Identitas sosial (social identity) adalah keterkaitan, keterlibatan, peduli,dan rasa bangga yang bersumber dari pengetahuan seseorang tentang keaggotaan dalam suatu kelompok sosial sehinga timbul rasa kebersamaan, signifikasi nilai dan emosional dari keanggotaan tersebut dengan membedakan dengan kelompok lainnya yang terbentuk melalui proses sosial sehingga membedakannya dengan orang lain dilihat dari ciri-ciri sosial seperti kebiasaan berpakaian, gaya Bahasa, kebiasaan mengisi waktu luang, komunitas yang terbentuk, kebisaan berbelanja dan sebagainya. 2. Fungsi dan karateristik identitas sosial Untuk membantu seseorang atau sekelompok orang menemukan jati diri serta percaya diri yang lebih tinggi, efisien, dan efektif Untuk membantu seseorang untuk mengenali dirinya dimana ia berasal melalui cara berpikir dan bertindak. Setiap anggota kelompok sosial tersebut akan lebih mudah diajak bekerja sama. 3. Dimensi identitas sosial Menurut Baron (2005), terdapat 4 dimensi atau aspek yang mengkonseptualisasikan identitas sosial yaitu : Persepsi dalam konteks antarkelompok Dengan mengidentifikasi diri pada sebuah kelompok, maka status dan gengsi kelompok tersebut akan mempengaruhi persepsi setiap individu didalamnya. Kemudian menuntut individu memberikan penilaian terhadap kelompoknya maupun kelompok lain. Daya Tarik in-group adanya perasaan in group (suatu kelompok dimana seseorang perasaan sendiri dan identitas umum) sering menimbulkan in-group bias yang memiliki perasaan tidak suka terhadap out-group (suatu kelompok yang jelas berbeda dengan in group) dan perasaan suka terhadap in group yang menyebabkab loyalitas terhadap kelompok yang dimilkinya yang disertai devaluasi kelompok lain. Keyakinan saling terkait Seseorang memiliki kelekatan emosional terhadap kelompok sosialnya. Kelekatan itu muncul setelah menyadari keberadaannya sebagai anggota suatu kelompok tertentu. Semakin positif kelompok itu semakin kuat identitas kelompok dan akan memperkuat harga diri beitu juga sebaliknya apabila terjadi ssesuatu yang mengancam harga diri maka perasaan tidak suka terhadap kelompok lain juga meningkat. Depersionalisasi Ketika individu dalam kelompok merasa bagian dalam sebuah kelompok maka individu akan cenderung mengurangi nilai-nilai yang ada dalam dirinya namun hal ini dapat disebabkan perasaan takut tidak dianggap kelompoknya. 4. Komponen identitas sosial Komponen kongnitif Komponen ini berhubungan dengan self-stereotyping yang menghasilkan identitas pada diri sendiri dan anggota kelompok lain dengan satu kelompok dengannya. Komponen evaluative Merupakan nilai positif dan negative yang dimiliki oleh individu terhadap anggotannya dalam kelompok,seperti group self esteem (harga diri atau kebanggaan kelompok). Komponen ini menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki individu terhadap keanggotaan kelompoknya. Komponen emosional Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok, seperti komitmen fektif. Komponen ini lebih menekankan pada seberapa besar perasaan emosional yang dimiliki inividu terhadap kelompoknya. 5. Motivasi melakukan identitas sosial Menurut Hogg dan Vaughan (2011) terdapat 3 motivasi yang menterbelakangi identitas sosial : Self-enhancement dan positive distinctiveness positive distinctiveness mencangkup keyakinan bahwa kelompok kita lebih baik dibandingkan kelompok mereka. Uncertainty reduction motif ini secara langsung berhubungan dengan kategorisasi sosial Optimal distinctiveness individu berusaha menyeimbangkan dua motif yang saling berkonflik (sebagai anggota kelompok atau sebagai individu) dalam meraih optimal distinctiveness.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita