Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL LITERASI

SRIWIJAYA
KARYA : PROF. DR. SLAMET MULJANA

Dibuat oleh :

Nama : JERIYAN PRASETYO

Nis : 0075866304

Kelas : E 1

Literasi Sekolah
SMA Negeri 5 Lubuklinggau
Sumatra selatan

Progam sekolah penggerak


Tahun ajaran 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan hasil literasi saya yang berjudul Berani
berubah untuk hidup yang lebih baik" Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini
yaitu untuk memenuhi tugas Literasi saya kurang lebih selama lima bulan.

Selama penelitian karya tulis ini, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan hambatan yang saya alami. Namun, berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak,
akhimya laporan Literasi ini dapat terselesaikan dengan baik dan memuaskan.

Saya percaya bahwa hasil dari saya ini telah dilakukan dengan sebaik mungkin, akan
tetapi tidak menutup kemungkinan masih terdapat beberapa kekurangan di dalamnya. Oleh
sebab itu, saya membutuhkan masukan yang yang bersifat membangun untuk diperbaiki ke
depannya. Semoga laporan Literasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan
acuan atau referensi untuk Literasi yang selanjutnya.

Lubuklinggau, 30 november 2022


Literator

Jeriyan prasetyo
HALAMAN PENGESAHAN
Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada SMA Negeri 5 Lubuklinggau
Tahun Pelajaran 2022/2023 dilaksanakan sebagai upaya pembiasaan penulisan
ilmiah dari tingkat sekolah dan membudayakan membaca literatur dari dini.

Literasi dibuat oleh:

nama : Jeriyan prasetyo


nis : 0075855304
jenis Kelamin : Laki-Laki
judul buku : Sriwijaya
kelas : E1
asal sekolah : SMA Negeri 5 Lubuklinggau

Lama Literasi:
Literasi ini Telah dilaksanakan selama lima bulan dari bulan Juli sampai
dengan November tahun 2022
Lubuklinggau, 30 November
2022

Wali kelas Literator

BU SISCA ARIE HANIKA, S.Pd JERIYAN PRASETYO

Guru pembimbing Petugas Perpustakaan


SMAN 5 Lubuklinggau

Pak Suradi, S.Pd (Bu SUMARIANI, S.Pd)


DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................2

HALAMAN PENGESAHAN............................................................3

DAFTAR ISI...................................................................................4

HASIL LITERASI.............................................................................5
…………………………………………………………………………6

LAMPIRAN...................................................................................7

KESIMPULAN……………………………………………………………………………8
HASIL LITERASI :

Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia yang pernah berjaya di


masa Lampau. Dari kerajaan Sriwijaya inilah untuk pertama kalinya agama Budha
berkembang pesat. Sejarah kerajaan Sriwijaya adalah sejarah salah satu Negara Asia
Tenggara yang menguasai Selat Malaka pada zaman yang sudah lama lampau. Pengetahuan
sejarah Sriwijaya baru lahir pada permulaan abad ke 20, nama Sriwijaya mulai dikenal pada
tahun 1918, sejak George Coedes menulis tentang Le royaume de Crivijaya, pada tahun
1913 Prof. Kern menerbitkan piagam Kota Kapur, salah satu piagam Sriwijaya dari tahun
686, ia masih menganggap bahwa Sriwijaya yang tercantum pada piagam tersebut adalah
nama seorang Raja karena “Cri” biasanya sebutan bagi gelar Raja kemudian di ikuti nama
bersangkutan.

Kerajaan Sriwijaya mempunyai seorang raja pertama bernama Dapunta Hyang Sri
Jayanasa atau biasa disebut Sri Jayanasa. nama dapunta Hyang Sri Jayanasa menjadi raja di
kerajaan Sriwijaya dengan didasarkan pada sebuah catatan dari I Tsing dan catatan dari dua
prasasti yakni prasasti Talang Tuo dan prasasti Kedukan Bukit Pada catatan I Tsing dan
prasasti tersebut menyebutkan bahwa nama Dapunta Hyang Sri Jayanasa adalah seorang
yang diangkat sebagai raja di kerajaan Sriwijaya setelah melakukan perjalanan suci atau
biasa dikenal Siddhayatra memakai sebuah perahu dapunta Hyang Sri Jayanasa memimpin
ribuan prajurit dan armada untuk menguasai sejumlah wilayah di Palembang, Lampung,
Jambi, dan Bangka

Kerajaan Sriwijaya juga menjadi sebagai sebuah kerajaan yang berhasil berkuasa
dalam mengendalikan jalur perdagangan utama di wilayah Selat Malaka. Serta berhasil pula
untuk menaklukkan berbagai kerajaan yang ada di Pulau Jawa. Sebagai kerajaan yang
berada di jalur perdagangan yang melintasi Selat Malaka, terdapat banyak sekali para
pedagang yang singgah di jalur perdagangan ini guna membeli rempah-rempah. Tidak hanya
barang berupa rempah-rempah saja, awal mula berdirinya kerajaan Sriwijaya juga terjadi
pula sebuah pertukaran kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang yang berasal dari
India, Arab, dan China yang membawa dampak terhadap budaya di Pulau Sumatera sampai
sekarang ini. Nama Sriwijaya ini diambil dari bahasa Sansekerta yakni kata “Sri” artinya
cahaya atau bercahaya dan kata “Wijaya” artinya kejayaan atau kemenangan. Dengan
begitu, arti nama dari Sriwijaya yaitu kemenangan yang gemilang.

Di daerah Ligor di Semenanjung, ditemukan sebuah batu piagam bertulis pada dua
belah sisi. Tulisan pada sisi A disebut piagam Ligor A. Tulisan pada sisi B disebut piagam Ligor
B. Baik pragam Ligor A maupun Ligor B ditulis dalam bahasa Sansekerta, Piagam-piagam
yang ditemukan di pulau Sumatra dan Bangka ini ditulis dalam bahasa Sriwijaya.
Piagam Ligor A adalah piagam Sriwijaya yang paling akhir yang tidak menyebut
wangsa Sailendra. Piagam ini memuat sepuluh pada tanpa manggalacarana. Yang dimaksud
dengan manggalacarana ialah uluk-uluk atau salam pembukaan seperti swasti, siddha, dan
sebagainya dan raja sriwijaya menyebut dirinya 1. criwijayendraja 2. criwijayecwarabhupati
3. Criwijayanrepati 4. Nrepa

Piagam ini memuat sepuluh pada tanpa manggakacarana :

Pada yang pertama berisi pujian terhadap sifat-sifat baik baginda, seperti
kecerdasan, keramahan, dan kesaktian. Beliau disamakan dengan bulan pada musim rontok,
yang cahaya sinarnya menyuram kan segala sinar bintang-bintang Demikian pula
kewibawaan baginda terhadap semua raja bawahannya yang kedua adalah lanjutan sifat-
sifat baik baginda Beliau menghimpun segala kebaikan Sinar beliau menerangi puncak-
gunung Himalaya, mengalahkan semua orang bijak dan cendekia di dunia Beliau dikiaskan
dengan laut luas dan melebur segala kejahatan puncak Pada yang ketiga menguraikan
bahwa baginda adalah pelindung si miskin Orang-orang miskin memperoleh perlindungan
pada beliau seperti gajah-gajah yang bernaung di bawah pohon rindang pada waktu terik
matahari membakar telaga Pada yang keempat menyamakan baginda dengan Manu
menyebar segala kebahagiaan seperti musim semi yang memberi kecantikan kepada
pelbagai tumbuh tumbuhan Pada yang kelima menyebut raja Sriwijaya yang berkuasa gilang
gemilang Kekuasaan beliau ditaati oleh semua raja tetangga; beliau diciptakan oleh Brahma
dengan tujuan untuk menjunjung tinggi dharma, Pada yang keenam berbunyi: "Itulah raja
Sriwijaya, peng himpun segala kebaikan dan yang paling baik di antara semua raja di
permukaan bumi. Beliau mendirikan bangunan batu, trisamaya- caitya untuk Padmapani,
Sakyamuni, dan Vajrapani", Pada yang ketujuh: bangunan trisamaya-caitya dipersembahkan
kepada semua jina budiman yang menduduki sepuluh tempat pada yang kedelapan:
pendeta Jayanta menerima perintah bagin- da untuk membangun stupatrayamasi Bangunan
itu dilaksanakan sesuai dengan perintah baginda, Pada yang kesembilan: setelah pendeta
kerajaan itu meninggal, muridnya, Adhimukti, diangkat menjadi pendeta kerajaan sebagai
penggantinya. Ia mendirikan caitya di dekat bangunan trisamaya- caitya, Pada yang
kesepuluh: tanggal selesainya bangunan trisamaya- cairya ialah tahun Saka 697 hari 11
bulan terang Waisaka. Waktu matahari terbit menyertai Wenu, raja Sriwijaya yang
menyerupai Indra, mendirikan bangunan caitya dan stupa demikian indahnya seakan-akan
dibuat dari cintamani yang terpilih di triloka.

Peninggalan peninggalan yang ditemukan dari Kerajaan Sriwijaya :


Prasasti Kedukan Bukit Prasasti Talang Tuwo
Prasasti Kota Kapur Prasasti Hujung Langit
Prasasti Telaga Batu Prasasti Ligor
Prasasti Karang Berahi Candi Muara Takus
LAMPIRAN

`
Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan literasi sekolah di SMA Negeri 5 Lubuklinggau sudah


terlaksana, yaitu, membaca buku non pelajaran selama 5 menit setiap kegiatan tersebut di
dilaksanakan sebelum pembelajaran di mulai pada pagi hari. kegiatan literasi sekolah di atas
di laksanakan pada kelas 10,11, dan 12. Gerakan literasi sekolah dilaksanakan dalam tiga
tahap, yaitu tahap pembiasaan dengan membaca setiap pagi 5 menit sebelum pembelajaran
dimulai, tahap pengembangan yaitu perubahan pengetahuan yang didapat dari tahap
pembiasaan dan tahap pembelajaran yaitu meningkatkan kemampuan literasi pada semua
mata pelajaran dan tahap evaluasi yaitu guru dapat mengetahui perkembangan
pembelajaran literasi disekolah dasar. Kegiatan evaluasi pada pembelajaran literasi di SMA
Negeri 5 Program Literasi Sekolah yang dilaksanakan yaitu: membaca buku non pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai