Anda di halaman 1dari 32

MENCIPTAKAN SUASANA DAN

PRINSIP-PRINSIP DALAM
KONSELING
MENCIPTAKAN SUASANA
KONSELING YANG BAIK
Bebas dari
Suasana rasa takut
Di terima

(understanding) →
Understanding di
suatu belas kasihan sini bukan sikap
(compassion) yang sandiwara atau
benar dalam Tuhan palsu utk
Yesus manipulasi konseli
2. BAGAIMANA MEMPRAKTIKKAN
PEMAHAMAN?

2.1 Ada sikap simpati dan empati


•Simpati = ikut merasakan
•Empati = menempatkan diri dalam
masalah konseli
Ikut merasakan /empathy/
infeeling→
menempatkan diri pada pihak
seorang konseli
merasakan apa yang dirasakan
oleh seorang konseli, dan
dimengerti dengan pengertian
si konseli itu sendiri
2.2. PENERIMAAN/ACCEPTANCE

a. Suatu sikap non judgmental


(dengan tidak menghakimi
atau mengadili)
b. Penerimaan ini bukan suatu
sikap membenarkan atau
menetralisir apa yang salah
pada diri seorang konseli
2.3. SUNGGUH-SUNGGUH
MENDENGARKAN (EFFECTIVE
LISTENING)
Seorang konselor perlu
membebaskan diri dari
kebutuhannya untuk mendapat
persetujuan, pujian, atau pengakuan
dari pihak konseli dan memusatkan
perhatiannya hanya pada
kerinduannya untuk betul-betul
menolong seorang konseli
3. HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN PADA WAKTU
PROSES KONSELING
Mengajak konseli ikut
1. serta dalam doa untuk
Berdoa mengerti tingkah laku
penyebab sakit

Memohon rahmat untuk melihat


serta mengusahakan yang terbaik
bagi konseli
2. Menciptakan suasana penuh kasih

Memberi perhatian yang penuh pada


pribadi yang dihadapi memperhatikan
bukan hanya kata-katanya saja tetapi
juga pada tingkah lakunya
c. Membantu
mengungkapkan
keinginan-keinginan
yang tersembunyi juga
ketakutan-ketakutannya,
kebenciannya, cintanya
ataupun harapan-
harapan yang salah
d. Sikap Konselor tidak
menegur (kamu ini
konselor begini atau begitu)

Mampu menahan diri dan dorongan


untuk berkata-kata lebih pada konseli
atau memberi kata-kata sebelum
waktunya.
e. Sikap
jangan bertele-tele
konselor

Mampu menangkap inti kata-


kata yang diucapkan konseli
secara objektif
f. Konselor harus
peka, mengerti
kapan waktu yang
tepat untuk
mengetahui akar
ke sulitan konseli.
g. Menghindarkan bertanya
secara melompat-lompat dan
tidak memberi kesempatan
konseli berpikir.

h. Berani mentransfer
masalah pada konselor
yang lebih berpengalaman
i. Bersikap bijaksana dalam
memberi respon baik
verbal maupun non verbal
karena konseli akan
menerima ungkapan itu dan
kemungkinan akan
dipegang teguh.
B. LANGKAH-LANGKAH
DALAM KONSELING
Membangun
Hubungan antara
Konselor dan
konseli
Membangun Hubungan antara
Konselor dan konseli
a. Tahap awal ini
mendengarkan dan belum
disebut konselor

b. Jangan terburu-buru
dengan tidak mengikuti
prosedur konseling yang
bertanggungjawab
c. Jangan lupa
menghargai seorang
konseli
Kecenderungan untuk
mengadili/menghakimi
harus dijauhkan
d. Jangan
berbuat terlalu
banyak dalam
satu sesi
konseling
e. Jangan memaksa seorang konseli untuk
mengikuti apa yang disarankan seorang konselor.

f. Jangan terlalu banyak melibatkan diri


dengan perasaannya sendiri dalam
masalah/persoalan seorang konseli

g. Kecenderungan untuk membela kepentingan diri


konselor sendiri dihadapan konselinya, harus
dihapuskan
B. PRINSIP-PRINSIP DASAR
DALAM KONSELING
1. Prinsip dasar konseling adalah
pengetahuan akan kapan harus berbicara
dan kapan harus diam.

Dalam pengertian ini kita perlu


memperhatikan perbedaan antara
“mendengar” (hearing) dan
“mendengarkan” (listening).
bila seorang konseli
berbicara, seorang konselor
tidak memikirkan apa yang
Mendengarkan akan dia bicarakan, kalau
nanti konseli itu berhenti
berbicara.

Mendengarkan adalah “menerima” seutuhnya


(complete acceptance) tanpa menghakimi, apa
yang ia dengarkan atau bagaimana hal itu terjadi.
Persyaratan dasar lainnya
dalam membantu sesama
adalah keprihatinan
(perhatian) dan kasih yang
tulus.

Perlu mengetahui berapa


banyak yang perlu dibicarakan,
agar dianggap cukup. (bdk.
Ams. 17:27-28)
Perlu tahu saat yang tepat
untuk mengungkapkan.
(bdk. Ams. 15:23)

Perlu menjaga rahasia-


rahasia pribadi adalah
dasar konseling yang
berhasil.

Anda mungkin juga menyukai