Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENALARAN TIDAK LANGSUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas yang terstruktur dalam matakuliah

Bahasa Indonesia

Oleh :

Kelompok 6

Rivaldo (2622177)

Sulpna Rosiski Hasibuan (2622168)

Ghina Raudatul Jannah (2622175)

Kelas: BK - 1E

Dosen Pengampu:

Dr. Deswalantri, SS, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJHAMIL DJAMBEK


BUKITTINGGI

1444H/2022 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil a’lamin. Segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam
yang menaungi mahluknya penuh dengan kasih sayang. Yang memberikan nikmat tidak
terhitung jumlahnya, Pemilik kerajaan yang agung di sisinya, serta pemberi karunia nikmat
islam kepada dunia melalui utusanya yang suci Muhammad SAW.

Sholawat serta salam juga kami hanturkan, kehadapan Nabi agung Muhammad
SAW. yang merupakan Nabi pembimbing seluruh alam, yang telah menghantarkan kita
dari kegelapan dunia, menuju terangnya Islam. Judul pembahasan makalah kami adalah
“ESAI”, makalah ini disusun untuk memenuhi kewajiban atas tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.

Akhir kata, kami mengucapkan rasa terimakasih kepada ibuk Dr. Deswalantri,
SS. M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah bahasa indonesia dan juga kepada rekan-
rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga tulisan sederhana kami
dapat berguna untuk kita semua, tak hanya bagi pembaca pada umumnya, namun juga
dapat menjadi refleksi bagi kami sendiri khususnya. Dan semoga manfaatnya bisa kita
petik, dan mendapatkan pelajaran berharga dari pembelajaran ini.

Bukittinggi, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................5

C. TUJUAN.................................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................................7

A. PEMAHAMAN TERHADAP Q.S. AL-ALAQ AYAT 1 – 5.............................................................7

B. PENGERTIAN ESAI............................................................................................................................9

C. CIRI – CIRI ESAI...............................................................................................................................10

D. JENIS –JENIS ESAI...........................................................................................................................13

E. MENULIS ESAI..................................................................................................................................20

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................26

A. KESIMPULAN....................................................................................................................................26

B. SARAN.................................................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................27

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk saling
berinteraksi satu sama lain. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan ide, pikiran dan
gagasannya. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis. Keterampilan berbahasa
memiliki 4 aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Keempat aspek tersebut harus dikembangkan secara Jbertahap. Menulis merupakan
kegiatan menuangkan ide, pikiran, gagasan, dan pendapat dalam bentuk lambang-lambang
tulis yang memiliki makna. Menurut Mackey (1986:12)
Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (language may be form and
not matter) atau sesuatu system lambing bunyi yang arbitrer, atau juga suatu system dari
sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam
sistem-sistem
Keterampilan menulis adalah keterampilan mengemukakan pikiran keterampilan
menyampaikan perasaan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.  Salah satu
keterampilan menulis adalah kemampuan untuk membuat esai. Esai adalah suatu tulisan
yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu yang dicoba untuk dinilainya.
Esai merupakan semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Apa yang dikemukakan
dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya. Menurut Sumardjo, Jakob dan
Saini (1997:19) “Esai adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut
pandangan pribadi penulisnya”. Jadi dapat dinyatakan esai merupakan suatu kayra tulis
singkat yang menggambarkan opini seseorang tentang suatu objek yang ingin dinilai
melalai penulisan nya.

Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne,
menulis sebuah buku yang mencantumkan bebrapa anekdot dan observasinya. Buku
pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau
usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya
diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne,
bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.

1
Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-
tinjauannya mengenai karya – karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak
empat jilid) dengan judul kesustraan Indonesia modern dalam kritik dan esai (1985), tapi
Jassin tidak bias menjelaskan rumusan esai.

Dan sebagai ummat islam, tentunya kita berpedoman kehidupan kita kepada al-
quran dan sunnah rasul. Di dalam al-quran tepatnya di dalam qur’an surah Al-alaq ayat 1-5
adalah ayat yang pertama kali menjadi wahyu yang diterima rasulullah SAW. Dalam ayat
tersebut menjelaskan tentang pentingnya membaca dan menulis sebagai pilar ilmu bagi
manusia. Dalam perintah tersebut dianjurkan agar melakukan kegiatan membaca secara
berulang-ulang, tujuannya bisa mendapatkan hasil sempurna.

Namun tak hanya perintah membaca untuk mencapai tujuan tersebut, tetapi juga
diperintahkan untuk menulis. karena dengan ditulisnya ilmu setelah dibaca maka akan
abadi selamanya. Seperti halnya ucapan Rasulullah “Qoyyidul „ilma bilkitabi”.

Kegiatan menulis bernilai ibadah apabila niat, proses, serta tujuannya berlandaskan
lillahi ta‟ala semua karena Allah dan memiliki nilai berguna bagi semua khalayak. Manfaat
menulis sangat jelas bahwa banyak sekali, Karena menulis erat dengan pelestarian ide,
gagasan, konsep. Tulisan akan terasa bermanfaat apabila di publikasikan ke semua orang.
Melalui tulisan sehingga orang bisa mengembangkan konsep yang ada sebelumnya menjadi
lebih berkualitas dan berguna

Berdasarkan beberapa pernyataan yang telah dikemukakan tentang esai bahasa


Indonesia, perlu dikemukakan beberapa masalah yang perlu dibahasa dalam pembahasan
ini. Pembahasan yang dimaksud berkaitan tentang esai bahasa indonesia. Secara umum
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini terkait tentang pengertian esai, syarat-syarat
esai, dan jenis-jenis esai. Dengan demikian, perlu kiranya dikemukakan rumusan masalah
yang akan dibahas di dalam pembahasan ini. Berikut adalah rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini.

2
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pemahaman terhadap Q.S. Al-alaq ayat 1-5 tentang menulis
2. Jelaskan apa pengertian dari Esai
3. Bagaimana Ciri – cirri Esai
4. Apa saja jenis – jenis Esai
5. Menulis Esai

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemahaman relevansi Q.S. Al-alaq tentang menulis
2. Untuk mengetahui pengertian Esai
3. Untuk mengetahui ciri –ciri Esai
4. Untuk mengetahui jenis –jenis Esai
5. Untuk mengetahui bagaimana menulis Esai

3
BAB II

PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemahaman terhadap Q.S. Al-Alaq ayat 1 – 5


Alquran adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam. Umat Islam percaya
bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dan difirmankan langsung
oleh Allah pada Nabi melalui malaikat Jibril. Sehingga pada saat itu umat muslim
menghormati Alquran sebagai sebuah mukjizat terbesar Nabi Muhammad. Alquran adalah
firman Allah yang diturunkan kepada Nabi yang dapat menjadi sarana ibadah dengan
membacanya. Sedangkan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad adalah surah Al-
„Alaq ayat 1-5.

Dalam ayat tersebut menjelaskan tentang pentingnya membaca dan menulis


sebagai pilar ilmu bagi manusia. Dalam perintah tersebut dianjurkan agar melakukan
kegiatan membaca secara berulang-ulang, tujuannya bisa mendapatkan hasil sempurna.
Namun tak hanya perintah membaca untuk mencapai tujuan tersebut, tetapi juga
diperintahkan untuk menulis. karena dengan ditulisnya ilmu setelah dibaca maka akan
abadi selamanya. Seperti halnya ucapan Rasulullah “Qoyyidul „ilma bilkitabi”.

Kegiatan menulis bernilai ibadah apabila niat, proses, serta tujuannya


berlandaskan lillahi ta‟ala semua karena Allah dan memiliki nilai berguna bagi semua
khalayak. Manfaat menulis sangat jelas bahwa banyak sekali, Karena menulis erat dengan
pelestarian ide, gagasan, konsep. Tulisan akan terasa bermanfaat apabila di publikasikan ke
semua orang. Melalui tulisan sehingga orang bisa mengembangkan konsep yang ada
sebelumnya menjadi lebih berkualitas dan berguna.

Allah telah menurunkan Alquran sebagai pedoman hidup seluruh manusia


dengan berita aturan-aturan dan pesan-pesan begitu sempurna dan mencakup segala aspek
kehidupan di dunia untuk mencapai keselamatan dunia akhirat. Ayat Alquran pertama kali
diwahyukan kepada Rasul.

‫ك رى خل َّ ه ال ا ْس ن زب " ب ْ سأ ْن س إ )( ا ن ه ْن لْ ْْل ك ا ك خل و زب ه ل ع )( ْ سأ إلْ ْْل ْو‬


‫س م ن ا )( ا م ل ْ ال ب ن َّ رى عل َّ ْن ل )( ْن ٍ ْعل ْن سا ن ها ل ْْل ا ن َّ ع " ل‬

4
“Bacalah dengan (menyebut) asma Allah yang Menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha mulia, yang mengajar
(manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dalam Mushaf Alquran Surah Al-„Alaq ayat 1 hingga 5 merupakan wahyu


pertama menjelaskan tentang pentingnya dalam membaca sebagai landasan keilmuan bagi
manusia. Sehingga dalam surah tersebut, malaikat Jibril mengulang kata Iqra “Bacalah”
kepada Rasulullah sebanyak tiga kali sebagai peneguhan. Padahal kondisi masyarakat pada
saat itu jauh dari budaya membaca dan menulis. Maka membaca merupakan simbol penting
untuk manusia, agar memiliki kehidupan berwarna.

Membaca dapat memberikan pemahaman yang baru, hingga memberikan


kemudahan pada kehidupan dengan banyaknya pengetahuan yang dimiliki.4 Akan tetapi
membaca saja belumlah cukup karena pengetahuan akan merubah manusia dari tidak tahu
menjadi tahu, bermodal tahu belumlah cukup, sehingga menggiatkan menulis merupakan
nilai yang lebih. Maka dari itu, Allah memberikan edukasi kepada seluruh umat manusia
dengan perantaraan pena pada surah Al-‘Alaq ayat 4.

Dengan artian Allah melatih skil menulis pada diri manusia melalui pena.
Sehingga kemampuan tersebut berupa kenikmatan terbesar dari Allah. Demikian hal itu
manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain melewati bahasa lisan, tetapi apabila tidak
ada aktivitastulis menulis ilmu akan hilang. Rasul memberikan solusi kepada pengikutnya
supaya mengikat ilmu dengan tulisan, “Qoyyidul „ilma bil-kitabi” (mengikatlah kalian
semua atas ilmu dengan tulisan). Sementara Imam Syafi‟i pernah berkata,“Ilmu itu ibarat
binatang buruan, ikatlah buruan-mu dengan menulis”.

Ketika Abuo Bakar memerintahkan ZaidobinoTsabit atas usulan Umar bin


Khaththab agar mengumpulkan Alquran yang masih ada pada para sahabat untuk dituliskan
dan dibukukan. Semua itu dikarenakan banyak huffadz yang gugur sebagai syuhada dalam
perang. Dari kisah tersebut dapat dipahami bahwa ilmu perlu diikat dengan tulisan.

Prof. Hamka dalam Tafsir Al-Azhar ayat pertama merupakan perintah


membaca hanya asma Allah yang menjadikan manusia dari segumpal darah, dilanjutkan
diperintahkannya membaca atas asma Allah Yang Maha Mulia. Diajarkan-Nya bagi umat
manusia pelbagai disiplin ilmu, dipasrahkan-Nya beragam rahasia sebagai penyingkap ilmu
Allah, semua itu perantara qalam (pena). Demikian mulut untuk membaca, Allah
mengajarkan pena pengetahuan bisa dicatat dan dengan pena beragam sesuatu yang bisa
difahamkan oleh manusia dapat dituliskan.

5
Allah mengajarkan kepada manusia menggunakan qalam. Sesudah pandai
menggunakannya maka banyaklah disiplin ilmu diberikan oleh Allah padanya. hingga
ditulislah disiplin ilmu baru yang didapat itu dengan pena. Maka dari kelima ayat Al-„Alaq
tersebut telah diterangkan asal mula peristiwa manusia yang diawali dari segumpal darah,
yang awalnya dari mani, yang mana mani tersebut bermula dari pemisah makanan manusia
yang berasal dari alam pertiwi. Setelah itu manusia berkembang menjadi orang besar dan
dewasa, menghubungkan dirinya dengan manusia sekitarnya yang disebut makhluk sosial.
Semua itu diawali dengan kesanggupan dalam berucap dengan lidah, selaku isi yang ada
dalam hati, dan akhirnya meningkat kecendekiaannya, dan diberikan pula kepintaran dalam
menulis

B. Pengertian Esai

Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk
karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa
percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan
pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan
semua persyaratan penulisan.

Esai sering juga disebut artikel, tulisan, atau komposisi. Dalam arti yang lebih luas,
esai juga dipahami sebagai sebuah karangan. Secara umum, esai didefinisikan sebagai
sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik.
Biasanya, seseorang menulis esai karena ia ingin memberikan pendapat terhadap suatu
persoalan atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Penulis esai, atau sering disebut
esais, dapat juga mengupas suatu topik atau persoalan dan memberikan tanggapan dan
pendapatnya atas topiik atau persoalan yang dibahasnya.

Berikut adalah pengertian Esai menurut beberapa ahli :

Parlindungan Pardede (2010)


Secara etimologis, kata esai berasal dari verba Prancis yang diadopsi dari
kata Essayer, berarti mencoba, sedangkan dalam bahasa Inggris essay memiliki arti
‘upaya” atau “percobaan”. Berdasarkan penelusuran etimologis di atas, dapat
dikatakan bahwa esai adalah sebuah upaya seorang penulis untuk mengungkapkan
pikiran atau gagasannya dalam bahasa tertulis.
6
Rahayu (2007)
Esai adalah bentuk tulisan yang membahas sebuah permasalahan yang berawal dari
penyajian masalah, sampai dengan pendapat pribadi penulis berdasarkan teori dan
fakta di lapangan. Penyelesaian masalah dalam jenis tulisan ini memaparkan data
dan informasi untuk diambil simpulan, dan unsur-unsur pembangunnya disusun
secara urut, lengkap, dan utuh.
Wijayanti, dkk (2012)
Esai merupakan suatu karangan yang berbentuk tulisan, berisi lebih dari satu
paragraf. Jenis tulisan ini berisi pendapat atau pandangan penulis mengenai suatu
permasalahan tertentu yang bersifat subjektif dan argumentatif.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Esai adalah suatu karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas
lalu dari sudut pandang pribadi penulis.
Soetomo
Esai adalah suatu uraian atau karangan pendek yang membahas mengenai
permasalahan yang menarik perhatian untuk dipelajari atau diselidiki. Pada jenis tulisan ini,
pengarang mengutarakan gagasan, pikiran, cita-cita, dan sikap mengenai permasalahan
tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, esai adalah suatu karya terulis yang
membahas mengenai suatu permasalah berdasarkan pandangan pribadi penulis. Secara
umum, di dalam jenis tulisan ini menyajikan ide, argumen, ungkapan emosional, dan
memancing suatu perdebatan atau diskusi pada para pembaca.

C. Ciri – ciri Esai


1. Singkat
Ciri-ciri yang pertama yaitu singkat, maksudnya adalah isinya tidak panjang dan
dapat dibaca dalam waktu yang singkat atau tidak banyak membutuhkan banyak
waktu untuk membacanya.
2. Personal
Ciri-ciri yang kedua adalah esai bersifat personal, maksudnya adalah pada jenis
tulisan ini terdapat gagasan penulis mengenai sikap, pandangan, dan argumentasi
secara subjektif yang dipaparkan dalam jenis tulisan ini.
3. Gaya pembeda
Ciri-ciri yang ketiga adalah adanya gaya pembeda, maksudnya adalah setiap esai
akan berbeda dengan jenis tulisan ini yang lain berdasarkan gaya pembeda dari
7
penulisnya. Selain itu, setiap penulis akan berusaha membedakan tulisannya dengan
penulis yang lain dengan ciri khasnya masing-masing, bisa berupa gaya bahasanya
atau pilihan katanya.
4. Kebutuhan penulisan
Ciri-ciri keempat adalah menyesuaikan kebutuhan penulisan, maksudnya adalah
suatu esai tersebut akan memenuhi persyaratan penulisan, yaitu dimulai dari
pendahuluan dan diakhiri dengan simpulan dan penutup secara logis dan runtut.
5. Tidak selalu utuh
Ciri-ciri yang kelima adalah tidak selalu utuh, maksudnya adalah pada jenis tulisan
ini tersebut hanya membahas poin-poin yang penting saja atau pembahasan detail
mengenai suatu hal tertentu, sehingga tidak semua aspek dibahas dalam sebuah jenis
tulisan ini.
6. Berbentuk prosa
Ciri-ciri yang keenam adalah berbentuk prosa, maksudnya adalah esai atau
karangan tersebut bersifat naratif dalam penjelasannya, sehingga dalam jenis tulisan
iniitu penjelasannya dengan narasi-narasi atau berkaitan dengan pemberian
informasi tertentu yang diungkapkan oleh penulis.
7. Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai dengan
jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah
pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan
kepada pembacanya.

Berikut adalah struktur Esai, Sebuah esai setidaknya harus mencakup tiga unsur,
yaitu pendahuluan/pengantar (introductory), isi (body), dan penutup/kesimpulan
(concluding). Untuk mempermudah pemahaman dalam penulisan, sebaiknya esai ditulis
dengan menggunakan pola pikir penataan paragraf. Dalam sebuah paragraf teradapat tiga
kompenen utama, yaitu kalimat pokok/utama, kalimat-kalimat pengembang/penjelas, dan
kalimat penegas. Dalam esai terdapat paragraf pembuka/pengantar/pendahuluan
(introductory paragraph), paragraf-paragraf isi (body paragraphs), dan paragraf penutup
(concluding paragraph). Berikut ini salah satu contoh struktur esai.

1. Paragraf pendahuluan/pengantar

- Kalimat utama berisi gagasan pokok tentang topic.

- Kalimat-kalimat penjelas/pengembang berupa gagasan, pendapat, sikap yang


mendukung gagasan.
8
- Kalimat penegas

2. Paragraph-paragraf isi Esai

- Kalimat utama

- Kalimat penjelas

- Kalimat penegas

(semua paragraph isi menjelaskan, memaparkan, mengupas, memberikan gagasan utama


dan gagasan penjelas pada paragraph pendahuluan)

3. Paragraph penutup

- Kalimat utama

- Kalimat penjelas

- Kalimat penegas

Pada struktur itu, bagian pendahuluan atau pengantar dituangkan dalam satu atau
dua paragraf. Isi bagian pengantar berupa pernyataan topik atau pokok masalah yang
berfungsi mendudukan inti bahasan dan memberi gambaran umum tentang isi kepada
pembaca. Bagian ini menjadi inti dan kendali uraian pada bagian selanjutnya. Fungsi
bagian pendahuluan  ialah : memberi identitas masalah yang dibahas, menarik perhatian
pembaca, memberi indikasi gagasan yang akan diungkapkan, menunjukkan bagaimana
masalah akan dipaparkan, dan memberi kerangka berpikir tentang  masalah yang akan
dibahas. Pada bagian pengantar, sebaiknya tidak menggunakan bullet atau numbering,
tetapi dalam bentuk paragraf. Inisiatif penulisan bagian pengantar bisa dalam bentuk
pernyataan universal, analogi, anekdot, kutipan, kondisi umum, informasi ganjil,
pertanyaan, kata kiasan, temuan data, definisi, atau putar balik.

Bagian isi esai (body paragraphs) berisi sekumpulan paragraf yang menguraikan
gagasan pokok pada paragraf pengantar dengan pendapat, pikiran, pendirian, penilaian,
analisis, interpretasi, pembahasan yang bertujuan menjelaskan topik atau pokok masalah
yang sudah dikemukakan pada bagian pendahuluan. Gagasan, opini, interpretasi,

9
pembahasan penulis disertai fakta dan argumentasi yang kuat dan ditambah dengan
wawasan dan kreativitas berfikir. Hal ini akan menguatkan isi esai yang kita tulis.

Dalam menulis bagian isi, sangat penting untuk menyusun struktur isi sebaik
mungkin. Perlu dibuat susunan isi yang berkaitan dengan setiap bagian yang terdapat pada
bagian pendahuluan. Apabila pada bagian pendahuluan telah ditulis kalimat-kalimat pokok
masalah, maka uraian bagian isi terfokus pada masalah tersebut. Pada bagian isi, setiap
paragraf harus mengusung kepaduan (unity), yaitu mengupas topik utama; memiliki
kesatuan ide (coherence), yaitu mendemonstrasikan kebertalian dan kelogisan ide atau alur
pikir; dan kontrol ide agar tidak melebar ke luar topik. Pengembangan bagian isi bisa
disusun dengan beragam cara, yaitu dengan : uraian contoh, klasifikasi, cause-effect,
perbandingan, kronologis, atau deskripsi.

Bagian penutup atau kesimpulan (concluding paragraph) berisi konfirmasi/pernyataan


ulang, rangkuman, atau kesimpulan akhir, yang berisi ringkasan yang mencakup
keseluruhan isi esai, juga merupakan penutup esai. Paragraf pada bagian penutup bisa
disajikan dengan beragam cara, antara lain dengan : menyatakan ulang poin-point penting,
generalisasi permasalahan, simpulan dulu-ke-kini, penilaian situasi terkini, pengharapan,
spekulasi, kutipan, prediksi, dan lain-lain.

D. Jenis –Jenis Esai

1. Esai Naratif (essay narrative)


Esai naratif menceritakan sebuah kisah atau cerita, misalnya tentang
pengalaman atau peristiwa masa lalu, kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi/sedang
terjadi, bisa juga tentang sesuatu yang terjadi kepada orang lain. Esai naratif
menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya
disajikan sesuai urutan waktu (kronologis).
Menurut Alwasilah (2007)
Esai naratif menceritakan kisah dengan menampilkan detil-detil yang menjawab
pertanyaan 5 w (who, where, why, what, dan when) tentang pengalaman atau kejadian.
Menurut Finoza (2008:222)
“Esai naratif adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,
mengisahkan, merangkaikan tindak-tindak perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa
secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.” Jadi, dapat
dinyatakan bahwa esai naratif merupakan esai yang menggambarkan tindak perbuatan
10
manusia dalam sebuah peristiwa yang bertujuan untuk memotivasi pembaca untuk ikut
serta dalam suatu aksi atau tindakan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai essai naratif dapat disimpulkan
bahwa, Esai naratif adalah esai yang menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur
tertentu. Peristiwa yang diceritakan biasanya mengikuti alur sesuai urutan waktu. Esai ini
sedemikian rupa berusaha mengubah perilaku atau memotivasi pembaca untuk ikut serta
dalam suatu aksi atau tindakan. Esai naratif dapat menyatakan suatu emosi atau tampak
emosional dengan rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan
kepentingannya.

Berikut adalah contoh teks Esai Naratif

Esai Naratif

Otonomi Manajemen Sekolah di Kanada

Kebijakan otonimi manajemen sekolah (OMS) di Kanada dijalankan secara


komprehensif. Titik tekan implementasinya adalah pendelegasian finansial. Di
Kanada, negara tempat Menara CN menjulang ini, gerakan menuju OMS telah
dilakukan di Distrik Sekolah Negeri Edmonton di Alberta. Pendekatan
implementasi OMS di sini dikenal dengan nama sekolah sebagai unit otonom
pembuatan keputusan atau pembuat keputusan di lingkungan sekolah (school-site
decision-making). Implementasi OMS di sini telah menghasilkan desentralisasi
alokasi beberapa sumber daya bagi guru dan nonguru, peralatan, perbekalan, dan
pelayanan. Beberapa langkah awal dilakukan pada pertengahan 1970-an. Pada
kisaran tahun ini percobaan dilakukan pada tujuh sekolah membuka jalan
mengadopsi sistem secara luas dari pendekatan manajemen mandiri yang
komprehensif pada 1980-1981, yang kini terlembaga.

Ciri-ciri model ini adalah absennya dewan lokal atau dewan yang berbasis
sekolah. Pada 1986, suatu program percobaan diperluas, dengan melibatkan 14
sekolah. Perluasan pendekatan tersebut mencakup pelayanan-pelayanan konsultasi
yang sentralistik. Ciri-ciri utamanya adalah model formula alokasi sumber daya.
Sekolah-sekolah memiliki beberapa alokasi uang hariannya sendiri, dilengkapi
dengan sejumlah dana yang menggambarkan penggunaan alur pelayanan

11
konsultasi sesuai dengan jenis sekolah dan tingkat kebutuhan siswa.

Beberapa alokasi dimasukkan ke dalam anggaran berbasis sekolah. Pembiayaan


standar untuk berbagai tipe pelayanan kemudian ditetapkan, dan pembiayaan
dibebankan kepada sekolah sepanjang pelayanan tersebut dibutuhkan. Seperti
dikemukakan oleh Caldwell dan Spingks (1998), beberapa sekolah dapat memilih
pelayanan-pelayanan di luar yang disediakan oleh distrik. Suatu program
efektivitas guru juga dilaksanakan pada 1981. Pada 1986-1987, program
pengembangan profesional satu setengah hari per minggu menjangkau sebagian
besar sekolah dan diperkirakan melibatkan 50% guru, dengan pendanaan berbasis
sekolah.

Untuk menjamin akuntabilitas, dilaksanakan proses monitoring. Siswa di kelas 3,


6, 9 dan 12 secara regular diuji untuk semua bidang pelajaran. Patok duga
(benchmark) atau beberapa tingkat standar prestasi ditetapkan dan digunakan,
sampai 1987, sebagai suatu dasar perbandingan bagi beberapakelompok siswa
yang berhasil. Setiap tahun survei pendapat dilakukan kepada siswa, guru, kepala
sekolah, staf dinas pendidikan dan orang tua yang memungkinkan mereka
merangking tingkat kepuasannya dalam kaitannya dengan serangkaian isu-isu
mengenai peran-peran mereka yang berbeda. Beberapa hasil survei yang
terkumpul diumumkan kepada masyarakat umum sedemikian rupa, sehingga
peninjauan atas kemajuan di suatu wilayah tersedia bagi sekolah-sekolah yang
relevan dan atas permintaan, bagi para orang tua dan pihak lainnya.

Data yang terkumpul lainnya mencakup nilai rata-rata hingga kelas 12, jumlah
staf yang mengikuti pelatihan dalam jabatan (in-service training) dan aktivitas
pengembangan profesional eksternal; jumlah pengeluaran untuk kepentingan
masyarakat; biaya reparasi dan pemeliharaan; beberapa biaya proyek modal;
anggaran untuk keperluan lainnya (seperti gas, listrik, air), dan terakhir surplus
(kelebihan) anggaran tahunan atau defisit. Semua data tersebut relevan untuk
persyaratan penyusunan anggaran suatu sekolah dari tahun ke tahun.

Pada 1994, Alberta mendesain untuk memulai restrukturisasi besar sistem


pendidikan provinsi secara keseluruhan. Usulan tersebut adalah untuk
melegalisasi beberapa reformasi pendidikan secara luas yang menghasilkan
sebuah kantor pusat dengan struktur yang lebih sederhana dan pengurangan
jumlah sekolah distrik secara drastis dari 140 menjadi 60, termasuk pelimpahan
kewenangan ke tingkat sekolah. Hak dewan sekolah dalam menentukan pajak
12
pendidikan digantikan dengan alokasi seluruh pendanaan oleh pemerintah
provinsi.

Ciri-ciri pokok reformasi yang diusulkan adalah keterlibatan orang tua,


masyarakat, dan pelaku bisnis yang meningkat, dengan kewenangan atas
pembuatan keputusan dalam pelaksanaan pendidikan, termasuk penempatan
beberapa sumber daya dan menentukan bagaimana hasilnya akan dicapai.
Pengenalan beberapa sekolah khusus (charter school) dengan fleksibilitas lebih
besar dan otonom operasi untuk mencapai hasil lebih baik juga dipertimbangkan
berdasarkan legalisasi baru tersebut.

Sumber: Danim (2013:44)

2. Esai deskriptif
Esai deskriptif menggambarkan orang, tempat, atau sesuatu sejelas dan sedetil
mungkin sehingga pembaca dengan mudah membentuk “gambar mental” (mental picture)
tentang apa yang ditulis. Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang
seseorang, tempat, atau benda.
Esai deskriptif biasanya dimaksudkan untuk memunculkan atau menciptakan
kesan tentang seseorang, objek, tempat, atau benda tertentu. Esai deskriptif memuat
substansi rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi atas individu, objek,
tempat, atau subjek tertentu. Esai ini bertujuan memotret dan melaporkan apa yang
dilakukan penulisnya tanpa usaha komentar terhadapnya. Menurut Purba (2008:50) “Esai
deskriptif adalah esai yang hanya menggambarkan suatu fakta seperti apa adanya, tanpa ada
kecendrungan penulisnya untuk menjelaskan atau menafsirkan fakta.” Jadi, dapat
dinyatakan bahwa esai deskriptif merupakan esai yang menggambarkan suatu fakta atau
menciptakan kesan tentang seseorang, objek, tempat, atau benda tertentu tanpa usaha
komentar terhadapnya.

Esai Deskriptif

Bupati Siak Bangga dengan Anak SMPN 1 Mempura

13
BUPATISiak merasa bangga terhadap anak-anak Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) 1 Kecamatan Mempura. Pasalnya, telah berhasil meraih juara
harapan satu lomba ilmiah di tingkat ASEAN di Malaysia kemarin.

            Hal tersebut diungkapkan secara langsung oleh Bupati Siak Drs Syamsuar,
Msi melalui account facebooknya,Ahad (13/3) kemarin.

            Bupati Siak mengucapkan Alhamdulillah, kabar membanggakan dari


negara tetangga. Anak-anak dari SMPN 1 Mempura, Siak berhasil meraih juara
harapan satu lomba ilmiah eksibisi tingkat ASEAN yang digelar di Malaysia.

            Bupati mengatakan, pada perlombaan tersebut, kabarnya juara satu dan


dua diraih Filiphina. Juara tiga dari SMAN 38 Jakarta, juara harapan satu dari
Kabupaten Siak.

            “Oleh sebab itu, kita mengucapkan selamat kepada anak-anak kita yang
telah mengharumkan nama bangsa dan negara. Selamat dan teruslah berkarya
anak-anak Kabupaten Siak,” katanya.

            Lebih lanjut Bupati Siak menyampaikan, kepada pelajar yang lain


diharapkan juga bisa mencontoh apa yang telah diberikan oleh anak-anak SMPN 1
Kecamatan Mempura ini.

            Bupati menyampaikan, tunjukkan bahwa anak-anak Kabuaten Siak ini bisa


bersaing dengan anak-anak lain yang ada di dunia ini.

                                       Sumber: Pekanbaru Pos (Senin, 14 Maret 2016: hlm.14)

3. Esai eksposisi

Esai eksposisi berusaha menjelaskan atau menunjukkan dengan hubungan sebab


akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan  atau mendefinisikan.

4. Esai Persuasif (Persuasive Essay)

Esai persuasif meyakinkan pembaca untuk menyetujui sudut pandang dan


penilaian penulis tentang sesuatu atau menerima rekomendasi penulisnya untuk melakukan
14
sesuatu. Ringkasnya, esai jenis ketiga ini berisi ajakan atau seruan. Esai ini berusaha
mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu
aksi/tindakan (call for action). Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak
emosional.

5. Esai Dokumentatif

Esai dokumentatif biasanya memberikan informasi berdasarkan penelitian di


bawah suatu institusi atau otoritas tertentu. Isi esai dokumentatif biasanya diangkat dari
dokumen atau berdasarkan kesaksian subjek tertentu yang memahami benar aneka
keterangan atau informasi yang akan didokumenkan.Deskripsi kualitatif atas hasil kajian
biasanya lebih atraktif dibaca.

Berikut adalah contoh esai dokumentatif

Esai Dokumentatif

Komitmen Tenaga Pengembang di Dinas Diknas

            Ada beberapa jenis tenaga pengembangan, yaitu tenaga struktural, tenaga


fungsional, dan tenaga lain pada instansi teknis atau di luar instansi vertikal yang
dipandang kompeten. Tenaga struktural dimaksud meliputi pejabat struktural di
lingkungan Dinas Diknas. Tenaga fungsional adalah pengawas TK/SD dan
pengawas SMP/SMA. Tenaga lain yang dimaksud di sini adalah mereka yang
oleh pihak Dinas Diknas dipandang kompeten untuk dilibatkan dalam proses PTK
yang mereka lembagakan, seperti dosen LPTK, guru-guru, atau tenaga dari
instansi teknis lain.

            Keragam jenis tugas, status, lingkungan pekerjaan, serta sumber daya yang
ada diduga mewarnai komitmen mereka terhadap tugas atau profesi. Selain
pengawas, tenaga pengembang yang ada di lingkungan Dinas Diknas atau yang
dimanfaatkan oleh lembaga itu memandang bahwa kegiatan PTK yang mereka
lakukan bukanlah suatu profesi, melainkan pekerjaan tambahan yang melekat
pada dirinya sebagai orang yang dipercaya untuk mengemban tugas itu. Bagi
tenaga struktural di lingkungan Dinas Diknas, kegiatan PTK yang mereka lakukan
merupakan bagian integral dari tugas dan jabatannya. Dalam kaitan ini, mereka
memiliki komitmen kuat terhadap jabatan dan status sebagai PNS, sedangkan

15
tugas-tugas pengembangan bersifat implisit.

            Meski begitu, komitmen mereka pada tugas-tugas PTK itu sangat kuat,
baik dilakukan secara langsung maupun diwakilkan tatkala ada kepentingan lain
yang mendesak. Penunjukan wakil itu disertai dengan pemberian garis-garis
materi yang akan disampaikan. Sedangkan tenaga lain yang dilibatkan dalam
proses PTK yang dilembagakan di lingkungan Dinas Diknas adalah dosen LPTK,
guru-guru, atau tenaga dari instansi teknis lain. Mereka ini memandang bahwa
kegiatan PTK yang dilakukan sebagai satu bentuk kepercayaan dan penghargaan
atas keahlian atau kewenangannya.

            Di lingkungan Dinas Diknas, tenaga fungsional yang dimaksudkan adalah


pengawas TK/SD dan SMP/SMA. Pada umumnya pengawas memandang
pekerjaan kepengawasan merupakan suatu “profesi” atau paling tidak aplikasinya
mereka persepsi sebagai harus mengarah pada tingkat profesionalitas tertentu.
Mereka ini berlatar belakangan pengalaman kerja yang beragam, mulai dari guru,
kepala sekolah, kepala Dinas Diknas Kabupaten/Kota, Kasubdin, dan sebagainya.
Sedangkan latar belakang pendidikan khusus mengenai kepengawasan secara
nisbi belum mereka miliki, kecuali sebatas pelatihan, seminar, dan lokakarya yang
berkaitan dengan masalah-masalah kepengawasan atau masalah-masalah
kependidikan pada umumnya.

            Komitmen pengawas terhadap tugas-tugas kepengawasan menunjukkan


keberagaman. Pertama, sebagian mempersepsi keputusan untuk memangku
jabatan fungsional atau melakukan mutasi dari instansi sebelumnya ke posisi
pengawas dimaksudkan untuk memperpanjang masa kerja, tanpa menghilangkan
komitmen mereka terhadap “profesi” kepengawasan. Kedua, sebagian lagi
memandang bahwa tugas dan fungsi kepengawasan yang harus dijalankan
merupakan panggilan profesi yang melekat pada dirinya, termasuk dalam
kapasitas sebagai PNS. Dalam melaksanakan “profesinya” itu, pada umumnya
mereka berpendapat bahwa dimensi eksternal, struktural-institusional,
keterbatasan sumber daya teknikal, dan fasilitatif sering kali menjadi sumber
kendala. Meski begitu, kendala-kendala tersebut tidak mereduksi komitmen
mereka untuk menjalankan tugas-tugas kepengawasan.

            Berkaitan dengan loyalitas, mereka berpendapat bahya loyalitas kepada


atasan dan kepada status sebagai PNS lebih dominan daripada loyalitas kepada
“profesi” kepengawasan. Loyalitas semacam itu melekat pada dirinya karena
16
sudah mengakar sejak mereka diangkat sebagai PNS dan menduduki aneka
jabatan sebelum diangkat sebagai pengawas. Ketiga, sebagian lagi memandang
profesi kepengawasan identik dengan tugas-tugas institusional yang digariskan
oleh atasan dan yang melekat pada dirinya selaku PNS. Mereka ini berpendapat,
loyalitas pada atasan dan pada status sebagai PNS adalah mutlak, sedangkan
status pada profesi merupakan hal yang implisit di dalamnya. Persepsi semacam
ini mewarnai kinerja keseharian mereka yang cenderung lebih bermental sebagai
tenaga administratif daripada tenaga fungsional.

                                                                                      Sumber:
Danim (2013:46)

E. Menulis Esai
Sebagai seorang penulis esai yang baik harus mampu memahami syarat-syarat
dalampenulisan esai. Syarat-syarat esai bisa menjadi pedoman bagi penulis untuk membuat
esai yang baik dan benar. Baik atau tidaknya esai yang ditulis oleh penulis esai sangat
ditentukan dari syarat dan karakteristik esai. Manfaat penulisan dengan menggunakan
syarat penulisan membuat penulis bisa membuat esai dengan baik dan benar sesuai dengan
syarat-syarat penulisan esai.

Syarat penulisan esai menurut Danim (2013:41) dapat dinyatakan sebagai berikut.

Esai memiliki 3 unsur yang harus dipenuhi, yaitu :

a) pendahuluan menjadi daya tarik pertama bagi pembaca, pendahuluan berisi


latar belakang informasi yang mengidentifikasi subjek bahasan dan pengantar
tentang subjek;

b) tubuh atau inti karangan yang memuat seluruh informasi secara detail
membahastentang fenomena atau subjek;

c) simpulan atau konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan


kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh karangan, atau menambahkan
beberapa observasi tentang fenomena atau subjek. Paragraf ini diciptakan

17
sedemikian rupa agar pembaca memperoleh pandangan atau kesan tersendiri
tentang topik yang dibahas.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dinyatakan bahwa esai memiliki tiga syarat
atau unsur yang harus dipenuhi. Tiga hal yang dimaksud adalah (a) bagian pendahuluan;
bagian yang memberi informasi dan menarik perhatian pembaca terhadap masalah yang
dibicarakan, (b) bagian isi; bagian yang membahas masalah-masalah dan solusi secara
runtut, (c) bagian penutup; berisi tentang kesimpulan yang sudah dinyatakan dalam bagian
pendahulu dan bagian isi.

Menurut Budiharso  struktur esai yang baik terdiri atas tiga bagian yaitu sebagai berikut:

 Satu Paragraf Pendahuluan

Paragraf pendahuluan ialah pragaraf pertama yang digunakan untuk


mengawali suatu esai, paragraf pendahuluan mempunyai empat tujuan, yaitu
sebagi berikut :

(1) Mengenalkan topik dalam esai

(2) Memberikan latar belakang umum topik

(3) Memberikan petunjuk rencana esai secara keseluruhan

(4) Membangkitkan minat pembaca

 Beberapa Paragraf Pengembang

Paragraf pengembang dalam esai disebut paragraf batang, paragraf batang


tubuh menjelaskan dan menguraikan peryataan tesis yang disampaikan pada
paragraf pendahuluan. Dalam hal ini pragraf batang tubuh menjawab
pertnyaan-pertanyaan: siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana.

Paragraf pengembang berisi tentang hal-hal yang akan dikaji, data,


interpretasi tentang topik yang dibahas, simpulan, atau saran mengenai topik
yang dibahas. Pengembangan paragraf dalam batang tubuh suatu esai bisa
dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu :

(1) Kronologis

(2) Urutan menurut derajat kepentingan


18
(3) Perbandingan

Contoh atau kombinasi dari ketiganya

Setiap paragraf dalam batang tubuh harus merupakan penjelasan langsung


mengenai tesis. Penjelasan dalam paragraf batang tubuh harus terfokus dan
terpadu. Informasi yang diuraikan harus didukung dengan data dan fakta
yang disajikan dalam bentuk kutipan secara ringkas, lengkap, dan objektif.
Selain itu kutipan harus relevan dengan topik, meyakinkan dan spesifik.

Kutipan bisa disajikan dalam bentuk ringkasan, sintesis, dan kritis. Ringkas
maksudnya kutipan harus singkat dan jelas. Sisntesis maksudnya kutipan
merupakan penggabungan beberapa fakta yang disajikan menggunakan
kalimat-kalimat penulis sendiri. Kritis berarti kutipan harus merupakan hasil
membaca kritis yang ditulis ulang menggunakan bahasa penulis sendiri
(Dalman, 2012: 109-110).

 Satu Paragraf Penyimpul

Paragraf terakhir dari suatu esai disebut paragraf penutup atau paragraf
penyimpul. Paragraf penyimpul dapat diperoleh dengan menulis ringkasan
mengenai hal-hal yang sangat penting yang dibahas dalam paragraf-paragraf
batang tubuh esai atau penegasan kembali apa yang dinyatakan pada kalimat
tesis dengan kata-kata yang tidak sama, ditambah dengan komentar penulis
tentang pokok masalah yang dikemukakan.

Dalam paragraf penyimpul berisi ringkasan masalah utama, peryataan


kembali kalimat tesis dengan menggunakan kata-kata lain, komentar akhir
tentang pokok bahasan.

Tulisan esai dapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan pokok esai,
yaitu memiliki minimal satu buah paragraf pembuka, beberapa paragraf isi
atau pengembang, dan minimal satu buah paragraf penyimpul atau penutup.

Dalam hal ini disarankan esai gerdiri atas lima paragraf. Penulis juga harus
memperhatikan hal-hal yang perlu disampaikan dari masing-masing isi
paragraf esai tersebut. Dengan demikian, tulisan esai itu dapat dikatakan
sebagai esai yang baik.

19
Untuk dapat membuat esai yang baik, maka penulis perlu memperhatikan
langkah-langkah dalam membuat esai. Langkah-langkah menulis esai harus
dilakukan dengan runtut dan sistematis sehingga menghasilkan esai yang
bermutu.

Jika dipetakan mengenai langkah-langkah menulis esai, bisa dirunut sebagai


berikut:

1. Menentukan tema atau topik

Hal ini merupakan hal pertama yang harus dilakukan agar penulis memiliki
gambaran tentang apa yang akan ditulisnya. Penentuan tema atau topik juga
dapat membantu penulis tidak menyimpang dari tema yang telah ditetapkan.

Esai merupakan salah satu bentuk karangan atau tulisan yang mempunyai
tujuan khusus. Esai biasanya digunakan istilah umum yang mengacu pada
sebuah tulisan yang mengulas atau membahas suatu topik, baik secara ilmiah
maupun semi ilmiah (populer). Secara umum penulisan umum dimaksudkan
untuk dipublikasikan baik di koran maupaun majalah.

Topik yang akan ditulis dalam esai harus ditentukan terlebih dahulu, sebab
seseorang tidak mungkin dapat menulis tanpa mempunyai topik. Kegiatan
mencari dan menemukan topik merupakan kegiatan menulis yang dilakukan
pada tahap prapenulisan. Kegiatan itu merupakan kegiatan yang rumit karena
banyak melibatkan berbagai kemampuan.

Menurut Syamsudin (2008:164) ada beberapa hal yang harus diperhatikan di


dalam memilih topik esai, yaitu :

(1) Topik hendaknya bermanfaat

(2) Topik hendaknya mampu menarik perhatian

(3) Topik hendaknya tidak basi

(4) Topik hendaknya sesuai dengan bidang pengetahuan dan kemampuan


penulis

(5) Topik hendaknya sesuai dengan tujuan penulisan

20
Proses penemuan topik itu biasanya dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain :

(1) Pengalaman
(2) Observasi
(3) Penelitian
(4) Studi pustaka (membaca)

2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan dibahas

Hal ini dapat menjadi semacam kerangka esai yang akan membantu penulis
menuangkan ide-ide tersebut secara sistematis, runtut dan berfungsi
mempermudah penulis dalam mengembangkan paragraf
melalui outline tersebut.

Outline ini juga dapat membantu penulis mengungkapkan idenya secara


teratur dan menhindari adanya pengulangan pembahasan suatu permasalahan.

Syamsudin (2008: 172) mengemukakan cara membuat outline dapat


dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :

(1) Mulailah dengan menulis topik kita dibagian atas.

(2) Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman dengan jarak
yang cukup lebar diantaranya.

(3) Tuliskan garis besar ide kita tentang topik yang kita maksud :

a) Jika mencoba menyalahkan berilah argumen yang baik.


b) Jika menjelaskan suatu proses tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat
dipahami pembaca.
c) Jika menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi
tersebut.

Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sisi kiri


halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama.

Menulis pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat singkat dan jelas
(tesis)Karena esai merupakan pengungkapan pendapat penulis terhadap suatu

21
objek, maka disajikan dalam bentuk yang singkat, padat, jelas dan merupakan
penilaian penulis terhadap objek tersebut.

Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan point penting yang akan
disampaikan penulis. Topik sudah ditentukan sebelum mencapai tahap ini
lihatlah kembali outline yang telah dibuat, dan memutuskan point penting
yang akan dibuat (Syamsudin, 2008: 174).

3. Menulis tubuh esai

Penulisan tubuh esai dapat dimulai dengan memilah poin-poin penting yang
akan dibahas, kemudian membuat beberapa subtema pembahasan agar lebih
memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan penulisnya.
Selanjutnya penulis harus mengambangkan subtema yang telah dibuat
sebelumnya.

Bagian ini merupakan bagian menjelaskan, menggambarkan dan memberikan


argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah dipilih masing-masing
ide penting yang dituliskan pada Outline akan menjadi satu pargraf dari tubuh
tesis (Syamsudin, 2008: 176).

Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan

Paragraf pendahuluan berisi kalimat-kalimat pengantar. Itu sebabnya, yang


akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita
menulis esai tersebut.

4. Menuliskan kesimpulan

Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah kita


kemukakan dan memberikan perspektif akhir kita kepada pembaca. Tuliskan
dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis
seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan
perasaan kita tentang topik yang dibahas (Syamsudin, 2008).

Hal ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus
memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya.
Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis
berita di media masa yang dituntut harus bersikap netral (Dalman, 2012:
107).
22
Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir. Sentuhan akhir pada tulisan
kita diberikan agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang
kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk
kerangka berpikir mereka secara utuh.

Dari semua langkah – langkah menulis esai, jika diikuti dengan baik setiap
langkah yang disarankan dapat dipastikan tulisan esai yang dihasilkan akan
berkualitas.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Pemahaman dan pengertian esai : Esai merupakan sarana pengembangan ilmu yang
efektif sebab esai itu termasuk jenis tulisan yang tidak terlalu panjang. Esai adalah tulisan
yang terdiri dari beberapa paragraf yang membahas tentang satu topik. Sebuah esai yang
baik ditandai dengan pembahasan yang berfokus pada sebuah topik secara mendalam bukan
pembahasan yang meluas, tapi dangkal.
Esai memiliki 3 unsur yang harus dipenuhi, yaitu : (a) pendahuluan menjadi daya
tarik pertama bagi pembaca, pendahuluan berisi latar belakang informasi yang
mengidentifikasi subjek bahasan dan pengantar tentang subjek; (b) tubuh atau inti karangan
yang memuat seluruh informasi secara detail membahastentang fenomena atau subjek; (c)
simpulan atau konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide
pokok, ringkasan dari tubuh karangan, atau menambahkan beberapa observasi tentang
fenomena atau subjek. Paragraf ini diciptakan sedemikian rupa agar pembaca memperoleh
pandangan atau kesan tersendiri tentang topik yang dibahas.
Jenis-jenis esai : 1. Esai Naratif (Narrative Essays), 2. Esai Deskriptif (Descriptive
Essays), 3. Esai eksposisi, 4. Esai Persuasif (Persuasive Essay), 5. Esai Dokumentatif

B. SARAN
Oleh sebab, itu penulis menyarankan; 1) hendaknya penulis berikutnya melakukan
penelaahan tentang paragraf bahasa indonesia. 2) hendaknya penulis berikutnya melakukan

23
penelaahan tentang kalimat efektif dalam bahasa indonesia. 3) hendaknya penulis
berikutnya melakukan penelaaha tentang wacana bahasa indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

cucu agus hidayat, S. (2019). bagaimana menulis esai ? . purwokerta: disdik purwokerta.

khoirunnisa, S. k. (2021). urgensi menulis dalam al-qur'an surat al-alaq ayat 1-5. 1 - 13.

laily, i. n. (2022). pengertian essay,ciri-ciri,struktur,jenis dan kaidah kebahasaannya.


jakarta: katadata.com.

penerbit deepublish. (2021, oktober). esai : pengertian,ciri-ciri,jenis,struktur,dan contoh


lengkap. adventure works daily .

24

Anda mungkin juga menyukai