MK Linguistik Mikro
Skor Nilai :
Nim : 2193111036
DESEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-nya saya
dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini dengan baik. Adapun tugas dari Critikal Book Report
ini dilakukan untuk melengkapi 6 tugas KKNI yang telah ada.
[Type text]
Saya berterimakasih kepada Bapak Dosen yang bersangkutan dimana Bapak telah memberikan
bimbingannya salaam proses pembelajaran perkuliahan. Saya menyadari bahwa tugas ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu saya minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan saya juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnan tugas ini. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
[Type text]
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................
BAB I..............................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................
A.Pentingnya Rasionalisasi CBR.................................................................................................................
B.Tujuan Penulisan CBR.............................................................................................................................
C.Manfaat CBR
D.Identitas Buku
BAB II.............................................................................................................................................................
RINGKASAN ISI BUKU.....................................................................................................................................
RINGKASAN ISI BUKU UTAMA...................................................................................................................
RINGKASAN BUKU PEMBANDING..............................................................................................................
BAB III............................................................................................................................................................
ANALISIS BUKU..............................................................................................................................................
A. Kelebihan Isi Buku.................................................................................................................................
B. Kekurangan Buku...................................................................................................................................
BAB IV............................................................................................................................................................
PENUTUP.......................................................................................................................................................
A. Kesimpulan 14
B. Rekomendasi/Saran...............................................................................................................................
[Type text]
BAB I
PENDAHULUAN
Critical Book Review merupakan salah satu bentuk tulisan yang bertujuan untuk mendeskripsikandan
memberi pertimbangan kepada mahasiswa ataupun pembaca mengenai sebuah buku. Critical Book
Review dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan gabungan dari ringkasan buku, ikhtisar
buku, pembahasan buku, atau kritikan terhadap buku tersebut. Critikal Book Review dapat
memperlihatkan “Critical Position” atau posisi kritis. Posisi kritis yang di maksud disini adalah posisi
pemikiran mahasiswa yang kritis mengenai suatu subjek kajian
C.Manfaat CBR
Untuk mengetahui tugas kuliah tentang semantik.
Untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan buku.
Membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dan menalar dan menganalisi isi buku.
[Type text]
D.Identitas Buku
Buku Utama
Buku Pembanding
1. Judul : Semantik 2
2. Pengarang : Prof. Dr. Hj. T. Fatimah Djajasudarma
3. Penerbit : PT. Refika Aditama
4. Kota terbit : Bandung
5. Tahun terbit : Maret 2013
6. ISBN : 978-602-6332-26-5
7. No.Induk : 18/7787
[Type text]
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
[Type text]
terkenal dengan nama Operasionalisme, diperluas dari konsep ilmiah ke kata-kata pada umumnya, dan
bermuara pada rumusan yang terkenal: “Makna sebenarnya dari sebuah kata harus ditemukan dengan
mengamati apa yang dikatakannya tentang kata itu”.
Sejumlah kriteria utuk mendefinisikan nama diri memang pernah dikemukakan berkali-kali. Ada
lima kriteria dibicarakan dibawah ini.
(1) Keunikan
(2) Identifikasi
(3) Denotasi dan Konotasi
(4) Bunyi Distingtif
(5) Kriteria Gramatikal
[Type text]
BAB II KEGANDAAN MAKNA
Kegandaan makna atau keambiguan adalah suatu kondisi yang dapat timbul dalam berbagai
cara.Prof. Empson pernah membedakan tujuh jenis kegandaan makna itu dalam sastra .
Dari sudut pandang linguisyik murni ada tiga bentuk kegandaan makna, yaitu fonetik, gramatikal, dan
leksikal.
(1) Kegandaan makna atau keambigun dalam bahasa lisan dapat diakibatkan oleh struktur fonetik
kalimat .
(2) Penyebab kegandaan makna yang lain adalah factor gramatikal, yang mungkin bersumber pada
kegandaan makna pada bentuk gramatikal , atau pada struktur kalimat.
(a) Banyak bentuk gramatikal (gramatikal form), baik yang bebas maupun yang terikat,
bermakna ganda
(b) Sumber lain yang subur kegandaan makna yang bersifat gramatikal adalah apa yang disebut
frasa bercabang (equivocal phrasing), amfibologi (amphibology), atau amfipoli (amphipoly).
(3) Faktor yang menyebabkan kegandaan makna yang terpenting adalah fakor leksikal.
Keadaan yang kadang –kadang disebut “polivalensi” ini bias berbentuk polisemi atau homonimi
(a) Sebuah kata dapat mempunyai makna-makna yang berbeda. Situasi ini disebut plisemi oleh
Breal.Nomina board,misalnya, bias berarti papan yang tipis, tablet, meja, kaki penunjang
meja, orang-orang yang duduk di meja dewan,dsb.
(b) Dua kata atau lebih mungkin mempunyai bunyi yang indentik. Ini yang disebut
homonimi.Misalnya, kali “sungai” dan kali “kelipatan”. Kata-kata yang diucapkan sama
tetapi tulisannya beda harus juga dianggap sebagai homonimi: bang “kependekan dari
abang” dan bank “lembaga keuangan”
7.1 Polisemi
Polisemi merupakan suatu unsur fundamental tutur manusia yang dapat muncul dengan
berbagai cara. Di sini akan dikemukakan liam sumber, empat diantaranya terletak pada bahasa yang
bersangkutan sedangkan yang satu lagi muncul dari pengaruh bahasa asing.
1) Pergeseran Penggunaan
Pergeseran penggunaan (aplikasi) terutama tampak mencolok dalam penggunaan adjektiva
karena adjektiva cenderung berubah maknanya sesuai dengan nomina yang diterangkan.
2) Spesialisasi dalam lingkungan social
3) Bahasa figurative (kiasan)
4) Homonim-homonim yang diinterpretasikan kembali
5) Pengaruh asing
[Type text]
7.1.2 Perlindungan dan Konflik
7.2 Homonimi
Dibandingkan Polisemi, hominimi tidak begitu sering terjadi dan tidak begitu kompleks,
walaupun efeknya mungkin lebih serius dan bahkan lebih dramatis. Ada tiga cara hominimi itu bias
terjadi, dan cara yang ketiga sangat penting.
1) Referensi fonetis
2) Divergensi makna
3) Pengaruh asing
Pelindung yang paling penting adalah pengaruh konteks. Prof. Palmer merumuskan bahwa
“kehomoniman itu hanya menyebabkan gangguan kebahasaan jika ia berada diantara kata-kata yang
dalam konteks-konteks tertentu akan menyebabkan kesalahpahaman”.Dalam hubungan dengan
konteks itu ada beberapa penangkal khusus untuk menanggulangi homonimi. Beberapa di antara
penangkal ini sudah sangat umum; sedang yang lainnya terbatas rentangannya. Efek komulatif dari
penangkal-penangkal ini ialah mengurangi bahaya munculnya konflik-konflik yang bersifat homonimi.
Suatu makna ganda yang tertempel dalam suatu konteks yang sesuai dapat juga sama-sama
kaya akan kekuatan sugestif. Dalam Andromaque karya Racine, ketika Pyrrhus menceritakan tentang
[Type text]
tangkapan Troya bahwa dia “brule, de plus feux que je n’en allumai” (terbakar oleh banyak api daripada
yang dinyalakan/dibakar), maka kata feux itu mempunyai makna fisik maupun makna moral.
A. Pendekatan Makna
Pendekatan makna yang diungkapkan di sini antara lain pendekatan yang dikemukakan oleh
Wittgenstein (1953) dan pendekatan yang dekemukakan Nida (1957).
B. Aspek Makna
Aspek akna menurut Palmer (1976) dapat dipertimbangkan, dari fungsi, dan dapat dibedakan
atas :
1) Sense (pengertian)
2) Feeling (perasaan)
3) Tone (nada)
4) Intension (tujuan)
1) Sense (pengertian)
Aspek mana pengertia ini dapat dicapa apabila antara pembicara/ penulis dan kawan bicara
berbaha bersama.Makna pembicaraan ini disebut juga tema , yang melibatkan ide atau pesan yang
dimaksud.
2) Feeling (perasaan)
Aspek makna perasaan berhubungan dengan sikap pembicaraan dengan situas pembicaraan.
Pernyataan situasi yang berhubungan dengan aspek makna perasaan tersebut digunakan kata-kata yang
sesuai dengan situasinya.
3) Tone (nada)
Aspek mana nada (tone) adalah “an attitude to his listener (sikap pembicara terhadap kawan
bicara) atau dikatakan pula sikap penyair atau penulis terhadap pembaca.
4) Intension (tujuan)
Aspek tujuan makna ini adalah “his aim, conscious or unconscious, the effect his is endeavouring
to promote” (tujuan atau maksud, baik disadari maupun tindak, ukibat usaha dari peningkatan).
[Type text]
C. Jenis Makna
Para ahli telah mengemukakan berbagai jenis makna dan yang akan diuraikan di sini beberapa
jenis makna yaitu sebagai berikut:
1) Makna sempit
Makna sempit (narrowed meaning)adalah makna yang lebih sempit dari keseluruhan ujaran.
2) Makna luas
Makna luas (widened meaning atau extended meaning di dalam bahasa inggris) adalah makna
yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang diperkirakan.
3) Makna Kognitif
Makna kognitif disebut juga makna deskriptif atau denotatif adalah makna yang menunjukkan
adanya hubungan antara konsep dengan dunia kenyataan (bandingkanlah dengan makna
konotatif dan emotif). Makna kognitif adalah makna lugas , makna apa adanya.
4) Makna Konotatif dan Emotif
Makna konotatif yang dibedakan dari makna emotif karena yang disebut pertama bersifat
negatif dan yang disebut kemudian bersifat positif. Makna Kognitif adalah makna yang muncul
dari makna kognitif (lewat makna kognitif), ke dalam makna kognitif tersebut ditambahkan
ditambahkan komponen-komponen makna lain.
Makna emotif (emotive meaning) adalah makna melibatkan perasaa (pembicaraan dan
pendengar; penulis dan pembaca) kea rah yang positif.
5) Makna Referensial
Makan referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau referent
(acuan), makna referensi disebut juga makna kognitif, karena memiliki acuan.
6) Makna Konstruktisi
Makna konstruksi (construction meaning) adalah makna yang terdapat di dalam konstruksi,
misalnya makna milik yang diungkapkan dengan urutan kata di dalam bahasa Indonesia.
7) Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal (lexical meaning) adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambing benda,
peristiwa, dan lain-lain.
Makna gramatikal ( grammatical meaning) adalah makna yang menyangkut hubungan intra
bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat.
8) Makna Idesional
Makna idesonal (ideational meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat penggunaaan
kata yang berkonsep.
9) Makna Proposisi
[Type text]
Makna proposisi (propotional meaning) adalah makna yang muncul bila kita membatasi
pengertian tentang sesuatu. Kata-kata dengan makna proposisi kita dapatkan di bidang
matematika, atau bidang eksakata.
10) Makna Pusat
Makna pusat (central meaning) adalah makna yang dimiliki setiap kata yang menjadi inti ujaran.
11) Makna Piktorial
Makna piktorial adalah makna suata kata yang berhubungan dengan perasaan pendengar atau
pembaca.
12) Makna Idiomatik
Makna idiomatic adalah makna leksikal terbentuk dari beberapa kata. Kata-kata yang disusun
dengan kombinasi kata lain dapat pula menghasilkan makna yang berlainan.
D. Tipe Makna
Tipe makna (type of meaning) adalah kajian makna berdasarkan tipenya. Tipe adalah
pengelompokan sesuatu berdasarkan kesamaan objek, kesamaan ciri atau sifat yang dimiliki benda, hal,
peristiwa atau aktivitas lainnya. Tipe-tipe makna dikemukakan oleh Leech (1974), yang membagi tipe
makna menjadi tiga bagian besar : (1) makna konseptual, (2) makna asosiatif, (3) makna tematis; dan
lima bagian yang termasuk tipe makna asosiatif, yakni: (4) makna konotatif, (5) makna silistika, (6)
makna efektif, (7) makna refleksi, dan (8) makna kolokatif.
Makna stilistika (stylistic meaning) adalah makna yang berhubungan dengan situasi social para
penutur bahasa. Stilistika dalam bahasa inggris stylistics adalah cabang dari linguistic yang mempelajari
ciri-ciri pembeda secara situasional sebagai varietas bahasa, dan tilistika mencoba menyusun prinsip-
prinsip yang dipertimbangkan untuk pilihan tertentu, disusun oleh individu atau kelompok social dalam
menggunakan bahasanya.
Majas (figure of speech) dibedakan dari style (gaya). Untuk mengkonkretkan dan menghidupkan
karangan pengarang dapat menggunakan majas. Jenis majas yang terpenting adalah: (1) majas
perbandingan, (2) majas pertentangan, (3) majas pertautan.
Kala (tense) merupakan salah satu cara untuk menyatakan temporal deiktis melalui perubahan
kategori gramatikal verba berdasarkan waktu. Kategori temporal sendiri dapat dinyatakanpula dengan
[Type text]
nomina temporal seperti di dalam bahasa Indonesia: sekarang, baru-baru ini, segera, hari ini, kemarin,
dst.
Aspek adalah cara memandang struktur temporal intem suatu situasi (Comrie, 1976: 3). Situasi
dapat berupa state (keadaan), event( peristiwa), dan process(proses).Modus di dalam bahasa Indonesia
dibedakan dari modalitas, yang disebut pertama (modus) adalah istilah linguistic yang menyatakan
bentuk verba yang mengungkapkan suasana kejiwaan sehubungan dengan perbuatan menurut tafsiran
pembicara atau sikap pembicara tentang apa yang diucapkannya.
A. Prinsip Inklusi
Makna yang termasuk di dalamnya disebut hubungan makna dengan prinsip inklusi (makna
inklusif). Prinsip inklusi terjadi akibat: (1) manusia (pemakai bahasa) ingin dengan cepat mengungkapkan
apa yang diacunya, (2) sebagai akibat ketidakmampuan pemakai bahasa untuk menciptakan nama
benda (peristiwa) yang diacunya.
Prinsip tumpang tindih ini mengacu pada suatu kata yang mengandung berbagai informasi.
Makna kata tersebut berlapis, seperti misalnya di dalam bahasa Indonesia mempertanggungjawabkan,
disamping makna dengan kategori aktif, didapatkan pula makna kategori “aksi atau tindakan
bertanggung jawab”; kami-kami bermakna: (1) pronominal pesona pertama jamak, dan (2) meremehkan
atau menganggap rendah. Bandingkanlah dengan bentuk-bentuk yang hanya memiliki satu makna saja,
misalnya kami (makna kategori pronominal pesona pertama jamak).
C. Prinsip Komplementer
Prinsi ini merupakan pasangan-pasangan yang komplementer (saling melengkapi) baik yang
berupa: (a) yang berlawanan, (b) berlawanan dengan makna berbalik (sebaliknya), dan (c) makna bolak-
balik (berlawanan timbal balik).
D. Prinsip Persinggungan
Makna bersinggungan hamper sama dengan apa yang disebut sinonim, hanya tingkat
kesamaaan agak berbeda dalam hal ini. Makna bersinggung terjadi pada kata-kata yang memiliki makna
asosiatif yang sama.
[Type text]
BAB III
ANALISIS BUKU
1. Pada sampul buku, kita disajikan dengan gambar atau lukisan yang menarik,
2. Dalam idenditas buku, penulisan susunan layout nya cukup baik dan mudah dipahami dengan
mudah,
3. Hubungan antara bab satu sama lain saling berkaitan dengan linguistic mikro. Hal ini terkait
bagaiman penyusunan materi yang dimulai dari pembahasan mengenai pembahasan makna.
Buku Pembanding
1. Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami dan menarik untuk di baca,
2. Pembahasan pada sub bab spesifik, langsung pada intinya,
3. Menyajikan tulisan dengan jelas,
4. Materi disajikan secara rapi dan struktur sehingga memudahkan pembaca untuk mencari
informasi.
B. Kekurangan Buku
Buku Utama
1. Bahasa yang digunakan sangat bertele-tele yang membuat para pembaca kurang mengerti inti
dari isi bacaan yang dibaca,
2. Buku ini sudah cukup lengkap, namun buku ini sangat banyak penjelasan sedangkan topiknya
terlalu singkat.
Buku Pembanding
1. Gambar pendukung dalam buku konsep dan model pendidikan nya sebaiknya ditambahkan lebih
banyak gambar agar lebih mudah dipahami disetiap bab,
2. Tidak terdapat rangkuma di setiap bab.
[Type text]
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan penulis sesuai dengan kelebihan dan kekurangan buku. Maka penulis
menyimpulkan buku ini suda bagus untuk bahan ajaran di perkuliahan bahkan menjadi pegangan
seorang guru untuk mendidik anak didik menjadi lebih baik dalam pelaksanaan sistem pembelajaran di
kelas. Selain sebagai bahan pengajaran dan pembelajaran buku ini juga dapat dibuat sebagai bahan
pembelajaran seperti bahan pengerjaan tugas rutin, kelompok, critical book report, dan lain sebagainya.
B. Rekomendasi/Saran
Selain itu terdapat pula beberapa saran penulis buku yaitu agar untuk kedepannya lebih
memperbaiki sisi yang dirasa kurang baik dari segi penulisan maupun pembahasan.
[Type text]