Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 2
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial
Blok 21 Perawatan Kelainan Tumbu Kembang dan Estetik
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Disusun oleh:

Afifah Rizki F (161610101011)


Rosi Latifa H (161610101012)
Oksalani Cahaya Rana (161610101013)
Ananda Regina (161610101014)
Devi Komala (161610101015)
Lisa Wahyu Z F (161610101016)
Choridatul Aini (161610101017)
Dinda Atika (161610101019)
Pramita Wahyu (161610101020)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Ekstraksi Seri,
Makalah ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok B pada
skenario kelima.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. drg. Rina Sujiati, M,Kes. selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi
tutorial kelompok B Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan telah
memberikan masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah
penyusun dapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
dalam perbaikan–perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 5 Oktober 2018

Penyusun
SKENARIO 2

(EKSTRAKSI SERI)

Seorang ibu datang ke RSGM Universitas Jember ingin memeriksakan gigi


anaknya yang berumur 9 tahun. Ibu tersebut mengeluhkan gigi depan atas
anaknya yang tidak rata.

Hasil pemeriksaan intra oral:

- memiliki gejala DDM dengan keempat insisif permanen RA berdesakan dan


keempat insisif permanen RB sesuai dengan inklinasi yang normal,
- gigi 12 dan 22 rotasi sentris
- tanggal prematur pada gigi 53 dan 63
- gigi 54, 55, 64, 65,73, 74,75,83,84 dan 85 dalam kondisi baik
Hasil pemeriksaan Rӧ:

benih gigi 13 14 15 23 24 25 33 34 35 43 44 dan 45 lengkap dengan pola erupsi


normal.

Hasil analisa model:

- klasifikasi maloklusi klas I Angle


- relasi molar permanen neutroklusi
- diskrepansi/kekurangan tempat RA = 11 mm dan RB = 10 mm.
Diagnosis: klas I Angle dengan berdesakan anterior

Macam perawatan: ekstraksi seri

STEP 1 (Unfamiliar Terms)

1. Tanggal prematur
- keadaan tanggalnya gigi lebih awal, sebelum waktunya. Terjadi pada
gigi sulung oleh karena trauma.
2. Rotasi sentris
- rotasi: perputaran gigi pada sumbu vertikal
- sentris tepat pada tengah sumbu vertikal dengan kedua sisi proksimal
sama-sama berputar.
3. DDM (Disharmoni Dentomaksila)
- Ketidakharmonisan antara ukuran gigi dengan ukuran rahang, banyak
terjadi di rahang atas.
- Disharmoni dentomaksila, ciri: berdesakan pada gigi anterior (keempat
insisif pada posisi normal, caninus extruded)
- Kelebihan tempat (crowded) /kekurangan tempat (diastema).
- Terjadi karena gigi > rahang normal, gigi normal<rahang kecil.
- Oleh karena herediter.
4. Inklinasi
- Sudut antara bidang sebagai acuan dengan bidang kemiringannya.
5. maloleh karenalusi klas 1 angle
- neutroklusi, keadaan cusp mesial molar pertama rahang atas pada
bukal groove molar pertama rahang bawah.
6. Diskrepansi
- Selisih ruang yang tersedia dengan ruang yang dibutuhkan pada
rahang.
- Pengukuran pada model studi, untuk menentukan rencana perawatan
maloklusi.
7. ekstraksi seri
- pencabutan gigi sulung dilanjuntukan gigi permanen, pada fase geligi
pergantian.
- Perlu pertimbangan diskrepansi lengkung rahang. Diskrepansi rahang
>10 perlu dilakukan ekstraksi seri, perlu pemeriksaan foto radiologi.
- Berfungsi untuk mencegah maloklusi gigi permanen, dilakukan dengan
interval waktu tertentu (terencana dan teliti).
- Dibantu dengan pemeriksaan radiografi untuk melihat pola erupsi,
lebar mesiodistal gigi permanen, hubungan rahang atas dan bawah.
- Menambah ruang, memanfaatkan pergerakan gigi, tanpa harus
menggunakan alat.
- Anamnesa (untuk melihat adanya kelainan genetik), pemeriksaan lihat
gejala DDM.

STEP 2 (Problem Identification)

1. Apa indikasi dan kontraindikasi ekstraksi seri?


2. Bagaimana pelaksanaan ekstraksi seri pada skenario?
3. Keuntungan dan kerugian perawatan ekstraksi seri?

STEP 3 (Brainstorming)

1. Indikasi:
- Terdapat ddm
- Pada masa geligi pergantian
- Diskrepansi lebih dari sama dengan 10mm
- Pasien dan orang tua pasien kooperatif
- Relasi molar klas 1 angle (neutroklusi)
- Overbite normal
- Gigi persisten (tidak tanggal, gigi pengganti sudah erupsi)
Kontraindikasi:
- Terdapat kelainan skeletal
- Terdapat diastema
- Agenisi
- Maloklusi klas 1 crowded ringan
- Overbite, deepbite
- Maloklusi klas 2
- Maloklusi klas 3 angle
- Memiliki kelainan pembekuan darah
- Pasien kurang kooperatif
- Profil wajah lurus dan cekung
2. Anamnesa : berhubungan faktor genetik
pemeriksaan intraoral: ada atau tidaknya gigi berjejal
analisa model : penghitungan diskrepansi rahang
pemeriksaan penunjang radiografi : melihat letak benih gigi pengganti,
adanya benih gigi
ekstraksi gigi m sulung  mempercepat erupsi premolar pertama
permanen
premolar pertama permanen diekstraksi  untuk erupsi gigi caninus
permanen
anterior berjejal menggunakan alat ortodonti (tidak butuh waktu lama)
3. Keuntungan
- Sebagai upaya preventif untuk tidak menggunakan alat orto cekat
- Merapikan gigi berjejal
- Menurunkan waktu retensi alat ortodontik cekat maupun lepasan
- Tidak ada destruksi besar-besaran pada jaringan periodontal
- Cocok untuk anak berkebutuhan khusus untuk merapikan gigi
- Mempermudah pemeliharaan oral hygine yang baik
Kerugian
- Bila perhitungan kurang tepat akan menyisakan diastema
STEP 4 (Mapping)

Disharmoni Dentomaksila

Maloklusi

Ekstraksi Seri

Definisi dan tujuan Indikasi dan Keuntungan Penatalaksanaan


kontraindikasi dan kerugian

STEP 5 (Learning Objective)

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi dan tujuan


ekstraksi seri.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan
kontraindikasi ekstraksi seri.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan keuntungan dan kerugian
ekstraksi seri.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan ekstraksi
seri.
STEP 7 (Reporting)

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi dan tujuan


ekstraksi seri.
Ekstraksi seri adalah suatu metode perawatan orthodonti dalam
periode gigi pergantian dan mencegah maloklusi pada gigi permanen
dengan jalan melakukan pencabutan pada gigi
gigi yang dipilih pada interval waktu tertentu serta menurut cara
cara yang telahdirencanakan dengan observasi dan diagnose yang tepat
dan teliti. Ini merupakan
suatu prosedur yang memerlukan kesabaran dan ketelitian yang lama tanpa
memakai perawatanorthodonti. Pengertian lain ekstraksi seri yaitu suatu
metode perawatan orthodonti yangdilakukan pada masa gigi-geligi
bercampus dengan hubungan rahang klas I Angle, dengan pencabutan gigi
secara berturut-turut dan kronologis. Pencabutan dilakukan pada gigi-
geligisulung dan diikuti dengan pencabutan gigi permanen (Amirudin,
2002).
Serial ekstraksi adalah sebuah rencana untuk pencabutan satu atau
lebih gigi sulung secara dini yang berurutan, untuk meningkatkan
kesejajaran benih gigi permanen, dan pada akhirnya melakukan
pencabutan gigi permanen untuk memelihara rasio yang tepat antara
ukuran gigi dan rahang yang tersedia. Serial ekstraksi dilakukan dengan
cara pencabutan dengan waktu yang sesuai dan direncanakan dari gigi
sulung dan permanen dalam tahap geligi campuran dengan disproporsi
dentoalveolar. Serial ekstraksi jika dilakukan secara tepat sesuai
pertimbangan tertentu akan memberikan keuntungan pada pasien. Oleh
karena itu, penting bagi dokter gigi untuk memahami perawatan interseptif
seperti serial ekstraksi terhadap anak dengan tahap geligi campuran untuk
mencegah berkembangnya suatu maloklusi (Darwis & Vininingtyas,
2018).

Tujuan ekstraksi seri:

a. Menghilangkan gigi yang berdesakkan


b. Menuntun dan mengontrol erupsi gigi-gigi permanen dalam lengkung
rahang dan untuk mencegah agar tidak terjadi maloklusi pada gigi
permanen
c. Meningkatkan jumlah ruangan yang tersedia untuk erupsi gigi
permanen dan membuat gigi-gigi permanen mengatur posisi normal
dengan sendirinya. Gigi tersebut selanjutnya akan mendapatkan posisi
yang stabil dibandingkan dengan gigi-geligi yang mendapatkan
perawatan ortodonti ketika tahap gigi permanen
(Darwis & Vininingtyas, 2018)
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan indikasi dan
kontraindikasi ekstraksi seri.

A. Indikasi:
a. DDM (Disharmoni Dento Maxilar)
Merupakan ketidak sesuaian antara volume rahang dan volume
gigi. Untuk gigi yang crowded (berdesakan) dapat disebabkan oleh
2 hal yaitu karena ukuran gigi besar tetapi ukuran rahang normal
atau karena ukuran gigi normal akan tetapi ukuran rahang kecil.
Sehingga dengan adanya kondisi tersebut dapat menyebabkan gigi
berdesakan khususnya untuk gigi anterior yang dapat terlihat
melalui gejala klinis:
 keempat gigi insisiv berada pada lengkung rahang yang
normal sementara gigi kaninus extruded, atau
 gigi kaninus berada pada lengkung rahang yang normal
sementara gigi insisiv lateral tumbuh sesuai dengan benih giginya
yakni di bagian palatal akibat tidak mendapatkan tempat.
Dengan melihat kedua gejala klinis tersebut maka pasien dapat
diindikasikan untuk dilakukan ekstraksi seri.
- Pada fase geligi pergantian
- Tidak ada kelainan skeletal
- Overbite normal
- Terjadi diskrepansi atau kekurangan tempat, yaitu lebih besar atau
sama dengan 10 mm (crowded berat).
- Benih gigi telah menembus alveolar crest, namun gigi sulung
belum tanggal
- Keinginan pasien maupun orang tua (kooperatif)
B. Kontraindikasi :
- Diastema, Agenisi
Ketika pasien yang memiliki diastema dan/atau agenisi dilakukan
ekstraksi seri, diastema dapat menjadi semakin parah.

- Maloklusi kelas I angle dengan crowded ringan


Crowded ringan bisa menjadi normal ketika pasien anak-anak
masih mengalami pertumbuhan rahang. Rahang yang bertambah
lebar akan memberikan ruang bagi gigi-gigi berdesakan tersebut.
- Deep overbite/openbite
- Maloklusi kelas II dan III angle
- Pasien kurang kooperatif
- Kelainan skeletal (osteomyelitis)
- Kelainan pembekuan darah
- Rotasi maupun malposisi gigi lain yang menyebabkan terkuncinya
gigi geligi yang lain
- Gigi geligi yang berdesakan dan terkunci oleh gigi lain akan
mempersulit operator dalam melakukan ekstraksi.
- Profil wajah lurus atau cekung
Pasien dengan profil wajah yang lurus akan terlihat cekung setelah
dilakukan ekstraksi seri. Begitu juga dengan pasien dengan profil
wajah cekung yang akan semakin terlihat cekung.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan keuntungan dan
kerugian ekstraksi seri.
Keuntungan dari serial ekstraksi adalah
(1) menyediakan pergerakan gigi secara fisiologis,
(2) menurunkan waktu retensi dan kunjungan perawatan cekat,
(3) kerusakan terhadap tulang alveolar dan struktur periodontal yang lebih
rendah,
(4) dapat digunakan untuk pasien dengan disabilitas yang tidak dapat
dirawat dengan perawatan ortodonti mekanik dan
(5) pemeliharaan OH baik.
Selain itu terdapat kerugian dari serial ekstraksi yaitu
1. meningkatkan overbite,
2. tipping lingual insisif bawah,
3. pembentukan jaringan parut pada ruangan pascapencabutan,
4. terdapat sisa ruangan,
5. membutuhkan kooperatif pasien, dan
6. tendensi terjadinya kebiasaan buruk seperti tongue thrusting pada
pasien
7. Mungkin dapat merintangi pertumbuhan:
8. Terjadinya pergerakan ke distal gigi kaninus dan insisivus karena
kurangnya tekanan kearah mesial dari premolar
9. Mengurangi prognatisme alveolar
10. Merintangi pertumbuhan ke depan rahang atas
11. Sering terjadi setelah pencabutan suatu gigi, ruangannya tidak dapat
tertutup seluruhnya.Penutupan ruangan yang disebabkan oleh gigi-gigi
belakang migrasi ke mesial danketidakharmonisan intergiditasi atau
hubungan antar tonjol gigi-geligi, dapatmenyebabkan traumatik oklusi
12. Bila ruangan yang terjadi akibat suatu pencabutan tetap terbuka maka
pada saat mulutdibuka akan terlihat. Hal ini akan mengganggu
penampilan wajah yang berhubungandengan faktor estetik.
(Darwis & Vininingtyas, 2018)
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan
ekstraksi seri.
Tahap penentuan diagnosis dimulai dari pemeriksaan klinis yang
terdiri dari pemeriksaan fotografi ekstraoral terutama profil wajah dan
pemeriksaan intraoral, pemeriksaan radiografis yang terdiri dari foto
panoramik dan sefalometri, dan analisis dental melalui model studi
(Darwis, 2018).
Ekstraksi seri dilakukan pada awal fase geligi pergantian. Ekstraksi
dilakukan mulai dari gigi insisif sulung (bila diperlukan), dilanjutkan
ekstraksi gigi kaninus sulung untuk merapikan letak dan erupsi gigi insisif
permanen. Ekstraksi gigi premolar pertama sehingga gigi kaninus
permanen dapat bergerak ke distal menempati space tersebut (Proffit,
2007).
Pada rahang atas premolar pertama erupsi sebelum kaninus,
sedangkan pada rahang bawah sering terjadi kaninus erupsi sebelum
premolar pertama. Sehingga pada rahang bawah sering terjadi crowding
dimana kaninus berada lebih ke lingual. Hal ini dapat diatasi dengan
melakukan ekstraksi gigi molar pertama sulung pada saat akar gigi
premolar pertama ½ atau 2/3 sudah terbentuk  menyebabkan premolar
pertama untuk segera erupsi daripada kaninus mudah dilakukan
ekstraksi premolar pertama sebelum kaninus erupsi (Proffit, 2007).
Jika molar pertama sulung tanggal lebih awalpremolar pertama
belum erupsi, dan kaninus erupsiada kemungkinan terjadi impaksi
premolarperlu dilakukan enukleasi dan ekstraksi premolar pertama. Tapi
enukleasi itu sebaiknya dicegah karna dapat meninggalkan defek persisten
pada tulang (Proffit, 2007).
Pada kasus deep overbite. Pada mandibular gigi kaninus sulung
dipertahankan, untuk mendapatkan ruang untuk gigi anterior dibuat
dengan mengekstraksi gigi molar pertama sulung ketika gigi insisif lateral
permanen erupsimenstimuli erupsi gigi premolar pertama (Proffit,
2007).
Bila premolar pertama sudah di ekstraksimolar kedua sulung
akan tanggal secara normalspace tempat di ekstraksinya premolar akan
menutup sebagian olehkarena gerakan ke mesial dari premolar kedua dan
molar pertama permanen dan sebagian yang cukup besar di tutup oleh
pergerakan kaninus ke distal. Jika ekstraksi serial tidak diikuti oleh
mekanoterapi, penyelarasan posisi ideal, penentuan posisi akar, koreksi
deep overbite, dan penutupan ruang biasanya gagal (Proffit, 2007).
Metode-metode serial ekstraksi terbagi menjadi metode Tweed,
Dewel, Nance, dan Grewe.4 Metode Tweed digunakan pada usia 7,5 – 8,5
tahun yang menunjukkan diskrepansi antara gigi dan tulang rahang.
Urutan metode Tweed adalah DC4 (molar pertama sulung, kaninus sulung,
dan premolar pertama permanen). Pencabutan kaninus sulung yang
menghambat erupsi kaninus permanen, dan gigi premolar sudah berada
pada tahap eruptif (mahkota diatas tulang alveolar secara radiografis)
(Darwis & Vininingtyas, 2018).
Metode Dewel dilakukan jika terdapat crowding ringan pada regio
anterior dan adanya eksfoliasi dini kaninus sulung secara unilateral atau
bilateral. Urutan metode Dewel adalah CD4 (kaninus sulung, molar
pertama sulung, dan premolar pertama permanen). Metode ini ideal
dilakukan pada usia 8,5 tahun, dimana kaninus sulung diekstraksi dengan
tujuan memberikan ruangan untuk kesejajaran gigi anterior yang
crowding, selanjutnya usia 9,5 tahun ketika crowding insisif teratasi dan
premolar pertama dalam perkembangan akar, maka molar pertama sulung
dapat diekstraksi. Selanjutnya, ketika premolar erupsi, premolar
diekstraksi untuk memberikan kesejajaran bagi kaninus permanen (Darwis
& Vininingtyas, 2018).
Metode Nance merupakan metode dengan urutan modifikasi dari
metode Tweed yaitu D4C (molar pertama sulung, premolar pertama
permanen, kaninus sulung). Ekstraksi dari molar pertama permanen
dimulai pada usia 8 tahun. Grewe membagi urutan rencana ekstraksi
berdasarkan kondisi klinis yang berbeda, (1) maloklusi kelas I dengan
premature loss kaninus sulung mandibular (Darwis & Vininingtyas, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Andlaw, R.J. dan W.R Rock. 1992. Perawatan Gigi Anak. Jakarta.Widya Medika
Indrayanti R, Pertiwi AS, Sasmita IS. 2006. Laporan Penelitian Pola Erupsi Gigi
Permanen Ditinjau dari Usia Kronologis pada Anak Usia 6 sampai 12
tahun. Bandung: FKG UNPAD. Hal: 1-25.
JADA. 2005. Tooth Eruption The Primary Teeth. Journal American Dental
Association, vol 136.
Mc Donald, R. and Avery. 2000. Dentistry for The Child and Adolescent.
Missoury: Mosby-Year Book, Page. 184-214.
Singh, Gurkeerat. 2007. Textbook of Orthodontics second edition. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publishers.,569-570.
Proffit, William. 2007. Contemporary Orthodontics Fourth Edition. Missouri:
Mosby Elsevier.
Darwis, S. R., dan L. Vininingtyas. 2018. Serial Ekstraksi: Prosedur Interseptif
terhadap Penanganan Masalah Maloklusi Dental. Insisiva Dental Journal.
Vol. 7 No. 1 Bulan Mei Tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai