Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil a’lamin. Segala puji dan rasa syukur penulis ucapkan atas
kebesaran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Lapangan Kependidikan pada Juli-
Desember 2022 di SMK N 2 Bukittinggi. Serta sholawat dan salam yang selalu
dicurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW, sebagai sebaik baik teladan dimuka
bumi ini.
Laporan kegiatan PLK ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dan
pengalaman di lapangan yang telah penulis laksanakan lebih kurang 6 bulan terhitung
sejak 18 Juli – 20 Desember 2022. Di dalam pelaksanaan kegiatan PLK penulis banyak
mendapatkan bimbingan, arahan dan bantuan dari beberapa pihak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Sukardi, M.T selaku kepala Unit Program Pengalaman Lapangan
(UPPL) Universitas Negeri Padang
2. Dosen Pembimbing ibu Dra. Adriani, M.Pd yang telah memberikan arahan dan
bimbingan meengenai PLK kurang lebih 6 bulan ini kepada penulis.
3. Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Bukittinggi ibu Dra. Meri Desna, M.Pd yang
sudah berkenan menerima dan membantu penulis untuk melaksanakan Praktek
Lapangan di SMK Negeri 2 Bukittinggi.
4. Ibu Dra. Yunita Warmi, selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang
telah mengarahkan dan memberikan bantuan pada kami dalam melaksanakan
kegiatan PLK.
5. Guru Pamong penulis yaitu ibuk Dwi Ermerawati S.Pd yang sudah mau
membimbing kurang lebih 6 bulan ini, yang sudah mau berbagi pengalaman
kepada penulis, mengajarkan penulis bagaimana menghadapi siswa-siswi
dengan baik di SMK Negeri 2 Bukittinggi yang dilaksanakan secara daring
maupun tatap muka, dan yang telah banyak membantu penulis dalam
melaksanakan praktek lapangan di SMK Negeri 2 Bukittinggi.
1
6. Kepada seluruh guru di jurusan tata busana SMK N 2 Bukittinggi ini, juga telah
banyak mengarahkan dan memberikan pengalaman bersosialisasi dengan sesame
guru, staff dan karyawan, juga pengalaman dalam membimbing peserta didik
mengikuti lomba lomba bidang busana.
7. Kepada seluruh personil sekolah (Wakil Kesiswaan, Karyawan TU, Guru
Bidang studi, Satpam, dan penjaga sekolah) yang sudah mau bekerjasama
dengan penulis selama kurang lebih 6 bulan ini.
8. Kepada seluruh Siswa-siswi SMK Negeri 2 Bukittinggi terkhusus untuk kelas
binaan penulis kelas XI dan XII Busana yang sudah mau menjadi siswa-siswi
terbaik kurang lebih 6 bulan ini dan sudah mau berbagi pengalaman.
9. Dan terakhir terimakasih yang sangat besar saya ucapkan kepada Papa,Mama,
kakak, abang, adik dan sahabat yang telah mendukung dan mau menyemangati
saya, dalam melaksanakan tugas Pengalaman Lapangan Kependidikan.
2
DAFTAR ISI
Halaman pengesahan....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................1
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang Pelaksanaan PLK........................................................................4
B. Tujuan PLK..........................................................................................................5
C. Waktu dan Tempat PLK.......................................................................................5
BAB II PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH.............................................6
A. Sejarah Ringkas Sekolah......................................................................................6
B. Profil Sekolah.......................................................................................................7
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan
C. Keadaan Sekolah................................................................................................15
1. Keadaan Fisik Sekolah.......................................................................................15
2. Keadaan Lingkungan Sekolah............................................................................16
3. Keadaan Guru dan Siswa...................................................................................16
4. Interaksi Sosial...................................................................................................17
D. Tata Tertib Sekolah............................................................................................19
1. Tata Tertib Guru.................................................................................................19
2. Tata Tertib Siswa................................................................................................19
E. Administrasi Sekolah.........................................................................................23
F. Proses Belajar Mengajar.....................................................................................25
1
BAB III KEGIATAN PLK........................................................................................26
A. Kegiatan Mengajar(Teaching)............................................................................27
B. Kegiatan Non Teaching......................................................................................31
C. Kasus dan penyelesaian......................................................................................33
BAB IV PENUTUP......................................................................................................34
A. Kesimpulan.........................................................................................................34
B. Saran 34
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................35
LAMPIRAN.................................................................................................................36
2
DAFTAR LAMPIRAN
3
DAFTAR TABEL
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Pada pelaksanaan program PLK Juli-Desember 2022 penulis memilih SMK Negeri 2
Bukittinggi. Jumlah mahasiswa PLK yang ada di SMK Negeri 2 Bukittinggi
sebanyak 13 mahasiswa yang mana ada 9 mahasiswa berasal dari Universitas Negeri
Padang dan 4 mahasiswa berasak dari UIN Imam Bonjol Bukittinggi dengan rincian
sebagai berikut:
1) 4 orang dari jurusan Ilmu Kesejateraan Keluarga (Tata Busana)
2) 1 orang dari jurusan Administrasi Pendidikan
3) 1 orang dari jurusan Pendidikan Sejarah
4) 3 orang dari jurusan Penjaskes
5) 2 orang dari jurusan Matematika
6) 1 orang dari jurusan Bahasa Inggris
7) 1 orang dari jurusan TIK
B. Tujuan PLK
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Lapangan Kependidikan(PLK) ini adalah
sebagai berikut:
1) Untuk memberi pengalaman nyata kepada mahasiswa calon guru agar dapat
merasakan dan menjiwai tugas-tugas pendidik di sekolah.
2) Untuk melatih mahasiswa calon guru agar memiliki kemampuan
mengaplikasikan ilmu dan dipelajari di dalam situasi nyata, baik untuk kegiatan
mengajar mengajar maupun tugas-tugas non teaching.
3) Untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru untuk menguasi dan
menerapkan berbagai ilmu tentang keterampilan dasar mengajar dan
mengaplikasikan metode baru dalam pembelajaran yang telah diperoleh selama
di perguruan tinggi.
4) Untuk melatih interaksi sosial yang baik mahasiswa calon guru dengan semua
warga sekolah.
5) Untuk melatih dan mempersiapkan mental mahasiswa calon guru untuk mengajar
di lapangan.
6) Untuk menumbuhkan keprofesionalan pada diri mahasiswa calon guru.
7) Untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa calo guru dalam membuat
perangkat pembelajaran seperti program semester, program tahunan, RPP,
silabus, dan perangkat pembelajaran lainnya.
8) Untuk memenuhi dan melengkapi kegiatan akademik dalam perkuliahan penulis
pada periode Juli-Desember 2022.
6
C. Waktu dan Tempat PLK
1) Waktu PLK
Praktek Lapangan Kependidikan (PLK) dilaksanakan selama satu semester.
Praktek Lapngan Kependidikan sekarang dilaksanakan semester Juli-Desember
2022, yang dimulai dari tanggal 18 Juli 2022 s/d 20 Desember 2022.
2) Tempat PLK
Praktek Lapangan Kependidikan (PLK) dilaksanakan di SMK Negeri 2
Bukittinggi, Jl. Syekh M. Jamil Jambek, Bukittinggi, Sumatera Barat dan di
SMK Negeri 2 Bukittinggi kampus 2 yang berlokasi di Ranjau, Bukit Apit.
7
BAB II
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAHSEK
OLAH
A. Sejarah Ringkas Sekolah
Sebelumnya SMK Negeri 2 Bukittinggi mempunyai nama SMEA Bukittinggi. Pada
tanggal 2 September 1962 didirikan sebuah sekolah ekonomi di Bukittinggi oleh
Yayasan Gabungan Panitia SMEA Bukittinggi dengan nama SMEA Bukittinggi dengan
Akte Notaris Pendirian: No. 16 Tanggal 28 Nopember 1962.
Dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. tanggal 29 Agustus 1966,
mulai tanggal 1 Januari 1967 resmilah SMEA Swasta Bukittinggi menjadi SMEA
Pembina Negeri Bukittinggi. Dengan nomor keputusan: 163/B.3/Kej, sebagai Kepala
Sekolah ditunjuk waktu itu adalah sdr. Muhammad Nudjus, B.A. Dengan Surat
Keputusan Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan tanggal 21 Januari 1980, SMEA
Pembina Negeri ditingkatkan menjadi SMEA Pembina Negeri Program 4 tahun.
Selanjutnya dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. No.0436/o/1981,
tanggal 30 Desember 1981 ditetapkan perubahan nama Sekolah Menengah Ekonomi
(SMEA) Pembina Program 4 tahun menjadi Sekolah Menengah Ekonomi (SMEA).
Dengan keluarnya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. No. 036/O/1997,
tanggal 7 Maret 1997 telah ditetapkan lagi perobahan nama SMEA menjadi sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Dan dengan surat edaran Kepala Kantor Wilayah
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sumatera Barat No. 1010/I08.1/MN/1997 tanggal
11 April 1997 maka ditetapkanlah SMEA Negeri Bukittinggi resmi menjadi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Bukittinggi.
Sebagai sekolah kejuruan (vocational hight school) SMK Negeri 2 Bukittinggi memang
sudah mempunyai prestasi yang cemerlang, seperti peringkat pertama UN tingkat
provinsi Sumatera Barat dari tahun ajaran 2002/2003 sampai 2008/2009 sudah 7
berturut-turut, sebagai sekolah pertama di Sumatera Barat yang menerapkan Sistem
Manajemen Mutu ISO9001:2000 dan sekrang sudah menerapkan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008, Sertifkat SM ISO 9001:2000 untuk SMK Negeri 2 Bukittinggi ini
diraih pada bulan Maret 2006. Sampai saat ini SMK Negeri 2 Bukittinggi juga telah
menjalin kerjasama atau Sister School dengan Sekolah Teknik Tuanku Ja’far Seremban
Malaysia, dan lain sebagainya. Tetapi sesungguhnya demikian kami merasa masih
banyak lagi yang perlu harus diraih dan diperjuangkan untuk masa-masa akan datang.
SMK Negeri 2 Bukittinggi mempunyai 2 Bidang Keahlian yaitu Bidang Keahlian Bisnis
Manajemen dan Bidang Keahlian Pariwisata. Untuk bidang keahlian pariwisata sekarang
telah dibangun hotel SMK Negeri 2 Bukittinggi dengan nama “EDOTEL SMK Negeri 2
Bukittinggi”€yang terdiri dari 4 lantai dengan fasilitas 18 kamar, selain dimanfaatkan
untuk praktik siswa EDOTEL ini, juga digunakan untuk keperluan layaknya sebuah
hotel.
8
Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Pimpinan umum semenjak berdiri sampai
sekarang SMK Negeri 2 Bukittinggi telah dipimpin oleh 9 orang kepala sekolah.
B. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
9
2. Struktur Organisasi
3. Kepala Sekolah
Pendidikan : S3
10
5. Tenaga Pendidik SMK N 2 Bukittinggi
No NAMA/NIP JABATAN
Drs. Kurniadi
3 Waka Kesiswaan
19650316 199103 1 008
Ira Susanti, S. Pd
4 Waka Humas
19741030 200501 2 006
Hasbiah, S.Pd
6 Kepala Perpustakaan
19721214 199702 2 002
Dra. Adizar
7 Guru Matematika
19650605 199802 2 001
Drs. Jafri
10 Guru Matematika
19670401 199003 1 013
Reni Febrianti, S. Pd
12 Guru Matematika
19780203 200604 2 009
11
Dra. Zahara Guru Pendidikan Agama
14
19640210 198703 2 006 Islam
Dra. Lelinovianti
19 Guru PKN
19641104 199412 2 001
Dra. Ramzarina
20 Guru PKN
19660101 200701 2 017
Irawati, S.Pd
22 Guru Bahasa Indonesia
19800330 202221 2 020
Weliaroza
26 Guru PJOK
19770721 200312 1 003
Drs. Kurniadi
27 Guru PJOK
19650316 199103 1 008
Syaiful
28 Guru Bahasa Inggris
19680427 201406 1 001
12
Dra. Easy Vandra
29 Guru Bahasa Inggris
19671014 199303 2 007
Firdawati, S.Pd
30 Guru Bahasa Inggris
19630725 198711 2 001
Hodril, S.Pd
31 Guru Bahasa Inggris
19801003 200901 1 001
Zuhartini, S.Pd
38 Guru Kuliner
19650321 199403 2 001
Zelminar, S.Pd
40 Guru Busana
19760826 201101 2 005
13
Dewy Suhesti, S.E
43 Guru Akuntansi
19760730 200604 2 012
Drs. Edimar. R
45 Guru Akuntansi
19630314 198803 1 009
Ira Susanti, S. Pd
47 Guru Akuntansi
19741030 200501 2 006
Dra. Yusra
50 Guru Akuntansi
19670425 199512 2 001
Rahmaleni, S.Pd
53 Guru UPW
19731004 199601 2 001
Dra. Arlinda
54 Guru Perkantoran
196509071989032005
Elia, S.Pd
55 Guru Perkantoran
19630429 198501 2 001
Hasbiah, S.Pd
56 Guru Perkantoran
19721214 199702 2 002
14
Dra. Irzawati
57 Guru Perkantoran
19631017 198903 2 002
Ismeriyenti, S.Pd
58 Guru Perkantoran
19740115 200604 2 009
Dra. Lisnon
59 Guru Perkantoran
19621116 199203 2 003
Supartinah, S.Pd
61 Guru Perkantoran
19660413 199003 2 004
Dra. Disnimar
62 Guru BK
19641128 199003 2 004
Isnawati, S.Pd
63 Guru BK
19820222 200901 2 001
Leliwirinar, S.Pd
64 Guru BK
19650318 199003 2 006
Dra. Yurnis
66 Guru BK
19661104 199303 2 004
Idris. A
68 Guru Pemasaran
19650709 201406 1 002
15
Dra. Yuslinar
71 Guru Pemasaran
19641227 198903 2 006
Ilnafia, S.Pd
72 Guru IPAS
19721007 200604 2 010
Syawal, S.ST
76 Guru Perhotelan
19780606 202221 1 007
Isramihartika. K, S.Pd
77 Guru Informatika
19670811 199103 2 002
1. Visi
“Menjadi SMK Unggul di Era 4.0 Berlandaskan IMTAQ dan IPTEK”
2. Misi
1) Memanfaatkan IT dalam Kegitan Pembelajaran Pengelolaan Administrasi Sekolah.
2) Mengoptimalkan Kompetensi Lulusan dalam menggunakan Teknologi Berstandar
Industri.
3) Mengembangkan Kemampuan Softskill dan Hardskill Lulusan yang Outstanding.
4) Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris bagi warga Sekolah.
16
3. Tujuan
Berdasarkan visi dan misi di atas, maka SMK Negeri 2 Bukittinggi menyusun tujuan
sekolah sebagai berikut:
1) Melakukan Standarisasi Sarana dan Prasarana Sekolah sesuai Tuntutan Industri.
2) Memberikan Layanna Administrasi Sekolah berbasis Online.
3) Memberikan Pelatihan-pelatihan pembentukan Karakter dan Budaya Industri kepada
Guru, Tendik dan Siswa.
4) Melaksanakan Magang Guru dan Siswa di Industri yang Relevan.
5) Mengembangkan Kompetensi dan Profesionalisme Guru, Tendik sesuai Standar
Industri.
a. Tujuan Program Keahlian
Tujuan Program Keahlian Tata Busana adalah menyiapkan lulusan yang berakhlak mulia
sebagai tenaga kerja yang kompeten di bidang tata busana yang berhubungan dengan:
a) Penerapan pemakaian mesin jahit
b) Membuat desain
c) Pengambilan ukuran
d) Pembuatan pola
e) Menjahit baju
17
C. Keadaan Sekolah
3. Gedung Sekolah
a. Kepunyaan : Pemerintah Daerah
b. Milik : -
c. Jumlah Gedung/Ruang
1. Ruang Kepala Sekolah : 1
2. Ruang Wakil : 1
3. Ruang Guru : 2
4. Ruang Tata Usaha : 1
5. Ruang Teori :
6. Ruang Laboratorium : 1
- Labor Akuntansi : 1
- Labor PKP : 1
- Labor OTKP : 3
- Labor UPW : 2
- Labor Boga : 4
- Labor Busana : 2
- Hotel : 1
7. Ruang Perpustakaan : 1
8. Ruang BK : 1
9. Ruang Audio Visual : 1
10. Ruang Komputer : 2
11. Ruang UKS : 1
12. Ruang OSIS : 1
4 Keadaan Gedung
a. Permanen : 2
b. Semi Permanen : -
Tabel 7. Keadaan Fisik Sekolah
18
2. Keadaan Lingkungan Sekolah
SMK Negeri 2 Bukittinggi merupakan salah satu unit sekolah yang berlokasi
dibawah pengawasan daerah Kota Bukittinggi. Tepatnya dekat pasar bawah yang
merupakan pusat pembelanjaan masyarakat, sehingga mendukung dalam pelaksanaan
kegiatan proses belajar mengajar. Saat ini gedung pembelajan SMK Negeri 2 Bukittinggi
terdapat pada 2 tempat/lokasi, yaitu pada wilayah yang berbeda, sekolah 1 (Induk
Sekolah) berlokasi dipasar bawah yang dikhususkan untuk murid kelas X dan kelas XII.
Sedangkan untuk sekolah 2 berlokasi di wilayah Ranjau(Panganak), sekolah 2 ini
dikhususkan untuk murid kelas XI.
Jenis Kelamin
Kelompok
No Laki- Jumlah Ket
Jabatan Perempuan
laki
B PAI 2 2 4
C Penjasorkes 2 2
D Kejuruan 4 34 38
Jumlah 14 62 74
2 Pegawai Tetap
A Tata Usaha 1 5 6
b Pesuruh
c Satpam
d Sopir
Jumlah 1 5 6
Guru Tidak
3 Tetap 5 13 18
4 Pegawai Tidak 6 8 14
Tetap
19
Jumlah 11 21 32
Total 26 88 112
b) Keadaan Siswa
Jumlah siswa SMKN 2 Bukitiinggi pada tahun pelajaran 2022/2023 berjumlah 1585 orang dari
kelas X, XI dan kelas XII.
4. Interaksi Sosial
Beberapa interaksi sosial yang penulis lihat di lingkungan SMKN 2 Bukittinggi, adalah
sebagai berikut:
a) Hubungan Kepala Sekolah dengan Guru
Adanya keterbukaan antara kepala sekolah dengan guru-guru dalam berbagai hal,
termasuk membantu guru-guru dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
dihadapinya di sekolah baik masalah internal maupun masalah eksternal. Hal ini
menandakan hubungan kepala sekolah dengan guru terjalin dengan baik.
b) Hubungan Guru dengan Guru
Hubungan guru dengan guru di sekolah ini cukup baik. Hal initerlihat dengan
adanya keakraban antara guru-guru, tradisi tegur sapa setiap bertemu dan kerjasama
yang baik dalam hal pelajaran atau pun masalah yang menyangkut peserta didik.
Walaupun terkadang masih ada sedikit konflik ataupun perbedaan pendapat yang
terjadi, namun itu semua dapat diselesaikan dengan baik.
c) Hubungan Guru dengan Siswa
Antar guru dengan siswa sudah terjalin hubungan cukup baik. Terlihat pada saat
berpapasan siswa selalu menegur dan menyalami guru walaupun terkadang ada juga
siswa yang cuek dan tidak mau menegur guru ataupun menyalami guru.
20
d) Hubungan Siswa dengan Siswa
Hubungan sesama siswa baik, mereka cukup bertoleransi dalam berteman, jika bertemu
saling tegur sapa dan sesama siswa saling menunjukkan apabila ada salah satu siswa
yang kurang memahami materi pelajaran.
e) Hubungan Guru dengan Pegawai Tata Usaha
Hubungan antara guru dan pegawai tata usaha terjalin dengan baik dan harmonis.
Terlihat dari adanya guru-guru yang selalu datang ke tata usaha untuk melakukan urusan
maupun untuk silaturahmi, dan dilayani dengan baik oleh pegawai tata usaha.
f) Hubungan Sosial secara Keseluruhan
Secara keseluruhan hubungan perangkat SMK Negeri 2 Bukittinggi mulai dari Kepala
Sekolah, guru, pegawai tata usaha, siswa dan penjaga sekolah terjalin cukup baik. SMK
Negeri 2 Bukittinggi memiliki kerja sama dengan lembaga-lembaga lain di luar
lingkungan sekolah.
Berikut adalah daftar lembaga yang bekerja sama dengan SMK Negeri 2 Bukittinggi :
1) Persatuan Usahwan Mekayu Bandar Tun Razak
2) Serai Hotel and Resort Management SDN BHD
3) Zama Jaya SDN BHD
4) Sister Scholl : Sekolah Menengah Teknik Tuanku Ja’far 70400 Seremban Negeri
Sembilan Malaysia
5) PT Semen Padang
6) PT Suka Fajar
7) Bank Mandiir
8) Hotel Bumi Minang
9) PT Sucofindo
10) PT Telkom
11) Bank Nagari
12) Pangeran Beach Hotel
13) The Hill Hotel
14) Pusako Hotel
15) Rocky Hotel
16) Jamsostek
17) PT Coca Cola
21
18) PT Pengolah unit II Dumai
19) PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Sawah Lunto
20) PT PLN Wilayah Sumatera Barat
21) Rocky Hotel
22) PT Mandala Air Lines
23) Pt Angkasa Pura II
22
2. Tata Tertib Siswa
Tata tertib di sekolah SMK Negeri 2 Bukittinggi ini sudah terkonsep dengan baik.
Namun demikian masih terdapat beberapa diantara siswa yang melanggar tata tertib dan
peraturan tersebut. Bentuk pelanggaran yang masih terjadi yaitu masih banyak siswa
yang datang terlambat ke sekolah, tidak berpakaian rapi/kurang lengkap dan tidak
berpakaian olahraga saat pelajaran olahraga.
Seragam Putra
Senin dan Selasa :
1) Kemeja putih tidak pendek, minimal 20 cm dari pinggang dan tidak ketat, lengkap
dengan nama asli, lokasi, logo SMKN 2 Bukittinggi dan lambang OSIS sesuai
dengan aturan SMKN 2 Bukittinggi;
2) Celana panjang Abu-Abu potongan biasa dan tidak sempit dengan ukuran kaki
celana minimal 18 cm dan harus dipinggang dan tidak melorot dipinggul sesuai
dengan aturan SMK N2 Bukittinggi;
3) Memakai ikat pinggang hitam dengan kepala petak standar;
4) Dasi abu-abu berlogo SMK N 2 Bukittimggi tidak dicoret-coret;
5) Sepatu NB dan kaus kaki putih panjang tidak dilipat-lipat sesuai dengan yang telah
ditetapkan SMK Negeri 2 Bukittinggi.
Sabtu :
1) Baju dan celana Pramuka serta pakai kacu dengan pengikat yang lengkap dan kaus
kaki hitam tinggi.
2) Ketentuan Penampilan Putra
3) Rambut pendek, rapi dan tidak menyentuh telinga dan krah baju.
4) Rambut tidak boleh dicat, pakai jelly dan berdiri kecuali dasar asli.
5) Model baju dan celana, sepatu, kaus kaki tidak boleh dirobah menurut aturan SMK
Negeri 2 Bukittinggi yang telah ditetapkan
6) Kaus kaki senin s/d jumat putih, sabtu hitam.
Seragam Putri
Senin dan Selasa :
1) Baju kurung putih lengkap dengan nama asli, lokasi logo sekolah, lambang osis
lengkap dengan atribut yang telah ditentukan;
2) Memakai singlet warna putih/ tidak boleh tanktop;
23
3) Rok panjang biru potongan sesuai dengan model yang diberikan sekolah dengan
jahitan tengah diatas lutut dan memakai leging;
4) Berjilbab putih sederhana sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh sekolah
lengkap dengan atribut, pakai anak jilbab putih yang rambutnya tersimpan dengan
rapi;
5) Panjang baju 10 cm diatas lutut tidak sempit.
Jum’at :
1) Baju kurung muslim sesuai dengan model yang ditetapkan sekolah (kelas XI dan
XII) dan baju kurung basiba warna pink dengan rok batik (kelas X).
2) Baju kurung muslim panjang baju 10 cm diatas lutut tidak sempit, baju kurung
basiba dengan panjang selutut dan tidak boleh dipendekkan.
3) Rok panjang hitam sesuai dengan yang ditetapkan oleh sekolah (kelas XI dan XII),
rok batik (kelas X);
4) Berjilbab putih model sederhana tidak jarang dan jahit pinggir tidak berwarna dan
tidak transparan sesuai dengan aturan SMKN 2 Bukittinggi lengkap dengan atribut :
sebelah kanan logo dan nama, kiri kelas dan tingkat (angka dan balok). Dan
untuk kelas X menggunakan jilbab warna senada dengan baju yaitu pink.
Sabtu :
1) Jilbab Warna coklat lengkap dengan atribut;
2) Pakaian pramuka lengkap dan tidak sempit
3) Sepatu dan kaus kaki warna hitam panjang.
Larangan
1) Terlibat dalam perkelahian dan tindakan kekerasan baik didalam maupun diluar
sekolah.
2) Merokok didalam maupun diluar perkarangan sekolah.
3) Membawa/memakai yang berbau narkoba/lem.
24
4) Membawa kaset CD/VCD, walkman, player serta senjata tajam kecuali untuk
keperluan PBM.
5) Merayakan acara valentine/lempar telut
6) Mamakai anting, gelang, kalung, gelang kaki, dan asesories lain.
7) Membawa HP dan apabila kedapatan akan dikembalikan setelah UJIAN
SEMESTER.
8) Membawa bedak, minyak harum, buku cerita, persiapan baju serap.
9) Berbelanja selam jam Proses Belajar Mengajar berlangsung.
10) Membawa uang berlebihan.
11) Memakai lokal/kelas lain tanpa sepengetahuan wali kelas yang bersangkutan PBM
12) Memeras, ngompas, main arisan.
13) Kegiatan ekstra diluar pengetahuan dan pembinaan guru pembina apabila terjadi
sesuatu hal tidak diinginkan merupakan tanggung jawab siswa yang bersangkutan.
14) Memasuki perkarangan sekolah yang tidak berpakaian seragam SMK N 2
BUKITTINGGI.
15) Membawa sepeda motor masuk pekarangan sekolah baik dalam jam sekolah/maupun
diluar jam sekolah.
Sanksi
1) Peringatan lisan dan tulisan dalam buku pelanggaran oleh piket.
2) Peringatan tertulis dalam buku pelanggaran oleh piket yang diketahui oleh wali
kelas.
3) Peringatan dengan membuat surat perjanjian yang ditanda tangani orang tua,
diketahui oleh wali kelas.
4) Peringatan pemanggilan orang tua diketahui oleh wali kelas, guru BK, wakil
kesiswaan/humas.
5) Peringatan denagn membuat surat perjanjian yang dihadiri oleh poin 4 dengan
materai Rp. 10.000.,-Dikembalikan kepada orang tua yang diputuskan oleh Kepala
Sekolah, Wakil Kaur, Pembina OSIS, Wali Kelas, Guru BK.
25
8) Siswa yang terlambat 10 menit tidak dibenarkan masuk, dicatat pada buku
keterlambatan, dan siswa diberi sangsi duduk dipustaka untuk membaca 1 buah buku
dan diizinkan masuk jam ke dua.
9) Siswa yang sudah 3x terlambat piket berikutnya memanggil orang tua dan diberitahu
wali kelas untuk diproses.
10) Siswa yang keluar waktu jam PBM tanpa kokarde diproses piket, dicatat dalam buku
pelanggaran.
11) Siswa yang keluar pekarangan lapor piket dan dicatat pada buku izin keluar.
12) Siswa yang tidak hadir wajib membuat surat ditanda tangani oleh orang tua/wali.
13) Siswa yang wakit lebih 3 hari berturut-turut harus ada surat dari dokter/puskesmasa
tanpa kecuali.
14) Siswa yang alfa 2 hari, hari ketiga harus diantar orang tua kesekolah, kalau tidak
pulang, diproses oleh piket hari itu bersama wali kelas.
15) Siswa yang bermsalah dengan guru mata pelajaran, guru yang bersangkutan
menyelesaikan secara tuntas, kalau perlu orang tua tersebut dipanggil.
Tanggung Jawab/Kewajiban
1) Menjaga/memelihara semua peralatan lokal.
2) Melaksanakan tugas piket harian sesuai daftar piket kelas.
3) Menjaga kebersihan kelas.
4) Menjaga,memelihara bunga dan perlengkapan kelas.
5) Menjaga nama baik pribadi, orang tua, sekolah baik didalam maupun diluar
6) Mematuhi semua tata tertib SMK Negeri2 Bukittinggi.
7) Melaksanakan kegiatan sabtu bersih yang diawasi wali kelas
8) Mendekor lokal dengan baik,indah,rapi serta hiasan dinding yang mempunyai
makna.
E. Administrasi Sekolah
Administrasi sekolah merupakan segala usaha yang dilaksanakan secara bersama
untuk mendayagunakan semua sumberdaya secara efektif dan efisien demi terwujudnya
tujuan pendidikan. Pengelola administrasi sekolah dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk diantaranya:
Pengelolaan Secara Umum
Sebelum dilaksanakan pendidikan di suatu sekolah, maka untuk membuat dan
menetapkan langkah kerja kepala sekolah dengan dibantu oleh majelis guru dan tenaga
administrasi menyusun program kerja tahunan yang bersifat umum seperti kurikulum,
kesiswaan, kepegawaian perlengkapan dan peralatan, keuangan dan kegiatan lainnya
yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar.
26
Pengelolaan Secara Khusus
Sesuai dengan buku petunjuk pelaksanaan administrasi di sekolah yang dikeluarkan oleh
Departemen Pendidikandan Kebudayaan Dirjen Dasar dan Menengah serta Menengah
Umum Jakarta 1994. Pengelolaan administrasi sekolah secara khusus dibagi
menjadi lima macam
diantaranya:
1) Pengelolaan Administrasi Belajar Mengajar (Proses Pengajaran)
2) Mendokumentasikan perangkat soal-soal penilaian
3) Mendokumentasikan hasil penilaian
4) Menyampaikan hasil penilaian sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
5) Format nilai rapor
6) Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
7) Mengatur pelaksanaan penilaian
8) Menyusun program tahunan,program semester, dan persiapan lainnya
Administrasi kepegawaian dikelola oleh Kepala tata usaha yang telah ditunjuk oleh
Kepala Sekolah. Pengelolaan pegawai ini bertujuan untuk menciptakan suasana kerja
yangmenyenangkan. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam administrasi
kepegawaian antara lain :
1) Penyediaan format file pegawai
2) Kelengkapan file untuk setiap pegawai
3) Pengadaan papan tulis tentang daftar kepegawaian atau staf sekolah
Administrasi perlengkapan
Semua perlengakapan sekolah harus dirawat dengan baik supaya dapat bertahan sesuai
dengan batas waktu kelayakan barang tersebut. Pengawasan yang ketat diharapkan
kepada guru bidang studi yang membutuhkan alat-alat tersebut. Disarankan kepada
guru bidang studi agar membuat laporan secara berkala mengenai perlengkapan yang
27
dibutuhkan dan adanya pelaporan mengenai perbaikan barang- barang yang sudah tidak
layak pakai. Dalam pengelolaannya administrasi perlengkapan sekolah dapat
dikelompokkan dalam dua
bentuk laporan yaitu :
Barang yang tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan
Barang bergerak baik habis pakai maupun tidak habis pakai, seperti: perabot, alat kantor,
buku-buku, dan alat peraga pendidikan.
Administrasi Perpustakaan
Pemegang administrasi perpustakaan, dipegang oleh bagian administrasi dan
dibantu oleh seorang pegawai perpustakaan. Dalam mengelola administrasi
perpustakaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Mencatat semua koleksi buku yang dimiliki perpustakaan sekolah.
Mengklasifikasikan semua buku berdasarkan jenis dan ruang lingkup pembahasannya.
Membuat catalog yaitu membuat daftar uraian singkat tentang keterangan suatu koleksi
agar mudah menemukannya.
Pemberian perlengkapan administrasi pada setiap koleksi. Menyusun koleksi pada rak-
rak sehingga mempermudah petugas melakukan pelayanan.
28
10.15 - 10.30 10.15 - 10.30 10.15 - 10.30
BAB III
KEGIATAN PLK
29
Kegiatan PLK dimulai setelah dilakukannya coaching online secara serentak oleh
Universitas Negeri Padang. Kemudian barulah mahasiswa di serahkan kepada
masing-masing Kota/Kabupaten, yang mana penyerahan ini dilakukan oleh P3LK
kepada Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, kemudian barulah Dinas Pendidikan
Kota/Kabupaten menyerahkan mahasiswa PLK kepada sekolah masing-masing yang
telah di tunjuk.
Penyerahan mahasiswa PLK oleh Dinas Pendidikan kepada sekolah latihan
dilaksanakan di kantor Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi. Bagi mahasiswa PLK di
SMK Negeri 2 Bukittinggi diminta untuk langsung hadir ke sekolah pada tanggal 18
Juli 2022 setelah acara penyerahan mahasiswa PLK untuk mendengarkan
pengarahan, tata tertib dan hal-hal penting yang berhubungan dengan sekolah yang
disampaikan oleh Wakil Kurikulum SMK Negeri 2 Bukittinggi. SMK Negeri 2
Bukittinggi menjelaskan bahwa mahasiswa PLK sudah resmi dan sudah diterima di
lingkungan sekolah SMK Negeri 2 Bukittinggi, dengan ketentuan mahasiswa PLK
juga harus mengikuti disiplin, tata tertib dan budaya yang berlaku.Selanjutnya Wakil
kurikulum menjelaskan tugas mahasiswa selama berada di SMK Negeri 2
Bukittinggi dan memberi tahu pamong masing- masing mahasiswa PLK.Selanjutnya
mahasiswa menemui guru pamong masing- masing dan mendapatkan jadwal
mengajar sesuai dengan jadwal mengajar guru pamong tersebut.
A. Kegiatan Mengajar(Teaching)
Kegiatan mengajar (teaching) merupakan proses penerapan keterampilan
mengajar secara utuh dan interaksi, sehingga mahasiswa mengalami situasi mengajar
yang sesungguhnya. Kegiatan mengajar secara terbimbing dan mandiri dimulai pada
tanggal 18 Juli sampai 17 Desember 2022. Kegiatan mengajar penulis dilakukan setiap
minggunya yaitu pada hari Selasa, Rabu Kamis dan Sabtu.
Selama mengikuti kegiatan PLK, penulis diamanahkan oleh guru pamong Dwi
Ermerawati, S.Pd., untuk mengajar mata pelajaran Costum Made dan Busana Industri di
Kelas XI Busana dan Produk Krreatif dan Kewirausahaan di kelas XII Busnaa. Dimana
dapat dilihat jadwal mengajarnya pada tabel berikut:
SELASA
1 08.45 – 09.30
2
09.30 – 10.15
30
3
10.30 – 11.15
4
11.15 – 12.00 XI BUSANA
5
12.45 - 13.30
6
13.30 – 14.15
7
14.15 – 15.00
RABU
5 10.30 – 11.15
7 12.45 – 13.130
8 13.30 – 14.15
9 14.15 – 15.00
31
KAMIS
6 08.45 – 09.30
7 09.30 – 10.15
8 10.30 – 11.15
X1 BUSANA
9 11.15 – 12.00
SABTU
3 07.15 – 08.00
4 08.00 – 08.45
5 08.45 – 09.30
7 11.35 – 12.15
Dalam proses pembelajaran metode mengajar yang penulis gunakan selama PPLK
adalah metode ceramah, Demonstrasi, project based learning dan pemberian tugas.
Kegiatan yang penulis laksanakan diantaranya:
1) Memberikan materi pelajaran.
2) Memberikan latihan setelah materi selesai diajarkan.
3) Memberikan Ulangan Harian (UH) setelah satu bab materi pelajaran selesai
diajarkan.
4) Memeriksa latihan dan ulangan harian.
5) Memberikan remedial untuk siswa yang nilainya belum memenuhi KKM
32
6) Menganalisis hasil ulangan harian siswa.
33
Dalam kegiatan mengajar tersebut penulis telah mendapatkan bimbingan dan arahan
dari guru pamong serta guru-guru lainnya, berupa:
Membuat persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kesiapan mental dalam mengajar, meliputi penguasaan materi dan penampilan
dalam mengajar.
Piket PBM penulis dilakukan setiap hari Senin dan Jumat, sesuai dengan jadwal piket
yang telah disepakati bersama. Mahasiswa PLK melaksanakan beberapa tugas seperti:
Membantu kegiatan administrasi lainnya yang mendesak.
Berdiri di depan pintu masuk setiap pagi Senin untuk mengontrol siswa yang tidak
memakai masker, tidak memakai anak jilbab, memakai jaket dan pelanggaran lainnya.
Duduk di meja piket untuk mengontrol kegiatan siswa dan untuk
menerima pihak luar yang membutuhkan informasi.
Membantu guru yang meminta tolong menggantikan beliau dikelas
Membantu di ruang wakil ketika membutuhkan
2) Piket Perpustakaan
Piket Pustaka penulis dilakukan setiap hari Jumat ,sesuai dengan jadwal piket yang telah
disepakati bersama. Mahasiswa PLK melaksanakan beberapa tugas seperti:
Membantu menyampul buku
Menyusun buku ke rak
Membantu administrasi sekolah
Menajaga pojok baca
3) Piket Tefa Busana
Piket Tefa penulis dilakukan setiap hari Rabu, sesuai dengan jadwal kosong diluar jam
mengajar dan diluar piket pbm serta piket pustaka yang telah disepakati bersama.
Mahasiswa PLK melaksanakan beberapa tugas seperti:
34
a) Membimbing siswa menjahit celemek
b) Membimbing siswa menjahit pita kupu-kupu
c) Membimbing siswa membuat pola baju boga
d) Membimbing siswa menjahit baju boga
e) Membimbing siswa menjahit alas meja uks
f) Membimbing siswa menjahit logo sekolah di jilbab (pesanan orang)
g) Membimbing siswa menjahit permak baju/celana (pesanan orang)
h) Melayani pembeli
i) Menjaga tefa
4) Kegiatan Lainnya
Ikut serta memeriahkan dan ikut dalam mengkoordinasikan acara acara perayaan di
SMK N 2 Bukittinggi
Ikut membimbing dan mendampingi kegiatan pelantikan kacu pramuka
35
C. Kasus dan penyelesaian
1. Kasus
a. Latar belakang
Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 1 ayat 20, bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajaratau suatu
kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
merupakan upaya men ciptakan kondisi agar terjadi suatu kegiatan belajar.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pembelajaran pada dasarnya tidak menitik beratkan pada apa yang dipelajari,
melainkan pembelajaran itu berupaya untuk menciptakan bagaimana siswa
mengalami proses belajar, yaitu cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
berkaitan dengan cara pengorganisasian materi, cara penyampaian pelajaran dan
cara mengelola pembelajaran.
Selama melaksanakan PLK di SMK N 2 Bukittinggi menemukan kendala
terutama pada saat mengajar mata pelajaran custome made karena para siswa
yang diperbolehkan untuk membuka hp di kelas dengan alas an sebagai fasilitas
belajar namun, banyak sekali yang tidak membuka dengan apa yang
diinstruksikan, hal ini membuat penulis ingin menyelesaikan permasalahan
berikut, Pengaruh penggunaan gadget di kelas terhadap nilai dan adab siswa
kelas XI Busana SMK Negeri 2 Bukittinggi pada mata pelajaran custome
made.
36
2. Tinjauan Pustaka
a. Penggunaan Gadget
Menurut mardhi (2015) smartphone dapat dijadikan sarana untuk menambah
pengetahuan siswa tentang kemajuan teknologi sehingga siswa tidak dikatakan
menutup mata akan kemajuan di era globalisasi.
Dari pendapat ahli tersebut dapat dikatakan siswa dapat mengakses berbagai
informasi edukasi dalam menggunakan gadget. Seperti digunakan untuk mencari
berbagai informasi mengenai materi yang dianggap sulit.
c. Akhlak
Akhlak juga dikenal dengan istilah etika. Etika adalah suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia kepada lainnya, menyatakan yang dituju oleh manusia dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat (Amin, 1993 : 3).
Dapat dilihat bahwa anak millennial saat ini yang sudah melek akan teknologi
dan sangat sensitive terhadap konten yang semua ingin di ekspos. Ada banyak
dampak baik, tetapi karena kurang nya kesadaran dan akhlak anak itu sendiri
menjadikan konten dan social media sebagai ajang curhat yang terkadang tidak
37
seperti yang sebenarnya terjadi, contoh nya seperti viral video seorang guru yang
direkam secara diam – diam ketika di sekolah lalu, disematkan dengan lagu lagu
yang kurang sopan.
Berikut adalah quisioner yang penulis berikan kepada siswa kelas XI Busana :
38
Dari hasil survey quisioner melalui google form, dapat diambil kesimpulan
bahwa 65% dari 17 jumlah siswa kelas XI Busana selalu menggunakan gadget
ketika belajar sebagai referensi media belajar dan 3 dari 11 siswa yang mengisi
link mengatakan bahwa masih sering merekam guru atau teman sendiri secara
diam-diam.
Dari quisioner ini juga dilihat bahwa siswa juga memanfaatkan gadget dengan
hal yang positif, menambah pelajaran tetapi tidak sedkit juga yang menjadi tidak
focus, tidak ada minat belajar, kurang motivasi karena adanya gadget ini, ada
banyak fitur dan hiburan lain seperti social media, games online dan lainnya.
39
3. Penyelesaian
1) Solusi untuk mengatasi siswa yang minat belajarnya kurang dan tidak fokus adalah
dengan mengganti strategi pengajarannya, jangan terfokus untuk memberikan materi
saja apalagi bersifat metode ceramah di depan kelas. Namun gunakan strategi lain
seperti menggunakan game dalam pelajaran, menonton video tutorial sebelum
melaksanakan praktek, atau menggunakan Modul Pembuatan Pola dalam proses
pembelajaran yang membuat siswa tertarik dalam pembelajaran tersebut, atau
menggunakan metode diskusi kelompok agar siswa saling bekerja sama dalam
mengerjakan tugas yang di berikan guru.
Menurut Anitah (dalam Nurjamal, dkk 2014: 21) metode diskusi membuat siswa
dapat saling bertukar pikiran, siswa dapat menghayati suatu permasalahan,
merangsang siswa untuk berpendapat, mengembangkan rasa tanggung jawab siswa,
membina kemampuan berbicara, memahami pendapat dan pikiran orang lain serta
memberikan kesempatan belajar siswa.
Metode diskusi memiliki kelebihan dalam pelaksanaannya. Adapun kelebihan
metode diskusi sebagai berikut:
a. Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar.
b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masing-masing.
c. Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan
sikap ilmiah.
d. Dengan mengajukan dan mempertahakankan pendapatnya dalam diskusi
diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan)
diri sendiri.
e. Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan
sikap demokratis para siswa ( Suryosubroto, 2009: 172-173). Karena dengan
metode diskusi para siswa dapat langsung berinteraksi membahas permasalahan
yang sedang diselesaikan tentunya dengan cara berkelompok akan ada
perbedaan pendapat yang membuat siswa akan mendiskusikan hal yang terbaik
menurut kelompoknya sendiri.
40
2) Siswa tidak terjebak kepada jalan pemikiran sendiri yang kadang-kadang salah,
penuh prasangka dan sempit.
3) Diskusi kelompok/kelas memberi motivasi terhadap berfikir dan meningkatkan
perhatian kelas terhadap apa yang sedang dipelajari oleh siswa.
4) Diskusi juga membantu mengarahkan atau mendekatkan hubungan antara
kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari pada anggota
kelas.
5) Untuk mencari suatu keputusan suatu masalah.
6) Untuk menimbulkan kesanggupan pada siswa dalam merumuskan pikirannya
secara teratur sehingga dapat diterima orang lain.
7) Untuk membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri, dan membiasakan sikap toleran. (Wilfred dalam
Saddhono dan Slamet, 2014: 59-60).
Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi merupakan cara belajar yang
menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena merupakan pelepasan ide-ide
siswa, uneg-uneg siswa dan pendalaman wawasan mengenai sesuatu. Sehingga dapat
pula mengurangi ketegangan-ketegangan batin dalam diri siswa dan mendatangkan
keputusan dalam mengembangkan kebersamaan kelompok social antara siswa dan
lainnya. Jadi, manfaat penggunaan metode diskusi ini sangat baik karena
mengajarkan siswa dalam memecahkan suatu permasalahan dan mengambil
keputusan secara musyawarah/demokrasi bersama teman diskusi dengan menghargai
semua pendapat/masukan-masukan dari teman diskusi dan mempunyai manfaat yang
besar untuk meningkatkan kemampuan berbicaranya dalam menumbuhkan minat
belajarnya.
2) Solusi untuk siswa yang kurang sopan atau masih maraknya merekam guru dengan
diam-diam adalah dengan mengurangi interaksi dengan gadget selama proses
pembelajaran yaitu bisa dengan cara mengumpulkan gadget dan memberikan
kembali ketika pembelajaran selesai. Untuk menunjang pembelajaran lebih efektif
mungkin guru bisa mengalihkan dengan media pembelajaran yang lebih interaktif
dan kondusif sehingga siswa teralihkan dan tidak asyik dengan gadget nya masing-
masing dan yang paling penting sebenarnya adalah :
a) Memahamkan kepada siswa bagaimana adab dan akhlak kepada guru dan siswa
b) Membuatkan aturan bahwa hp tidak boleh dimainkan dan harus dikumpulkan
ketika akan belajar
c) Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar
41
BAB IV
PENUTUP
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah dilaksanakan kegiatan ini, maka dalam penulisan laporan ini ada beberapa saran
yang patut untuk disampaikan, diantaranya sebagai berikut:
Diharapkan hubungan kerjasama antara pihak sekolah (SMKN 2 Bukittinggi) dengan
UNP tetap terjalin.
1) Sebelum masuk kedalam kelas guru memang harus memiliki persiapan yang matang,
dua hal penting yang harus dimiliki oleh guru yaitu menguasai materi dan mampu
untuk mengelola kelas.
2) Pendidik diharapkan menggunakan metode yang lebih bervariasi dalam mengajar
serta memperluas pengetahuan sesuai dengan konteks kekinian.
42
3) Pendidik diharapkan memberikan motivasi yang lebih kepada siswa untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
4) siswa diharapkan lebih bisa dalam menjaga sikap dan meningkatkan motivasi dalam
pembelajaran dengan penguatan dan motivasi yang telah diberikan oleh pendidik.
5) Siswa diharapkan cepat tanggap dalam PBM berlangsung
43
DAFTAR PUSTAKA
Bahan dan Arsip September 2021 SMK Negeri 2 Buikittinggi. Djiwandono. (2006).
Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
UPPL, (2014).Buku Panduan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan.
Padang: Universitas Negeri Padang
44
LAMPIRAN
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan Engkau laksana embun penyejuk dalam
kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa pembangun insan cendekia
45
46
Lampiran 2 : Agenda
1 18/07
/2022
23/07
/2022
2 25/07
/2022
47
30/07
/2022
3 01/08
/2022
06/08
/2022
4 08/08
/2022
13/08
/2022
5 15/08
/2022
20/08
/2022
6 22/08
/2022
27/08
/202
7 29/08
/202
48
03/09
/2022
8 05/09
/2022
10/09
/2022
9 12/09
/2022
17/09
/2022
1 19/09
0 /2022
24/09
/2022
1 26/09
1 /2022
01/10
/2022
1 03/10
2 /2022
49
08/10
/2022
1 10/10
3 /2022
15/10
/2022
1 17/10
4 /2022
22/10
/2022
1 24/10
5 /2022
29/10
/2022
1 31/11
6 /2022
05/11
/2022
1 07/11
7 /2022
50
12/11
/2022
1 14/11
8 /2022
19/11
/2022
1 21/11
9 /2022
26/11
/2022
2 28/11
0 /2022
03/12
/2022
2 05/12
1 /2022
10/12
/2022
2 12/12
2 /2022
51
Jadwal
Mengajar
Piket
Tefa
Piket
PBM
Piket
Pustaka
UTS
UAS
52
Lampiran 3 : analisis KD
Jml. Jml.
Minggu Jam
No. Kompetensi dasar Kelas semester
efektif efektif
53
Menganalisis rancangan bahan
(lab sheet) jas (jacket)
54
Lampiran 4 : Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN
55
dan solutifdalamranahabstrakterkaitdenganpengembangandari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempresepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak
alami, dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah.
Alo
kas
Kompetensi dasar Indicator Materi pokok
i
pencapaian
Wa Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
kompetensi
ktu
56
bahan bolero / JP rasa tanggung jawab
rompi
Mengomunikasikan
mendemonstrasikan pembuatan
rancangan bahan (lab sheet)
3.1.3
bolero/rompi untuk
Menganalisis
menumbuhkan karakter
rancangan
komunikatif
bahan secara
global dan
secara
terperinci
4.1.1
mencontoh
pembuatan
rancangan
bahan (lab
sheet)
bolero/rompi
4.2.2
mempersiapk
an alat dan
57
bahan
pembuatan
rancangan
bahan (lab
sheet)
bolero/rompi
4.2.3
membuat
rancangan
bahan (lab
sheet)
bolero/rompi
58
sesuai rancangan bolero/rompi bolero/rompi untuk proyek
bahan (lab sheet) menumbuhkan karakter gemar
4.2.1
membaca
Mencontohka
n pembuatan mengolah data tentang
rancangan pembuatan bolero/rompi untuk
bahan menumbuhkan karakter rasa
bolero/rompi bertanggung jawab
mengomunikasikan
mendemonstrasikan pembuatan
4.2.2
bolero/rompi untuk
Membuat
menumbuhkan karakter
rancangan
komunikatif
bahan (lab
sheet)
bolero/rompi
59
jas/jacket sheet) menumbuhkan karakter gemar Proyek
jas/jacket membaca
Mengolah data tentang rancangan
bahan(lab sheet) jas/jacket untuk
3.3.3
menumbuhkan karakter rasa
menerapkan
tanggungjawab
rancangan
bahan (lab Mengomunikasikan
sheet) mendemonstrasikan pembuatan
jas/jacket rancangan bahan (lab sheet)
jas/jacket untuk menumbuhkan
karakter komunikatif
3.3.4
Menganalisis
rancangan
bahan (lab
sheet)
jas/jacket
4.3.1
Mencontohka
n pembuatan
rancangan
bahan(lab
60
sheet)
jas/jacket
4.3.2
Membuat
jas/jacket
sesuai
rancangan
bahan (lab
sheet)
61
tanggungjawab
Mengomunikasikan
mendemonstrasikan pembuatan
jas/jacket untuk menumbuhkan
karakter komunikatif
4.4.2
Membuat
jas/jacket
sesuai
rancanganbah
an (lab sheet)
62
Mengetahui, Mahasiswa,
Guru Pamong mata pelajara
63
Lampiran 5 : RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I. IDENTITAS
Pendahuluan
64
Guru mengucapkan salam, berdoa, mencek kehadiran, memeriksa
kebersihan lingkungan kelas. Memberikan motivasi belajar dan
megkondisikan kelas untuk siap menerima cakupan materi tentang
tujuan pembelajaran, kegiatan yang akan dilakukan serta bentuk
penilaian materi terkait. Sebelum masuk kepada inti pembelajaran guru
menanyakan apakah siswa sudah tau ap aitu rancangan bahan (lab sheet)
2 Kegiatan Inti
.
3. Penutup
IV. PENILAIAN
65
Dwi Ermerawati, S.Pd Rahmi Imanda Ali
Nip. 198107122014032002 Nim. 19075195
Lampiran 6 : Instrumen Penilaian
Penilaian Sikap
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
66
67
2. Penilaian Pengetahuan
Kisi – kisi soal
KISI – KISI SOAL
68
rancangan sesuai dengan pertanyaan
bahan (lab Disajikan pertanyaan mengenai
sheet) jas alat – alat yang dibutuhkan
untuk membuat pola jas, siswa C3 2 PG
3.1.3 dapat menentukan jawaban yang
Menerapkan benar tentang alat yang
rancangan dibutuhkan
bahan (lab Disajikan pertanyaan mengenai
sheet) macam – macam jas, siswadapat
menentukan jawaban yang benar
3.1.4 membuat tentang bahan yang dibutuhkan C3 3 PG
pola Disajikan pertanyaan mengenai
bolero/rompi cara mengambil ukuran, siswa
dapat menganalisis jenis ukuran
3.1.5 membuat yang disajikan
rancangan Disajikan pertanyaan mengenai
bahan dan harga membuat rancangan bahan jas, C4 4 PG
bolero/rompi siswa dapat menganalisis
langkah kerja membuat
3.1.6 rancangan bahan bolero/rompi
memahami yang tepat
langkah kerja C4 5 PG
menjahit
bolero/rompi
69
70
B. Soal Dan Kunci Jawaban
Penilaian pengetahuan :
Soal :
1. Sebelum membuat jas (jacket) yang harus dipersiapkan adalah ….
a. Alat dan bahan
b. Alat dan pola basic
c. Analisa desain dan bahan
d. Alat, bahan, pola basic dan tempatkerja
e. Bahan dan pola basic
2. Dalam membuat pola jas (jacket) diperlukan alat dan bahan yang sesuai,
sehingga hasil polanya bagus dan rapi, pernyataan berikut yang tergolong
kedalam alat membuat pola adalah ….
a. Pensil, penghapus, skala, rolpola, ballpoin (merah,hijau,biru,orange
dan hitam)
b. Kertas HVS, skala, pensil, rolpola, penghapus, pita ukur
c. Plastic transparan, kertas HVS, pensil, rolpola, penghapus
d. Ballpoin (merah, hijau, biru, orange danhitam), skala, pensil, kertas
HVS, rader
e. Rolpola, pensil, kertas HVS, plastic transparan, skala
3. Jas yang berkesan sangat formal sehingga selalu digunakan dalam lingkup
acara formal disebut ….
a. Blazer
b. Jacket
c. Rompi
d. Jas
e. Tuksedo
4. Perhatikan cara mengambil ukuran badan dibawah ini !Langkah kerja awal
membuat pola jas (jacket) adalah mengambil ukuran badan model, gambar
diatas merupakan cara mengambil ukuran ….
a. Panjang muka
b. Lebar muka
c. Panjang bahu
d. Panjang lengan
e. Panjang baju
5. Hal – hal yang diperlukan pada waktu merancang bahan adalah, kecuali….
a. Sebelum pola diletakkan diatas bahan, harus digambar dahulu arah
serat benang dan tanda-tanda pola lainnya
b. Meletakkan pola pada bahan harus sehemat mungkin, ditinjau dari segi
ekonomis
c. Letakkan pola yang ukurannya besar terlebih dahulu, kemudian
letakkan pola yang ukurannya kecil
71
d. Jenis dan bahan apa yang akan dipakai untuk pembuatan jas (jacket)
e. Model simetris sebaiknya bahan dirangkap dua supaya sama bagian
kiri dan kanan
Kunci jawaban :
D
A
E
B
D
Penilaian pengetahuan
Tes tertulis
No Bobot
20
20
20
20
20
Jika siswa menjawab semua pertanyaan dengan benar maka total nilai
yang diperoleh 100
3. Penilaian Keterampilan
a. kriteria untuk kerja
Buatlah desain jas (jacket) !
Buatlah pola konstruksi jas (jacket) !
Buatlah rancangan bahan jas (jacket) !
b.Format Penilaian
72
Format penilaian desain jas (jacket)
Dst.
Dst.
73
Dst.
74
KKM mapel :
Sikap : minimal B (tidak ada remedi)
Pengetahuan : 78
Keterampilan :78
Peserta didik yang memperoleh nilai dibawah KKM, diberikan kesempatan
remedial dan bagi yang telah tuntas, boleh mengikuti pengayaan
Langkah pembelajaran remedial :
1) Mendiagnosis kesulitan belajar (dengan Teknik wawancara, pengamatan)
2) Memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial :
3) Pembelajaran ulang dengan metode dan media berbeda jika peserta
remedial > 50%
4) Bimbingan khusus /perorangan bila peserta remedial maksimal 20%
5) Pemberian tugas kelompok jika peserta remedial lebihdari 20% tetapi
kurangdari 50%
6) Pemanfaatan tutor sebaya
Langkah pemberianpengayaan :
1) Materi hanya untuk materi/kompetensi yang belum diketahui peserta didik
bisa dalam bentuk PT atau KMTT dengan strategi penilaian portofolio
2) Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat
kemampuan belajar
75
Lampiran 7 : Handout/Materi Ajar
HANDOUT
PEMBUATAN BUSANA CUSTOME MADE
RANCANGAN BAHAN JAS (JACKET)
SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI
Rancangan Bahan Bolero/Rompi
Pengertian Jas
Setelan jasa adalah seperangkat pakaian yang terbuat dari kain yang sama,
biasanya terdiri dari atas satu jaket dan celana Panjang. Blazer adalah
jacket yang mirip dengan jas setelan, tapi kadang dengan potongan tanpa
tutup dan kancing logam. Blazer biasanya lebih santai dan dapat
dicocokkan dengan celana dan jins yang kontras. Setelan jas digunakan
untuk keperluan formal, sementara blazer digunakan untuk keperluan
informal. Saat berdandan untuk suatu kesempatan, seperti pesta
pernikahan, lebih baik untuk mengetahui gaya berpakaian yang tepat untuk
acara ini. Bagi pria, pilihan yang tepat termasuk setelan jas dan blazer
adalah dua istilah berbeda yang mengacu pada dua gaya pakaian yang
berbeda.
Kata suit berasal dari kata bahasa prancis “suite” yang berarti
“mengikuti” atau kata kerjalatin “sequor” yang berarti “saya ikuti”. Kata –
kata ini digunakan untuk setelan jas, sebagai bagian yang berbeda dari
setelan jas mengikuti tekstur pakaian dan warna. Saat ini, jas yang paling
sering dipakai untuk acara pernikahan dan pertemuan adalah dasi hitam.
Setelan terdiri atas dua potong dan tiga potong. Dua potong termasuk
76
mantel dan celana Panjang, sementara tiga potong juga termasuk mantel
pinggang.
Sebelumnya, jas disesuaikan dengan kebetuhan dan perlengkapan orang
itu. Namun setelah revolusi industri, kebanyakan pakaian diproduksi
massal dan hanya memerlukan sedikit perubahan oleh penjahit. Setelan
saat ini dijual dalam tiga cara, yaitu dipesen terlebih dahulu, dibuat untuk
diukur dan siap dipakai. Dipesen lebih dahulu adalah setelan yang dibuat
dari nol oleh penjahit, memberikan kecocokan yang tepat, dan
memungkinkan pilihan kain pada pelanggan. Dibuat untuk diukur
memiliki pola prabuat yang dimodifikasi agar sesuai dengan pelanggan.
Baju yang siap pakai sudah tersedia untuk dibeli dan dipakai, namun
memerlukan beberapa penyesuaian untuk celana.
Pengertian Blazer
Blazer biasanya lebih santai digunakan, dibanding dengan jas yang
keperluannya untuk keperluan lebih formal. Blzer dan jas setelan dapat
dicocokkan dengan celana dan jeans yang kontras. Blazer ini lebih berat
dibandingkan dengan jas setelan, karena blazer dimaksudkan sebagai jaket
luar ruangan. Blazer pada awalnya digunakan sebagai bagian dari pakaian
seragam untuk sekolah, maskapai penerbangan dan kapal pesiar. Namun,
sekarang diasosiasikan dengan gaya. Blazer paling sering digunakan oleh
klub berperahu, seperti Oxford dan Cambridge. Istilah ‘blazer’ juga
dikabarkan berasal dari jaket merah yang dikenakan oleh St.john’s
Collage, Cambrudge’s lady Margaret Boat Club. Jaket merah itu disebut
karena warna merah cerah, dan mempertahankan mantel merah.
Blazer dapat dipasangkan dengan kemeja dan dasike polo shirt leher
terbuka. Banyak musisi bahkan memakai blazer tanpa baju. Balzer bisa
dilapisi single breasted atau double breasted tergantung gaya, memiliki
kancing Angkatan laut dan dua kantong olahraga. Blazer di AS dan Inggris
dianggap sebagai pakaian bisnis dan pakaian informal bisnis. Jaket blazer
tidak perlu mencocokkan garmen atau warna celananya. Celananya bisa
lebih gelap atau lebih terang dibandingkan dengan jaket dan blazer bahkan
bisa dipasangkan dengan jeans. Untuk wanita, desain blazer sama meski
pengepasannya berbeda.
Perbedaan terbesar antara keduanya adalah penggunaannya atau dimana
pakaian tersebut dapat dipakai. Sementara setelan jas paling sering
dikenakan pada acara-acara resmi seperti acara pernikahan, fungsi dan
77
pertemuan bisnis. Blazer lebih banyak dikenakan pada acara santai
informal ataubisnis. Setelan jas biasanya dipasangkan dengan kemeja dan
dasi. Adapun blazer bisa dipasangkan dengan kemeja atau tshirt polo
leher. Setelan yang termasuk celana terbuat dari bahan yang sama. Namun
blazer memiliki pilihan untuk dipasangkan dengan jenis celana apapun
tergantung masing-masing orang. Blazer lebih berat dan lebih berkancing
dibanding jas.
78
Alat yang dibutuhkan dalam menggambar pola jas adalah sebagai berikut :
1) Pita ukuran
2) Penggaris
3) Kertas pola
4) Skala
5) Pensil
6) Penghapus
7) Jarum pentul
Pengambilan ukuran
Mengambil ukuran
Alat yang dibuttuhkan dalam mengambilukuran yaitu pita ukur, veterban/pita,
buku ukuran, serta pena atau alat tulis lainnya.
- Lingkar badan
- Lingkar pinggang
Diukur pada bagian badan terkecil yaitu pinggang yang di ikat dengan peterban
dan diambil pertemuan pita ukurannya.
- Panjang bahu
79
- Panjang muka
Diukur dengan turun 5 cm dari tekuk leher, kemudian diukur melebar di bagian
dada dari garis lengan kanan sampai garis lengan kiri.
- Lebar punggung
Diukur dengan turun 9 cm dari tulang leher yang menonjol pada tengah belakang,
kemudiandiukurmelebardibagianpunggungdarigarislengankanansampaigarislenga
nkiri.
- Panjang lengan
Langkah mengambilukuran
Langkah – langkah mengambil ukuran untuk membuat bolero :
- Persiapkan alat dan tempat yang nyaman untuk mengambil ukuran
- Analisis tipe tubuh yang akan diukur
- Tentukan titik – titik badan yang akan diukur sesuai Teknik
- Cermati desain bolero yang akan dibuat
80
Pembuatan pola kecil jas dengan skala 1:4
Ukuran yang digunakan :
81
Lalu bentuk garis sisi dari titik H – O
E – E1 = 1/10 lingkar pinggang
E – E3 = lebar kupnat 2 cm
E – E2 = G -G1
Lalu bentuk garis putus – putus dari titik G1 – E2
G – G2 = turun 2 cm
Bentuk garis kupnat dari G2 – E1 dan G2 – E3
I – I1 = E – E2
Lalu bentuk garis putus-putus dari titik I1 – E2
E2 – I2 = Panjang kupnat 12 cm
Lalu bentuk garis kupnat dari I2 – E3 dan I2 – E1
I – P = ¼ lingkar panggul dari titik O – P
D – D1 = 3 cm
D1 – D2 = naik 2 cm
Bentuk garis dari titik P – D2
Bentuk garis dari titik D2 – C
Pola Depan
A – B = ¼ Lingkar badan + 1
A – C = panjang baju
A – B = C – D dan A – C = B – D
Lalu bentuk garis putus – putus kesemua titik
A – A1 = 9 cm
A – A2 = 8 cm
Lalu bentuk garis putus – putus dari titik E – F
A – G = ½ panjang punggung + 1 + 1,5
B–H=A–G
Lalu, bentuk garis putus-putus dari titik G – H
E – I = tinggi panggul
82
F–J=E–I
Lalu bentuk garis putus-putus dari titik I – J
B – K = turun 4 cm
A2 – L = lebar bahu
G – M = ½ lebar muka
A–N=G–M
Lalu bentuk garis putus-putus dari titik N – M, bentuk garis kerung lengan depan
dari titik L – H
E – O = ¼ lingkarpinggang +1 +2 (kupnat)
Lalu bentuk garis dari titik H – O
I – P = ¼ lingkar panggul + 1
Lalu bentuk garis panggul dari O – P
D – D1 = 3 cm
D1 – D2 = naik 2 cm
Lalu bantuk garis dari P – D2 dan D2 – C
E – E1 = 1/10 lingkar pinggang + 1
E1 – E3 = 2 cm
Lalu E1 – E3 dibagi 2 dan dapatlah titik E2
G – G1 = E – E2
I – I1 = E – E2
G1 – G2 = turun 4 cm
E2 – I2 = panjang kupnat 12 cm
A2 – A3 = 1 cm
C – R = G – S = 2 cm
Lalu bentuk garis lurus dari titik S – Q
Hubungkan garis putus – putus dari A3 – Q
L – L1 = turun 1 cm dan bentuk garis putus-putus ketitik A1
A1 – T = 6 cm
83
A3 – U = ukuran lingkar leher belakang
POLA LENGAN
Ukuran yang diperlukan :
Lingkar kerung lengan pada bahan : 50 cm
Panjang lengan : 55 cm
Tinggi puncak lengan : 13 cm
Besarujung lengan : 30 cm
Keteranganpola :
Bentuk garis putus-putus berbentuk tanda tambah
A-B = panjang lengan
A-C = tinggi puncak lengan
A-D = ½ lingkar kerung lengan
A-E = A-D
Bentuk garis putus-putus dari titik A – D dan A – E
A – E = dibagi 4
Dapatlah titik F,G,H
F – F1 = naik 1,5 cm
H – H1 = turun 1 cm
Lalu bentuk garis kerung lengan dari titik E – H1 – G – F1 – A
A – D = dibagi 3
Dapatlah titik I dan J
I – I1 = naik 2 cm
J – J1 = turun 0,5 cm
Lalu bentuk garis dari titik A – J1 – D
B – K = ½ besar ujung lengan
B–L=B–K
Lalu bentuk garis dari titik L – K
Bentuk garis sisi lengan dengan rol panggul dari titik E – L dan D – K
84
POLA ROK
Ukuran yang digunakan :
Lingkar pinggangrok : 84 cm + 8 cm
Lingkar panggul : 100 cm
Tinggi panggul : 17 cm
Panjang rok : 85 cm
A-B = ¼ lingkarpanggul + 1
A-C = panjangrok – 2 cm ban pinggang
A-B = C-D
A-C = B-D
A-E = tinggi panggul
B-F = A-E
Bentuk garis putus-putus dari E-F
A-G =1/4 Lingkar pinggang +1+2(kupnat)
G-G1 = naik 1,5 cm
A-A1 = 1/10 lingkar pinggang + 1
A1-A3 = 2 cm
A1-A3 dibagi 2 dapat titik A2
E-E1 = A-A2 lalu bentuk garis putus-putus dari titik A2-E1
A2-H = panjang kupnat 11 cm
Lalu bentuk garis kupnat dari titik A1-H dan A3-H
Bentuk garis pinggang dari A-G1
Bentuk garis panggul dari titik G-F
85
meletakkan pola-pola kecil pada bahan yang dibuat pada skala atau perbandingan
yang sama antara pola dengan bahannya.
Peletakan pola pada bahan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
Desain busana
Desain dapat dijadikan pedoman jumlah komponen pola dan arah serat atau motif
busana yang digunakan.
Lebar bahan
bahan tekstil dibuat dengan bermacam-macam lebar yaitu, 90 cm, 115 cm, 140
cm, 150 cm, 240 cm, dan ada juga yang 3 m
Kontruksi bahan
Jenis anyaman/kontruksi bahan tekstil dapat menimbulkan kesan berkilau,
anyaman ini terdiri dari anyaman kepar, satin, ataupun bahan berbulu.
PROGRAM TAHUNAN
86
Bidang Keahlian : Pariwisata
Program Keahlian : Tata Busana
Kompetensi Keahlian : Tata Busana
Mata Pelajaran : Pembuatan Busana Custome Mode
Kelas/Semester : XI/3-4
Tahun Pelajaran : 2022/2023
171
3.4 36
Membuat rancangan bahan gaun
144
87
Mengetahui, Mahasiswa PL,
Guru Pamong
88
89
Lampiran 9 : Program Semester
PROGRAM SEMESTER
90
03.03 Menganalisis rancangan U
bahan jas jacket 27 H
04.03 Membuat rancangan 27 P
bahan lab sheet A
S
91
92
Lampiran 10 : Bank Soal
93
e. Tengah muka
6. Bentuk penyelesaian busana dengan kain tebal menggunakan cara
penyelesaian….
a. Kampuh balik
b. Kampuh sarung
c. Kampuh buka
d. kampuh prancis
e. Kampuh kostum
7. Urutan teknik pemasangan tutup tarik (resleting) yang tepat adalah….
a. Menjelujur, tutup tarik disemat pada belahan, membuat setikan yang
lurus dan rata, menentukan panjang belahan sesuai ukuran.
b. Membuat setikan lurus, menjelujur, menentukan panjang belahan,
menjahit tutup tarik
c. Resleting disemat pada bahan, menjelujur, membuat setikan yang lurus
dan rata, menentukan panjang belahan
d. Menentukan panjang belahan sesuai dengan ukuran tutup tarik, tutup
tarik disemat pada belahan, menjelujur, membuat setikan lurus dan rata
e. Menandai pola, resleting disemat, dan dijahit lurus sesuai pola
resleting.
8. Kampuh yang penyelesaian akhirnya dengan cara di obras adalah….
a. Kampuh balik
b. Kampuh sarung
c. Kampuh buka
d. kampuh perancis
e. Kampuh kostum
94
10. Berikut bukan penyelesaian kampuh buka adalah…..
a. Kampuh buka di rompok
b. Kampuh buka diobras
c. Kampuh buka disetik
d. Kampuh buka di kostum
e. Kampuh buka digunting zig – zag
11. Berikut ini yang bukan merupakan penyelesaian belahan adalah….
a. Belahan dirompok d. Belahan tutup tarik
b. Belahan satu lajur e. Belahan terbuka
c. Belahan lajur sama
12. Yang termasuk penyelesaian garis/kerung leher adalah….
a. Diobras
b. Di kostum
c. Disetik
d. Di zig - zag
e. Dirompok
13. Kegunaan dari rancangan bahan adalah, kecuali….
a. Untuk mengetahui banyaknya bahan yang dibutuhkan sesuai desain
busana yang akan dibuat
b. Untuk menghindari kekurangan dan kelebihan bahan
c. Sebagai pendoman waktu mengunting agar tidak terjadi kesalahan.
d. Untuk mengetahui jumlah biaya yang diperlukan.
e. Untuk menghindari kesalahan dalam proses pemotongan.
14. Penyelesaian garis/kerung leher berupa lapisan yang tampak dari depan
atau sebagai hiasan adalah….
a. Serip
b. Sarung
c. Kostum
d. Depun
e. Pipih
15. Macam-macam saku dalam kecuali….
a. Saku kargo
b. Saku klep
c. Saku paspoile
d. Saku vest
e. Saku sisi
16. Kampuh yang terlihat dua jahitan dari bagian baik kain ataupun buruk kain
adalah kampuh….
a. Kampuh pipih
b. Kampuh kostum
c. Kampuh sarung
95
d. Kampuh perancis
e. Kampuh palsu
17. Penyelesaian kampuh yang dijahit bagian baik ketemu bagian baik kain,
dan kemudian kampuh diselesaikan dengan tusuk sembunyi adalah….
a. Kampuh pipih
b. Kampuh kostum
c. Kampuh sarung
d. Kampuh prancis
e. Kampuh buka
18. Langkah pembuatan busana pada desain berikut secara sistematis adalah…
96
c. Memasang saku, menjahit garis hias, menjahit bahu, memasang krah,
memjahit sisi, penyelesaian kerung lengan dan finishing.
d. Menjahit garis hias, memasang saku, menjahit bahu, penyelesaian
kerung lengan, memasang krah, memjahit sisi, dan finishing.
e. Menjahit garis hias, memasang saku, menjahit bahu, memjahit sisi,
memasang krah, penyelesaian kerung lengan dan finishing.
19. Teknik penyelesaian busana yang dijahit dengan menggunakan kain
serong adalah….
a. Kelim
b. Serip
c. Kampuh
d. Rompok
e. Depun
20. Berikut ini adalah gambar fragment saku dalam….
a. Vest
b. Kargo
c. Paspoile
d. Klep
e. sisi
97
21. Berikut ini adalah gambar fragment saku dalam….
a. Vest
b. Kargo
c. Paspoile
d. Klep
e. sisi
22. Berikut ini adalah gambar busana dengan penyelesaian geris leher….
a. Kelim
b. Serip
c. Kampuh
d. Rompok
e. Depun
98
a. Vest
b. Kargo
c. Paspoile
d. Klep
e. sisi
a. Kampuh pipih
b. Kampuh kostum
c. Kampuh sarung
d. Kampuh prancis
e. Kampuh buka
24. Bila pengatur setikan berada pada posisi mentok turun kebawah, maka
stikan benang yang dihasilkan…
a. Stikan benang lebar – lebar
b. Stikan benang kecil – kecil
c. Stikan benang kadang kecil kadang lebar
d. Stikan benang loncat – loncat
e. Stikan benang seperti titik bintik
25. Untuk menjahit bahan sutra dan satin sebaiknya mengunakan jarum nomor…..
99
a. 9 d. 14
b. 11 e. 16
c. 13
26. Berikut ini merupakan tipe – tipe mesin jahit….
a. Mesin lubang kacing dan mesin jahit bordir.
b. Mesin jahit bordir dan mesin jahit lurus
c. Mesin jahit lurus dan mesin jahit stik zig-zag.
d. Mesin jahit lubang kacing dan mesin jahit stik zig-zag.
e. Mesin jahit lurus dan mesin jahit obras.
27. Jika benang bagian bawah kendor, maka yang perlu diperhatikan adalah….
a. Letak jarum
b. Pelatuk benang
c. Pengatur ukuran benang
d. Tengangan benang
e. Kumparan
28. Merupakan bagian utama mesin jahit lurus....
a. Kepala mesin, roda mesin dan kumparan
b. Kepala mesin, kumparan dan badan mesin.
c. Kumparan, kepala mesin dan skoci.
d. Kepala mesin, badan mesin dan roda mesin.
e. Badan mesin, roda mesin dan pelatuk mesin.
29. Sepasang alat yang digunakan untuk mengutip pola pada kain adalah….
a. Sepul dan skoci
b. Pendedel dan bidal
c. Mata nenek dan pinset
d. Bidal dan rader
e. Rader dan karbon
30. Yang termasuk pemeliharaan secara periodic adalah….
100
a. Menyetel babut
b. Membersihkan debu
c. Menganti dynamo
d. Memberi minyak
e. Menganti spre-part
101
lampiran 11 : media pembelajaran (ppt)
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
Lampiran 12 : LKPD
LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK
ANALISIS BAHAN
PEMBUATAN BLAZER
OLEH :
114
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
A. Topik
Menganalisis Bahan Pembuatan Blazer
B. Tujuan Pembelajaran
1. Mendefinisikan pengertian bahan utaman dengan baik dan benar
2. Mendevinisikan pengertian bahan pembantu /tambahan bahan pelapis dan bahan furing
dengan baik dan benar
3. Mendeviniskan pengertian bahan pelengkap
4. Menganalisis komponen bahan utama blazer
5. Menganalisisi bahan pembantu /tambahan, bahan belapis, kerah furing dan kelep saku
6. Menganalisis bahan pelengkap ,kancing dan peding
C. Kegiatan Pemahaman
1. Peserta didik harus membaca materi tentang menganalisis bahan utama pembuatan
blazer
2. Peserta didik membentuk kelompok (dalam 1 kelompok terdiri dari 3-4 orang)
3. Kemudian buatlah analisis bahan utama pembuatan blazer oleh kelompk 1-5 buatlah
115
bahan tambahan gambar model tunik yang sudah ditentukan, antara lain:
Kelompok 1 menganalisis jenis bahan
Kelompok 2 menganalisis bahan tamban interfacing
Kelompok 3 menganalisis bahan tambahan interlining
Kelompok 4 menganalisis bahan tambahan lining
Kelompok 5 menganalisis bahan pelengkap
4. Kerjakan soal evaluasi tentang menganalisis bahan utama pembuatan blazer dengan
menjawab pada kolom yang telah disediakan!
Bahan utama adalah bahan tekstil yang menjadi bahan pokok dalam pembuatan
busana. Macam-macam bahan utama seperti sutera, rayon, nylon, linan, polyester, vicara,
saten, chiffon. Dalam memilih bahan utama, perlu memperhatikan bentuk tubuh, waktu,
usia dan kesempatan.
Pakaian yang baik ditentukan oleh pemilihan dan pemakaian bahan tekstil yang tepat.
Terkadang kita kecewa terhadap hasil pakaian yang dibuat karena menggunakan bahan
yang tidak atau kurang sesuai dengan model yang telah
dibuat/didesain. Desain pakaian yang berbeda tentunya menuntut pemakaian bahan yang
berbeda pula. Untuk itu bahan yang akan digunakan hendaklah dipilih dengan
mempertimbangkan model yang akan dibuat.
Bahan utama busana yang dimaksud adalah bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan
pokok dalam pembuatan busana. Bahan atau kain yang diperdagangkan beragam jenis dan
kualitasnya. Ada yang tipis, sedang dan ada yang tebal. Sebagai contoh : ada bahan sutera
100 %, sutera campur dengan serat linen, polyester, Dacron, Nylon, Rayon Viscos,
Vicara.
116
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk membantu penampilan busana yang
dibuat menjadi baik/indah jatuhnya sesuai dengan desain. Ada dua jenis bahan tambahan
yaitu Lining dan Interlining. Lining adalah bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan
utama sebagian maupun keseluruhan. Dengan kata lain, lining disebut juga furing.
Sementara Interlining merupakan pelapis antara, yang membantu membentuk siluet
pakaian. Interlining sering digunakan pada bagian-bagian pakaian yang memerlukan
pengisian atau pembentukan pakaian tersebut untuk baik jatuhnya busana tersebut. Ada
dua macam interlining, yang berperekat dan tanpa perekat. Jenis interlining antara lain
trubenais, vliselin, bulu kuda, pelapis gula.
Pada proses pembuatan busana ada yang disebut dengan bahan tambahan. Bahan
tambahan adalah bahan yang digunakan untuk membantu penampilan busana yang dibuat
menjadi baik/indah jatuhnya sesuai dengan desain.
Bahan Pelapis
Bahan pelapis yang digunakan sebagai salah satu material atau bahan pembuatan pakaian
berpengaruh terhadap pembentukan pakaian yang berkualitas. Bahan pelapis dapat
didefinisikan sebagai bahan tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang berfungsi
sebagai pembentuk, penopang kain, menjaga kekuatan kain dari gesekan, lipatan,
tekanan, dan tahanan rendaman. Bahan pelapis juga dapat berfungsi sebagai pemberi
rasa nyaman saat pemakaian (rasa sejuk, hangat, dan menghindari dari rasa gatal).
Desain pakaian yang berstruktur dan berdetail, maka kebutuhan akan bahan pelapis akan
semakin besar pula. Selain itu, bobot bahan pakaian merupakan faktor lain untuk
diperhatikan. Semakin ringan bobot atau kelembutan dari suatu bahan utama pakaian,
maka semakin besar pula kebutuhan bahan penyokongnya. Tidak semua pakaian
menggunakan keempat jenis bahan pelapis secara bersama- sama. Akan tetapi apabila
digunakan secara bersama-sama, maka secara berurutan penempatan bahan pelapis adalah
sebagai berikut :
117
Gambar Penempatan
bahan pelapis pada
pakaian
Keterangan :
a : bahan utama
b : underlining
c : interfacing
d : interlining
e :lining
Dalam pembuatan pakaian, bahan pelapis digolongkan menjadi 4 (empat) jenis yang masing-
masing mempunyai fungsi khusus yang mempengaruhi penampilan sebuah pakaian.
Underlining
Underlining adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian buruk) bahan utama
pakaian (Garment Fabrics). Bahan pelapis juga disebut dengan lapisan pertama. Lapisan
bawah berfungsi untuk menguatkan bahan utama pakaian dan keseluruhan desain.
Underlining memiliki ciri-ciri bobot yang relatif stabil dan ringan sampai yang sedang,
dengan penyempurnaan yang lembut, sedang, dan gemersik (crisp). Contoh underlining
adalah : sutra cina, organdi, organza, muslin, batiste, tula, rayon, tricot ringan (untuk rajutan).
Adapun fungsi/kegunaan dari underlining adalah :
Memperkuat bahan utama busana secara keseluruhan
Memperkuat kelim dan bagian-bagian busana
Menjadikan sambungan bagian-bagian pakaian atau kampuh tidak kelihatan dari luar
118
Lapisan Dalam (Interfacing)
Adalah bahan pelapis yang terletak di seluruh bagian dari pakaian, tetapi pada umumnya
hanya dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja, seperti pada kerah, manset, saku, dan
lain sebagainya. Lapisan dalam lebih kokoh dari lapisan bawah, karena fungsinya yang
memperkuat dan memelihara bentuk pakaian. Interfacing terbuat dari bermacam-macam
bahan yang berbeda, dengan konstruksi dan penyempurnaan yang berbeda pula. Adapun
fungsi/kegunaan dari interfacing adalah :
Memperbaiki bentuk pada busana seperti kerah, saku, garis leher
Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian pakaian
Menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu seperti ujung/pinggiran dan
detail-detail pada pakaian.
Memperkuat dan mencegah bahan renggang/mulur (stretching) Interfacing
dibagi menjadi 3 (tiga) bagian berdasarkan konstruksinya, yaitu:
Tenunan (woven)
Lapisan ini memiliki tenunan yang arah seratnya memanjang dan saling mengikat.
Penggunaan sebaiknya mengikuti arah serat, karena akan membentuk pakaian lebih bagus
dan stabil. Contoh pelapis yang termasuk tenunan (woven) :
Rambut Kuda; bahan terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda/bulu binatang yang kuat
jenis interfacing ini benar-benar lentur, tebal, kuat, dan tidak berperekat, memberikan
bentuk dan, digunakan pada jas dan torso
Trubinais tenunan (woven); digunakan sebagai penegak tekstur sedang sampai kaku,
berperekat atau tidak berperekat, diproses secara fusi, laminit, welf, digunakan sebagai
pengeras, pembentuk pada kerah, manset, dan ban pinggang, memberi ketegasan pada detail
busana.
Cufner tenunan (woven); bahan tipis hingga tebal, bertekstur halus, bahan memiliki ketebalan
bertingkat (tebal tipisnya tergantung dari kerapatan tenunan dan besar serat benang yang
digunakan), berperekat, digunakan untuk melapisi bagian badan muka, memberi bentuk
pakaian, memperbagus jatuhnya bahan (drape).
Gambar Cufner
Bukan Tenunan (non-woven)
Lapisan ini pembuatannya dilakukan dengan cara dikempa, sehingga tidak memiliki arah
serat. Interfacing yang tidak ditenun biasanya lebih keras daripada yang ditenun. Contoh
pelapis yang termasuk bukan tenunan (non woven)
Vliseline bukan tenunan (Non Woven); Interfacing bukan tenunan, tipis dan berperekat, bahan
memiliki berbagai macam warna, bahan bertekstur lembut atau kasar, sedang sampai tebal,
bahan mampu membentuk busana, digunakan untuk melapisi tengah muka, saku, kerah,
garis leher, dan belahan placket.
Gambar Vliselin
Gula/ pasir bukan tenun (non woven); bahan
mempunyai daya elastisitas tinggi baik yang bertekstur lembut maupun kasar, bahan
memiliki ketebalan sedang sampai tebal, berperekat, kegunaan seperti cufner.
Gambar gula/pasir
Rajutan (knit)
Lapisan ini memiliki konstruksi kain yang berbeda dengan kain tenun. Pada umumnya,
elastisitas kemuluran bahan rajut lebih tinggi dari bahan tenun. Contoh pelapis yang termasuk
rajutan (knit)
Knit Fusible Interfacing ; bahan bersifat lembut, sehingga mudah dibentuk dan dilipat sesuai
mode busana, menambah keindahan bentuk busana, mempertegas garis-garis busana jenis ini
baik digunakan pada seluruh bagian badan pada pembuatan busana pria atau wanita yang
bahan utamanya halus.
Adalah bahan pelapis yang digunakan untuk menutupi bagian dalam pada pakaian.
Lining/furing disebut juga dengan lapisan terakhir. Lining memberikan penyelesaian yang
rapi, dan memberikan rasa nyaman, kehangatan, dan kehalusan terhadap kulit. Bahannya
memiliki ciri-ciri yaitu lembut, licin, tipis, ringan, higrokopis sehingga memberi rasa sejuk
saat dikenakan. Contoh dari bahan pelapis (lining/furing) yaitu satin, katun, rayon, nilon,
sutera (silky), trico. Adapun fungsi/kegunaan dari lining/furing adalah :
Menutupi detail-detail konstruksi bagian dalam pada pakaian
Menahan bentuk dan jatuhnya pakaian
Melindungi bahan utama pada pakaian agar tidak tembus pandang (transparan)
Memberikan rasa nyaman (sejuk, hangat) saat pemakaian
Memudahkan pakaian untuk dikenakan dan ditanggalkan
Adapun contoh bahan pelapis dapat ditunjukkan pada gambar di bawahini.
Berfungsi untuk memperindah, sehingga menambah nilai mutu busana tersebut. Seperti
macam-macam renda, pita hias, bahan lekapan, kancing dan benang.
Desain Blazer
Gambar Desain Blazer
BAGIAN- BAGIAN POLA BLAZER
Pola BahanUtama
Pola BahanFuring
Jumlah
NO Desain Komponen Bahan
Komponen
TUGAS INDIVIDU
Pilhlah pernyataan yang benar dibawah ini:
Pilihlah pernyataan dibawah ini yang paling benar untuk menentukan bahan utama :
A. Bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan pokok dalam pembuatan busana
B. Bahan tekstil berupa kain yang sangat mahal yang menjadi bahan tambahan dalam
pembuatan busana
C. Bahan yang digunakan untuk membantu penampilan busana
D. Bahan yang digunakan untuk membantu membentukan siluet busana
E. Bahan yang digunakan untuk menghias busana
Pilihlah pernyataan dibawah ini yang paing benar untuk menentukan bahan lining:
A.Bahan pelapis berupa bahan kain yang melapisi bahan furing
B.Pelapis pada bahan interlaining yang menutupi bahan utama
C.merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama sebagian maupun
keseluruhan.
D.Merupakan bahan pelapis yang berada diantara bahan lainya Adalah bahan pelapis (yang
bersifat lembut dan ringan) yang terletak di antara interfacing dan Furing
E. Adalah bahan pelapis (yang bersifat lembut dan ringan) yang terletak di antara
interfacing dan Furing
Pilihlah pernyataan dibawah ini yang paling sesuai untuk bahan pelengkap blazer
A. Bahan untuk melengkapi blazer adalah renda air
B. Bahan untuk melengkapi hiasan blazer adalah bisband
C. Bahan yang paling tepat untuk melengkapi blazer adalah kain furing
D. Bahan yang paling tepat adalah padding dan kancing
E. bahan untuk melengkapi blazer adalah renda biku
E.
Lampiran 1
Komponen bahan utama bahan tambahan dan bahan pelengkap.
BAHAN UTAMA
Kain Leather
Sebanding dengan kualitasnya, jenis kain leather merupakan salah satu bahan kain yang
tergolong mahal. Kain ini memiliki karakteristik yang lembut,glossy dan elegan, bahkan
sebagian besar blazer yang terbuat dari kain ini memiliki sifat waterproof atau anti-air. Jenis
blazer yan terbuat dari bahan leather terkesan sangat fashionable, namun kurang cocok
Kain Wool
Kain wool merupakan kain yang terbuat dari benang wool yang diproses melalui tahap
penyisiran sehingga dihasilkan kain yang berkualitas tinggi. Bahan yang memiliki
karakteristik cukup berat, hangat dan halus ini banyak dimanfaatkan untuk membuat jas,
jaket dan juga blazer. Blazer dari bahan wool sangat nyaman dikenakan untuk acara formal
dan dipercaya mampu memberikan kesan elegan pada pemakainya.
Kain Linen
Kain linen termasuk jenis kain yang terbuat dari serat tanaman dan tergolong bahan mahal,
umumnya digunakan untuk membuat dress maupun casual wear. Kain linen bersifat halus,
dingin saat dipakai, mampu menyerap keringat, sehingga sangat cocok dikenakan saat cuaca
panas sekalipun. Namun sayangnya kain linen termasuk kain yang mudah kusut dan berkerut
sehingga membutuhkan perawatan tersendiri agar tetap terlihat rapi.
Kain Sutra
Kain sutra merupakan jenis kain yang terbuat dari kepompong larva ulat sutra dan tergolong
bahan kain yang cukup mahal. Jenis kain yang memiliki tekstur sangat lembut, mulus dan
tidak licin ini paling banyak diminati oleh kaum wanita. Sesuai dengan karakteristiknya yang
lembut, bahan kain ini mudah mengikuti bentuk tubuh dan sangat nyaman dikenakan di
segala cuaca.
Kain Satin
Kain Satin merupakan jenis kain yang dibuat dengan cara ditenun menggunakan teknik serat
filamen berkualitas tinggi, sehingga dihasilkan kain yang memiliki ciri khas mengkilap dan
licin pada bagian permukaannya. Kain ini biasa digunakan untuk membuat blouse, rok,
dress, bustier dan juga blazer. Blazer dari bahan satin kurang cocok dikenakan pada acara
formal, namun sangat cocok dikenakan pada acara khusus seperti pesta pernikahan.
Kain Velvet
Kain velvet atau lebih dikenal dengan nama kain beludru merupakan jenis kain tenun tafting
yang memiliki struktur halus dan rata sehingga tampak lembut dan berkilau pada bagian
permukaannya seperti perpaduan dari sifat kain sutera dan wol. Sama seperti blazer yang
terbuat dari bahan satin, jenis blazer yang terbuat dari bahan velvet kurang sesuai jika
dikenakan pada acara formal karena jenis kainnya terlalu mengkilap.
Kain Corduroy
Kain Corduroy merupakan jenis kain yang terbuat dari kain kapas tebal bertekstur halus.
Secara sepintas kain ini terlihat menyerupai beberapa tali yang diletakkan sejajar satu sama
lain dan kemudian dijahit bersama-sama sehingga memiliki tekstur menyerupai garis-garis
pada kain. Bahan corduroy memiliki kemiripan dengan bahan beludru, bedanya corduroy
cenderung lebih kaku sehingga terkesan kurang mewah.
Kain Lace
Kain lace lebih dikenal dengan nama kain renda atau kain berenda yang banyak digunakan
untuk membuat produk fashion wanita seperti blazer misalnya. Blazer dari bahan lace
dipercaya mampu memberikan kesan feminim pada pemakainya dan sangat sesuai dikenakan
pada acara spesial seperti pesta pernikahan misalnya.
Kain Katun
Kain katun merupakan jenis bahan kain yang terbuat dari serat alami yaitu serat kapas. Bahan
ini memiliki karakteristik tidak mudah kusut, tidak luntur, sedikit kaku namun terasa dingin
saat dipakai sehingga sangat cocok digunakan untuk membuat blazer dan dikenakan di
segala cuaca. Terdapat berbagai jenis blazer katun yang dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan pemakainya, mulai dari yang berwarna hitam sampai yang berwarna cerah.
BAHAN PELENGKAP
PITA DAN RENDA
PITA
Pita sebagai bahan pelengkap busana tersedia dalam berbagai warna dan ukuran juga terbuat
dari beberapa jenis bahan. Contohnya pita organdi terbuat dari bahan organdi, pita satin
terbuat dari bahan satin. Ukuran pita sangat bervariasi dari 0,5 cm sampai 3cm, warnanya
juga sangat beraneka ragam. Selain bahan polos, pita juga banyak yang terbuat dari bahan
yang bermotif atau disebut dengan pita motif.
Pada busana anak pita umumnya dibuat bunga sebagai aksesoris atau untuk ikat pinggang.
Sedangkan pada busana wanita dewasa atau busana remaja pita digunakan sebagai bahan
sulaman yang disebut dengan teknik sulaman pita.
- jenis jenis pelengkap busana
RENDA
Renda tersedia dalam beraneka bahan dan model. Renda yang berasal dari bahan katun
digunakan untuk menghias busana dari bahan katun pula. Berikut contoh blus muslim berhias
renda katun.
Renda yang terbuat dari bahan sintetis seperti renda organdi lebih sesuai digunakan untuk
busna yang berbahan sintetis juga sehingga terlihat kesatuannya dengan bahan pakaian.
BAHAN PELENGKAP BUSANA
Bahan pelengkap adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang kita buat.
Bahan pelengkap busana tersebut antara lain benang jahit, benang hias, zipper atau ritsluiting,
kancing, pita, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain.
Benang
Benang yang digunakan untuk pekerjaan menjahit ada beberapa macam, ini
disesuaikan dengan kebutuhan. Sebagai pedoman dalam pemakaian benang jahit, secara
umum dapat dilihat nomor yang ada pada bungkus benang tersebut sebagaimana
dikemukakan oleh Wancik (1992:62) antara lain :
Benang no 50 artinya panjang benang 50 meter dan berat 1 gram.Digunakan untuk
menjahit bahan yang tidak terlalu tebal / tipis.
Benang no 60 artinya panjang benang 60 meter berat 1 gram.Digunakan untuk menjahit
kain yang sangat tipis.
Benang no 80 artinya panjang benang 80 meter beratnya 1 gram. Digunakan untuk
menjahit bahan jok mobil, terpal, bahan tas atau kulit.Benang ini lebih kasar dan kuat.
Selain itu benang yang digunakan hendaklah disesuaikan dengan serat bahan, ketebalan
bahan serta jenis setikan yang diinginkan. Benang yang digunakan sebaiknya mempunyai
asal serat yang sama dengan bahan yang akan dijahit. Misalnya benang dari serat alam
hendaklah digunakan untuk menjahit bahan yang dari serat alam pula, begitu juga dengan
benang dari serat sintetis digunakan untuk menjahit bahan dari serat sintetis
pula.
Untuk setikan hias sering digunakan benang yang relatif kasar seperti setikan hias pada
celana jeans, karena sesuai dengan fungsinya untuk hiasan.
Beberapa jenis benang yang digunakan untuk menjahit dan menghias busana di antaranya
yaitu :
1) Benang Jahit
Benang jahit ialah benang yang digunakan untuk menjahit. Halus kasar benang ditentukan
menurut nomor benang. Makin tinggi nomor benang makin halus benang tersebut. Misalnya
benang jahit no 60 lebih halus dari benang no 50 dan no 40.
2) Benang mouline
yaitu benang yang berlainan warna disering/ dipilin jadi satu sehingga benang mouline
disebut juga benang pelangi. Benang ini digunakan untuk menghias pakaian atau kain.
3) Benang melange (benang serabut campur)
yaitu benang yang mempunyai warna beraneka ragam yang dibuat dengan cara dipintal.
Digunakan untuk menghias pakaian.
4) Benang yaspis
yaitu benang yang dipilin dari dua benang yang belum dipilin sehingga bentuknya berupa
satu benang bulat. Digunakan untuk menghias pakaian.
5) Benang logam
yaitu benang yang terbuat dari logam berlapis plastik atau plastik berlapis logam. Bentuk
benang berkilau, ada yang warna perak dan ada yang warna emas. Digunakan untuk
menghias pakaian atau lenan rumah tangga dan juga digunakan sebagai bahan untuk tenunan
seperti tenun songket.
6) Benang karet
yaitu benang yang terbuat dari karet yang telah divulkanisasi. Benang ini bersifat elastis
sehingga banyak digunakan untuk mengerutkan bagian-bagian pakaian.
7) Benang sulam/suji
yaitu benang yang digunakan untuk menyulam/menghias pakaian. Benang suji tersedia dalam
aneka warna. Ada yang hanya satu warna dan ada juga yang palang atau warna bertingkat.
8) Benang border
yaitu benang yang digunakan untuk membordir atau menyulam dengan mesin. Benang ini
mengkilat dan tersedia dalam aneka warna.
9) Benang jagung
yaitu benang yang terbuat dari serat selulosa berwarna krem/broken white. Digunakan untuk
membuat renda, menjahit kasur dan lain-lain.
10) Benang tetoron
yaitu benang sintetis yang kuat digunakan sebagai bahan kaitan untuk membuat pelengkap
busana berupa tas, ikat pinggang, dan lain-lain.
11) Benang wol
yaitu benang yang agak berbulu dan pilinannya longgar. Digunakan untuk bahan menghias
lenan rumah tangga seperti taplak meja, hiasan dinding dan lain-lain.
Lampiran 13 :
Absensi Dan Nilai
Siswa
Lampiran : dokumentasi