E-mail: fatmawatyrachim2@gmail.com
ABSTRAK
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian dari sistem jaringan jalan nasional yang
penggunanya di wajibkan membayar tol dan memiliki peran yang sangat signifikan bagi perkembangan suatu
daerah. Mengingat kemacetan merupakan masalah utama transportasi di Indonesia, jalan tol adalah salah satu
solusi yang dikerjakan oleh pemerintah untuk mengurai kemacetan akibat kepadatan lalu lintas. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi struktur pekerjaan Jalan Tol Layang A. P. Pettarani Makassar dan
untuk mengevaluasi pelaksanaan proyek Jalan Tol Layang A. P. Pettarani Makassar. Metode yang digunakan
yaitu POMC (Planning, Organizing and Staffing, Motivating, Controlling) yaitu dengan cara mengidentifikasi
pelaksanaan proyek, melakukan penilaian, serta membuat pengendalian yang tepat. Dari hasil penelitian
disimpulkan bahwa struktur pekerjaan proyek sebelum sesuatu pekerjaan proyek dilaksanakan, perlu disusun
dulu langkah-langkah atau tahapan pelaksanaan pekerjaan. Namun juga dipersiapkan metode dan beberapa
peralatan kerja yang digunakan, mulai dari pra-pelaksanaan proyek, pelaksanaan proyek hingga akhir
pelaksanaan proyek. Sistem manajemen proyek yang lengkap serta kokoh, dalam pelaksanaan pada masing-
masing tahapan siklus mekanisme memerlukan perangkat manajemen yang terdiri dari : analisis masalah,
kerangka logis, analisis anggaran keuangan, rincian tanggung jawab, jadwal pelaksanaan proyek, sistem
monitorng dan pelaporan, sistem evaluasi, konsep pendekatan team.
Kata Kunci : Perencanaan Evaluasi Pelaksanaan Proyek, Struktur Pekerjaan Jalan, Jalan Tol.
ABSTRACT
Toll roads are public roads that are part of the national road network system where users are required to
pay tolls and have a very significant role in the development of a region. Considering that congestion is the main
transportation problem in Indonesia, toll roads are one of the solutions undertaken by the government to unravel
congestion due to traffic congestion. The purpose of this research is to identify the structure of the flyover A. P.
Pettarani Makassar toll road and to evaluate the implementation of the A. P. Pettarani Makassar elevated toll
road project. The method used is POMC (Planning, Organizing and Staffing, Motivating, Controlling), namely by
identifying project implementation, conducting assessments, and making appropriate controls. From the results
of the study it is concluded that the structure of the project work before any project work is carried out, it is
necessary to first compile the steps or stages of work implementation. However, methods and some work tools
are also prepared, starting from pre-project implementation, project implementation to the end of project
implementation. A complete and robust project management system, in implementation at each stage of the
mechanism cycle requires management tools consisting of: problem analysis, logical framework, financial
budget analysis, detailed responsibilities, project implementation schedule, monitoring and reporting system,
evaluation system, team approach concept.
Keywords: Project Implementation Evaluation Planning, Road Work Structure, Toll Road.
PAR-IV-9
Seminar Nasional Perwujudan Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Kearifan local
Di Era Revolusi 4.0 dan Era New Normal
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang
pelaksanaan, peralatan, tenaga kerja, biaya, dan pekerjaan tersebut dapat dirangkum dalam suatu
material. Keberhasilan dan kegagalan suatu proyek daftar berikut ini :
sangat berpengaruh pada mutu, waktu dan biaya,
keberhasilan proyek dapat dilihat dari waktu Table 1. Langkah-langkah Pelaksanaan Pekerjaan
pelaksanaan yang singkat dengan biaya seminimal Tahap Kegiatan
mungkin tanpa meninggalkan kualitas hasil Pelaksanaan
pekerjaan. Pra Membaca Gambar
Pelaksanaa Survey Dan Pengukuran
Pengelolaan proyek secara sistematis perlu n
dilakukan guna memastikan waktu pelaksanaan
Pelaksanaa Mobilisasi
proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan bisa n Pengujian Persyaratan Bahan
lebih cepat sehingga dapat memberikan
Persiapan Lokasi (Pembersihan
keuntungan, serta terhindar dari denda yang
Dan Pembongkaran)
muncul akibat keterlambatan proyek. Pengendalian
Alat-Alat Yang Digunakan
merupakan salah satu fungsi dari manajemen
Pekerjaan Tanah (Pengendalian
proyek yang bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan Dan Penimbunan)
dapat berjalan mencapai sasaran tanpa banyak Akhir Penyiapan Tanah Dasar
penyimpangan. Pengendalian proyek adalah suatu Pelaksanaa Pekerjaan Lapis Pondasi
usaha sistematis untuk menentukan standar yang n Bawah Dan Atas
sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang Pekerjaan Lapis Permukaan
sistem informasi, membandingkan pelaksanaan Dan Penutup
dengan standar, menganalisis kemungkinan Pekerjaan Bahu Jalan
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan Pekerjaan Drainase
standar, dan mengambil tindakan pembetulan yang Pengukuran Dan Pembayaran
diperlukan agar sumber daya dapat digunakan Serah Terima Pekerjaan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai Sementara
sasaran (Soeharto, 1997). Masa Pemeliharaan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Serah Terima Akhir Pekerjaan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi struktur pekerjaan Jalan Tol 2. Metoda Pengerjaan Secara Rinci
Layang A. P. Pettarani Makassar dan untuk a. Membaca gambar Sebelum pengaturan
mengevaluasi pelaksanaan proyek Jalan Tol lapangan dan pengukuran, kontraktor harus
Layang A. P. Pettarani Makassar. mempelajari gambargambar kontrak yaitu
gambar rencana dan gambar tipikal.
METODE PENELITIAN b. Survei dan Pengukuran
Kontraktor bersama-sama
Penelitian ini di lakukan di Kota Makassar Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan
tepatnya di Jalan Tol Layang A. P. Pettarani Kota daerah proyek, dan pada khususnya mengukur
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Analisis yang lebar jalan daerah milik jalan alinyemen untuk
digunakan adalah analisis deskriptif dan kualitatif, setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi
dengan langkah-langkah pengerjaan studi secara jalan dan gorong-gorong serta melakukan satu
garis besar adalah sebagai berikut: pemeriksaan yang terinci semua pekerjaan
1. Mengidentifikasi struktur pekerjaan Jalan Tol jembatan yang diusulkan.
Layang A. P. Pettarani Makassar.
Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus
2. Mengevaluasi pelaksanaan proyek Jalan Tol diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.
Layang A. P. Pettarani Makassar.
Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu
3. Metode yang digunakan yaitu POMC (Planning,
pekerjaan perataan dan atau lapis permukaan
Organizing and Staffing, Motivating, Controlling)
harus dibangun, satu profil memanjang
yaitu dengan cara mengidentifikasi pelaksanaan
sepanjang sumbu jalan harus diukur, satu
proyek, melakukan penilaian, serta membuat
penampang melintang diambil pada interval
pengendalian yang tepat.
tertentu untuk menentukan kelandaian dan
kemiringan melintang dan untuk menentukan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi
A. Struktur Pekerjaan Jalan Tol Layang AP baru.
Pettarani Kota Makassar Mobilisasi meliputi pekerjaan pengorganisasian
dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek.
1. Ringkasan Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke
Sebelum sesuatu pekerjaan dilaksanakan, perlu lapangan pekerjaaan harus dilaksanakan pada
disusun dulu langkah-langkah atau tahapan waktu lalu lintas sepi dan truk-truk angkutan
pelaksanaan pekerjaan. Namun juga dipersiapkan harus dilengkapi dengan terpal penutup.
metode & beberapa peralatan kerja yang
digunakan. Adapun langkah-langkah pelaksanaan
PAR-IV-10
Seminar Nasional Perwujudan Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Kearifan local
Di Era Revolusi 4.0 dan Era New Normal
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang
Pengujian persyaratan bahan. Kontraktor harus dikerjakan / dipasang oleh tim pengukuran. Cara
menyelenggarakan pengujian bahanbahan Pemadatan Bahan yang sudah disetujui
untuk pengendalian mutu. Pengujian dihampar dan dipadatkan lapis demi lapis
dilaksanakan di laboratorium Kabupaten atau dengan tebal padat tertentu (10 – 20 cm). Tebal
Propinsi. Pengujian khusus di laboratorium lapisan akhir minimal 10 cm. Perlu diperhatikan,
pusat bila diminta oleh Direksi Teknik. Pengujian bahwa lapisan-lapisan tersebut harus mencapai
harus memenuhi seperangkat standar di dalam kepadatan tertentu yang harus dibuktikan
spesifikasi. dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
c. Persiapan lokasi (pembersihan dan f. Penyiapan Tanah Dasar Penggalian dan
pembongkaran) Setelah pekerjaan survei dan penimbunan untuk tanah dasar harus seperti
pengukuran selesai sesuai rencana, maka yang ditetapkan. Pemadatan tanah dasar
pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan dilakukan sebagai berikut :
pembersihan dan pembongkaran. Melakukan - Lapisan-lapisan yang lebih besar dari 30 cm di
pembersihan segala macam tumbuh-tumbuhan, bawah permukaan tanah dasar harus
pohon-pohon, semak-semak, tanaman lain, dipadatkan sampai 45% kepadatan kering
sampah dan bahan-bahan lain yang maksimum ditetapkan sesuai dengan AASHTO
menganggun termasuk pencabutan akar-akar, T99.
sisa-sisa konstruksi dan sisa-sisa material. - Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau
d. Alat-alat yang digunakan Semak dan belukar kurang dari permukaan tanah dasar harus
dibabat / ditebang dengan tenaga manusia atau dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
dengan “bulldozer”. Bulldozer bergerak maju maksimum. Macam alat pemadat untuk
membersihkan semak belukar sedikit demi pekerjaan sub grade (tanah dasar) adalah
sedikit. Pembantu operator berjalan di sekitar sheep foot roller (penggilas dengan getaran).
bulldozer untuk membantu operator, apabila ada g. Pekerjaan Lapis Pondasi
sesuatu yang perlu dihindari. Untuk lapis pondasi bawah dilaksanakan : LPB
e. Pekerjaan tanah (penggalian dan penimbunan) Agregat.
Galian harus dilaksanakan dengan sekecil Sebelum penghamparan agregat dimulai,
mungkin akan terjadi gangguan terhadap bahan- terlebih dulu tanah dasar harus sudah siap
bahan di bawah dan di luar batas galian yang sebagaimana disyaratkan dalam gambar
ditentukan sebelumnya. : rencana. Pencampuran dan penghamparan.
Apabila tinggi potongan lebih dari 5 meter, - Dengan cara peralatan tidak berjalan
maka setiap ketinggian 5 meter perlu dibuat (stationary). Agregat dan air dicampur dalam
bagian yang harus datar selebar 1 meter. Pada alat pencampuran yang telah disetujui Direksi
bagian yang datar ini harus dibentuk sedemikian Teknik. Selama pencampuran, jumlah air diatur
rupa sehingga miring kebagian dalam, agar sesuai dengan selesai pencampuran, bahan
dapat menampung air dan mengalirkannya diangkat ke tempat pekerjaan dengan menjaga
sepanjang bagian yang datar yang dibuat sejajar kadar airnya dalam batas yang dipersyaratkan.
dengan penjajaran jalan tersebut. Pada Penghamparan dengan alat yang disetujui oleh
pekerjaan timbunan badan jalan, harus Direksi Teknik.
diperhatikan beberapa faktor yang sangat - Dengan cara menggunakan peralatan berjalan
mempengaruhi pekerjaan, yaitu : (mobile). Setelah bahan untuk tiap lapis
Kondisi Tanah Asli yang akan ditimbun dihampar dengan mesin penebar agregat atau
- Tanah asli yang kurang baik mutunya yang akan alat lain yang disetujui Direksi Tekik,
ditimbun untuk badan jalan, digali sampai pencampuran dilakukan dengan msin
kedalaman tertentu. pencampuran berjalan sampai campuran
- Sebelum pekerjaan timbunan tersebut dimulai merata. Selama pencampuran, jumlah air harus
pada tempat yang selesai dibersihkan, lubang- diatur agar diperoleh kadar air yang sesuai
lubang yang ada akibat akar-akar pohon, bekas- dengan yang dipersyaratkan untuk pemadatan.
bekas saluran dan sebagainya harus diisi - Dengan cara pencampuran di tempat Bahan
dengan bahan pilihan untuk tiap lapis dihampar sambil mengatur kadar
- Kemudian lakukanlah perataan pada permukaan airnya, bahan dicampur dengan motor grader
tanah tersebut. atau alat lain yang disetujui Direksi Teknik.
- Padatkan tanah permukaan yang telah Pemadatan setelah selesai penghamparan dan
dibersihkan sesuai dengan ketentuan. pemadatan, tiap jenis harus segera dipadatkan
Bahan dan Jenis Tanah Timbunan tanah ini pada seluruh lebar hamparan dengan
adalah bahan urugan yang disetujui oleh Direksi menggunakana mesin gilas roda besi atau
Teknik. Tinggi timbunan Talud Pekerjaan mesin gilas roda karet, atau alat mesin gilas lain
penimbunan dikerjakan setelah jalur patok-patok yang disetujui Direksi Teknik. Pada bagian yang
dipasang, yaitu dilereng, patok tikungan, patok lurus, pemadatan dilakukan mulai dari bagian
penampang, patok pekerjaan jembatan/gorong- tepi hamparan, kemudian bergeser ke bagian
gorong dan sebagainya. Patok-patok tersebut tengah sejajar dengan sumbu jalan dan
PAR-IV-11
Seminar Nasional Perwujudan Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Kearifan local
Di Era Revolusi 4.0 dan Era New Normal
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang
- Tidak terlalu curam agar tidak membahayakan logis untuk digunakan sebagai alat perencana,
kendaraan pengorganisasian dan komunikasi, yang akan
- Kemiringan permukaan beragam menurut jenis sangat membantu dalam merancang dan
- Permukaan jalan itu sendiri, untuk jalan beraspal menetapkan proyek terpilih. Kerangka logis
kemiringan permukaan antara 2- 3% dan untuk merupakan “penjelasan urut dan nalar dalam
jalan tak beraspal antara 3-7%. proses perencanaan proyek-proyek yang
- Jenis drainase yang ada antara lain : berhasil guna”, terutama dipandang dari aspek
Drainase tepi jalan (saluran tanah) pendanaan dimulai sejak dari latar belakang
Drainase saluran dilapisi (pasangan batu) sampai dengan tercapainya tujuan. kerangka
Drainase dengan gorong-gorong (pipa, beton, logis juga berfungsi sebagai alat komunikasi
pipa, baja bergelombang) yang dapat menjelaskan sasaran pokok proyek
k. Pengukuran dan Pembayaran secara ringkas, ukuran-ukuran keberhasilannya,
Setiap selesai suatu pekerjaan seperti analisis segenap keadaan yang berpengaruh
tersebut diatas, lalu dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan proyek. Dengan demikian
misalnya : kerangka logis merupakan seperangkat
- Galian saluran tanah harus diukur untuk pengertian yang saling berkaitan, yang mampu
pembayaran dalam volume meter kubik tanah menjelaskan secara logis tentang :
dan diterima oleh Direksi. Pembayaran - Mengapa suatu proyek harus dilaksanakan,
didasarkan atas harga kontrak per satuan - Bagaimana proyek akan dilaksanakan,
pengukuran. - Faktor-faktor luar apa saja yang
- Timbunan diukur dalam meter kubik bahan mengakibatkan ketidakpastian keberhasilan
padat yang ditempatkan dan diterima Direksi proyek,
Teknik. Volume timbunan yang diukur akan - Bagaimana wujud proyek tersebut apabila
dibayar persatuan pengukuran pada harga yang sudah selesai,
bersangkutan - Bagaimana menetapkan ukuran keberhasilan
- Penyiapan tanah dasar diukur luas tanah dasar proyek yang sudah selesai.
yang selesai dan disetujui dalam jumlah meter c) Analisis anggaran keuangan, anggaran
persegi permukaan diukur terebut akan dibayar keuangan disusun secara realistis, bertahap,
persatuan pengukuran. dengan berorientasi pada keluaran atau
- Lapis pondasi penghitungan volume didasarkan kegiatan-kegiatan proyek. Analisis anggaran
pada ketebalan dan lebar pondasi yang keuangan bukan hanya dibuat berdasarkan
diperlukan dan dikalikan dengan panjang Daftar Rencana Kegiatan pada saat
sebenarnya yang dipasang (dalam meter kubik). perencanaan proyek saja, akan tetapi harus
Pembayaran volume yang telah diterima dibayar ditunjang dengan suatu sistem akuntansi yang
persatuan pengukuran. benar dan baik selama proyek berjalan. Analisis
anggaran keuangan berguna untuk membagikan
B. Perencanaan Evaluasi Pelaksanaan Proyek sumber daya yang terbatas guna hasil
Jalan Tol AP Pettarani Kota Makassar keseluruhan yang optimal, menganalisa
perbandingan antara pembiayaan dan manfaat
Untuk membentuk suatu Sistem Manajemen yang diperoleh, serta menyusun anggaran
Proyek yang lengkap serta kokoh, dalam belanja yang realistis.
pelaksanaan pada masing-masing tahapan siklus d) Rincian Tanggung Jawab, salah satu faktor
mekanisme tersebut memerlukan perangkat yang ikut menentukan keberhasilan proyek
manajemen yang terdiri dari : adalah adanya peranan dan tanggung jawab
a) Analisis masalah, dalam merencanakan suatu yang jelas bagi setiap personil, yang disetujui
proyek yang merupakan bagian dari kerangka bersama oleh sesama pelaku-pelakunya. Suatu
strategi program, diperlukan cara analisis yang organisasi dengan melibatkan banyak unsur
sistematis, sederhana, mudah dikomunikasikan, apabila tanpa dilandasi dengan kesepakatan
dan didasarkan pada suatu kerangka pemikiran yang jelas, cenderung akan mengundang
logis. Pendekatan akan dipermudah dengan masalah yang akan mengakibatkan kekacauan,
mewujudkannya dalam bentuk bagan yang kelambatan, bahkan pembengkakan biaya.
dapat menjelaskan seluruh harapan-harapan Untuk itu suatu organisasi memerlukan bagan
serta tujuan program. rincian tanggung jawab yang merupakan salah
b) Kerangka logis, suatu proyek pada hakekatnya satu perangkat Sistem Manajemen Proyek
merupakan proses untuk merubah suatu dengan kegunaannya antara lain sebagai
keadaan yang dipilih dari sejumlah proyek berikut :
pilihan, yang mewakili kemungkinan terbaik 1) Dapat membantu tercapainya kesepakatan
untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai mengenai peran dan tanggung jawab
dengan tujuan program. Agar dapat melakukan masing-masing individu dalam organisasi
analisis, maka diperlukan suatu pedoman yang terlibat dalam pelaksanaan proyek.
kerangka proses berpikir secara sistematis dan
PAR-IV-13
Seminar Nasional Perwujudan Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Kearifan local
Di Era Revolusi 4.0 dan Era New Normal
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Saran
PAR-IV-15
Seminar Nasional Perwujudan Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Kearifan local
Di Era Revolusi 4.0 dan Era New Normal
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN Malang
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cariawan, Unggul (2007), Risk Management System
Development in PT Jasa Marga (Persero), Joint
Technical Conference, Penang, Malaysia.
Dalijus, Beta Proton, (2007), Identifikasi Risiko Investor
Dalam Investasi Jalan Tol, Thesis Program Studi
Teknik Sipil, Universitas Indonesia
Okamoto, Kanemura, Mitsuishi (2007), Risk Management
Project at Expressway Companies, Joint
Technical Conference, Penang, Malaysia.
Rochmanhadi, ALAT – ALAT BERAT DAN
PENGGUNAANYA. Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta 1992
Suharto, Imam, MANAJEMEN PROYEK: Dari Konseptual
sampai Operasional, Erlangga Jakarta,1998
Wahana Komputer, PANDUAN APLIKATIF
PENGELOLAAN PROYEK DENGAN
MICROSOFT PROJECT 2007 Penerbit ANDI
OFFSET/2008/SEMARANG
Peraturan/Undang-Undang
Undang-Undang (UU) no 38 (2004), tentang Jalan
Peraturan Pemerintah (PP) no 15 (2005), Tentang Jalan
Tol
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) ( 2007), Peluang
Investasi Jalan Tol di Indonesia
PAR-IV-16