Anda di halaman 1dari 35

REKONSTRUKSI JALAN PASCA PEMBANGUNAN

INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL) DI


KOTA PALEMBANG

Usulan Penelitian

Diajukan Oleh:

Fathia Rizki Putri

NIM. 07011281924088

Konsentrasi Kebijakan Publik

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FALKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
INIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

REKONSTRUKSI JALAN PASCA PEMBANGUNAN


INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL)
KOTA PALEMBANG

SKRIPSI

Oleh:
FATHIA RIZKI PUTRI
07011281924088

Telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing, November 2022

Pembimbing Skripsi

Aulia Utami Putri, S.IP., M.SI


NIP. 199508142019032020

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Hanya kepadanya
memohon pertolongan. Alahmdulillah atas segala pertolongan, rahmat, dan kasih
sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan salam
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang senantiasa menjadi sumber inspirasi
dan teladan terbaik untuk umat manusia.

penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
tulisis berharap dapat belajar lebih banyak lagi dalam mengimplementasikan ilmu yang di
dapatkan. Penelitian ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, masukan, dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua Orang tua tercinta Papa, Mama dan Kakak tersayang yang telah mendoakan,
memberikan dukungan dan memotivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. ALLAH SWT, yang telah memberikan saya kemudahan dan kelancaran selama
menyelesaikan penelitian ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Anis Sagaff, MSCE. IPU. ASEAN. Eng, sebagai Rektor
Universitas Sriwijaya.
4. Bapak Prof. Dr. Alfitri, M.Si, selaku Dekan Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sriwijaya.
5. Bapak Dr. Muhammad Nur Budiyanto, S.Sos., MPA, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
6. Ibu Aulia Utami Putri, S. IP., M.SI, selaku Dosen Pembimbing yang sudah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan serta masukan
kepada penulis.
7. Dan semua teman-teman saya yang membantu penelitian ini.

Penulis juga haturkan untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelessaikan penelitian ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhir kata penulis
menyadarai bahwa tidak ada yang sempurna, penulis masih melakukan kesalahan dalam
penyusunan penelitian. Oleh karena itu, penulis meminta maaf yang sedalam-dalamnya
atas kesalahan yang dilakukan penulis.

iii
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan
referensi demi pengembahan ke arah yang lebih baik. Kebenaran datanya dari Allah dan
kesalahan datangnya dari diri penulis. Semoga allah SWT senantiasa melimpahkan
Rahmatnya dan Ridhonya kepada kita semua.

Palembang, November 2022

Fathia Rizki Putri


07011281924088

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...........................................ii

KATA PENGANTAR.................................................................................................iii

DAFTAR ISI.................................................................................................................v

DAFTAR TABEL........................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................6

TINJAUN PUSTAKA..................................................................................................6

2. 1................................................................................................... Landasan Teori. .6


2. 2..................................................................................................... Rekonstruksi . .6
2. 3.................................................................................................... Pembangunan 10
2. 4......................................................... Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) 14

BAB III.......................................................................................................................19

METODE PENELITIAN............................................................................................19

3. 1.................................................................................................. Jenis Penelitian 19


3. 2................................................................................................... Definsi Konsep 19
3. 3................................................................................................. Fokus Penelitian 20
3. 4....................................................................................... Jenis dan Sumber Data 21
3. 5............................................................................................ Informan Penelitian 22
3. 6................................................................................ Tekinik Pengumpulan Data 22
3. 7.......................................................................................... Teknik Analisis Data 22
3. 8............................................................................................... Jadwal Penelitian 23
3. 9........................................................................................ Sistematika Penulisan 24

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................25

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.............................................................................................23

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1........................................................................................................................3

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan yang sedang giatnya dilakukan oleh pemerintah Indonesia


merupakan salah satu mewujudkan dari pengembangan agar negara kita dapat
berkembang dan dapat bersaing dengan negara lain serta mewujudkan amanah
UUD 1945 di alinea ke-4 yaitu : memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangasa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Pembangunan yang
sedang giat dilakukan oleh pemerintah memberikan pengaruh terhadap sumber
daya yang ada disekitarnya sehingga pengaruh tersebut dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi.

Pengembangan infrastruktur baik berupa jalan, jaringan lisrik, dan air bersih
sangatlah penting untuk memajukan ekonomi masyarakat di suatu daerah.
infrastruktur tidak hanya digunakan oleh pihak rumah tangga tetapi juga di gunakan
oleh pihak swasta, begitu juga pemerintah. Oleh karena itu, pentingnya
infrastruktur ekonomi sehingga diharapkan mampu membawa kesejahteraan dan
mempercepat perkembangan ekonomi sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan
lebih efisien. Banyaknya prasarana seperti adanya akses jalan, listrik, dan air bersih
di perlukan untuk mempermudah aktivitas ekonomi yang pada akhirnya akan
mempengaruhi perkembangan ekonomi di wilayah tersebut.

Palembang merupakan kota tertua di Indonesia. Sejak menjadi pusat


pemerintah Kerajaan Sriwijaya pada abad ke tujuh sampai saat ini, Palembang
dikenal sebagai kota air dikarenakan di penuhi dengan sungai dan rawah. Sungai
dan rawah selain menjadi sarana transportasi, juga dijadikan sebagai sumber air
bersih.Tetapi kini kualitas air bersih seperti sungai di Palembang kini kian
menurun. Kualitas penurunan ini disebabkan oleh limbah industri, sampah rumah
tangga, mengurangnya anak sungai dan rawa, serta kurangnya perpohonan sebagai
penyerap air.

1
2

Dalam upaya menaikkan kualitas kondisi sanitasi untuk memenuhi


kebutuhan yang semakin meningkat di kota Palembang maka diperlukan untuk
membuat seluruh komponen sektor sanitasi berbasis masyarakat, pengembangan
pelayanan sistem air limbah terpusat yang ada, meningkatkan perencanaan
pembangunan prasarana air limbah serta pengembangan pengaplikasian teknologi
tepat guna ramah lingkungan. Mengingat bahwa salah satu permasalahn yang
terjadi saat ini yaitu kurangnya pertumbuhan pembangunan sarana pengelolahan air
limbah secara terpusat, sehingga pengelolaan air limbah menjadi lamban yang pada
akhirnya berdampak kepada mutu lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.

Salah satu langkah yang diambil pemerintah palembang guna menata


sanitasi terkait dengan sarana pengelolahan air limbah yaitu dengan membangun
sanitasi terpusat atau komunal. Dengan beroperasinya jaringan Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) akan memunculkan beberapa dampak yang dapat
terjadi dari pembangunan tersebut antara lain mengakibatkan kemacetan lalu lintas
dan kerusakan jalan karena volume kendaraan yang meningkat sedangkan
kapasitas jalan menjadi sempit mengakibatkan penumpukan kendaraan dikarenakan
adanya pembangunan IPAL tersebut.

Dengan beroperasinya jaringan IPAL akan membawa perubahan kenaikan


volume lalu lintas. Jaringan IPAL berada di lokasi yang strategis di kawasan
palembang. Tempat strategis yang dekat dengan daerah bisnis dan fasilitas umum
serta memiliki lokasi strategis lain di palembang ini pasti menyebabkan
permasalahan lalu lintas dan jalan. Perubahan itu akan mengakibatkan
ketidakseimbangan antara jumlah lalu lintas yang dibangkitkan dan kapasitas jalan
di sekitasr pembangunan jaringan IPAL. Sehingga permasalahan tersebut perlu
adanya studi kajian dampak lalu lintas. Berdasarkan Undang-Undang No. 22 tahun
2009, kajian dampak lalu lintas merupakam suatu hasil kajian yang menilai tentang
efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu pusat
kegiatan atau pengembangan kawasan baru pada suatu ruas jalan terhadap jaringan
transportasi sekitarnya.
3

Gambar 1.1

Sumber : Diolah Penulis, 2022

Pada gambar diatas menujunkkan beberapa ruas jalan yang rusak akibat
pembangguan proyek IPAL yang mengakibatkan adanya kemacetan jalan yang di
akibatkan oleh jalan yang rusak parah dan becek ketika hujan turun. Pelaksanaan
tugas (Plt) Kepala Dinas PUBM TR Sumsel, M Affandi mengungkapkan, beberapa
ruas jalan yang sedang dikerjakan pembangunan jaringan IPAL Kota Palembang
rusak akibat jalan yang harus di bongkar untuk pengerjaan pemasangan pipa IPAL
yang menyebabkan terganggunya aktifitas masyarakat. Oleh karena itu, perlu
diadakannya studi analisis dampak lalu lintas terhadap pembangunan yang
4

mempengaruhi tata guna lahan, salah satunya terhadap pembangunan jaringan ipal
di kawasan yang ramai masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang di kemukakan diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini yaitu Bagaimana Rekonstruksi Jalan Pasca Pembangunan Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di Kota Palembang?

C. Tujuan dan Manfaat


1) Tujuan
1) Menganalisis tingkat keparahan jalan dan kemacetan akibat pembangunan
IPAL
2) Memberikan penanganan untuk mengatasi pengaruh dampak kerusakan jalan
akibat pembangunan IPAL
3) Mengetahui dampak kerusakan jalan yang ditimbulkan dari pembangunan
IPAL

2) Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan bagi pembaca
secara umum mengenai rekonstruksi jalan pasca pembangunan instalasi
pengeloaan air limbah (IPAL) di kota Palembang.
b. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian pembangunan
proyek IPAL dalam merekonstruksikan jalan pasca pengalian IPAL dan dapat
digunakan sebagai referensi bagi peneliti-peneliti yang akan datang dalam
konteks permasalahan dan dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran.
c. Manfaat Praktis
1) Bagi Pemerintah
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran
dan bahan masukan bgai pemerintah kota palembang.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam rangka
perencanaan pembangunan pertisipatif pasca pembangunan di kota
palembang.
5

2) Bagi Institusi
a. Penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai bahan pustaka untuk
mengadakan penelitian lanjtan.
b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran
dan bahan pemikiran dan bahan kajian.
3) Bagi Masyarakat
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai media sosialisasi antara
pemerintah dengan masyarakat.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi masyarakat
apakah upaya Pemerintah Kota Palembang dalam mengatasi masalah
pasca pembangunan proyek yang sedang di lakukan dapat mencapai
realisasi tujuan dan rencana yang telah ditetapkan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Landasan Teori
2. 2 Rekonstruksi
A. Pengertian Konstruksi
Kata rekonstruksi merupakan kata yang memiliki banyak makna tersendiri
tegantung dari sudut pandang kita dalam menginterpretasikannya. Pada kata
rekonstruksi terdapat makna yang berkaitan dengan istilah rekonstruksi yang perlu
diketahui terlebih dahulu. Istilah yang berkaitan tersebut ialah pengertian dari kata
konstruksi. Makna dari kata konstruksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dalam (Candra Dewi, 2020) pada esensinya merupakan susunan dan hubungan kata
dalam kalimat atau kelompok kata. Tujuan untuk mengetahui makna dari kata
konstruksi terlebih dahulu ialah agar dapat mengetahui jelas perbedaan dari makna
rekonstruksi tersebut, sehingga dapat memberikan pemahaman tentang maksud dari
penelitian ini.
Konstruksi adalah susunan (mode, tata letak) suatu bangunan (jembatan,
rumah, dan sebagainya): susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok
kata. Hal ini pula konstruksi juga dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan
bahan bangunan sedemikian rupa sehingga penyusunan tersebut menjadi satu
kesatuan yang dapat menahan beban dan menjadi kuat. Menurut (Partanto & al Barry,
2017) dalam kamus ilmiah, rekonstruksi adalah penyusunan kembali, peragaan
(contoh ulang) menurut perilaku atau tindakan dulu, pengulangan (seperti semula).
Sehingga dalam hal ini dapat diambil kesimpulan bahwasanya rekonstruksi
merupakan sebuah pembentukan kembali atau penyusunan ulang untuk
memulihkan hal yang sebenarnya yang awalnya tidak benar menjadi benar.
Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya konstruksi adalah suatu bentuk tata
cara atau secara lebih luas merupakan pola-pola hubungan yang ada di dalam suatu
sistem yang membentuk suatu proses kerja dalam hal ini proses perencanaan.
Sehingga dalam hal ini rekonstruksi merupakan pengembalian seperti semula.

6
7

B. Pengertian Rekonstruksi
Pembaharuan rekonstruksi secara terminologi memiliki berbagai macam
pengertian, dalam perencanaan pembangunan nasional sering dikenal dengan istilah
rekonstruksi. Rekonstruksi memiliki arti bahwa “re” berarti pebaharuan sedangkan
“konstruksi” sebagaimana penjelasan di atas memiliki arti suatu system atau
bentuk.
Menurut KBBI dalam (Suwarno & Santoso, 2019) rekonstruksi adalah
pengebalian seperti semula, penyusunan kembali. Rekonstruksi yang berarti
membangun atau pengembalian kembali sesuatu berdasarkan kejadian semula,
dimana dalam rekonstruksi tersebut tekandung nilai-nilai primer yang harus tetap
ada dalam aktifitas membangun kembali sesuatu sesuai dengan kondisi semula.
Menurut Yusuf Qardhwi dalam (Hartanti, 2022) menjelaskan bahwa
rekonstruksi itu mempunyai tiga poin penting, pertama yaitu memelihara inti
bangunan asal dengan tetap menjaga watak dan karakteristiknya. Kedua,
memperbaiki hal-hal yang telah runtuh dan memperkuat kembali sendi-sendi yang
telah lemah. Ketiga, memasukkan beberapa pembaharuan tanpa mengubah watak
dan karakteristik aslinya.
Menurut B.N Marbun dalam (Candra Dewi, 2020) mendefinisikan
rekonstruksi secara sederhana. Yakini berarti penyusunana atau penggambaran
kembali dari bahan- bahan yang ada dan di susun kembali sebagaimana adanya atau
kejadian semula.
Mneurut James P. Chaplin dalam (Evangga Desta, 2019) rekonstruksi
adalah penafsiran data psikoanalitis sedemikian rupa, untuk menjelaskan mengenai
perkembangan pribadi yang telah terjadi beserta makna materinya yang sekarang
ada bagi individu yang bersangkutan.
Menurut Ali Mudhofir dalam (Agung Nugroho, 2021) rekonstruksionisme
adalah salah satu aliran dalam filsafat pendidikan yang bercirikan radikal. Bagi
aliran ini persoalan-persoalan pendidikan dan kebudayaan delihat jauh ke depan
dan bila perlu diusahakan terbentuknya tata peradaban yang baru.
Menurut Andi Hamza dalam (Windi, 2022) pengertian rekonstruksi adalah
penyusunan kembali, reorganisasi, usaha memeriksa kembali kejadian terjadi delik
dengan mengulangi peragaan seperti kejadian yang sebenarnya. Dalam hal ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa rekonstruksi adalah penyusunan kembali guna untuk
8

memperbaiki hal yang salah akan sesuatu yang telah ada dengan tujuan untuk
penyempurnaan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
rekonstruksi adalah penyusunan kembali guna untuk memperbaiki hal-hal yang
tidak benar atau salah akan sesuatu yang telah ada dengan tujuan untuk
penyempurnaan kembali. Salah satunya seperti yang disebutkan rekonstruksi itu
mencakup tiga poin penting, yaitu pertama, memelihara inti bangunan asal dengan
tetap menjaga watak dan karakteristiknya. Kedua, memperbaiki hal-hal yang telah
runtuh dan memperkuat sendi-sendi yang telah lemah. Ketiga, memasukkan
beberapa pembaharuan tanpa mengubah watak dan karakteristik aslinya. Dari sini
dapat di pahami bahwa pembaharuan bukanlah memberikan sesuatu yang benar-
benar baru. Namun demikian lebih tepatnya merekontruksi kembali kemudian
menerpakannya dengan realita saat ini.

C. Tujuan Rekonstruksi
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam hal tujuan rekonstruksi
berarti kita berbicara tentang apa yang ingin dicapai dalam melakukan rekonstruksi
itu sendiri, dalam kajian rekonstruksi ini akan mengkaji terkait dengan rekonstruksi
dalam penanggulangan kerusakan lingkungan akibat pembangunan. Rekonstruksi
dikaitkan dengan konsep sutau proses untuk membangun kembali atau menata
ulang tanpa mengubah inti bangunan itu sendiri. Adapun tujuan rekonstruksi adalah
sebagai berikut:
1) Untuk memelihara inti bangunan asal dengan tetap menjaga watak dan
kerakteristiknya yang dimaksudkan disini iyalah dalam hal melakukan
rekonstruksi sama seklai tidak mengubah karakteristik dari objek
rekonstruksi jadi dalam rekonstruksi yang diubah yaitu perencanaannya
sehingga lebih mudah dalam mewujudkan tujuan inti tersebut.
2) Untuk memperbaiki hal yang telah runtuh dam memperkuat kembali sendi-
sendi yang telah lemah, jadi rekonstruksi dilakukan ketika suatu bangunan
didapati unsur yang rusak dengan kondisi dan perlu diganti maka dalam
rekonstruksi yang diperbaiki iyalah unsur yang rusak-rusak, tidak secara
keseluruhan jadi dapat disimpulkan bawasannya output dari rekonstruksi ini
tidak selalu baru melainkan ada sebagian hal baru sebagai bentuk perbaikan.
9

3) Untuk memasukkan beberapa pembaharuan tanpa mengubah watak dan


karakteristik aslinya. Dalam hal ini bermaksud ketika dalam suatu sistem
tidak berjalan dengan efektif maka dipastikan ada dari beberapa sisitem itu
yang tidak berjalan dengan maksimal maka perlu adanya suatu
pembaharuan terhadap suatu elemen didalam sistem itu agar dapae normal
lagi. Maka maksud dari rekonstruksi ini adalah sebagai usaha untuk
memperbarui dengan memasukkan beberapa pembaharuan dan tidak
mengubah karakteristik asli dari apa yang diperlukan.

D. Prinsip Rekonstruksi
Prinsip merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum
maupuun individual yang dijadikan seseprang maupun kelompok sebagai pedoman
untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah
perkembangan atau perubahan dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun
pemaknaan oleh sebuah objek atau subjek tertentu.
Dalam hal prinsip rekonstruksi berarti segala hal yang menjadi pedoman
atau acuan oleh rekonstruksi. Rekonstruksi diartikan membangun atau
pengembalian kembali sesuatu seperti semula, dimana dalam rekonstruksi tersebut
terkandung nilai yang bersifat primer yang harus tetap ada dalam aktifitas
membangun kembali sesuatu sesau dengan kondisi semula. Kewajiban para
rekonstruksi adalah melihat dari segala sisi agar kemudian sesuatu yang coba untuk
dibangun kembali sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan terhindar dari
subjektifitas yang berlebihan, dimana nantinya akan dapat mengaburkan susbstansi
dari sesuatu yang ingin dibangun tersebut. Maka prinsip- prisnip pada pelaksanaan
rekonstruksi menurut (Nugraha, 2017) sebagai berikut:
1) Nilai primer harus tetap ada dalam aktifitas rekonstruksi yang dimaksud
nilai primer disini adalah nilai inti jadi dalam rekonstruksi ini tidak bisa
menghilangkan nilai primer itu sendiri dikarenakan kalau melihat didalam
tujuan rekonstruksi itu sendiri ialah melalukan suatu perbaikan terhdap
unsur atau sendi-sendi yang rusak dengan tanpa menghilangkan
karakteristik dari rekonstruksi itu sendiri.
2) Melihat pada kesegala sisi, agar kemudian sesuatu yang coba dibangun
kembali seperti dengan keadaan ayng sebenarnya dan rehindar pada
subjektifitas yang berlebihan. Dalam rekonstruksi wajib untuk melihat dari
10

segala sisi dan disesuaikan dengan keadaan agar hasil dari rekonstruksi
nantinya benar-benar objektif.

2. 3 Pembangunan
1. Pengertian Pembangunan
Pembangunan sering diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat kearah yang lebih baik. Siangian dalam (Surya S.G, 2014)
mendefinisikan pembangunan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertubuhan
dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negar bangsa
menuju moderinitas dalam rangka pembinaan bangsa. Ide pokok pembangunan
menurut siagian, bahwa pembangunan merupakan suatu proses, pembangunan
merupakan suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan, pembagunan dilakukan
secara berencana dan perencanaannya berorientasi kepada pertubuhan dan
perubahan, pembangunan mengarah pada modernitas dicapai melalui pembangunan
multi dimensosial, proses dan kegiatan pembangunan ditujukan kepada usaha
membina bangsa dalam rangka pencapai tujuan bangsa dan negara yang telah di
tentukan.
Pembangunan yang sedang dilakukan oleh suatu negara pada dasarnya ialah
untuk mecapai kesejahteraan kehidupan masyarakat menuju kehidupan yang lebih
baik. Menurut Aji dan Sirait dalam (Surya S.G, 2014) pembangunan adalah suatu
proses yang terus menerus dan dilakukan secara terencana untuk memperbaiki
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, sosial, dan
budaya. Sedangkan menurut Soekartawi dalam (Surya S.G, 2014) mengungkapkan
bahwa pembangunan adalah pertumbuhan dan pemerataan, pertumbuhan
bermaksud ialah pertumbuhan eknomi yang lebih baik sedangkan pemerataan dapat
berupa pemerataan pendapat, pemerataan hasil pembangunan, pemerataan keadlilan
dan lain sebagainya.
Tjokrowinoto dalam (Surya S.G, 2014) menyimpulkan beberapa makna
pembangunan, yaitu:
a. Pembangunan sebagai proses perueloghbahan sosial menuju ke tataran
kehidupan masyarakat yang lebih baik.
b. Pembangunan sebagai upaya manusia yang sadar, terencana, dan
melembaga.
c. Pembangunan sebagai proses sosial yang bebas nilai (value free).
11

d. Pembangunan memperoleh sifat dan konsep transendental, sebagai


meradiciplinary phenomenon, bahkan memperoleh bentuk sebagai ideologi,
the ideology of developmentalism.
e. Pembangunan sebagai konsep yang sarat nilai menyangkut proses
pencapaian nilai yang dianut suatu bangsa secara makin meningkat.
f. Pembangunan menjadi culture specific, situation specific, dan time spesific.

Menurut lewwellen, larrin, dan kiely dalam (Ikbal Bahua, 2018)


pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi menjadi dua paradigma besar,
moderinisasi dan ketergantungan. Paradigma moderenisasi meliputi teori makro
mengenai perkembangan ekonomi dan perubahan masyarakat dan teori mikro
mengenai mutu individu yang mendukung proses perubahan. Sedangkan paradigma
ketergantungan merangkum teori keterbelakangan, ketergantunga, dan sistem
dunia. Sedangkan menurut Ginanjar Kartasasmkita dalam (Ikbal Bahua, 2018)
memberikan pengertian yang lebih sederhana yaitu pembangunan sebagai suatu
proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana.

Menurut alexander dan Portes dalam (Ikbal Bahua, 2018) pembangunan


adalah proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial, seperti politik,
ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi. Kelembagaan dan
budaya mendefinisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan
budaya. Pembangunan adalah jalan perubahan yang sengaja diperbaiki dari
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Menurut Sondang dalam (Kaehe et al.,
2018) mengemukakan arti pembangunan adalah sebagai berikut:

a. Seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memperbaiki


tata kehidupan sebagai suatu bangsa, dalam berbagai aspek kehidupan
bangsa, dalam berbagai aspek kehidupan bangsa tesebut dalam rangka usaha
pencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
terencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan
pemerintah menuju mordenitas dalam rangka pembinaan bangsa.

Menurut Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah dalam (Kaehe et al.,


2018) mendefinisikan pembangunan bisa saja diartikan sebagai berbeda oleh satu
12

orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan yang daerah yang lainnya,
negara satu dengan negara lain. Pembanguunan yang merupakan rangkaian usaha
perubahan dan pertumbuhan yang berencana dilakukan secara sadar suatu bangsa,
negara, dan pemerintah menuju modenitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Gabungan pengertian menurut Sondang, Riyadi dan Deddy dalam (Kaehe et al.,
2018) mengandung beberapa pokok pikiran sebagai berikut:

1) Pembangunan merupakan suatu proses oleh karena itu, harus dilakukan


terus-menerus, berkesinambungan, tahapan, jangka waktu, biaya, dan hasil
tertentu yang diharapkan.
2) Pembangunan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan
merupakan hasil pemikiran sampai pada tingkat rasionalitas tertentu.
3) Pembangunan dilakukan secara berencana.
4) Menemukan cara untuk hidup lebih baik dari sebelumnya, lebih maju, serta
dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek.

Menurut Bryant dan White dalam (Lestari, 2018) menyebutkan bahwa


pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk
mempengaruhi masa depannya dengan memiliki lima implikasi utama yaitu:

1) Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan manusia secara optimal,


baik individu maupun kelompok (capacity).
2) Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan, kemerataan
nilai dan kesejahteraan (equity).
3) Pembangunan berarti menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk
membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya (empowement).
4) Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan dengan cara membangun
secara mandiri (sustainability)
5) Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara satu kepada
negara lain (interdependence).

Berdasarkan bebetapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang


dimaksud pembangunan adalah suatu proses usaha manusia yang dilakukan secara
sadar, terencana, terus-menerus serta melembaga dalam rangka untuk
meuwujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik dalam berbagai aspek
kehidupan.
13

2. Aktor-aktor dalam Pembangunan


Syahrir dalam (Lestari, 2018) membagikan peran masing-masing aktor
dalam pembangunan sebagai berikut :
a. Pemerintah, dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pembuat kebijakan
secara umum dan regulasi perizinan serta kebijakan yang memihak pada
community, melakukan kerjasama antar daerah menjalankan dan
mengontrol kemitraan dalam rangka mewujudkan prinsip transparansi dan
akuntabilitas.
b. Swasta, dalam hal ini swasta bisa mendapatkan lingkungan yang kondusif,
menjalankan koordinasi lintas departemen dan derah, menjalankan prinsip
transparansi. membuat program yang integrasi dengan pembangunan
komunitas dengan cara memberikan pelatihan atau kegiatan magang dan
meningkatkan partisipasi masyarakat.
c. Masyarakat, dalam hal ini masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan,
melakukan pengembangan usaha sehingga mendapatkan penghasilan
dengan cara meliki keterampilan.

3. Pelaku-pelaku Pembangunan
Menurut Mardikanto dalam (Kaehe et al., 2018) setiap proses pembangunan
melibatkan subsistem pelaku pembangunan, yakni subsistem pemerintah dan
pegerak subsistem masyarakat atau pengikut. Subsistem pemerintah dan penggerak
merumuskan perencanaan dan merkewajiban untuk mengorganisasi dan
menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Maksud
subsistem pemerintah dan penggerak dari Mardikanto dalam (Kaehe et al., 2018)
adalah semua aparat pemerintah, penyuluh, pekerja sosial, tokoh-tokoh masyarakat,
aktivis LSM/LPSM yang terlibat dan berkewajiban untuk:
1) Bersama-sama dengan warga masyarakat merumuskan dan mengambil
keputusan serta memberikan legitimasi tentang kebijakan dan perencanaan
pembangunan.
2) Menginformasikan atau menerjemahkan kebijakan dan perencanaan
pembangunan kepada seluruh masyarakat.
3) Mengorganisir dan menggerakan partisipasi masyarakat.
4) Bersama-sama melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pembangunan
14

5) Megupayakan pemerataan hasil pembangunan kepada masyarakt, khusunya


yang terlibat langsung sebagai pelaksana atau dijadikan sasaran utama
pembangunan secara adil.

Sedangkan yang dimaksud oleh Mardikanto dalam (Kaehe et al., 2018)


subsistem masyarakat adalah sebagai besar warga masyarakat yang tidak termasuk
dalam subsistem pemerintah atau penggeral diatas, yang berkewajiaban untuk:
1) Menyampaikan ide-ide atau gagasan tentang kegiatan pembangunan yang
perlu dilaksanakan, dan cara mencapai tujuan pembangunan yang
diharapkan, baik secara langsung maupun melalui perwakilannya yang sah
dalam suatu forum yang diselenggarakan untuk keperluan tersebut.
2) Secara positif menerima dan aktif berpartisipasi dalam pembangunan, sejak
pemgambilan keputusan tentang kebijakan dan perencanaan pembangunan,
pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan pengawasan, dan upaya pemerataan
hasilhasil pembangunan secara adil sesuai fungsi dan pengorbanan yang
telah diberikan.
3) Memberikan masukan atau umpan balik tentang kegiatan pembangunan
kegiatan yang dilaksanakan. Menerima dan memanfaatkan hasil-hasil
pembangunan.

2. 4 Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)


1. Pengertian Instalasi Pengelolaan Air Iimbah (IPAL)
Pada wilayah Kota Palembang pertumbuhan penduduk terjadi secara pesat,
sedangkan dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak menghasilkan limbah dari
kegiatan yang dilakukan seperti memasaka, mandi, menyiram tanaman, maupun
dari kakus. Akibat dari kegiatan tersebut diperlukan adanya instalansi pengelolaan
air limbah pada setiap wilayah yang harus mempertimbangkan segi kebersihan,
kesehatan dan keamanan fisik maupun keamanan. Menurut penelitian
Prihandrijanti dan Firdayati dalam (Nasution, 2021) mengatakan sistem
pengelolaan air limbah domestik komunal lebih sesuai untuk kawasan perkotaan
dengan alasan lebih menguntungkan dalam pengoperasian dan perawatan serta
menjadi solusi bagi daerah dengan tingkat kepadatan yang tinggi.
Instalansi pengelolaan air limbah komunal merupakan sistem pengeloaan air
limbah yang digunakan oleh sekelompok rumah tangga secara terpusat pada suatu
15

bangunan yang berguna untuk mngolah limbah cair domestik agar lebih aman
ketika dibuang ke lingkungan. Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat
dalam (Pramudita, 2020) mendefinisakan IPAL Komunal ialah sebagai rangkaian
unit pengeloaan pendahluan, pengeloaan utama dan pengeloaan tersier, beserta
bangunan pelengkapan lain, yang tersambung dengan perpiaan yang dapat
menyalurkan air limbah dari pemukiman.
Menurut Direktorat Jendral Cipta Karya dalam (Pramudita, 2020) Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal dengan sistem perpiaan terdiri atas
bangunan IPAL dan sistem perpiaannya. IPAL Komunal terdiri dari bak inlet, bak
pengeloaan dengan pilihan beberapa teknologi dan bak outlet. Pemiilihan teknologi
bak pengelolaan air limbah tergantung pada kebutuhan dan kapasitas disesuaikan
dengan kondisi kepadatan pendudukan, lahan yang akan dibangun, muka air tanah,
kemudia, pengoperasian, serta pemeliharaan IPAL.
IPAL Komunal merupakan pengolahan air limbah domestik yang
dikembangkan pada daerah perkotaan dengan sistem terpusat dan menggunakan
sistem perpipaan sebagai saluran air limbah yang akan di proses di IPAL Komunal
yang bersumber dari rumah masyarakat. Jaringan perpipaan pada IPAL Komunal
ini harus dibersihkan secara berkala, agar tidak terjadi penyumbatan (Pramudita,
2020).

2. Peraturan Tentang Instalasi Pengelolaan Ari Limbah (IPAL)


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4
Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
yang disingkat SPALD diadakan sebagai pengembangan dan pengelolaan prasarana
dan sarana untuk pelayanan air limbah domestik. Untuk mencapai SPALD yang
berkelanjutan serta meningkatkan pelayanan air limbah yang berkualitas,
pelaksanaannya dilakukan dengan pemeliharaan air limbah yang berkualitas,
pelaksanaannya dilakukan dengan pemeliharaan sesuai dengan ketentuan yang ada.
Pada penelitian ini instalasi pengelolaan air limbah komunal termasuk dalam
SPALD Terpusat skala permukiman yang memiliki cakupan 50-20.000 jiwa,
karena pada sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengalirkan air limbah
domestik dari sumber secara kolektif ke subsistem pengelolaan terpusat untuk
diolah sebelum dibuang ke badan air permukaan. Adapun konsep pengelolaan air
16

limbah domestik menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat No. 4 Tahun 2017 yaitu:
1) Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S)
a. Sub-sistem pengelolaan setempat, terbagi menjadi dua yaitu, skala
individual dan skala komunal ( Komunal 2-10 KK/ 10-50 jiwa,
mck).
b. Sub-sistem pengangkutan, sistem pengangkutan menggunakan truk
tinja.
c. Sub-sistem pengelolaan lumpur tinja, sistem pengelolaan
menggunakan IPLT.
2) Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
a. Sub-sistem pelayanan, sub-sistem pelayanan dalam SPALD-T
meliputi pipa tinja, pipa non tinja, bak penangkap lemak, pipa
persil,bak kontrol, dan lubang inspeksi.
b. Sub-sistem pengumpulan, sistem pengumpulan menggunakan pipa
retikulasi, pipa induk, prasarana dan sarana pelengkap (manhole,
stasiun pompa dll)
c. Sub-sistem pengelolaan terpusat, sistem pengelolaan terpusat
dibangi menjadi tiga yaitu, IPALD skala perkotaan (> 20.000 jiwa),
IPALD skala permukiman (50-20.000 jiwa), dan IPALD skala
kawasan tertentu.

3. Perencanaan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Komunal


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.4 Tahun 2017 Pasal 24, disebutkan bahwa perencanaan DPALD terdiri dari:
1) Rencana Induk
Penyusunan rencana induk paling sedikit didalamnya akan memuat
rencana umum, standard dan kriteria pelayanan, rencana penyelenggaraan
IPAL, indukasi serta sumber pendanaan, rencana kelembagaan serta sumber
daya manusia (SDM), rencana legislasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Rencana tersebut harus tersusun dengan terpadu system penyediaan air
minum (SPAM). Pertimbangan lokasi IPAL yang baik seperti dekat dengan
badan air permukaan di luar area sempadan, mempunyai akses jalan, tidak
17

dalam kawasan genangan atau banjir, tidak berada dalam kawasan patahan,
dan tidak berada pada kawasan yang longsor.
2) Studi Kelayakan
Studi kelayakan IPAL disusun berdasarkan kajian teknis, kajian keuangan,
kajian ekonomi dan kajian lingkungan, berikut uraiannya:
 Rencana teknik operasional IPAL
 Kebutuhan lahan
 Kebutuhan air serta energi
 Kebutuhan prasarana serta sarana
 Usia teknis
 Kebutuhan sumber daya manusia

Kajian keuangan :

 Periode pengembalian pembayaran


 Nilai keuangan kini bersih
 Laju pengembalian keuangan

Internal kajian ekonomi:

 Nisbah hasil biaya ekonomi


 Nilai kini bersih
 Laju pengembalian ekonomi internal
3) Perencanaan Teknik Terinci
Perencanaan teknik terinci akan berisi dokumen utama dan dokumen
lampiran. Dokumen utama akan berisi tentang perencanaan pola
penanganan IPAL, perencanaan komponan IPAL, dan perencanaan
konstruksi IPAL.
 Laporan hasil penyelidikan tanah
 Laporan pengukuran kedalaman muka air tanah
 Laporan hasil survei topografi
 Laporan hasil pemeriksaan kualitas air limbah domestik dan badan
air permukaan
 Perhitungan desain
 Perhitungan konstruksi
18

 Gambar teknik
 Spesifikasi teknik
 Rencana anggaran biaya
 Perkiraan baiaya operasi serta pemeliharaan
 Dokumen lelang
 Standar operasional prosedur
4. Konsep Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan
bantuan peralatan. Pengelolaan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan
dengan bantuan kolam stabilisasi. Sedangkan pengelolaan air limbah dengan
bantuan peralatan biasanya dilakukan pada instalasi pengelolaan air limbah. Dalam
IPAL ini terdapat tangki pembusukan yang merupakan sarana paling bermanfaat
dan memuaskan diantara unit sarana pembuangan tinja dan limbah cair yang lain
yang menggunakan system aliran air, yang digunakan untuk menangkap buangan
dari rumah perorangan, kelompok rumah kecil, atau kantor yang terletak di laur
jangkauan system saluran limbah cair. Adapun bagian yang lain yaitu bak
kontrol,bakpengendap, bak anaerpbic baffled reactor, dan bak anaerobic filter atau
biofilter (Mustofa, 2021).
Instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal adalah seperangkat
peralatan dan perlengkapan teknis untuk mengolah air limbah yang dihasilkan oleh
berbagai bentuk kegiatan di kawasan pemukiman yang dapat menampung banyak
rumah. Dalam buku Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpuasa Skala
Permukiman yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya dan Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman dalam (Mustofa, 2021) juga mejelaskan sistem air limbah
kala permukiman dapat diartikan sebagai sebuah sistem pelayanan sanitasi yang
melayani sekelompok rumah tangga, memiliki jaringan pipa, dan unit pengolahan
air limbah.
19
BAB III

METODE PENELITIAN

Peneltian merupakan suatu sarana yang digunakan untuk memahami secara


mendalam dan ilmiah mengenai suatu permasalahan yang terjadi di lapangan dengan
menggunakan suatu metode tertentu yang disesuaikan sama permasalahan yang akan di
teliti. Hal ini iyalah untuk memperoleh berbagai macam data dan informasi yang relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan.

Pada dasarnya metode diartikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Dalam metode ini mempunyai pengertian bahwa cara yang digunakan adalah
sistematis dengna beberapa proses yang harus dilalui dalam mecapai tujuan yang
diinginkan. Penelitian merupakan suatu proses yang panjang dan berawal pada minat untuk
mengetahui fenomena tertentu dan berkembang menjadi gagasan, teori, konseptualis,
penelitian metode dan seterusnya (Surya S.G, 2014)

1. Jenis Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan metode yang sesuai sama pokok permaslahan
dan tujuan penelitian, sehingga diperoleh data yang relevan dengan permasalahan
penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran menyeluruh
tentang rekonstruksi pasca pembangunan IPAL. Guna memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan tuntas tentang hal tersebut maka dapat dilihat dari sejauh mana upaya
yang telah dilakukan pemerintah Kota Palembang dalam pelaksanaan merekonstruksi.
Berdasrkan dengan topik yang diteliti, maka pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut
Vardiansyah dalam(Muhajirin & Panorama, 2018a) penelitian deskriptif adalah upaya
pengelolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat
dengan tujuan agar dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengelaminya.

2. Defenisi Konsep
Definis konsep merupakan suatu pembatas mengenai pengertian atau definisi yang
diajukan peneliti terhadap komponen-komponen yang hendak diukur, diteliti, dan
diolah datanya (Hamidi, 2010: 141). Definisi konsep dalam penelitian ini yaitu :

20
21

a. Konstruksi adalah susunan (mode, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah,
dan sebagainya): susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata.
Hal ini pula konstruksi juga dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan bahan
bangunan sedemikian rupa sehingga penyusunan tersebut menjadi satu kesatuan
yang dapat menahan beban dan menjadi kuat
b. Rekonstruksi mempunyai tiga poin penting, pertama yaitu memelihara inti
bangunan asal dengan tetap menjaga watak dan karakteristiknya. Kedua,
memperbaiki hal-hal yang telah runtuh dan memperkuat kembali sendi-sendi yang
telah lemah. Ketiga, memasukkan beberapa pembaharuan tanpa mengubah watak
dan karakteristik aslinya.
c. Siangian dalam (Surya S.G, 2014) mendefinisikan pembangunan sebagai rangkaian
usaha mewujudkan pertubuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang
ditempuh oleh suatu negar bangsa menuju moderinitas dalam rangka pembinaan
bangsa. Ide pokok pembangunan menurut siagian, bahwa pembangunan merupakan
suatu proses, pembangunan merupakan suatu usaha yang secara sadar
dilaksanakan, pembagunan dilakukan secara berencana dan perencanaannya
berorientasi kepada pertubuhan dan perubahan, pembangunan mengarah pada
modernitas dicapai melalui pembangunan multi dimensosial, proses dan kegiatan
pembangunan ditujukan kepada usaha membina bangsa dalam rangka pencapai
tujuan bangsa dan negara yang telah di tentukan.
d. Instalansi pengelolaan air limbah komunal merupakan sistem pengeloaan air
limbah yang digunakan oleh sekelompok rumah tangga secara terpusat pada suatu
bangunan yang berguna untuk mngolah limbah cair domestik agar lebih aman
ketika dibuang ke lingkungan. Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat
dalam (Pramudita, 2020) mendefinisakan IPAL Komunal ialah sebagai rangkaian
unit pengeloaan pendahluan, pengeloaan utama dan pengeloaan tersier, beserta
bangunan pelengkapan lain, yang tersambung dengan perpiaan yang dapat
menyalurkan air limbah dari pemukiman.

3. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan suatu rangkaian bentuk susunan permasalahan yang
dijelaskan sebagai pusat atau pokok pembahasan di dalam suatu topik penelitian.
Adanya fokus penelitian ini memiliki harapan agar penelitian memiliki fokus yang
tepat, sehingga mampu mengumpulkan data dan melakukan analisis data sesuai
22

dengan tujuan penelitian. Penetapan fokus dalam sebuah penelitian sangat penting
karena berfungsi untuk membatasi suatu studi dan juga mengarahkan pelaksanaan atau
suatu pengamatan. Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif sifatnya abstrak,
artinya dapat berubah-ubah sesuai dengan latar belakang penelitian.
Fokus penelitian ini memiliki fokus dan memiliki tujuan yakni membatasi
pengumpulan data sehingga dapat dipandang manfaatnya sebagai reduksi data yang
sudah diantisipasi sebelumnya dan merupakan pra-analisis yang mengesampingkan
berbagai variabel yang berkaitan untuk menghindari pengumpulan data yang
berlimpah.
Menurut (Sugiyono, 2012) berpendapat bahwa fokus penelitian merupakan salah
satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kualitatif adalah bahwa gejala dari suatu
objek itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga
peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel
penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat
(place), pelaku (aktor, dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Fakus penelitian dalam penelitian Rekonstruksi Jalan Pasca Pembangunan Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Kota Palembang adalah mengetahui mengenai
bagaimana rekonstruksi jalan akibat pembangunan IPAL Kota Palembang.

4. Jenis dan Sumber Data


Dalam sebuah penelitian yang menggunakan kuesioner atau pedoman wawancara
sebagai alat pengumpulan data, maka sumber datanya disebut dengan responden yaitu
orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian baik berupa pertanyaan
tertulis maupun pertanyaan lisan. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif yaitu
kata dan tindakan orang yang diamati atau di wawancarai sementara selebihnya
hanyalah data tambahan yang bersifat sebagai pendukung. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sebagai berikut:
1. Data Primer, menurut (Nurdin & Hartati, 2019) data primer adalah data yang di
peroleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama). Dalam penelitian ini yang
termasuk dalam data primer adalah hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pekerja
Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang dan pegawai Waskita karya Kota
Palembang serta masyarakat yang ada di sekitaran proyek pembangunan IPAL
Kota Palembang.
23

2. Data Sekunder, menurut (Nurdin & Hartati, 2019) data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data sekunder yang didapat berupa
data dari media masa
5. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang sebagai berikut :
a. Kepala Dinas Pekerja Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang
b. Kepala PT. Waskita Karya
c. Masyarakat di sekitar proyek pembangunan IPAL

6. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan atau memperoleh data. Oleh sebab itu, untuk memperoleh data yang
valid dan relevan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara
Menurut (Muhajirin & Panorama, 2018b) Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab
langsung antara pengumpulan data maupun peneliti terhadap narasumber atau
informan atau sumber data. Dalam penelitian ini melakukan wawancara
individu yaitu wawancara dengan melakukan tatap muka langsung dengan
responden untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian.
b. Obsevasi
Menurut (Hartono, 2018) Obsevasi merupakan tenik pendekatan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya.
c. Dokumentasi
Menurut (Nurdin & Hartati, 2019) Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh
data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku relevan, peraturan-
perturan, laporan kegiatan, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

7. Teknik Analisis Data


Menurut Miles dan Humberman dalam (Muhajirin & Panorama, 2018b)
mengemukakan ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif yaitu reduksi
data, model data (data display), oenarikan/ verivikasi kesimpulan.
24

a. Reduksi Data, merujuk oada proses pemilihan, Pemokusan, penyederhanaan,


abstaraksi, dan pentransformasian. “data mentah” yang terjadi dalam catatan-
catatan lapangan tertulis.
b. Model Data ( data display ), langkah kedua dari kegiatan analisis data adalah
model data. Model data sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang
membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian
data ini akan disusun secara sederhana dari infromasi yang relevan kedalam pola
analisis sehingga mudah untuk dipahami
c. Penarikan/verifikasi kesimpulan, langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah
penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari pemulaan pengumpulan data, peneliti
kualitatif mulai memutuskan apakah “makna” sesuatu, mencatat keteraturan,
pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proposis-
proposis. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan
data saja, akan tetapi perlu diverifikasikan agar benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.

8. Jadwal penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

Tahun 2022 Tahun


No Kegiatan 2023
Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul dan Dosen -
Pembimbing
2. Penyusunan Proposal - - - -
3. Pengumpulan Data Awal - - -
Proposal
4. Bimbingan ke Dosen - - - -
Pembimbing
5. Seminar Proposal -
6. Revisi isi Proposal Penelitian -
7. Pengumpulan Data dan - - -
Informasi Penelitian Skripsi
8. Bimbingan dan Penyusunan - - - -
Skripsi
9. Ujian Khomprehenshif -
25

Skripsi
10. Revisi isi Skripsi - -
Sumber: Diolah Penulis, 2022

9. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan garis-garis besar penyusunan yang memudahkan


jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan karya tulis. Sistematika penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat.

Bab II Metode Penelitian

Pada bab ini berisikan mengenai materi ilmu pengetahuan dasar dan ilmu
pengetahuan pelengkapan yang relevan dengan pokok permasalahan, tema penelitian dan
terdapat juga hasil-hasil penelitian terdahulu bertujuan sebagai analisis untuk memecahkan
masalah penelitian. Pada bab ini juga terdapat uraian tentang hipotesis yang memuat
pernyataan singkat yang disimpulkan dari tinjauan kepustakaan dan merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian serta masih di buktikan kebenerannya.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini berisi mengenai penjelasan tentang jenis penelitian, definisi konsep,
fokus penelitian, jenis dan suber data, informan penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, jadwal penelitian, dan sistematikan penelitian.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini merupakan bagian inti dari penulisan dan penelitian yang memuat
hasil-hasil penelitian dan pembahasannya yang berhasil diperoleh dari lapangan melalui
wawancara, observasi, dokumentasi maupun studi pustaka yang terkait dengan
rekonstruksi jalan pasca pembangunan IPAL di Kota Palembang.

Bab V kesimpulan dan Saran


26

Pada bab ini berisikan kesimpulan yang dibuat penulis setalah melakukan analisis
dan interprestasi data sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab atas rumusan
masalah yang telah dibuat oleh penulis. Selain itu dalam bab ini dirumuskan juga saran
untuk lembaga terkait dalam rangka perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho, R. D. (2021). REKONSTRUKSI SYARAT DAN PUTUSAN PAILIT TERHADAP DEBITOR YANG
DINYATAKAN PAILIT BERBASIS NILAI KEADILAN.

Candra Dewi, S. (2020). REKONSTRUKSI PASAL 74 UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007


TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN TERBATAS TERKAIT KEWIRAUSAHAAN SOSIAL.

Evangga Desta, A. (2019). REKONSTRUKSI PEMILIHAN ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)
OLEH LEMBAGA LEGISLATIF.

Hartanti, Z. O. D. (2022). REKONSTRUKSI PEMBELAJARAN FIQIH PADA MASA PANDEMI (Studi pada
Keluarga MYSN 4 Kota Surabaya).

Hartono, J. B. A. , A. (2018). METODOLOGI PENELITIAN BISNIS.

Ikbal Bahua, M. (2018). PERENCANAAN PARTISIPATIF PEMBANGUNAN MASYARAKAT.

Kaehe, D., Ruru, J. M., & Rompas, W. Y. (2018). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DI KAMPUNG PINTARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGGARA.

Lestari, A. W. (2018). FATKOT PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT DALAM MEWUJUDKAN


PEMBANGUNAN PARIWISATA BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KOTA BATU.

Muhajirin, & Panorama, M. (2018a). PENDEKAN PRAKTIS METODE PENELITIAN KUALOTATIF DAN
KUANTITATIF.

Muhajirin, & Panorama, M. (2018b). PENDEKATAN PRAKTIS METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN
KUANTITATIF.

Mustofa, N. F. (2021). EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENGADAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


(IPAL) DALAM RANGKA MENINGKATKAN SANITASI DI KOTA PEKANBARU.

Nasution, H. S. (2021). EVALUASI TAHAP PERENCANAAN IPAL KOMUNAL DIKECAMATAN NGAGLIK DAN
KECAMATAN DEPOK, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA.

Nugraha, H. S. (2017). REKONSTRUKSI KELEMBAGAAN DAN KEWENANGAN MAJELIS


PERMUSYAWARATAN RAKYAT DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA.

Nurdin, I., & Hartati, S. (2019). METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL.

Partanto, P. A., & al Barry, M. D. (2017). KAMUS ILMIAH POPULER / Pius A. Partanti, M. Dahlan Al Barry.

Pramudita, A. F. (2020). PERBANDINGAN PROGRAM SANITASI PADA TAHAP PASCA KONSTRUKSI IPAL
KOMUNAL DI KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA.

Surya S.G, D. (2014). REKONSTRUKSI PASCA BENCANA ALAM BANJIR BANDANG DI DESA SITIARJO
KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN KABUPATEN MALANG (STUDI PADA BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MALANG).

Suwarno, A., & Santoso, A. D. (2019). REKONSTRUKSI PEMBELAJARAN DISKUSI KELOMPOK


MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU. In Jurnal
Pendidikan Sosial (Vol. 6, Issue 1).

27
28

Windi. (2022). PENGARUH REKONSTRUKSI PEMBANGUNAN PASCA BENCANA ALAM TERHADAP


PEMULIHAN EKONOMI BENCANA ALAM TERHADAP PEMULIHAN EKNOMI MASYARAKAT DI
KABUPATEN LUWU UTARA.

Anda mungkin juga menyukai