Anda di halaman 1dari 14

1.

Akulturasi bhineka tunggal ika


Jawaban : Secara harfiah Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua.  Bhinneka Tunggal Ika
menjadi semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di dalam lambang Garuda Pancasila.
Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular,
yang hidup pada masa Kerajaan majapahit di sekitar abad ke-14 M.
Secara etimologi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang jika
dipisah menjadi Bhinneka memiliki makna ragam atau beraneka, Tunggal adalah satu, dan
Ika adalah itu.
Sehingga arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetap satu jua. Maknanya, dengan
jiwa dan semangat bangsa Indonesia mengakui realitas bangsa yang majemuk (suku,
bahasa, agama, ras, golongan dll) namun tetap menjunjung tinggi persatuan.
I Nyoman Pursika (2009) dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap Semboyan “Bhinneka
Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan cerminan keseimbangan
antara cerminan keseimbangan antara unsur perbedaan yang menjadi ciri keanekaan
dengan unsur kesamaan yang menjadi ciri kesatuan.

Istilah “Bhinneka Tunggal Ika” dipetik dari Kitab Sutasoma karya Mpu


Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Istilah tersebut ter-
cantum dalam bait 5 pupuh 139. 
Berikut ini prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang perlu kamu ketahui:
1. Common Denominator
Terdapat 5 agama di Indonesia, namun sesuai dengan prinsip pertama
Bhinneka Tunggal Ika perbedaan dalam hal keagamaan haruslah dicari
common denominatornya, atau dengan kata lain menemukan persamaan
dalam perbedaan sehingga semua rakyat Indonesia dapat hidup rukun
berdampingan.
Demikian juga dengan berbagai aspek lain dengan segala perbedaannya di
Indonesia, seperti adat dan kebudayaan di setiap daerah. Semua keberagaman
adat dan budaya tersebut tetap diakui keabsahannya dengan segala
perbedaan yang ada tetap Bersatu dalam Negara kesatuan republik Indonesia.
2. Tidak Sektarian dan Enklusif
Tidak Sektarian dan Eksklusif maksudnya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara setiap rakyat Indonesia tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa
diri atau kelompoknya sebagai yang paling benar dibanding orang atau
kelompok lain.
Pandangan-pandangan sektarian dan eksklusif harus dihilangkan, karena ketika
sifat sektarian dan eksklusif sudah terbentuk, maka akan ada banyak konflik
yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebih-
lebihan serta kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi
lain.
3. Tidak Formalistis
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi oleh
adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesama. Dengan cara tersebutlah
keanekaragaman kemudian dapat disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.

4. Bersifat Konvergen
Bersifat Konvergen maksudnya segala keanekaragaman bukan untuk dibesar-
besarkan, tetapi harus dicari titik temu yang dapat membuat segala
kepentingan bertemu di tengah. Hal ini dapat dicapai jika terdapat sikap
toleran, saling percaya, rukun, non sektarian, dan inklusif di antara masyarakat.
5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural
Bhinneka Tunggal Ika mengandung nilai antara lain: toleransi, inklusif, damai
dan kebersamaan, serta setara. Nilai-nilai tersebut tidak menghendaki sifat
yang tertutup atau eksklusif sehingga memungkinkan untuk mengakomodasi
keanekaragaman budaya bangsa dan menghadapi arus globalisasi.
6. Semangat Gotong-Royong
Semangat gotong-royong tidak melulu tentang bahu-membahu membersihkan
lingkungan, atau menjaga keamanan lingkungan sekitar rumahmu. Tapi juga
pada semangat gotong-royong dalam melawan hoax atau berita bohong yang
kini tersebar dimana-mana atas nama clickbait.
Biasakan untuk memverifikasi data atau berita yang diterima dan ingin
disebarkan. Karena jejak digital sangat sulit untuk dihilangkan, pasalanya,
setiap harinya, ada ribuah hoax yang menyebar dan siap merusak generasi dan
keBhinnekaan negara ini.
2. Faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas.
Jawaban : Agama , Kebudayaan , Suku bangsa , Bahasa , Faktor
pembentuk lain nya.

3. Identitas kelompok yang terbentuk secara sosial.


Jawaban : Identitas sosial (social identity) adalah keterkaitan, keterlibatan,
peduli dan rasa bangga yang bersumber dari pengetahuan seseorang tentang
keanggotaan dalam suatu kelompok sosial sehingga timbul rasa kebersamaan,
signifikansi nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut yang membedakan
dengan kelompok lainnya.
Fungsi identitas sosial seseorang atau sekelompok orang adalah, untuk
membantu menemukan jati diri dan rasa percaya diri yang lebih tinggi, efisien,
efektif.
sifat atau karakteristik identitas sosial adalah sebagai berikut: 
Identitas individual dan kolektif berkembang secara sistematis, dan
berkembang atas keterlibatan satu sama lain. 
Identitas individu dan kolektif merupakan produk interaksional eksternal yang
diidentifikasikan oleh orang lain sebagai identifikasi internal. 
Proses terjadinya identitas dihasilkan baik dalam wacana-narasi, retorika dan
representasi dan dalam materi, sering kali bersifat sangat praktis, yang
merupakan konsekuensi dari penetapan identitas.
Dimensi Identitas Sosial 
Menurut Baron (2005), terdapat empat dimensi atau aspek yang
mengkonseptualisasikan identitas sosial, yaitu sebagai berikut:
a. Persepsi dalam konteks antar kelompok 
Dengan mengidentifikasikan diri pada sebuah kelompok, maka status dan
gengsi yang dimiliki oleh kelompok tersebut akan mempengaruhi persepsi
setiap individu di dalamnya. Persepsi tersebut kemudian menuntut individu
untuk memberikan penilaian, baik terhadap kelompoknya maupun kelompok
yang lain.
b. Daya tarik in-group 
Secara umum, in-group dapat diartikan sebagai suatu kelompok dimana
seseorang mempunyai perasaan memiliki dan common identity (identitas
umum). Sedangkan out-group adalah suatu kelompok yang dipersepsikan jelas
berbeda dengan in-group. Adanya perasaan in-group sering menimbulkan in-
group bias, yaitu kecenderungan untuk menganggap baik kelompoknya sendiri.
In-group bias merupakan refleksi perasaan tidak suka pada out-group dan
perasaan suka pada in-group. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena
loyalitas terhadap kelompok yang dimilikinya yang pada umumnya disertai
devaluasi kelompok lain.

c. Keyakinan saling terkait 


Identitas Sosial merupakan keseluruhan aspek konsep diri seseorang yang
berasal dari kelompok sosial mereka atau kategori keanggotaan bersama
secara emosional dan hasil evaluasi yang bermakna. Artinya, seseorang
memiliki kelekatan emosional terhadap kelompok sosialnya. Kelekatan itu
sendiri muncul setelah menyadari keberadaannya sebagai anggota suatu
kelompok tertentu. Orang memakai identitas sosialnya sebagai sumber dari
kebanggaan diri dan harga diri. Semakin positif kelompok dinilai maka semakin
kuat identitas kelompok yang dimiliki dan akan memperkuat harga diri. Apabila
terjadi sesuatu yang mengancam harga diri maka kelekatan terhadap
kelompok akan meningkat dan perasaan tidak suka terhadap kelompok lain
juga meningkat.
d. Depersonalisasi 
Ketika individu dalam kelompok merasa menjadi bagian dalam sebuah
kelompok maka individu tersebut akan cenderung mengurangi nilai-nilai yang
ada dalam dirinya sesuai dengan nilai yang ada dalam kelompoknya tersebut.
Namun, hal ini juga dapat disebabkan oleh perasaan takut tidak dianggap
dalam kelompoknya karena telah mengabaikan nilai ataupun kekhasan yang
ada dalam kelompok tersebut.
Komponen Identitas Sosial 
Menurut Tajfel (1982), identitas sosial terdiri dari tiga komponen utama,
yaitu; komponen kognitif (kategorisasi diri), komponen evaluatif (group self
esteem), dan komponen emosional (komponen afektif). Adapun penjelasan
dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Komponen Kongnitif (cognitive component) 
Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam kelompok, seperti self
categorization. Individu mengkategorisasikan dirinya dengan kelompok
tertentu yang akan menentukan kecenderungan mereka untuk berperilaku
sesuai dengan keanggotaan kelompoknya. Komponen ini juga berhubungan
dengan self stereotyping yang menghasilkan identitas pada diri individu dan
anggota kelompok lain yang satu kelompok dengannya. Self stereotyping dapat
memunculkan perilaku kelompok.
2. Komponen Evaluatif (evaluative component) 
Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap
keanggotaannya dalam kelompok, seperti group self esteem (harga diri atau
kebanggaan kelompok). Komponen Evaluatif (evaluative component) ini
menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki individu terhadap keanggotaan
kelompoknya.
3. Komponen Emosional (emotional component) 
Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok, seperti
komitmen afektif. Komponen Emosional ini lebih menekankan pada seberapa
besar perasaan emosional yang dimiliki individu terhadap kelompoknya.
Komitmen afektif cenderung lebih kuat dalam kelompok yang dievaluasi secara
positif karena kelompok lebih berkontribusi terhadap identitas sosial yang
positif. Hal ini menunjukkan bahwa identitas individu sebagai anggota
kelompok sangat penting dalam menunjukkan keterlibatan emosionalnya yang
kuat terhadap kelompoknya walaupun kelompoknya diberikan karakteristik
negatif.
Motivasi Melakukan Identitas Sosial 
Menurut Hogg dan Vaughan (2011), terdapat tiga motivasi yang melatar-
belakangi pembentukan identitas sosial pada seseorang, yaitu sebagai
berikut:
1. Self-enhancement dan positive distinctiveness 
Positive distinctiveness mencakup keyakinan bahwa kelompok kita lebih baik
dibandingkan kelompok mereka. Kelompok dan anggota yang berada di
dalamnya akan berusaha untuk mempertahankan positive distinctiveness
tersebut karena hal itu menyangkut dengan martabat, status, dan kelekatan
dengan kelompoknya. Positive distinctiveness sering kali dimotivasi oleh harga
diri anggota kelompok. Ini berarti bahwa harga diri yang rendah akan
mendorong terjadinya identifikasi kelompok dan perilaku antar kelompok.
Dengan adanya identifikasi kelompok, harga diri pun akan mengalami
peningkatan. Self-enhancement tak dapat disangkal juga terlibat dalam proses
identitas sosial. Karena motif individu untuk melakukan social identity adalah
untuk memberikan aspek positif bagi dirinya, misalnya meningkatkan harga
dirinya, yang berhubungan dengan self enhancement.
2. Uncertainty Reduction 
Motif ini secara langsung berhubungan dengan kategorisasi sosial. Individu
berusaha mengurangi ketidakpastian subjektif mengenai dunia sosial dan
posisi mereka dalam dunia sosial. Individu suka untuk mengetahui siapa
mereka dan bagaimana seharusnya mereka berperilaku. Selain mengetahui
dirinya, mereka juga tertarik untuk mengetahui siapa orang lain dan
bagaimana seharusnya orang lain tersebut berperilaku. Kategorisasi sosial
dapat menghasilkan uncertainty reduction karena memberikan group
prototype yang menggambarkan bagaimana orang (termasuk dirinya)
akan/dan seharusnya berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam
uncertainty reduction, anggota kelompok terkadang langsung menyetujui
status keanggotaan mereka karena menentang status kelompok berarti
meningkatkan ketidakpastian self-conceptualnya. Individu yang memiliki
ketidakpastian self-conceptual akan termotivasi untuk mengurangi
ketidakpastian dengan cara mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok yang
statusnya tinggi atau rendah. Kelompok yang telah memiliki kepastian self-
conceptual akan dimotivasi oleh self-enhancement untuk mengidentifikasi
dirinya lebih baik terhadap kelompoknya.
3. Optimal Distinctiveness 
Individu berusaha menyeimbangkan dua motif yang saling berkonflik (sebagai
anggota kelompok atau sebagai individu) dalam meraih optimal
distinctiveness. Individu berusaha untuk menyeimbangkan kebutuhan
mempertahankan perasaan individualitas dengan kebutuhan menjadi bagian
dalam kelompok yang akan menghasilkan definisi dirinya sebagai anggota
kelompok.
4. Cara menumbuhkan sikap hormat terhadap tradisi atau budaya
masyarakat di Indonesia.
Jawaban :
 Memiliki kesadaran tentang kebinekaan, tak hanya sekadar ada dan
diakui tapi juga saling dikenali.
 Mengelola keragaman sebagai sebuah kekuatan yang saling mendukung
satu dengan lainnya.
 Menghargai keragaman.

5. Manfaat kolaborasi seni budaya di bidang ekonomi.


Jawaban :
 Salah satu dampak globalisasi bidang budaya adalah
semakin mudahnya kerja sama budaya antarnegara, baik
melalui hubungan diplomasi maupun media massa . 

 Kerja sama atau kolaborasi seni dan budaya lintas negara


berdampak pada perekonomian negara, terutama
peningkatan devisa negara. Peningkatan devisa negara
terjadi karena banyaknya wisatawan luar negeri yang
berkunjung ke Indonesia serta mempelajari seni dan
budaya masyarakat Indonesia. 

6. Contoh tradisi di indonesia


Jawaban :
 Ritual Tiwah – Kalimantan Tengah
 Tradisi Potong Jari – Papua
 Gigi Runcing Suku Mentawai – Kalimantan
 Kebo-keboan – Banyuwangi
 Tradisi Adu Betis – Sulawesi Selatan
 Tabuik – Sumatera Barat
 Bakar Tongkang – Riau
 Grebeg Syawal – Yogyakarta
7. Ciri ciri kearifan lokal
Jawaban :
 Dapat bertahan terhadap budaya asing
 Memiliki kemampuan untuk mengakomodasi unsur budaya asing terhadap
budaya asli
 Memiliki kemampuan mengintegrasi unsur budaya asing ke dalam budaya
asli
 Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan
 Memiliki kemampuan untuk memberi arah pada perkembangan budaya

8. Faktor penyebab keberagaman


Jawaban :

1. Faktor Kondisi Geografis.

2. Faktor Sejarah.
3. Faktor Lingkungan Alam.
4. Faktor Transportasi dan Komunikasi.
Faktor Perubahan Nilai dan Sikap.
6. Faktor Iklim.
7. Faktor Agama.

9. Konflik bernuansa suku dan agama yang pernah terjadi di


Indonesia
Jawaban :
 Konflik Poso (Islam VS Nasrasi)
 Konflik Ambon (Islam VS Nasrani)
 Konflik Tolikara (Islam VS Nasrani)
 Konflik Aceh (Islam VS Kristen)
 Konflik di Lampung Selatan (Budha VS Islam)
 Konflik Situbondo (Islam VS Kristen)
 Konflik Sampang (Pengikut Ahlus Sunnah Wal Jamaah   VS
Penganut Islam Syiah)

10. Ciri ciri dan bentuk nasionalisme


Jawaban :
1. Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa, negara, dan
tanah air.
2. Membangun hubungan yang harmonis dan rukun antara masyarakat dan
individu lainnya.
3. Membangun dan mempererat sebuah tali persaudaraan antara sesama
warga masyarakat di sebuah negara.
4. Upaya untuk menghilangkan dan menghapuskan ekstremisme atau tuntutan
yang berlebih dari warga negara atau masyarakat kepada pemerintah.
5. Usaha menumbuhkan semangat untuk bisa rela berkorban demi bangsa,
negara, dan tanah air.
6. Untuk menjaga negara, bangsa dan tanah air dari serangan para musuh yang
mengancam negara baik itu dari luar negeri dan dalam negeri.

11. Konsep kebangsaan menurut Soekarno


Jawaban : Kebangsaan yang dimaksudkan
oleh Soekarno tidak dalam pengertian nativistik, melainkan kehendak untuk
bersatunya setiap orang, setiap kelompok baik dari sisi agama, etnik, ras, suku
bangsa dari Sabang sampai Marauke untuk menjadi Indonesia. Tanpa
kehendak untuk bersatu ini, maka Indonesia menjadi tidak mungkin.

12. Pasal 30 Ayat (1) dan (2) UUD 1945


Jawaban : Hak dan kewajiban tiap-tiap warga negara tersebut diatur dalam
Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, sedangkan ayat (2) menegaskan bahwa usaha pertahanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, yaitu
bahwa Tentara Nasional Indonesia merupakan kekuatan utama dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung.

13. Upaya bela negara secara fisik dan non fisik


Jawaban : Pembelaan negara secara fisik diantaranya dengan cara
perjuangan mengangkat senjata apabila ada serangan
dari negara asing terhadap kedaulatan bangsa. Sementara, 
pembelaan negara secara non fisik diartikan sebagai semua usaha
untuk menjaga bangsa serta kedaulatan negara melalui proses
peningkatan nasionalisme.

14. Tugas Pokok TNI

Jawaban : Menegakkan kedaulatan negara.

Mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

15. Sifat kedaulatan

Jawaban : Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat hukum


didalam suatu Negara yang memiliki sifat-sifat, diantaranya :

1. Permanen 
Artinya kedaulatan itu tetap ada selama negara itu sendiri.
2. Asli
Artinya kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
3. Bulat
Artinya kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi dan merupakan satu-satunya kekuasaan
tertinggi dalam suatu negara.
4. Tidak Terbatas
Artinya kedaulatan itu tidak ada yang membatasi, sebab jika ada yang membatasi
maka akan melenyapkan sifat kedaulatan.
Dari keempat sifat itu, bisa dipahami jika kedaulatan tidak mengizinkan adanya
saingan. Kedaulatan tidak mengenal batas, karena membatasi kedaulatan berarti
adanya kedaulatan yang lebih tinggi. Kedaulatan itu lengkap, sempurna, karena
tidak ada manusia dan organisasi yang diperkecualikan dari kekuasaan yang
berdaulat.

16. Konflik Pulau Sipadan dan Ligitan


Jawaban : Perselisihan Ligitan dan Sipadan adalah sengketa wilayah
antara Indonesia dan Malaysia atas dua pulau di Laut Sulawesi tersebut.
Perselisihan tersebut dimulai pada tahun 1969 dan diselesaikan oleh
keputusan Mahkamah Internasional pada tahun 2002, yang berpendapat
bahwa kedua pulau tersebut termasuk wilayah Malaysia.
Kedaulatan atas pulau-pulau tersebut telah diperdebatkan oleh Indonesia
dan Malaysia sejak tahun 1969 dan semakin sengit pada tahun 1991 ketika
Indonesia menemukan bahwa Malaysia telah membangun beberapa
fasilitas wisata di pulau Sipadan.  
Indonesia mengklaim telah membuat kesepakatan verbal dengan Malaysia
pada tahun 1969 untuk membahas sengekta tentang kedaulatan atas
pulau-pulau tersebut. Namun Malaysia membantah adanya kesepakatan,
dan menganggap bahwa pulau-pulau tersebut selalu menjadi bagian dari
wilayah negara bagian Sabah.  
Pada tanggal 2 November 1998, kedua negara sepakat untuk membawa
masalah ini ke Mahkamah Internasional.  
Kedua pulau tersebut pada awalnya dianggap oleh Mahkamah
internasional sebagai terra nullius (tanah tak bertuan). Tapi bekas penjajah
Malaysia, Inggris Raya, telah lebih banyak melakukan pembangunan di
pulau-pulau tersebut, dibandingkan dengan bekas penjajah Indonesia,
Belanda. Pembangunan di Sipadan dan Ligitan ini dilanjutkan oleh
Malaysia setelah negara itu merdeka.  
Hal ini menjadi alasan utama Mahkamah Internasional memutuskan
memberikan kedaulatan pulau-pulau tersebut ke Malaysia, berdasarkan
prinsip "pendudukan atau penguasaan efektif" (effective occupation).  
17. Tujuan bela negara
Jawaban : untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa juga Negara,
untuk melestarikan budaya,
untuk menjalankan nilai nilai pancasila serta UUD,
untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa juga Negara serta untuk menjaga
identitas juga integritas bangsa dan Negara Indonesia.

18. Visi dan misi Negara Republik Indonesia


Jawaban : Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju
dan sejahtera.
Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional.
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

19. Arti Etnosentrisme


Jawaban : Etnosentrisme adalah pandangan individu atau kelompok yang
menganggap budayanya superior. Kata lain etnosentrisme yaitu fanatisme suku
bangsa.
Dampak Etnosentrisme
Dampak Positif

 Dapat meningkatkan kesatuan, kesetiaan, dan moral kelompok


 Individu dan kelompok lebih toleran dalam budaya sendiri
 Adanya sikap nasionalisme dan patriotisme untuk budaya sendiri
 Melindungi perubahan, menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan
 Menghambat unsur asing masuk dalam kebudayaan
 Mencintai diri sendiri dan budayanya
Dampak Negatif
 Terjadi gerakan politik dalam budaya dan agama
 Menimbulkan konflik dan pertikaian antara golongan mayoritas dan minoritas
 Menghambat proses interaksi langsung dengan kebudayaan berbeda
 Sulitnya proses penyesuaian kebudayaan yang berbeda
 Tidak meratanya ilmu pengetahuan yang ideal dan diterima semua orang
 Menghambat pertukaran budaya di suatu daerah
 Kecintaan berlebihan terhadap budaya sendiri
Contoh Etnosentrisme

 Bullying dan diskriminasi masyarakat pada kelompok, suku, dan etnis tertentu
 Adanya perbedaan kepentingan yang terjadi di beberapa daerah
 Kekhawatiran munculnya sikap etnosentris di wilayah tertentu karena
masyarakat beragam
 Munculnya stigma negatif seperti malas, kasar, dan pemberontak dari suku
tertentu

20. Permasalahan yang muncul dalam keberagaman ekonomi


Jawaban : Permasalahan yang munculnya akibat keberagaman ekonomi cukup
banyak, antara lain :
terciptanya kemiskinan,
meningkatnya jumlah pengangguran,
adanya kecemburuan sosial,
terjadinya kekurangan pada lapangan pekerjaan,
kesenjangan ekonomi dan sosial yang semakin melebar, inflasi, bahkan hingga
memicu tingkat kriminalitas 

 Masalah produksi : permasalahan dari bagaimana memproduksi semua


benda yang dibutuhkan masyarakat.

 Masalah distribusi : cara agar benda-benda dapat sampai kepada


masyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
 Masalah konsumsi : benda yang diproduksi dapat atau tidak memenuhi
kepuasan manusia.

Anda mungkin juga menyukai