuhnya. Di Jawa dalam satu periode tanam, sehingga
berbunga pada bulan Juni dan Juli, di Sumatera penanaman benih langsung di lapangan akan
Selatan Tanaman sungkai berbuah sepanjang menyulitkan pemeliharaan benih-being yang
tahun, terutama pada bulan Maret – Juni, tiap baru berkecambah. Dengan memproduksi
kilogram biji berisi 262.000 butir dan di bibit di persemaian terlebih dahulu, perhatian
Kalimantan antara Januarai dan Februari. dan perawatan maksimum dapat dilakukan
Bunga Sungkai berbentuk malai di ujung atau dengan biaya yang lebih murah dan mudah.
ketiak daun atas, ukurannya besar dan
bercabang-cabang dengan panjang sekitar 20- Sebelum Pembuatan bibit di mulai, maka
60 cm. Pada umumnya Buah akan muncul terlebih dahulu dibuat rencana pembuatan
setelah dua bulan musim bunga. Buah Sungkai persemaian. Perencanaan persemaian ini
berupa buah batu beruang empat, kering, bulat, meliputi penetapan jenis yang akan diproduksi
kecil dan berbiji banyak. Namun biji Sungkai serta jumlahnya. Setelah itu diketahui jumlah
sulit dikecambahkan, dan berdasarkan data dan jenisnya, maka dapat dilanjutkan dengan
literature, prosentase kecambah bijinya hanya survey lapangan untuk mendapatkan lokasi
30 %, karena itu untuk Pembibitan digunakan yang paling tepat untuk produksi bibit
Vegetatif/stek. tersebut. Secara umum ketinggian tempat
harus sesuai dengan kebutuhan jenis yang
5. Persemaian/Pembuatan Bibit diproduksi. Kesalahan pemilihan lokasi,
khususnya jika tinggi tempat dari muka laut
Perencanaan Persemaian tidak sesuai dapat menyebabkan bibit tumbuh
tidak normal (terlalu lambat, daun keriting).
Persemaian tanaman kehutanan adalah suatu Lokasi persemaian dicari lokasi yang dekat
tempat yang digunakan untuk memproduksi bibit dengan sumber air, tenaga kerja, memiliki
suatu jenis tanaman kehutanan yang siap untuk akses yang baik, dan akses yang relatif datar.
periode kegiatan penanaman tertentu dengan Jika tidak memungkinkan untuk memperoleh
dengan jumlah dan kualitas yang memadai. lokasi yang datar, maka pada lahan tersebut
Persemaian diperlukan untuk tanaman dapat dibuat terasering sehingga diperoleh
kehutanan karena beberapa hal, diantaranya persemaian yang bertingkat-tingkat.
adalah a) karena benih terlalu kecil, seperti Konsekwensi dari persemaian seperti ini
Eucalyptus spp., Duabanga sp., sehingga tidak adalah produktivitas tenaga kerja berkurang
mungkin untuk ditanam secara langsung; b) akibat tenaga yang digunakan untuk naik dan
waktu perkecambahan benih tanaman turun di lokasi persemaian.
kehutanan lama, misalnya jati (Tectona
grandis)memerlukan waktu 21 hari sedangkan Lokasi yang telah ditetapkan kemudian
ulin (Eusideroxylon zwageri) memerlukan waktu ditandai dan dipetakan untuk penataan lebih
6-12 bulan untuk berkecambah; c) bibit tanaman lanjut. Layout persemaian dibuat sesuai
kehutanan memerlukan perlakuan khusus pada dengan kebutuhan, dimana penempatan
waktu kecil, misalnya naungan; d) persen bedeng tabur, bedeng sapih, ruang
kecambah yang rendah; e) rentan terhadap penampungan dan persiapan media, gudang,
hama dan penyakit, misalnya kecambah Pinus kantor dan lain-lain. Akan sangat berpengaruh
merkusii dan Duabanga sp. sangat rentan kepada produktivitas kerja. Bedeng tabur dan
terhadap serangan dumping off., sedangkan bedeng sapih dibuat dengan arah Utara
benih Eucalyptus spp. seringkali dipindahkan Selatan agar seluruh bibit mendapatkan
oleh semut merah; f) benih tanaman kehutanan pencahayaan yang merata.
pada umumnya mahal, sehingga
perkecambahan maksimum sangat diperlukan; Media Semai
g) ketersediaan benih tanaman kehutanan

13
SILVIKULTUR JENIS
Sungkai (Peronema canescen Jack)
Oleh: Sri Wilarso Bud R

Media semai yang digunakan untuk produksi kering. Dengan teknik tersebut stek tidak
bibit tanaman kehutanan sangat bervariasi dari akan kering dalam waktu 7 – 10 hari.
satu persemaian ke persemaian yang lain
tergantung pada bahan yang tersedia di sekitar Penyemaian
persemaian dan jenis bibit yang diproduksi.
Tetapi secara umum media yang digunakan Untuk merangsang pertumbuhan akar, maka
adalah tanah, pasir dan kompos dengan stek dapat diberi hormon tumbuh (Root- one
berbagai kombinasi. Media lain yang sering F), kemudian ditanam/disemaikan dalam
digunakan adalah gambut, namun tergantung kantong plastik. Kantong-kantong plastik
kepada lokasi persemaian dari sumber gambut. sebaiknya dibuat bedengan dan dinaungi
Persemaian-persemaian di Jawa tidak dengan sungkup plastik selama 3 minggu.
menggunakan gambut sebagai media sapih
karena jarak dan biaya pengadaanya yang Setelah 3 minggu, sungkup plastik dibuka
tinggi. kemudian diberi naungan sarlon selama 6
minggu.
Kriteria media tumbuh yang baik adalah : (a)
dapat menghasilkan kualitas semai yang baik Pemeliharaan
(b) mudah diperoleh dan harganya murah (c)
cukup ringan untuk dibawa ke lokasi Cara pemeliharaan bibit adalah penyiraman
persemaian dan penanaman (d) mudah untuk dua kali sehari dan jika terserang
disterilkan (e) dapat disimpan dalam waktu yang hama/penyakit dilakukan pemberantasan
relatif lama tanpa perubahan yang berarti dalam dengan insektisida/fungisida. Pemupukan
sifat fisik dan kimianya dan (f) mempunyai dilakukan dua kali seminggu dengan
kapasitas penyimpanan air dan unsur hara yang menggunakan pupuk NPK Cair. Dengan cara
cukup tinggi. ini biasanya bibit siap dipindahkan
kelapangan pada umur lebih kurang 4 bulan.
Wadah atau Kontainer
6. Penanaman
Wadah atau Kontainer yang umum digunakan
untuk Pembibitan adalah Polybag. Ukuran Sungkai dapat ditanam pada areal bekas
Palybag untuk Sungkai biasanya adalah 15 x 20 tebangan dan semak belukar dengan sistim
cm. jalur atau cemplongan. Disamping itu dapat
juga ditanam pada areal yang terbuka dengan
Pengambilan dan Pengepakan Bahan stek pengolahan tanah total yang dapat
dikombinasi dengan pemberian tanaman
Pembuatan bibit sungkai sebaiknya dengan tumpang sari.
cara vegetatif melalui stek. Pemilihan terubusan
yang akan dipakai sebagai bahan stek dilakukan Kegiatan penanaman meliputi :
dengan cara memilih terubusan yang sehat dan
sudah berkayu dengan diameter lebih kurang
2,5 cm dan panjang 25 cm – 30 cm. Stek yang
dipilih adalah dari cabang autotrof (cabang
c. Persiapan Lapangan
vertikal), hindari cabang yang plagiototrof
(cabang horizontal). Stek yang sudah dipotong
kemudian segera di bawa ke persemaian untuk Dalam persiapan lapangan yang pertama
diproses lebih lanjut. kali dilaksanakan adalah land
clearing/pembabatan semak belukar,
Apabila lokasi sumber stek dengan persemaian kemudian di ikuti dengan pengolahan tanah.
cukup jauh maka stek harus dipak dalam karung Untuk sistim jalur dan cemplongan,
basah kemudian dilapisi lagi dengan karung pekerjaan utama yang perlu dilaksanakan
adalah pembuatan dan pemasangan ajir.
14
SILVIKULTUR JENIS
Sungkai (Peronema canescen Jack)
Oleh: Sri Wilarso Bud R

Arah pembersihan lapangan dilaksanakan digunakan. Pupuk diberikan setelah tanaman


sesuai dengan ajir. Tahap selanjutnya adalah berumur satu atau dua minggu sejak
pembuatan lubang tanaman yang jaraknya penanaman. Pupuk NPK dengan dosis 50
disesuaikan dengan jarak tanam yg telah gram per pohon yang diletakkan pada 4
direncanakan yaitu 3 m X 2 m atau 4 m X 2m lubang disekitar pohon. Pupuk Kompos
kemudian setelah berumur 5 tahun dilakukan sebaiknya diberikan pada saat membuat
penjarangan pertama. lubang tanam

Lubang tanaman sebaiknya dibuat 7 – 15 hari 8. Perlindungan


sebelum pelaksanaan penanaman, dengan
Pengendalian tanaman dari bahaya
ukuran lubang 30 cm X 40 cm X 30 cm.
kebakaran dilakukan dengan cara membuat
sekat bakar dan pembuatan jalur-jalur isolasi
d. Penanaman berupa jalur terbuka selebar 3 meter serta
menghindari penumpukan bahan organik
Bibit dalam kantong plastik yang telah diseleksi pada suatu tempat..
diangkut kea areal penanaman yang jumlahnya
disesuaikan dengan kemampuan tanam perhari. 9. Daur dan Produksi
Bibit ditanam satu persatu pada setiap lubang
denga terlebih dahulu melepas/menyobek Pada areal yang terbuka, anakan sungkai
bagian bawah kantong plastik secara hati-hati dapat tumbuh dengan cepat. Di Kalimantan
agar tanahnya tidak pecah. Bibit ditanam berdiri Timur, riap pertumbuhan tahunan mencapai
tegak dan ditutup dengan tanah di sekelilingnya 120 cm untuk tinggi dan 0.8 cm untuk
ditekan dengan tangan dari samping agar tanah diameter pada fase sapling dan 114 cm untuk
padat. Dalam penanaman harus diusahakan tinggi, 1.5 cm untuk diametr pada fase tiang.
agar batang dan akar tidak rusak atau bengkok. Di Jawa Timur Sungkai yang berumur 7 tahun
mencapai tinggi 9.5 m dan diameter rata-rata
7. Pemeliharaan 10.3 cm

Kegiatan pemeliharaan tanaman adalah 10. Daftar Pustaka


penyulaman, penyiangan, pendangiran,
pemupukan dan pemberantasan hama/penyakit. Anonym, 2000. Petunjuk Teknis Perlakuan
Benih/Bibit dan Penanaman
Sungkai (Peronema canescens
Penyulaman dilakukan pada tahun pertama dan
Jack). BPTH Banjarbaru
tahun kedua, sedangkan kegiatan penyiangan,
pendangiran dan pemupukan sebaiknya
Anonym, 2006. Budidaya Sungkai. Balai
dilaksanakan dua kali dalam setahun yaitu pada
Produksi dan Pengujian Benih,
awal dan akhir musim penghujan serta
Kantor Wilayah Departemen
dilaksanakan sampai tanaman cukup besar.
Kehutanan dan Perkebunan,
Pemberantasan hama dan penyakit hanya
Propinsi Sumatera Selatan.
dilaksanakan sewaktu-waktu yaitu jika ada
serangan hama/penyakit atau diperkirakan akan
terjadi serangan penyakit. Hama yang
menyerang tanaman sungkai antara lain
penggerek batang dan penggerek pucuk.
Serangan penggerek tersebut dapat diberantas
dengan insektisida yang bersifat sistemik.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK


(15:15:15), pupuk lainnya juga dapat digunakan
dan bila pupuk kompos tersedia sangat baik
15

Anda mungkin juga menyukai