Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA

DENGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR


BANDANG DI DESA BEKA

JURNAL

INRY RUBEN NATHANIEL


201901171

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA
DENGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR
BANDANG DI DESA BEKA

The Correlation Of Knowledge and Family’s Attitude Toward Flooding Disaster


Preparedness In Beka Village

Inry Ruben Nathaniel1, Afrina Januarista2, Sri Yulianti3


Email : inryrn@gmail.com
1. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu
2. Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Widya Nusantara Palu
3. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK

Kejadian Banjir Bandang di wilayah Sulawesi tengah selama 3 tahun terakhir terjadi sebanyak 4 kali
banjir bandang di wilayah Kabupaten Sigi dengan tota leih dari 2.503 jiwa mengungsi dan 2 korban
meninggal dunia. Kesiapsiagaan dalam hal penanggulangan bencana banjir bandang adalah rangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana banjir melalui pengorganisasian dan melalui
langkah-langkah yang tepat dan efisien. sikap kesiapsiagaan masyarakat khususnya kepala keluarga
dalam menghadapi bencana berperan penting dalam melakukan tindakan yaitu tindakan sikap
kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana penanggulangan bencana, pemeliharan dan pelatihan personil.
Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir bandang di Desa Beka Kecamatan Marawola. Jenis
penelitian ini kuantitatif dengan metode potong silang cross sectional, sampel penelitian berjumlah 75
responden dengan teknik pengambilan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden (87,0%) memiliki pengetahuan keluarga baik dengan kesiapsiagaan keluarga
baik dalam menghadapi bencana banjir bandang di Desa Beka Kecamatan Marawola. Data Analisa
menggunakan uji chy square, hasil p-value 0,000 (p≤ 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan
bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan kesiapsiagaan di Desa Beka Kecamatan Marawola.
Kata Kunci: pengetahuan, sikap, kesiapsiagaan, banjir bandang

ABSTRACT

The flooding disaster in Central Sulawesi within the last 3 years had happened about 4 times especially
in Sigi Regency and have about 2.503 refugees and 2 victims on it. The preparedness in flooding disaster
management is the whole program that should be done to anticipate it by well organized and effective
action. Preparedness of community especially the head of family in facing the disaster have essential
things such as the planning plotted of disaster, maintaining and personal training. The aim of research to
analys the correlation of knowledge and family’s attitude toward flooding disaster preparedness in Beka
Village, Marawola District. This is quantitative research by using the cross sectional method, total of
sampling was 75 respondents that taken by purposive sampling technique. The result shown that most of
respondents (87%) have good knowledge about the preparedness of family in facing the flooding disaster
in Beka Village, Marawola District. Data analysed by chi square test with p value 0,000 (p≤ 0,05).
Conclusion mentioned that the research shown have correlation between knowledge and preparedness in
Beka Village, Marawola District.

Keyword : knowledge. attitude, preparedness, flooding disaster


PENDAHULUAN Badan Nasional Penanggulangan
Bencana alam sepert ibanjir bandang Bencana (BNPB) melaporkan bahwa pada
merupakan serangkaian peristiwa yang tahun 2017 terjadi sebanyak 2,862 kejadian
mengancam dan menggangu kesehatan serta bencana alam yang meliputi angin puting
kehidupan dalam masyarakat yang disebabkan beliung 31%, longsor 29,6%, kebakaran hutan
oleh faktor alam dan faktor non alam, bahkan dan lahan 3,4%, gempa bumi 0,7%,
dapat juga disebabkan oleh ulah manusia kekeringan 0,6%, gelombang pasang atau
sehinggadapat menimbulkan adanya korban abrasi 0,4%, letusan gunung berapi 0,1% dan
jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta 34,2% bencana banjir3.
benda serta berdampak juga terhadap Kejadian bencana alam yang sering
kesehatan psikologis1. terjadi didominasi oleh bencana banjir
Kejadian bencana di seluruh dunia bandang. Hal ini juga terjadi di Provinsi
menurut (international disaster iatabase) Sulawesi Tengah yang mengakibatkan 2
(EM-DAT) pada tahun 2018 melaporkan orang meninggal dunia pada tahun 2019 dan
kejadian peristiwa bencana alam termasuk bencana bajir bandang masih terjadi hingga
banjir bandang diseluruh dunia saat ini4.
mengakibatkan sebanyak 11.804 jiwa, dan Kejadian bencana banjir bandang di
lebih dari 68 juta orang terdampak dengan Sulawesi Tengah sendiri, dalam tiga tahun
bencana alam. Menurut Data Informasi terakhir dimana pada tahun 2019
Bencana Indonesia (DIBI) pada tahun 2018 terjadisebanyak 4 kali banjir bandang di
melaporkan kejadian bencana di Indonesia wilayah Kabupaten Sigi meliputi Desa Dolo,
mengakibatkan korban kematian dan Desa Poi, Desa Bangga, dengan total kurang
kehilangan sebanyak 2.412 orang, korban lebih 2,503 jiwa pengungsi, 2 korban
yang mengalami luka-luka 2.104 orang dan meninggal dunia dan 20 rumah rusak. Tahun
korban yang diharuskan untuk pengungsian 2020 terjadi 7 kali banjir bandang di
sekitar 11.015.859 orang. Bencana yang Kabupaten Sigi dan 1 kejadian di Parigi
terbanyak yang terjadi di Indonesia adalah Mautong dengan total sebanyak 1,128 jiwa
bencana hidro meteorologi yang didominasi pengungsi dan terdapat 126 rumah rusak
oleh bencana tanah longsor, banjir, angin parah5.
puting beliung, dan gempa bumi. Banjir Badan Penanggulangan Bencana
dengan jumlah kejadian 1.275 dan Daerah Sigi Kecamatan Marawola Sulawesi
mengakibatkan jumlah korban terbanyak Tengah, menyebutkan sedikitnya1.726 jiwa
dibandingkan dengan kejadian lainnya2. atau 511 kepala keluarga terpaksa
meninggalkan rumah dan mengungsi

2
ketempat yang lebih aman pasca banjir bandang diantra 8 orang tersebut, 6 kepala
bandang yang merendam tujuh puluh rumah keluargadiantaranya tidak memilki kesiapan
warga. karena ketika banjir maka keluarga akan
Pengetahuan Kepala keluarga dan melakukan pengungsian,dan tidak ada
anggota keluarga tentang mitigasi bencana membawa persiapan apapun untuk
banjir bandang di Desa Beka Kecamatan menggungsi. Sedangkan 2 kepala
Marawola, dapat dilakukan melalui keluargadiantaranya memiliki kesiap siagaan
pembangunan secara fisik maupun ditandai dengan keluarga sudah menyiapkan
peningkatan kemampuan menghadap persiapan untuk evakuasi misalnya,
iancaman bencana banjir bandang. Namun menyiapkan pelampung, menyimpan barang-
demikian masih banyak masyarakat yang barang berharga didalam satu tempat (surat-
tidak memahami pentingnya sebuah surat berharga, pakaian dan makanan
kesiapsiagaan untuk individu, keluarga dan simpanan) dan keluarga menyimpan nomor
masyarakat. Rendahnya kesiapsiagaan penting (PLN, PDAM dan petugas kesehatan
disebabkan karena rendahnya pemahaman terdekat) yang akan dihubungi ketika
atau pengetahuan tentang bencana alam adatanda-tanda banjir bandang serta ada juga
maupun bencanabanjir bandang10. yang menyiapkan tempat pengusian barang-
Seorang yang memahami dan bersikap barang yang dianggep berharga.
postif terhadap resiko banjir walaupun tidak Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
dapat dihindari sepenuhnya, namun cendrung tertarik untuk melakukan penelitian
akan melakukan kesiapsiagaan sebelum banjir tentang“Hubungan Pengetahuan dan Sikap
bandang terjadi5. Keluarga dengan Kesiap siagaan Bencana
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Banjir Bandang Pada Desa Beka Kecamatan
yang dilakukan di Desa Beka Kecamatan Marawola”.
marawola terhadap 8 orang, 4 orang METODE PENELITIAN
mengetahui terkait dengan banjir bandang, Rancangan penelitian ini menggunakan
mengetahui tanda-tanda akan terjadi banjir potongsilang (cross sectional) Penelitian ini
bandang dan tahu cara mengatasi banjir dilakukan di Desa Beka Kecamata Marawola.
bandang. Sedangkan 4 orang diantaranya Populasi dalam penelitian ini yaitu kepala
tidak mengetahui banjir bandang, tidak keluarga di Desa Beka Kecamatan Marawola
mengetahui tanda-tanda akan terjadi banjir yang berjumlah 511 KK.. Besar sampel dalam
bandang dan bagai mana cara mengatasi penelitian ini merupakan sebagian dari
banjir bandang dengan segera. Sedangkan populasi yang diambil dengan menggunakan
untuk kesiapsiagaan dalam mengadapi banjir rumus slovin6. Teknik pengambilan sampel

3
dalam penelitian ini adalah purposive 47 orang (62,7%), perempuan
sampling, maka jumlah sampel yang sebanyak 28 orang (37,3%).
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 73 Pendidikan SMA sebanyak 56
responden. Uji statistik untuk menganalisis responden (69,3%), dan responden
korelasi menggunakan uji Chi – Square . 7
yang memiliki frekuensi terendah
HASIL PENELITIAN yaitu SMP sebanyak responden
A. Karakteristik Responden (9,3%). Petani sebanyak 26 responden

Tabel 1 Distribusi responden (34,7%), dan responden yang


berdasarkan Usia, Jenis memiliki frekuensi terendah yaitu
Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan di Desa Beka TNI/POLRI sebanyak 2 orang (2,7%).
Kecamata Marawola B. Analisis Univariat
Usia f %
20-30 tahun 28 37,3 Tabel 2 Distribusi responden
30-40 tahun 8 10,7 berdasarkan pengetahuan
40-50 tahun 25 33,3 keluarga, sikap keluarga
50-60 tahun 14 81,7 dan kesiapsiagaan keluarga
Total 75 100 di Desa Beka Kecamata
Jenis Kelamin Marawola
Laki-laki 47 62,7 Pengetahuan f %
Perempuan 28 37,3 Keluarga
Total 75 100 Baik 49 65,3
Pendidikan Kurang Baik 26 34,7
SMP 7 9,3 Total 75 100
SMA 56 69,3 Sikap Keluarga
S1 16 21,3 Baik 52 69,3
Total 75 100 Kurang Baik 23 30,7
Pekerjaan Total 75 100
TNI/POLRI 2 2,7 Kesiapsiagaan Keluarga
PNS 15 20,0 Baik 59 78,7
Wiraswasta 14 18,7 Kurang Baik 6 21,3
Honorer 6 8,0 Total 75 100
Buruh 12 16,0 Sumber: Data primer, 2021
Petani 26 34,7 Berdasarkan tabel 2 di atas 49
Total 75 100
Sumber: Data primer, 2021 responden (65,3%), dan responden

Tabel 1 responden yang memiliki yang memiliki frekuensi terendah yaitu

frekuensi tertinggi yaitu usia 20-30 kurang baik sebanyak 26 orang

tahunsebanyak 28 responden (37,3%), (34,7%). Sikap keluarga memiliki

dan responden yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu baik sebanyak

frekuensi terendah yaitu usia 30-40 52 responden (69,3%), dan responden

tahun sebanyak 8 orang (10,7%). yang memiliki frekuensi terendah yaitu

Berjenis kelamin laki-laki sebanyak kurang baik sebanyak 23 responden

4
(30,7%). Kesiapsiagaan keluarga dengan kesiapsiagaan keluarga di Desa Beka
responden yang memiliki frekuensi Kecamatan Maraola.
tertinggi yaitu baik sebanyak 59 Tabel 4 Hubungan sikap keluarga
terhadap kesiapsiagaan
responden (78,7%), dan responden
menghadap banjir bandang di
yang memiliki frekuensi terendah yaitu Desa Beka Kecamata
Marawola
kurang baik sebanyak 6 orang (21,3%).
Kesiapsiagaan Keluarga
C. Analisis Bivariat Sikap Kurang
Keluarga Baik Baik Total P
Tabel 3 Hubungan pengetahuan n % n % n % Value
keluarga terhadap Baik 17 63,3 <5 26,7 20 27
kesiapsiagaan menghadap Kurang Baik 35 30,7 20 73,3 55 73 0.064
banjir bandang di Desa Beka Total 52 75,9 23 24,1 75 100
Kecamata Marawola Sumber: Data primer, 2021

Kesiapsiagaan Keluarga
Kurang Berdasarkan tabel 4 menunjukan
Pengetahuan
Keluarga Baik Baik Total P Value bahwa, dari 20 responden (27%) yang
n % n % n %
Baik 56 86,2 9 13,8 65 87 memiliki sikap keluarga baik dengan
Kurang Baik 3 4,0 7 9,0 10 13 0.000
Total 59 78,6 16 21,4 75 100 kesiapsiagaan keluarga baik yaitu 17
Sumber: Data primer, 2021 responden (63,3%), dan sikap keluarga baik
dengan kesiapsiagaan keluarga kurang baik
Berdasarkan 3 menunjukan bahwa, dari
yaitu<5 responden (26,7%). Kemudian dari 55
65 responden (87,0%) yang memiliki
responden (73%) yang memiliki sikap
pengetahuan keluarga baik dengan kesiap
keluarga kurang baik dengan kesiapsigaan
siagaan keluarga baik yaitu 56 responden
keluarga baik yaitu 35 responden (30,7%),
(86,2%), dan pengetahuan keluarga baik
dan sikap keluarga kurang baik dengan
dengan kesiapsiagaan keluarga kurang baik
kesiapsiagaan keluarga kurang baik yaitu 20
yaitu 9 responden (13,8%). Kemudian dari 10
responden (73,3%). Serta nilai P menunjukan
responden (13,0%) yang memiliki
angka 0,064. Oleh karena p < 0,005, maka
pengetahuan keluarga kurang baik dengan
secara statistik terdapat hubungan antara sikap
kesiapsigaan keluarga baik yaitu 3 responden
keluarga dengan kesiapsiagaan keluarga di
(4,0%), dan pengetahuan keluarga kurang
Desa Beka Kecamatan Maraola.
baik dengan kesiap siagaan keluarga kurang
baik yaitu 7 responden (9,0%). Serta nilai P
menunjukan angka 0,000. Oleh karena
p<0,005, maka secara statistik terdapat
hubungan antara pengetahuan keluarga

5
PEMBAHASAN ditimbulkan akibat bencana banjir
1. Pengetahuan Keluarga tentang bandang, maka sarana-prasarana mitigasi
bencana banjir bandang di Desa Beka struktural atau fisik sebaiknyadibangun
Kecamatan Marawola
atau buat tanggul di sepanjang sungai
Hasil analisi univariat pengetahuan yang menjawab benar sebanyak 65
keluarga diDesa Beka Kecamatan responden (68,7%).
Maraola didapatkan bahwa dari 75 Pendapat peneliti didukung oleh
responden, dalam penelitian ini memiliki teori A.Wawan (2017) yang mengatakan
frekuensi tertinggi yaitu baik sebanyak bahwa pengetahuan yang didapatkan dari
49 responden (65,3%), dan responden pembelajaran dapat mempengaruhi
yang memiliki frekuensi terendah yaitu perilaku seseorang terhadap pola
kurang baik sebanyak 26 orang (34,7%). hidupnya terutama dalam memotivasi
Peneliti berpendapat bahwa dari 75 sikap dan berperan serta dalam kegiatan
responden yang memiliki pengetahuan kemanusiaan. Pada umumnya, makin
tinggi yaitu keluarga yang yakin bahwa tinggi tingkat pengetahuan seseorang
mampu mengetahuai tentang bencana semakin mudah menerima informasi dan
banjir bandang, contohnya bencana alam semakin siap dalam menghadapi
merupakan fenomena alam yang luar bencana8.
biasa yang menyebabkan korban jiwa, Hasil penelitian ini juga
lingkungan, dan tidak dapat diatasi oleh menunjukan bahwa sebagian besar
masyarakat yang menjawab benar responden berjenis kelamin laki-laki
sebayak 59 responden (78,7%), sebanyak 47 orang (62,7%), perempuan
sedangkan banjir bandang merupakan sebanyak 28 orang (37,3%). Responden
bencana alam yang disebabkan oleh laki-laki memiliki pengetahuan yang baik
faktor manusia yang menjawab benar artinya sebagian besar laki-laki memiliki
sebanyak 57 responden (76,0%), salah pengetahuan yang baik. Menurut
satu tanda-tanda banjir bandang adalah pendapat peneliti laki-laki memiliki
hujan deras terus menerus yang kemampuan dalam pemecahan masalah
menjawab benar sebanyak 73 responden yang lebih unggul dari pada perempuan,
(97,3%), mempersiapkan diri saat turun juga laki-laki memiliki empati yang lebih
hujan dan siapsiaga saat hujan terus dibandingkan dengan perempuan.
menerus, apakah penting yang menjawab Hal tersebut didukung oleh
benar sebanyak 69 responden (92,0%) penelitian Euis (2018) yang mengatakan
dan untuk mencegah risiko yang bahwa tidak ada perbedaan yang mecolok

6
antara resiliensi remaja perempuan dan memahami pengetahuan kesiapsiagaan
laki-laki, tetapi perempuan memiliki dalam menghadapi bencana
kemampuan yang lebih dalam kontrol 2. Sikap Keluarga Terhadap Bencana
Banjir Bandang Desa Beka Kecamatan
diri untuk memcahkan sebuah masalah
Marawola
seta memiliki sikap empati yang lebih
Hasil analisis univariat dari sikap
tinggi dari pada laki-laki 9.
keluarga diDesa Beka Kecamatan
Hasil penelitian ini menunjukan
Maraola 75 responden, dalam penelitian
bahwadari 75 responden, dalam
ini, responden yang memiliki frekuensi
penelitian ini, responden yang memiliki
tertinggi yaitu baik sebanyak 52
frekuensi tertinggi yaitu pendidikan SMA
responden(69,3%), dan responden yang
sebanyak 56 responden (69,3%), dan
memiliki frekuensi terendah yaitu kurang
responden yang memiliki frekuensi
baik sebanyak 23 responden (30,7%).
terendah yaitu SMP sebanyak responden
Peneliti berpendapat bahwa dari 75
(9,3%). Hal ini peneliti dapatkan dari
responden yang memiliki sikap tinggi
hasil jawaban responden saat mengisi
yaitu keluarga yang yakin bahwa mampu
kuesioner yang diberikan peneliti.
mengetahui tentang bencana banjir
Pengtahuan mengenai bencana
bandang, contohya, setidaknya harus ada
perlu ditingkatkan lagi untuk
satu orang anggota keluarga yang belajar
kesiapsiagaan dalam menghadapi
mengenai pengurangan risiko bencana
bencana, hal-hal yang perlu dilakukan
seperti pertolongan pertama pada
adalah melakukan pemahaman secara
penanganan kecelakaan dan risiko
universal di Desa Beka Kecamatan
bencana banjir bandang, atau yang
Marawola baik itu secara invidu,
lainnya yang menjawab benar sebanyak
kelompok atau komunitas dan paling
72 responden (96,0%), sedangkan
yang paling terpenting yaitu pemerintah
anggota keluarga sebaiknya terlibat aktif
Desa melakukan sosialisasi mengenai
dalam pembangunan saran amitigasi
pengetahuan kesiapsiagaan menghadapi
dalam rangka pengurangan risiko
bencana baik itu inisiatif dari pemerintah
bencana yang menjawab benar sebanyak
Desa itu sendiri maupun bekerjasama
65 responden (85,0%), setiap keluarga
dengan badan pihak penanggulangan
sebaiknya memiliki peralatan
bencana hal ini dilakukan agar dapat
penyelamatan dan evakuasi sederhana
menghindari jatuhnya korban jiwa,
untuk mengantisipasi bila terjad irisiko
kerugian harta benda, dan berubahnya
bencana yang menjawab benar sebanyak
tata kehidupan masyarakat yang

7
60 responden (80,0%) dan keluarga perlu benar pada kuesioner sikap yaitu
waspada terhadap ancaman bahaya setidaknya harus ada satu orang anggota
bencana banjir bandang yang menjawab keluarga yang belajar mengenai
benar sebanyak 68 respon (98,7%). pengurangan risiko bencana seperti
Hal tersebut didukung oleh pertolongan pertama pada penanganan
Notoatmojo (2012) yang mengatakan kecelakaan dan risiko bencana banjir
bahwa sikap merupakan respon yang bandang atau yang lainnya.
bersifat positif maupun negatif, pada Hal tersebut didukung oleh
sikap positif kecenderungan tindakan penelitian Dwi (2021) yang mengatakan
adalah mendekati, menyenangi, bahwa laki-laki dan perempuan memiiki
mengharapkan objek tertentu, sedangkan proses pengambilan keputusan perbedaan
pada sikap negatif terdapat pendapat pribadi dan dampak lingkungan
kecenderungan untuk menjahui, memainkan peran yang sangat penting
menghindar, membenci, tidak menyukai terhadap masa depan dari individu. dan
objek tertentu 10. ditemukan juga responden perempuan
Pendapat peneliti didukung oleh memiliki kemampuan yang lebih dalam
penelitian Sasikome (2015) yang merencanakan suatu hal di masa depan
menyatakan bahwa penyuluhan tentang dibandingkan denganlaki-laki12.
bencana banjir dapat meningkatkan Hasil penelitian ini menunjukan
pengetahuan keluarga dan seiring bahwa dari 75 responden, dalam
meningkatnya pengetahuan keluarga penelitianini, responden yang memiliki
mengakibatkan meningkatnya pula sikap frekuensi tertinggi yaitu pendidikan SMA
keluarga dalam menghadapi bencana sebanyak 56 responden (69,3%), dan
banjir bandang. Sedangkan aspek lainnya responden yang memiliki frekuensi
yaitu sikap bertanggungjawab, dimana terendah yaitu SMP sebanyak responden
keluarga memiliki rasa tanggungjawab (9,3%). Hal ini peneliti dapatkan dari
atas keselamatan diri sendiri dan anggota hasil jawaban responden saat mengisi
keluargalainnya sebagai upaya kesiap kuesioner yang diberikan peneliti.
siagan 11. Hal tersebut didukung oleh
Hasil penelitian ini juga penelitian Firmansyah (2014) yang
menunjukan bahwa sebagian besar mengatakan bahwa ada hubungan antara
responden berjenis kelamin laki-laki pengetahuan dengan perilaku
sebanyak 47 orang (62,7%), perempuan kesiapsiagaan dalam menghadapi
sebanyak 28 orang (37,3%), menjawab bencana banjir dan longsor pada

8
remajausia 15-18 tahun di SMA Al- Penelitian ini sejalan dengan teori
Hasan Kemiri Kabupaten Jember 13. yang dilakukan Firmansyah yang
Pentingnya sikap keluarga mengatakan bahwa, pengetahuan adalah
terhadap kesiapsiagaan menghadapi hasil tahu sesorang terhadap objek lewat
bencana banjir. Adapun hal-hal yang indra yang dimilikinya. Ada sebagian
perlu dilakukan yaitu pemerintah Desa aspek yang bisa pengaruhi pengetahuan
memberikan pemahaman kepada kepala antara lain pendidikan, pekerjaan, umur.
keluarga agar dapat memberikan sikap keluarga pada penelitian ini mempunyai
fedukatif dan bersikap responsif terhadap rentang umur 20-60 tahun serta
keluarga hal ini dilakukan agar pendidikan yang tidak sama. Pendidikan
munculnya sikap kemauan, ingin tahu adalah salah satu faktor yang pengaruhi
dari keluarga. pengetahuan seorang, bersama andengan
3. Hubungan Pengetahuan kurangnya pendidikan seorang hingga
Kesiapsiagaan Bencana Banjir
mempengaruhi pengetahuan yang kurang
Bandang di Desa Beka Kecamatan
Maraola baik.
Pendapat peneliti didukung oleh
Hasil penelitian ini didapatkan
teori A.Wawan (2017) yang mengatakan
pada analisa bivariat dengan
bahwa, pengetahuan yang didapatkan
nenggunakan uji chi square pada tabel
dari pembelajaran dapat mempengaruhi
4.8 memperlihatkan hasil p= 0,000 yang
perilaku seseorang terhadap pola
dimana berarti terdapat hubungan antara
hidupnya terutama dalam memotivasi
pengetahuan terhadap kesiapsiagaan
sikap dan berperan serta dalam kegiatan
bencana banjir bandang, karena sebanyak
kemanusiaan. Pada umumnya, makin
75 responden, diantaranya 52 (69,3%)
tinggi tingkat pengetahuan seseorang
responden memiliki pengetahuan baik,
semakin mudah menerima informasi dan
dan responden memiliki pengetahuan
semakin siap dalam menghadapi
kurang baik yaitu 14 (30,7%).
bencana11.
Asumsi peneliti pada penelitian ini
Pengetahuan sebagai langkah awal
bahwa, tingkat pengetahuan responden
untuk memahami kesiapsiagaan dalam
harus lebih ditingkatkan lagi mengenai
menghadapi bencana. Adapun hal-hal
kesiapsiagaan menghadapi bencana
yang perlu dilakukan yaitu, sosialisasi
banjir bandang di Desa Beka Kecamatan
pengetahuan kesiapsiagaan bencana baik
Maraola.
itu dilakukan secara individu ke individu,
komunitas atau kelompok kekomunitas

9
atau kelompok maupun pemerintah karenap < 0,005, maka secara statistik
keindividu dan komunitas atau terdapat tidak adanya hubungan antara
kelompok. Hal ini dapat dilakukan sikap keluarga dengan kesiapsiagaan
seperti melakukan pembelajaran keluarga terhadap banjir bandang,
pengetahuan kesiapsiagaan, pelatihan, diantaranya, 55 responden (73%) yang
dan diskusi baik ditingkat regional, memiliki sikap keluarga kurang baik
nasional, maupun internasional. Proses dengan kesiapsigaan keluarga baik yaitu
pembelajaran atau sosialisasi dapat 35 responden (30,7%), dan sikap
diberikan oleh institusi pemerintah, keluarga kurang baik dengan
keluarga atau kepala keluarga, komunitas kesiapsiagaan keluarga kurang baik yaitu
yang bergerak pada bidang kebencanan, 20 responden (73,3%).
sekolah, media massa, pembelajaran Asumsi peneliti pada penelitian ini
informal yang memberikan pengtahuan bahwa sikap keluarga lebih ditingkatkan
pentingnya menjaga alam agar tidak lagi mengenai kesiapsiagaan menghadapi
dicemari dengan perbuatan-perbuatan bencana banjir bandang di Desa Beka
yang tidak bertanggungjawab, contoh Kecamatan Maraola.
seperti tidak menebang hutan Pendapat peneliti didukung oleh
sembarangan dengan cara melaksanakan penelitian Sasikome (2015) yang
program tebang pilih dan reboisasi, menyatakan bahwa penyuluhan tentang
membuang sampah pada tempatnya bencana banjir dapat meningkatkan
seperti program menyiapkan tempat pengetahuan keluarga dan seiring
sampah di rumah masing-masing atau meningkatnya pengetahuan keluarga
penyediaan tempat sampah yang berupa mengakibatkan meningkatnya pula sikap
lahan kosong dari pemerintah, menanam keluarga dalam menghadapi bencana
pohon, mengadakan kerja bakti bersama banjir bandang 14.
setiap minggu dan lain-lain. Sedangkan aspek lainnya yaitu sikap
4. Hubungan Sikap Keluarga dengan bertanggungjawab, dimana keluarga
Kesiapsiagaan Bencana Banjir memiliki rasa tanggungjawab atas
Bandang di Desa Beka Kecamatan
Maraola keselamatan diri sendiri dan anggota
keluarga lainnya sebagai upaya
Hasil penelitian ini didapatkan pada kesiapsiagan.
analisa bivariat dengan menggunakan uji Sikap positif keluarga terhadap
chi square pada tabel 4 memperlihatkan pengetahuan kesiapsiagaan mengadapi
hasil p= menunjukan angka 0,064. Oleh bencana merupakan hal yang paling

10
utama. Adapun implementasi dari sikap 3. Pengatahuan dan sikap Kepala keluarga
positif yang dilakukan keluarga terutama memiliki pengaruh terhadap Kesiapsiagaan
kepala keluarga adalah melaksanakan dalam menghadapi Becana Banjir Bandang
edukatif yang bersifat menghargai yaitu di Desa Beka Kecamatan Maraola
dengan menempelkan poster-poster Saran
pengetahuan kesiapsiagaan dalam 1. Meningkatkan pengetahuan kesiapsiagaan
menghadapi bencana, melakukan dalam menghadapi bencana
penyuluhan dikalangan keluarga dan 2. Perlunya adanya program Desa mengenai
menyiapkan perlengkapan kesiapsiagaan sosialisasi kesiapsiagaan dalam
dalam menghadapi bencana serta menghadapi bencana
berupaya terus menerus melaksanakan 3. Saling memberikan motivasi kepada
pengetahuan kesiapsiagaan dalam lingkungan, kelompok, komunitas ataupun
menghadapi dengan rasa kasih sayang, keluarga untuk dapat saling memberikan
dengan rasa penghargaan agar dapat pengetahuan kesiapsiagaan dalam
menimbulkan sikap responsif dari menghadapi bencana
anggota keluarga untuk menimbulkan 4. Mensosialisasikan berbagai teknikal
rasa tanggungjawab dan amanah atas ternatif untuk meningkatkan pengetahuan
keselamatan diri sendiri dan anggota kesiapsiagaan dalam menghadapi
keluarga lainnya sebagai respon sikap bencana.
yaitu upaya kesiapsiagan dalam
menghadapi bencana. REFERENSI
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 1. Undang-Undang RI No 24 Tahun
2007Tentang Penanggulangan Bencana
1. Pengetahuan Kepala Keluarga di Desa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
Beka Kecamatan Maraola terhadap In Jakarta: Presiden Republik Indonesia;
2007.
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
banjir bandang, yang kurang baik 2. BNPB. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana: Data Informasi Bencana
berjumbelah 57,1% (40 Responden). Indonesia. 2018.
2. Sikap Kepala Keluarga yang kurang baik
yaitu 28,6% (25 Responden), dalam 3. (DIBI) DIBI. Tren Kejadian Bencana 10
tahun terakhir. jakarta; 2019. p. 2019.
menghadapi Kesiapsiagaan Bencana Banjir
Bandang di Desa Beka Kecamatan 4. BNPB. Kajian Risiko Bencana
Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah
Maraola. 2016 - 2020. 2020.

11
5. Ulum MC. Governance Dan Capacity 13. Umar, N. Pengetahuan Dan
Building. 2009;69–76. Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi
Bencana Banjir Di Bolapapu Kecamatan
6. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Kulawi Sigi Sulawesi Tengah. J.
Keperawatan Pendekatan Praktis. 4th ed. Keperawatan Soedirman (The Soedirman
jakarta: Salemba Medika; 2016. J. Nursing)Vol 8, Nomor 4, 2013

7. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian 14. Adi, S. Karakterisasi Bencana Banjir


Kesehatan. Cetakan ketiga. jakarta: Bandang Di Indonesia. J. Sains dan
Rienka Cipta; 2018. Teknol. Indones.Volume 15, Halaman
42–51 2013
8. Aji, A., Geografi, J., Ilmu, F.,
Universitas, S. & Semarang, N.
Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi
Bencana Banjir Bandang di Kecamatan
Wagian Kabupaten Jepara. Indones. J.
Conserv.Volume 4, (2015).

9. Lindawati, L. & Wasludin, W. Hubungan


Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Bencana Banjir Terhadap Kesiapsiagaan
Dalam Kesehatan Pada Masyarakat Rw
05 Rt 01 Dan Rt 03 Kelurahan Gondrong
Kota Tangerang. J. Med. (Media Inf.
Kesehatan)Volume 4, 195–202 (2017).

10. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan &


Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
(2012).

11. Wawan A, M. D. Teori Pengukuran


Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika;
2011. 11 p.

12. Firmansyah, I., Rasni, H., & R.


Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Kesiapsiagaan dalam Menghadapi
Bencana Banjir dan Longsor pada
Remaja Usia 15-18 tahun di SMA Al-
Hasan Kemiri Kecamatan Panti
Kabupaten Jember. . Artik. Ilm. Has.
Penelit. Mhs. 1–8 2014

12

Anda mungkin juga menyukai