3. Tanggal 20 Desember 2022 pukul 08.00 WIB, pasien diberikan rujukan ke Dokter Spesialis Anak
di RSUD Loekmonohadi untuk dilakukan intervensi lanjutan dan diantar oleh Tim Puskesmas.
4. Hasil dari rujukan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter spesialis anak, yaitu :
a. Diagnosa : stunted, gizi buruk
b. Dokter spesialis anak juga melakukan KIE kepada kedua orangtua pasien secara
mendalam.
c. Terapi yang diberikan :
Susu Nutrinidrink, dosis minimal 400 ml/hari
L-Bio sachet, dosis 1x sehari 1 sachet
Multivitamin sirup, dosis 1x sehari 1 sdt
d. Tidak dianjurkan makan makanan selain susu Nutrinidrink.
e. Kontrol ulang dilakukan pada hari Senin, 26 Desember 2022. Pemeriksaan kesehatan
akan dilakukan berupa cek laboratorium. Apabila pasien (anak) tidak optimal minum
susunya maka dilakukan pemasangan sonde.
5. Rabu, tanggal 21 Desember 2022, Jam 12.30 WIB ( Kepala Puskesmas beserta Petugas Gizi )
koordinsi terkait pencatatan dan Pelaporan penanganan Balita Gizi Buruk
6. RTL dari Puskesmas : Kamis, 22 Desember 2022 akan dilakukan kunjungan ke rumah neneknya
pukul 09.00 WIB. Petugas yang akan mengikuti, yaitu Kepala Puskesmas, Bidan Desa, Pemegang
Program Anak, dan Nutrisionis.
7. Tanggal 22 Desember 2022, jam 7.30 WIB, Tim Penanganan KLB Permasalahan Gizi ( Kepala
Puskesmas, Dokter, Petugas Gizi, Koordinator Pelayanan Kesehatan Anak dan Bidan
desa )beserta Petugas Gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus melakukan
kunjungan/pendampingan ke Keluargan Pasien untuk memberikan KIE ( Komununkasi Informasi
dan Edukasi) ke keluarga pasien serta memastikan pemberian nutrisi yang telah diberikan dari
Rumah Sakit benar – benar di berikan/diminum oleh pasien sesuai dengan petunjuk yang telah
diberikan.
8. Pada tanggal 26 Desember 2022, Petugas melakukan pendampingan rujukan Pasien ke Rumah
sakit Umum Daerah Kudus, sebelum berangkat Pasien di di timbang BB dan di ukur TB dengan
hasil ( BB : 6,0 kg, TB : 70,2 cm ), hasil dari rujukan, pasien diberikan susu Nutrinidrik 1 kaleng
dengan ukuran 400 gr dengan anjuran minum 400ml/hari, dengan ukuran pemaikaian 150
ml/10 cds. Pasien juga dilakukan pemeriksaan laborat, untuk hasilnya bisa dilihat/diambil pada
tanggal 9 Januari 2023, pada saat kontrol.
9. Tanggal 29 Desember 2022, Tim Puskesmas ( Petugas Kesling, Petugas Gizi dan Bidan desa )
melakukan kunjungan dan edukasi terkait pengambilan sampel air minum yang digunakan
keluarga balita untuk dilakukan uji sampel air minum mikrobiologi dilaboratorium kesehatan
daerah ( untuk hasil pengujian sampel air minum mikrobiologi ,estimasi keluar tanggal 6 Januari
2023 ) air yang digunakan keluarga yaitu air bersih dari sumur gali dengan kedalaman + 13 m
dengan kondisi fisi air tidak berbau, agak sedikit kuning, sedangkan sarana air minum yang
dipakai berdasarkan keterangan dari kakeknya adalah air minum isi ulang yang kemudian
direbus terlebih dahulu ketika akan dikonsumsi, ketika digali lebih lanjut dengan ditanya beli
dimana? Si kakek menjawab tidak tahu.
10. Pada tanggal 02 Januari 2023, jam 07.300 WIB Tim Penanganan Gizi Buruk UPTD Puskesmas
Tanjungrejo ( Kepala Puskesmas, Petugas Gizi, Bidan Anak, Petugas Promosi Kesehatan dan
Bidan Desa) melakukan kunjungan di Rumah Balita Gizi Buruk, yang pada saat itu balita di
titipkan di rumah neneknya, Petugas hanya bertemu pada kakek balita, sedangkan neneknya
baru pergi. Balita di Timbang BB dengan hasil BB : 6,4 Kg, Balita juga diberikan susu Nutrinidrink
1 kaleng 400gr oleh Kepala Puskesmas untuk mencukupi ketersediaan susu yang sudah mau
habis. Siangnya pada jam 12.00 WIB Kepala Puskesmas dan bidan desa melakukan koordinasi
dengan Kepala Desa/Sekdes desa Hadipolo terkait Penanganan Gizi buruk.
11. Tanggal 04 januari 2023, balita datang ke Puskesmas Tanjungrejo dalam rangka untuk
mengambil bantuan makanan tambahan dari GOTAS ( Gerakan Orang Tua Asuh ) IDI Cabang
Kudus berupa Susu SGM Optigrow dan telur, pada saat itu balita di timbang Berat Badanya
dengan hasil BB : 6,6 kg
12. Tanggal 07 Januari 2023, Hasil dari Pemeriksaan Air Minum Keluarga Pasien sebagai berikut :
Total coliform sejumlah : 700 dan bakteri e coli sejumlah 460 per 100 ml air. Hasil tersebut
menggambarkan bahwa air tersebut tidak layak minum. Berdasarkan Permenkes RI, No.
492/Menkes/Per/IV/20210 , tentang persyaratan kualitas air minum e coli per 100 ml = 0 ,
terkait hal tersebut petugas memberikan KIE kepada keluarga tentang pengelolaan,
penyimpanan dan penggunaan Air Minum Aman.
13. Tanggal 09 Januari 2023 Rujukan...........