Anda di halaman 1dari 6

1.

Tulisakan yang “boleh” dam “tidak boleh” pada aktivitas berikut ini:
a) Table manner (tata cara makan dan minum) menurut tata cara internasional,
budaya suku jawa dan budaya lampung
Jawaban:
Menurut tata cara internasional
- Cara duduk
yang harus dilakukan kursi diatur sedemikian rupa, tidak terlalu jauh atau
dekat dengan sisi meja, posisi tubuh tetap tegak dan menghadap ke depan,
tidak terlalu membungkuk pada waktu makan, posisi tetap normal, tidak
dilipat, tidak pula menumpang satu di atas yang lainnya.
- Cara menggunakan serbet
Setiap kali habis dipergunakan, serbet makan harus selalu kembali ke atas
pangkuan. Pada saat jamuan selesai, serbet makan tidak usah dilipat rapi,
tetapi tidak juga meninggalkannya dalam keadaan terlalu kusut.
- Cara Berbicara
Hindarkan berbicara pada waktu ada makanan di dalam mulut.hindarkan
berbicara dengan gerakan yang berlebihan apalagi sambil memegang alat
makan, hindarkan berbicara sambil melihat atau menunjuk kearah seseorang
atau meja lain agar tidak terjadi salah faham, hindarkan memotong
pembicaraan orang lain, tunggu sampai yang bersangkutan selesai dan minta
maaf untuk mengganggu sebentar.
- Cara mempergunakan alat makan
Fungsi sendok : alat makan ini dipergunakan untuk makanan yang
mengandung cairan, terutama sekali soup.
Fungsi garpu : dipergunakan untuk menusuk dan menyuapkan makanan ke
mulut. Apabila dipergunakan berpasangan dengan sendok maupun dengan
pisau, maka garpu dipegang di tangan kiri.
Fungsi pisau : dipergunakan untuk memotong makanan dan bukan untuk
menyuapkan ke mulut. Dalam penggunaannya dipegang dengan tangan kanan.
Menurut Tata cara Suku jawa
Sebelum makan:
Berdoa sebelum makan
Nasi harus hangat/panas sebelumnya harus menanak nasi dahulu supaya lebih
nikmat, posisi tempat nasi diletakkan di pinggir lauk-pauk atau dipinggir meja
agar memudahkan dalam mengambil atau menambah nasi, cuci tangan
sebelum makan
Ketika makan:
tidak boleh berbicara sambil ramai sekali bersama-sama, tidak boleh ramai
menyuarakan piring dan sendok dengan cara di adu-adukan, tidak boleh
berantakan saat menyuapkan makanan harus tertib, jika ada sisa makanan di
jari tangan, harus dijilat/dihabiskan dengan bersih, tidak boleh makan dengan
terburu-buru takutnya tersedak dan susah menelan
Alat makan
makan dengan tangan kanan, Untuk makanan berkuah dan jamuan makan
yang resmi atau formal tentu saja harus menggunakan sendok dan garpu.
Cara duduk
Ketika duduk lesehan, menurut etika di Jawa cara duduk yang sopan bagi
perempuan adalah dengan bersimpuh, sementara laki-laki bersila. Lalu,
hindarilah meletakkan tangan kiri di atas meja saat sedang makan dan
sebaiknya ditaruh di paha.
Etika berinteraksi saat makan
mendahulukan orang yang lebih tua atau paling dihormati. Biasanya, orang-
orang yang lebih muda akan menunggu orang yang tua untuk mulai
mengambil lauk terlebih dahulu, Selain itu, dianjurkan juga untuk membantu
mengambilkan makanan atau minuman bagi yang duduk berdekatan.
Etika sendawa, batuk, bersin
jika bersin atau batuk, mulut harus di tutupi dengan tangan
Menurut tata cara budaya lampung:
- Mendahulukan orang yang lebih tua sehingga makanan untuk yang lebih tua.
- Wadah tempat menaruh makanan sewaktu makan adalah menggunakan piring
kecil untuk makanan tidak berkuah dan mangkuk untuk tempat makanan yang
berkuah.
- Semua makanan tersebut diberi sendok dan tidak dipindah-pindahkan. Hal ini
diyakini oleh masyarakat akan mempercepat pembusukan makanan.
- Mengambil makanan dengan tangan dianggap sebagai sesuatu yang tidak
sopan, oleh karena itu semua piring dan mangkuk tempat makanan masing-
masing diberi sendok.

- Dalam mengambil makanan adalah dengan cara dari pinggir ke tengah, bukan
sebaliknya, dengan tujuan supaya pinggir piring tidak kotor dan kurang indah
dipandang mata.
- Makan dengan cara duduk bersila bagi laki-laki dan bersimpuh bagi
perempuan di lantai di atas tikar yang dibentangkan di atas lantai.
- Sewaktu makan piring tempat nasi harus diletakkan di atas tikar, mengangkat
piring dengan sebelah tangan dianggap sebagai kelakuan yang kurang sopan,
walaupun pada masyarakat lainnya hal ini tidaklah dianggap sebagai sesuatu
ketidaksopanan
- Apabila telah selesai makan, tetapi yang lain belum selesai, dilarang mencuci
tangan terlebih dahulu, karena hal ini akan membuat orang yang masih makan
merasa malu dan merasa makannya terlalu banyak. Jika makanan di piring
tinggal sedikit mereka biasa melambatkan makannya sehingga bisa selesai
bersamaan dengan yang lainnya.
b) Bertamu menurut tata cara internasional, suku jawa dan budaya lampung.
Menurut tata cara Internasional:
- Alas kaki
tidak melepas sepatu. Namun, apabila tuan rumah memintanya, maka mereka
akan melepas alas kakinya. Meskipun demikian, sebagai bentuk sopan santun,
kita bisa bertanya terlebih dahulu saat dibukakan pintu, apakah diperlukan
untuk melepas sepatu.
- Janji dan waktu
Sebaiknya tidak datang tanpa memberi kabar sebelumnya, apalagi jika kita
datang saat waktu tenang, yaitu pada saat jam makan dan istirahat. Apabila
kita menerima undangan, maka kita perlu memberikan konfirmasi kehadiran.
Sebaiknya juga tidak datang sebelum waktu yang ditentukan agar tidak
menganggu persiapan tuan rumah.
- Buah tangan
Kita bisa membawa kudapan Indonesia jika kita datang ke acara undangan
(minum teh, makan siang). Bisa juga membawa bunga pada acara tertentu,
namun hal ini tidak menjadi sebuah keharusan.

- Kata – kata sopan


Pada budaya internasional juga memiliki tata krama dalam pergaulan, seperti
menawarkan makanan dan minuman, menanyakan pendapat mengenai
hidangan yang disajikan.
- Durasi
Tidak perlu berlama-lama untuk hadir di sebuah undangan
Menurut tata cara suku jawa:
- Etika orang jawa ketika ia sudah berjanji untuk hadir artinya dia memiliki
kesanggupan.
- Ketika kedatangan dari bangsa luar, hormatnya jongkok
- Ketika kedatangan tamu tangan jangan melambai, tangan kiri dan kanan
menempel dari kanan kiri dipegang, berjalan sedikit membungkuk.
- Duduk bersila rapat.
- Memperhatikan waktu-waktu yang tepat serta berperilaku yang baik atau
beretika.
- Menggunakan tutup kepala (blangkon).
- ketika ingin cegukkan lebih baik menghadap ke kanan sebentar.
- Jangan menggaruk-garuk kepala yang membuat jijik orang lain
Menurut tata cara suku lampung:
Bisa dilihat dari arsitektur rumah daerahnya seperti pusiban (tempat tamu
melapor); anjung-anjung (serambi depan tempat menerima tamu)
Masyarakat lampung yang sangat menanamkan nilai nilai kearifan local ketika
ada tamu yang datang pun berkewajibab dan bertanggung jawab menjaga
keberagaman yang telah digariskan itu. Realitas keragaman (heterogenitas
atau diversitas masyarakat dan kebudayaan di Lampung.
Masyarakat yang memiliki sikap rasa kepedulian sosial, kesetiakawanan
(human interest) Prinsip dan sikap di atas dapat ditujukan dan ditunjukkan
kepada siapa pun yang datang (bertamu), asalkan niat tulus membangun dan
mengembangkan daerah Lampung dan bukan untuk melakukan hal-hal yang
negatif.
Masyarakat adat Lampung selalu terbuka dengan siapa saja. Kami tidak mau
menutup diri, bahkan menolak tamu yang datang.

c) Berkomunikasi menurut tata cara internasional, budaya suku jawa dan budaya
lampung.
Tata cara menurut internasional:
- Mendengarkan lawan bicara
Dalam berkomunikasi, kita memang diperkenankan untuk mengutarakan
pendapat. Namun bukan berarti kita tidak membiarkan lawan bicara untuk
mengutarakan pendapatnya, terkadang mendengarkan lawan bicara juga
penting.
- Memberikan informasi selengkap mungkin kepada pihak yang membutuhkan
informasi lengkap akan memberikan kepercayaan.
- Komunikasi yang disampaikan melalui kata kata jelas, singkat, dan padat.
- sopan-santun dan tata-krama merupakan hal yang penting dalam
berkomunikasi yang merupakan bentuk penghargaan kepada komunikan.
- pesan yang disampaikan mesti mempertimbangkan situasi
penerima/komunikan
Tata cara menurut suku jawa:
- menggunakan bahasa jawa krama dalam interaksi sosial, orang tersebut
dituntut oleh masyarakat untukmenggunakan tataran bahasa Jawa secara tepat,
sesuai dengan kedudukan seseorang di dalam ke-luarga, status sosial, tingkat
kebangsawanannya, umur, atau martabatnya
- basamu-dha krama adalah bahasa yang luwes sekali, untuksemua orang tidak
ada jeleknya. Orang yang di-ajak berbicara dihormati adapun dirinya
sendiriyaitu orang yang mengajak bicara merendahkan diri.
- Penyusunan basakramantara itu kata-katanya krama semua tidak dicampur
dengankrama inggil. Biasanya menjadi bahasanya orangtua kepada orang yang
lebih muda, karena merasalebih tua usianya atau lebih tinggi kedudukannya.
- Basa kramainggil kata-katanya kramasemua dicampur dengan krama inggil
untuk orangyang diajak bicara. Penjelasannya sebagai berikut: Aku diubah
menjadi kawula, abdi dalem kawulaatau dalem saja. Kowe diubah menjadi
pan-jenengan dalem atau disingkat nandalem saja

Tata cara menurut suku lampung:

- Berkomunikasi secara tatap muka, dengan tujuan seperti berbagi informasi,


menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
- Dalam kehidupan masyarakat yang masih sederhana yang memiliki jumlah
anggota terbatas, biasanya hubungan antara masing-masing anggotanya saling
mengenal secara mendalam.
- Para anggotanya saling membagi pengalaman, berencana dan memecahkan
masalah bersama serta berusaha bersama dalam memenuhi kebutuhan
bersama.

Anda mungkin juga menyukai