Anda di halaman 1dari 13

JAPRA

Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal


P-ISSN. 2527-4325 E-ISSN. 2580-7412

Evaluasi Pembelajaran Dalam Psikologi Pendidikan


Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I11, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd22,
Ajeng Rapiah33, Dede Hopipah44, Friska Aprilian Nurfarisa55

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung


1, 2, 3

Jalan Cimencrang, Panyileukan, Gedebage, Kota Bandung, Jawabarat 40292


Email:rapiahajeng783@gmail.com3dedehopipahhopipah4@gmail.com4friskanurfarisa5
@gmail.com5
Abstrak

Evaluasi dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara terus menerus dan
juga mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta
mendorong sekolah untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas belajar siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, optimalisasi sistem evaluasi memiliki dua makna,
pertama adalah sistem evaluasi yang memberikan informasi yang optimal. Kedua adalah
manfaat yang dicapai dari evaluasi. Metode yang digunakan yaitu metode studi
leterature review dengan jenis narative review. Berdasarkan hasil pencarian
menggunakan kata kunci dari Google Scholar ditemukan 6.240 artikel dan termasuk
kedalam kriteria inklusi maka artikel yang digunakan yaitu 3 artikel yang sesuai.

Kata kunci: evaluasi


Abstract

Evaluation can encourage students to be more active in learning continuously and also
encourage teachers to further improve the quality of the learning process and
encourage schools to further improve the facilities and quality of student learning. In
this regard, the optimization of the evaluation system has two meanings, the first is an
evaluation system that provides optimal information. The second is the benefits
achieved from the evaluation. The method used is the literary review study method with
a narrative review type. Based on search results using keywords from Google Scholar
found 6,240 articles and included in the inclusion criteria, the articles used were 3
appropriate articles.
Keywords: evaluation
Pendahuluan
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

Evaluasi dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara terus menerus
dan juga mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta
mendorong sekolah untuk lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas belajar siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, optimalisasi sistem evaluasi memiliki dua makna,
pertama adalah sistem evaluasi yang memberikan informasi yang optimal. Kedua adalah
manfaat yang dicapai dari evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah
meningkatkan kulitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas
pendidikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan program pembelajaran
selalu dilihat dari aspek hasil belajar yang dicapai.

Dengan demikian evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan


kehidupan manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak disadari, sebenarnya evaluasi
sudah sering dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun kegiatan sosial lainnya. Hal ini
dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah berpakaian ia berdiri dihadapan cermin
apakah penampilannya sudah wajar atau belum, sampai pada hal-hal yang lebih besar
dalam kehidupan manusia.

Metodologi

Metode yang digunakan yaitu metode studi leterature review dengan jenis narative
review. Pencarian data base yang di lakukan mengunakan Google Scholar
menggunakan kunci “Evaluasi” AND “Evaluasi belajar”. Total artikel yang ditemukan
6.240 artikel. Kemudian dilakukan inklusi dan ekslusi dengan kesediaan free full text,
berbahasa indonesia.

Berdasarkan hasil pencarian menggunakan kata kunci dari Google Scholar


ditemukan 6.240 artikel dan termasuk kedalam kriteria inklusi maka artikel yang
digunakan yaitu 3 artikel yang sesuai.

Hasil dan Pembahasan


A. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Belajar
Secara etimologi "evaluasi" berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation
dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut
alqiamah atau al-taqdir’ yang bermakna penilaian (evaluasi).
Secara terminologi, beberapa ahli memberikan pendapat tentang
pengertian evaluasi diantaranya: Edwind dalam Ramayulis mengatakan bahwa

2 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam menentukan


nilai sesuatu (Ramayulis, 2002). M. Chabib Thoha, mendefinisikan evaluasi
merupakan kegiatan yang terencana untuk rnengetahui keadaan objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan (Thoha, 1990).
Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis
untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja,
proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan
kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat
pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian
membandingkan dengan kriteria tertentu
B. Pengertian Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai
belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian
atau pengukuran belajar dan pembelajaran. Dengan adanya evaluasi, peserta didik
dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai selarna mengikuti
pendidikan. Pada kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan, maka
akan memberikan dampak berupasuatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih
meningkatkan prestasi.
A. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Belajar
 Tujuan Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan
efektivitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik, menngetahui
kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta menyediakan data yang
menjadi landasan dalam pengambilan keputusan bagi pembelajaran
berikutnya.
Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan penilaian atau evaluasi
dalam proses pembelajaran adalah:
1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.
2. Memahami siswa,
3. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

3 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

Tujuan evaluasi adalah untuk memperbaiki cara, pembelajaran,


mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan
siswa pada situasi pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimilikinya. Tujuan lainnya adalah untuk memperbaiki
dan mendalami dan memperluas pelajaran, dan yang terakhir adalah
untuk memberitahukan atau melaporkan kepada para orang tua/wali
siswa mengenai penentuan kenaikan kelas atau penentuan kelulusan
siswa.
 Fungsi Evaluasi Belajar
Berikut dikemukakan beberapa fungsi evaluasi, antara lain:
1. Evaluasi Berfungsi Selektif Dengan cara mengadakan penilaian.
Guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian
terhadap siswanya.
2. Evaluasi Berfungsi Diagnostik Apabila alat yang digunakan dalam
penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat
hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa.
3. Evaluasi atau Penilaian Berfungsi Sebagai Penempatan Sistem baru
yang kini banyak dipopulerkan di negara Barat, adalah sistem belajar
sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari
sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar
yang lain.
4. Evaluasi dan Penilaian Berfungsi Sebagai Pengukur Keberhasilan.
Fungsi keempat dari evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan
program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode
mengajar, kurikulum, sarana, dan system administrasi.
Adapun menurut Nana Sudjana menjelaskan bahwa, evaluasi
berfungsi sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus.
Dengan fungsi ini dapatlah diketahui bahwa tingkat penguasaan
bahan pelajaran yang dikuasai oleh siswa. Dengan kata lain, dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa tersebut baik atau tidak baik.

4 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

2. Untuk mengetahui keaktifan proses pembelajaran yang dilaksanakan


guru. Rendahnya capaian hasil belajar yang diperoleh siswa tidak
semata-mata disebabkan oleh ketidakmampuan siswa itu sendiri.
A. Ragam Evaluasi
Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks.
a. Pre-test dan Post-test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya, ialah untuk mengidentifikasi
taraf pengetahuan peserta dididik mengenai bahan yang akan disajikan.
Evaluasi seperti ini berlangsung singkat dan sering tidak memerlukan
instrumen tertulis.
b. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre test. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang
mendasari materi baru yang akan diajarkan. Contoh: evaluasi penguasaan
penjumlahan bilangan sebelum memulai pelajaran perkalian bilangan,
karena penjumlahan merupakan prasyarat atau dasar perkalian.
c. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang
belum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis ini dititikberatkan pada
bahasan tertentu yang dipandang telah membuat peserta didik
mendapatkan kesulitan.
d. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satu
pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik
yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk (mengetahui
penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa. diagnosis kesulitan belajar
tersebut digunakan sebagai bahan pera bangan rekayasa pengajaran
remedial (perbaikan).

5 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

e. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengukur kinerja
akademik atau prestasi belajar peserta didik pada akhir periode pelak
program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap semester
atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai
kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik tidaknya peserta didik ke
kelas yang lebih tinggi.
f. EBTA dan EBTANAS
EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) dan EBTAN (Evaluasi
Belajar Tahap Akhir Nasional) sebagai alat penentu kenaik status siswa.
Namun, EBTA clan EBTANAS ini dirancang untuk peserta didik yang
telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenja pendidikan tertentu
seperti jenjang SD dan MI (Madras Ibtidaiyah), dan seterusnya.
B. Syarat dan Ragam Evaluasi
Syarat evaluasi
Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi
belajar siswa adalah menyusun alat evaluasi(test instrument) yang sesuai dengan
kebutuhan, dalam artian tidak menyimpang dari indicator dan jenis prestasi yang
diharapkan.
Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif
psikologi belajar (The Psychology of learning) meliputi dua macam (Cross,
1974; Barlow, 1985; Butler, 1990).
1)      Reliabilitas
Secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti hal tahan uji atau
dapat dipercaya.Sebuah alat evaluasi dipandang reliable atau tahan uji
apabila memiliki konsistensi atau keajegan hasil.
2)      Validitas
Validitas berarti keabsahan atau kebenaran. Sebuah alat evaluasi
dipandang valid atau abash apabila dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur.
  Ragam alat evaluasi
Secara garis besar, ragam alat evaluasi terdiri atas dua macam bentuk :

6 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

1)      Bentuk objektif
Bentuk ini lazim juga disebut tes objektif, yakni tes yang
jawabannya dapat diberi score nilai secara lugas (seadanya) menurut
pedoman yang ditentukan sebelumnya.
2)      Bentuk subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur
prestasi belajar yang jawabannya tidak ternilai dengan score atu angka
pasti, seperti yang digunakan untuk evaluasi objektif. Hal ini disebabkan
banyaknya ragam gaya jawaban yang diberikan oleh para siswa.
Instrument evaluasi mengambil bentuk Essay examination, yakni soal
ujian mengharuskan siswa menjawab setiap pertanyaan dengan cara
menguraikan atau dalam bentuk karangan bebas.
C. indikator dan batas minimal prestasi belajar
Indikator Prestasi Belajar Menurut Muhibbin Syah “Pengungkapan hasil belajar
meliputi segala ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa”. Namun demikian pengungkapan perubahan tingkah laku
seluruh ranah, khususnya ranah afektif sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan
hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Kunci pokok
untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah garis-garis besar
indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur

Secara harfiah, prestasi belajar berarti keberhasilan atas usaha seseorang setelah
belajar atau mempelajari sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi
belajar berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang biasanya ditunjukkan
lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru.Untuk mengetahui prestasi belajar
anak, ia harus mengikuti serangkaian tes untuk menguji sejauh mana ia memahami
materi yang sebelumnya diberikan oleh guru. Hasil tes ini bukan hanya digunakan
untuk mengukur kemampuan anak, namun seberapa jauh guru berhasil
menyampaikan materi kepada peserta didiknya.

Indikator prestasi belajar


Setiap orangtua biasanya memiliki standar sendiri terhadap anak yang dikatakan
berprestasi atau tidak.

7 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

1. Kognitif
Dari aspek kognitif, hal yang diperhatikan dari anak adalah pengetahuan,
pemahaman, penerapan, maupun analisisnya. Seorang anak dikatakan mencapai
prestasi belajar yang baik bila memenuhi indikator, seperti:
- Dapat menjelaskan dan mendefinisikan secara lisan materi yang
disampaikan kepadanya
- Bisa memberi contoh konkret dan menggunakannya secara tepat
- Mampu mengelompokkan
- Dapat menyimpulkan materi yang disampaikan
- Dapat menggeneralisasi dan mengkritisi.
2. Afektif
Ranah afektif dalam indikator prestasi belajar mencakup sikap yang
ditunjukkan oleh anak selama masa pembelajaran. Dalam prakteknya, anak-anak
yang berprestasi akan menunjukkan sikap menerima materi yang disampaikan
dengan baik, memberi respons, menghargai orang lain, mampu bekerja secara
kelompok, dan menunjukkan karakter yang kuat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Psikomotor
Aspek ini mencakup keterampilan fisik yang ditunjukkan oleh anak-anak
selama masa pembelajaran. Anak yang dikatakan berhasil mencapai prestasi
belajar yang baik mampu akan mampu mengoordinasikan gerak mata, tangan,
kaki, dan anggota tubuh lainnya, serta mengucapkan, membuat mimik, dan
gerakan jasmani lainnya.
Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar anak
Indikator prestasi belajar anak di atas bukan hanya dipengaruhi oleh mau
atau tidaknya anak-anak belajar di sekolah atau mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan oleh guru.
1. Faktor internal
Faktor internal berkaitan dengan kondisi anak itu sendiri, baik
secara jasmani maupun psikologis. Dari segi jasmani, prestasi belajar
anak sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan anak, ada atau tidaknya
cacat tubuh yang dideritanya, maupun lelah atau tidaknya anak saat
menerima materi dari guru.Sedangkan dari segi psikologis, banyak hal

8 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

yang memengaruhi prestasi belajar anak, seperti tingkat intelegensi,


perhatian, minat, bakat, hingga motivasi anak itu sendiri. Orangtua juga
harus mempertimbangkan faktor kematangan dan kesiapan anak dalam
menerima pelajaran.
2 Faktor eksternal
Faktor eksternal berhubungan dengan kondisi di luar tubuh anak,
seperti keluargan, lingkungan sekolah, maupun kondisi masyarakat di
sekitarnya. Dari segi keluarga, prestasi belajar anak sangat bergantung
pada cara orangtua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, hingga latar belakang kebudayaan.Dari segi sekolah, metode
mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
lamanya waktu bersekolah, hingga ada atau tidaknya pekerjaan rumah
sangat berpengaruh. Sedangkan faktor masyarakat meliputi kegiatan
dalam masyarakat, paparan media massa, dan teman bermain.Prestasi
belajar anak mungkin menonjol di beberapa aspek, namun lemah di
aspek lainnya. Hal ini adalah normal karena setiap anak memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
D. Evaluasi Kognitif, Efektif, dan Psikomotor
1. Evaluation Kognitif

merupakan jenjang berpikir paling tinggi, Penilian evaluasi ini merupakan


kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi,
nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia
akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan
atau kriteria yang ada. Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi
yaitu : peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat
dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat
atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau
tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa
kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam
sehari-hari.

9 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang


mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai
pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau
prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian
aspek kognitif adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan
mental dll.

2. Evaluasi efektif

adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.

a) Receiving atau attending (menerima atua memperhatikan), yaitu kepekaan


seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang
kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk
dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima
stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang
datang dari luar.
Contah hasil belajar afektif jenjang receiving, misalnya: peserta didik bahwa
disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan
jauh-jauh
b) Responding (menanggapi) mengandung arti "adanya partisipasi aktif. Jadi
kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi
daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding
adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau
menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
c) Valuing (menilai menghargai) Menilai atau menghargai artinya memberikan
nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek,
sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa

10 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang


lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding Dalam kaitan dalam
proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai
yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep
atau fenomena, yaitu baik atau buruk.
d) Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya mempertemukan
perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa
pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan
pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk
didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain.. pemantapan dan
perioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai yakni keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang. Jadi pada jenjang ini peserta
didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya
untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik "pola hidup"
tingkah lakunya menetap. Secara skematik kelima jenjang afektif
sebagaimana telah di kemukakan dalam pembicaraan diatas, menurut A.J
Nitko (1983) dapat di gambarkan sebagai berikut: "Ranah afektif tidak dapat
diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan
yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan). Merespon, Menghargai,
Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.
3. Evaluasi psikomotor
Merupakan hasil evaluasi belajar yang dapat di lakukan dengan dengan
tes perbuatan atau tes unjuk kerja atas keterampilan yang di kuasai peserta didik
dengan cara mengamati kegiatan, evaluasi ini cocok untuk kegiatan di
laboraturium, peraktek solat, praktek olahraga dll
Pada saat di kelas proses pembelajaran dengan berlangsung dapat
dikakukan pengamatan langsung melalui tingkah laku yang ditunjukkan siswa
selama pembelajaran Penilaian hasil belajar psikomotor yang dilakukan sesudah
pembelajaran dilaksanakan dapat dilakukan denga cara memberikan tes kepada
peserta didik.
Kesimpulan

11 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

Evaluasi adalah penilaian terhadap keberhasilan program pembelajaran


siswa yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah
dicapai siswa, dan berfungsi antara lain untuk menentukan posisi siswa dalam
kelompokannya.

Jenis evaluasi berdasarkan tujuan meliputi: pra test dan post test, evaluasi
prasyarat, evaluasi diagnostik, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, ulangan
umum, dan UAN. Jenis evaluasi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
meliputi: evaluasi program pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran, dan
evaluasi hasil pembelajaran.

Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif


psikologi belajar meliputi dua macam, yaitu: reliabilitas dan validitas. Secara
garis besar, ragam alat evaluasi terdiri dari atas dua macam bentuk , yaitu: 1)
bentuk objektif; dan 2) bentuk subjektif.

DAFTAR PUSTAKA

 https://www.sehatq.com/artikel/indikator-prestasi-belajar-anak-dan-faktor-yang
memengaruhinya

Magdalena, Ina, Dkk. “Evaluasi Belajar Peserta Didik”. Jurnal Pendidikan dan
Dakwah. 2(1). 118-127.

Purwanto, M. Ngalim. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung: Remaja Rosdakarya

Porrie, Muliawan 2004. Busana Tingkat Dasar Terampil dan Mahir. Jakarta:

Diyanti, A. O., Amiuza, C. B., dan Mustikawati, T. 2014. Lingkungan Ramah Anak
pada Sekolah Taman Kanak-Kanak. Jurnal Ruas, 12 (2): 54-68.

Fadliyani. 2012. Warna dalam al-Qur’an (Kajian Tematik). Skripsi. Semarang: Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun
2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

12 JAPRA
Dr. Bambang Samsul Arifin, M. S.I, Hilman mangkuwibawa, S.Pd. M. Pd, Ajeng
Rapiah, Dede Hopipah, Friska Aprilian Nurfarisa.

Tanuwidjaja, G., Juanda, N. W. I., Himdojo, S. I., Sunjoyo, E., Tondayana, Y. A.,
Kevin, S., Pratama, O., dan Sanjaya, T. 2015. Pengaruh Warna dalam Desain
Fasilitas Perawatan Gigi Ramah Anak di Amerika. Makalah disajikan dalam
Seminar Nasional Teknologi, Institut Teknologi Nasional, Malang, 17 Januari.

Thomson, A 1998. The Adult and The Curriculum, http://www.ed.uiuc.edu/SPS/FES-


Yearbook/1998/thomson.hotmail (diunduh tanggal 15 Februari 2012).

13 JAPRA

Anda mungkin juga menyukai