Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNAL


DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PADA PELAKU
UMKM

Ditujukan untuk memenuhi nilai ujian


akhir semester mata kuliah Komunikasi Bisnis.

Dosen Pengampu : Bapak Ce Gunawan, S.E., M.M.

Disusun oleh :
Nama : Muhsin saepul doli
Nim : 21011510

INSTITUT MANAJEMEN WIYATA INDONESIA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2022

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kita semua dapat selalu berbahagia. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah
Komunikasi Bisnis, dengan judul “Peranan Komunikasi Internal dan Eksternal
dalam menghadapi persaingan pada PELAKU UMKM”.
Dengan tulisan ini saya harap kami semua mampu untuk memahami makna dari
Peranan Komunikasi Internal dan Eksternal dalam menghadapi persaingan pada
PELAKU UMKM, saya sadar materi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Dan juga saya berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang
berguna bagi pembaca, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang
berintegrasi bangsa, karena kita semua adalah penerus Bangsa Indonesia.

Sukabumi , 17 Juli 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................II
DAFTAR ISI...................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1. Latar belakang........................................................................................................4
1.2. Indentifikasi masalah..............................................................................................5
1.3. Rumusan masalah...................................................................................................5
1.4. Tujuan....................................................................................................................5
1.5. Manfaat..................................................................................................................5
BAB 2 LANDASAN TEORI............................................................................................7
BAB 3 PEMBAHASAN...................................................................................................8
3.1. Mengenal Tren Fashion...........................................................................................8
3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tren Fashion.............................................................10
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................12
4.1. Kesimpulan..........................................................................................................12
4.2. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Berdasarkan hasil riset Badan Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2017
dapat diketahui bahwa permasalahan yang sering dihadapai oleh UMKM dengan
presentase tertinggi mencapai 41,89% yaitu pemasaran. Di posisi kedua
permasalahan yang sering dihadapi yaitu riset dan pengembangan mencapai
37,40%. Di pososi ketiga yaitu Infrastruktur fisik mencapai 31,88% dan edukasi
mencapai 31,56% diposisi keempat. Oleh karena itu perlunya meningkatkan
marketing performance dan mengetahui apa saja yang dapat memepengaruhi
marketing performance. Persaingan bisnis yang semakin sengit mengharuskan
pelaku bisnis melakukan strategi pemasaran. UMKM harus mampu merasakan
perubahan pasar yang dinamis dan menjalin hubungan yang baik dengan
pelanggan. Melihat peluang dan tantangan tersebut, pelaku bisnis industri UMKM
di Jawa Tengah pada subsektor fashion khususnya busana muslim harus
melakukan kegiatan pemasaran yang tepat agar dapat berkembang di pasar global.
Marketing Performance (MP) yang berfokus pada efektivitas, efisiensi, dan
adaptif, kemampuan bisnis dapat untuk menghadapi perubahan lingkungan yang
cepat (Morgan et al, 2002). Persepektif ini memiliki arti bahwa marketing
performance dapat menjadi suatu dasar tolak ukur bagi perusahaan untuk
menghadapi tantangan perubahan pasar yang dinamis dengan mengoptimalkan
sumber daya yang dimliki. Oleh karena itu dengan memacu marketing
performance yang optimal memungkinkan perusahaan untuk menciptakan
kelestarian perusahaan (Windsor, 2006). Melalui marketing performance yang
baik nantinya perusahaan tidak hanya sekedar dapat bertahan di pasar global akan
tetapi juga mengalami peningkatan laba secara jangka panjang.Perkembangan
teknologi informasi membuat perubahan yang cukup siginifikan dalam dunia
bisnis. Dengan adanya internet menjadikan persaingan pasar dalam dunia fashion
sangat ketat, hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi perusahaan dalam
mempertahankan eksistensinya. Namun dengan adanya internet juga dapat
menjadikan suatu keuntungan tersendiri dalam menetapkan strategi pemasaran.
Menurut pandangan Roderick et all (2013), e-marketing yaitu memanfaatkan
teknologi informasi yang berkaitan dengan manajemen hubungan pelanggan,
aktivitas penjualan, penelitian, analisis dan perencanaan. E-marketing dipandang
secara lebih luas tidak hanya sekedar mengiklankan produk menggunakan
interenet. Oleh karena itu untuk mendukung marketing performance dapat
dilakukan strategi pemasaran yang berbasis e-marketing strategy untuk
memudahkan perusahaan melakukan kegiatan bisnis secara lebih meluas.
Peningkatkan marketing performance yang optimal maka UMKM harus memiliki
market sensing capability (MSC) yang baik. Market sensing Capability
merupakan proses memahami pengetahuan tentang pasar, dimana nantinya
informasi yang didapatkan akan digunakan untuk mengambil keputusan (Day,
1994).

4
Market sensing capability yang baik akan meningkatkan marketing
performance (Tseng & Lee, 2014). Begitu pula hasil penelitian Weerawardena,
(2003) menjelaskan perusahaan yang mempunyai kemampuan penginderaaan,
indera peraba, dan respon yang tepat menjadikan kinerja lebih baik. Namun tidak
semua terjadi demikian,
1.2. Indentifikasi masalah
Industri fashion di Indonesia setiap tahunnya terus berkembang secara
pesat, tidak hanya di pasar dalam negeri para pelaku bisnis fashion juga mulai
merambah ke pasar internasional. Fashion merupakan subsektor yang dominan
dalam memberikan kontribusi perekonomian Indonesia. Nilai tambah yang
dihasilkan subsektor fashion mencapai 44,3% dari total kontribusi sektor industri
kreatif. Penyerapan tenaga kerja industri fashion mencapai 54,3% dari total tenaga
kerja yang tercipta oleh industri kreatif.
1.3. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian tersebut, bagaimana
mengembangkan model sehingga dapat memicu kinerja pemasaran. Oleh karena
itu diturunkan masalah penelitian sebegai berikut :
1.3.1. Bagaimana pengaruh market sensing capability terhadap e-
marketing
strategy ?
1.3.2. Bagaimana pengaruh market sensing capabilty terhadap marketing
performance ?
1.3.3. Bagaimana pengaruh customer relationship management terhadap
marketing performance ?
1.3.4. Bagaimana pengaruh customer relationship management terhadap e-
marketing strategy ?
1.3.5. Bagaimana pengaruh e-marketing strategy terhadap marketing
performance ?
1.4. Tujuan
1..4.1 Mengetahui dan menganalisis pengaruh market sensing capability
terhadap e-marketing strategy.
1.4.2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh market sensing capability
terhadap marketing performance.
1.4.3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh customer relationship
management terhadap e-marketing strategy.
1.4.4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh customer relationship
management terhadap marketing performance
1.5. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penilitian ini diharapkan dapat memberikan kajian
lebih mendalam mengenai cara meningkatkan marketing performance
melalui market sensing capability, customer relationship management dan
e-marketing strategy.
1.5.2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi pengusaha untuk
meningkatan marketing performance Industri UMKM pada sub bidang fashion
busana muslim di Provinsi Jawa Barat.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Spek fashion semakin menyentuh kehidupan sehari-hari setiap orang.
Fashion mempengaruhi apa yang kita kenakan, kita makan, bagaimana kita hidup
dan bagaimana kita memandang diri sendiri. Fashion juga memicu pasardunia
untuk terus berkembang, produsen untuk berproduksi, pemasar untuk menjual dan
konsumen untuk membeli. Cara berpakaian yang mengikuti fashion juga
memperlihatkan kepribadian dan idealisme kita (SAVITRIE,2008).
Industri fashion di Indonesia bisa dikatakan sudahberkembang sangat
pesat dalam beberapa dekade terakhir ini. Hal ini didukung dari beberapa hal
seperti informasi tentang fashion yang semakin global, tingkat perekonomian
yang membaik, sampai sektor ritel yang berkembang pesat. Selain itu kemajuan
teknologi juga merupakan salah satu faktor yang mendukung berkembangnya
industri fashion di Indonesia. Sekarang ini dengan adanya internet konsumen
dengan mudahnya mendapatkan informasi terbaru tentang tren fashion yang ada
baik di Negara Indonesia maupun Negara-negara penghasil produk ternama
seperti Paris, Italy dan beberapa Negara lainnya (ARIEF, 2014).
Menurut (KUSUMANINGTYAS, 2014) fashion memiliki dua macam
jenis yang berbeda, yaitu:
1. Masculine Fashion (fashion lelaki)
Masculine Fashion mulai berkembang menyusulberkembangan pesat
feminine fashion. Walaupun kurang diminati oleh kaum pria namun tidak jarang
juga ada beberapa orang yang memikirkan cara berpakaian mereka untuk menjadi
orang yang fashionable dan menunjukan jatidiri mereka. Melalui penampilan
kaum pria dapat mengekspresikan dirinya dan menunjukkan status sosialnya di
masyarakat.
2. Feminine Fashion (fashion perempuan)
Feminine Fashion merupakan salah satu jenis fashion yang mengalami
perkembangan model yang sangat cepat, terutama dalam hal fashion baju.
Pergantian model baju lebih cepat dan baju merupakan item yang paling banyak
dibeli oleh masyarakat di bandingkan dengan tas dan sepatu. Dengan adanya
dukungan dari berbagai media yang memperlihatkan mode-mode yang upto-date
membuat perilaku kaum hawa selaku penikmat mode fashion berubah semakin
konsumtif.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Mengenal Tren Fashion

Berbicara mengenai tren fashion di Indonesia, tentunya tidak akan terlepas


dari berbagai nama perancang busana dalam perkembangan bisnis fashion di
Indonesia. Dalam hal ini bisnis fashion mempunyai arti sebagai industri kreatif
yang diciptakan dan diproduksi oleh perancang busana. Karena saat ini fashion
merupakan salah satu industri yang menguntungkan, khususnya untuk para pelaku
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Berdasarkan data survei dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan
Pusat Statistik (BPS), sektor Ekonomi Kreatif menyumbang 7,38% terhadap total
perekonomian nasional pada tahun 2016, dan sektor fashion berkontribusi
sebanyak 18,15% yaitu berada di posisi ke dua setelah sektor kuliner.
Olga Tampake dalam Kelas Komunitas Sahabat UMKM dengan tema
“How to Start Your Clothing Line” di Jakarta Creative Hub, pada Senin (9/9/19)
(Foto: Rasti/MNEWS)
Sebagai pelaku bisnis fashion, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam membentuk karakteristik untuk mengembangkan usaha yaitu detail, kritis,
mengamati, memahami produk yang ada, independen, senang menganalisa, dan
berwawasan luas. Sementara dalam hal berkomunikasi, karakter yang harus
dibentuk salah satunya adalah keterampilan interpersonal.
Olga menegaskan bahwa pelaku bisnis fashion harus bisa memprediksi
desain produk yang akan dihasilkan serta mengikuti tren pasar yang ada saat ini.
“Dalam membuat konsep hal terpenting yang harus dilakukan adalah
memperhatikan nama brand, desain dan bahan seperti apa yang akan digunakan,
warna apa yang cocok, berapa harga pokok produksi (HPP), serta harga jual dan
keuntungan yang didapatkan,” ujarnya.
Untuk strategi promosi dalam memasarkan produk, Olga memberikan tips
dalam penjualan offline dan online. Dalam penjualan offline, pemilik bisnis dapat
memajangkan beberapa koleksi produk yang ada dan memberikan potongan
harga. Selanjutnya menyediakan katalog serta memberikan hadiah kepada pembeli
apabila belanja dalam jumlah tertentu.
Sedangkan dalam penjualan secara online, pembeli akan melihat produk
secara visual yaitu berupa foto. Sehingga foto produk harus menarik dan memiliki
resolusi warna sesuai dengan produk asli. Informasi dalam deskripsi produk pun
harus jelas misalkan mengenai warna, ukuran, dan stok yang tersedia. Jangan lupa
untuk selalu rutin mengupload foto produk dan sesekali memberikan
diskon yang menarik.
Sedangkan dalam menganalisa produk, Olga memaparkan beberapa hal
yaitu mengenai desain, warna, variasi ukuran (S, M, L, XL dan Free Size),
potongan harga, harga jual, stok awal dan stok akhir.

3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tren Fashion


Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama
muslim terbesar di dunia mencapai 85% dari total jumlah penduduk. Besarnya
jumlah tersebut mempengaruhi kultur masyarakat dalam berpakaian baik pria
maupun wanita. Di dalam Alquran surat Al-Ahzab ayat 59 yang berbunyi hai
Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” Imam Suyuthi menjelaskan ayat ini adalah ayat hijab yang berlaku
bagi seluruh wanita. Di dalamnya berisi kewajiban untuk menutupi kepala dan
wajah mereka. Oleh karena itu wanita muslimah diharuskan menggunakan hijab.
Disamping kewajiban bagi seorang muslim, salah satu yang menarik
wanita muslimah berbusana islami yaitu cara mengenakan hijab yang memiliki
berbagai macam trend.Merujuk pada data yang diterbitkan Kemeperin mencatat
nilai ekspor industri fashion di Indonesia mencapai USD 13,39 miliar pada tahun
2017 atau meningkat 8,7% dibanding tahun 2016. Sementara itu, menurut
Indonesian Islamic Fashion Consortium (IIFC) Indonesia akan menjadi kiblat
fashion muslim dunia di tahun 2020. Hal senada juga dikatakan oleh Euis Saedah,
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian,
mengungkapkan “Bukannya tak mungkin Indonesia mampu menjadi pusat mode
busana muslim, karena Indonesia memiliki sumber daya yang kompeten, sampai
bahan baku fashion yang unik dan beragam. Tentunya ini merupakan suatu
peluang bagi para pelaku bisnis UMKM fashionbusana muslim mengembangkan
usaha di pasar domestik maupun global. Pada tahun 2017 data statistik dan hasil
survei yang dikeluarkan Badan Ekonomi Kreatif mencatat bahwa untuk
penyumbang ekspor ekonomi kreatif di Indonesia provinsi Jawa Tengah
menempati urutan ke 4. Presentase ekspor ekraf UMKM tertinggi adalah Jawa
Barat dengan presentase mencapai 33,56% , posisi kedua ditempati provinsi Jawa
Timur dengan presentase mencapai 20,85% dan posisi ketiga ditempati provinsi
Banten dengan presentase mencapai 15,66%. Sedangkan provinsi Jawa Tengah
yang menduduki peringkat keempat dengan presentase mencapai 14,02%. Hal ini
memperlihatkan masih ada permasalahan yang perlu dibenahi pada UMKM di
Jawa Tengah untuk lebih meningkatkan kemampuannya agar lebih unggul dari
pada para pesaing.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UMKM merupakan sebuah istilah
yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha
yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Pertumbuhan UKM di Indonesia membawa dampak baik bagi perkembangan
ekonomi.
Sifat UMKM yang mudah di aplikasikan ke dalam berbagai sektor
menjadikan UMKM dapat menciptakan lapangan kerja baru. UMKM juga mampu
meningkatkan jumlah pendapatan Negara. Selain bermanfaat bagi pertumbuhan
perekonomian Indonesia, tanpa disadari UKM juga telah mampu mengurangi
angka pengangguran di masyarakat, sekaligus juga meningkatkan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
4.2. Saran
Terkait dengan usaha yang dilakukan oleh pemerintah, masih menyisakan
permasalahan yang harus dibenahi, seperti pertama, bantuan modal yang diberikan
kepada pengusaha UMKM klaster keramik dan gerabah, bentuk restrukturisasi
yang diberikan bank, bisa berupa perpanjangan jangka waktu kredit, perubahan
syarat kredit, pemberian tenggang waktu, pemberian keringanan bunga,
penghapusan denda, dan pemberian kredit baru. Namun, peraturan itu hanya
menguntungkan bagi perbankan dan belum menyelesaikan akar masalah, yang
dibutuhkan para pelaku UMKM adalah modal segar untuk memulai usaha
kembali dan membayar utang-utangnya. Karena tidak bisa memulihkan usaha
untuk menyaur utang, terjadilah eksekusi asset pelaku usaha UMKM oleh
perbankan atau kreditor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://mnews.co.id/read/berita-lainnya/mengembangkan-fashion-bisnis-bagi-pelaku-
umkm/

http://repository.unissula.ac.id/

https://www.researchgate.net/publication/
306012723_Perkembangan_Desain_Produk_UMKM_Industri_Kreatif_Fashion

https://www.kompasiana.com/berliannafebiarti2795/61b8478162a7041776252603/
perkembangan-tren-fashion-terhadap-pola-konsumerisme-remaja

Anda mungkin juga menyukai