Anda di halaman 1dari 81

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Prakerin


Setiap siswa lulusan SMK dituntut untuk mempunyai suatu keahlian
dan siap kerja karena lulusan SMK biasanya belum diakui oleh pihak
dunia usaha / industri. Oleh karena itu diadakan suatu program
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yaitu dengan melaksanakan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) agar setiap siswa lulusan SMK mempunyai
pengalaman dalam dunia usaha sebelum memasuki dunia usaha tersebut
secara nyata setelah lulus sekolah.

PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) merupakan kegiatan


pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan didunia usaha
atau dunia industri yang relevan dengan dengan kompetensi (kemampuan)
siswa sesuai bidangnya. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan
prosedur tertentu, bagi siswa yang bertujuan untuk magang disuatu
tempat kerja, baik dunia usaha maupun didunia industri setidaknya
sudah memiliki kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau
sudah mendapatkan bekal dari pembimbing disekolah untuk memiliki
ilmu-ilmu dasar yang akan diterapkan dalam dunia usaha atau dunia
Industri. agar dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri tidak mengalami
kendala yang kemungkinan besar dalam proses praktek kerja industri
mendapatkan ilmu- ilmu baru yang tidak diajarkan di Lembaga Kejuruan
terkait.
Selain itu prakerin juga bertujuan untuk memberikan bekal ilmu
dalam dunia kerja agar dimasa mendatang para siswa dapat bersaing
dalam dunia industri yang semakin ketat seperti saat ini, untuk
mempersiapkan siswa
2

agar memiliki wawasan yang luas dan fleksibel di era kemajuan


teknologi dan ilmu pengetahuan, meningkatkan mutu dalam Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), serta mengasah dan mengimplementasikan
materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing masing terkait
jurusannya.

1.2 Dasar Landasan Hukum Prakerin

1. Undang- undang No. 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan


nasional : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
2. Kepmen pendidikan dan kebudayaan No. 323/u/1997, tentang
penyelenggaraan prakerin SMK.
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah yang antara lain.
a. Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerja sama dengan
masyarakat terutama dunia usaha / industri dan para dermawan untuk
memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang penyelenggaraan
dan pengembangan pendidikan.
b. Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang
diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan menengah.
4. Kepmendikbud No. 080/V/1993 tentang kurikulum sekolah menengah
kejuruan.
a. Menggunakan unit produksi sekolah beroperasi secara professional
sebagai wahana pelatihan kejuruan.
b. Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran kejuruan di
sekolah, dan sebagai lainnya di dunia usaha dan industri.
3

c. Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan


sepenuhnya di masyarakat dunia usaha dan industri.

1.3 Tujuan Prakerin

1. Melatih siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara


profesional di dalam dunia kerja yang sebenarnya.
2. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa/siswi praktek kerja
industri.
3. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang
dimiliki oleh siswa dan siswi prakerin sesuai bidangnya masing
masing.
4. Menambah Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan
di sekolah.
5. Membentuk pola pikir yang membangun siswa dan siswi prakerin.
6. Jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat dikembangkan
dan di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri
ataupun dunia usaha.

1.4 Tempat Pelaksanaan Prakerin

Kegiatan Prakerin atau disebut Praktek Kerja Lapangan


dilaksanakan di PT Krakatau Tirta Industri, yang beralamatkan di Jl. Ir.
Sutami, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon,
Provinsi Banten. Pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan penulis
ditempatkan di Divisi Pengolahan air Krenceng mulai tanggal 03
Oktober 2022 sampai 31 Oktober 2022 dengan jam kerja Senin sampai
Kamis mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.30 WIB dan di hari Jum’at
mulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB.
4

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Uraian Singkat / Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1978 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memulai sebuah


unit penunjang kegiatan operasional untuk menyediakan air bersih.
Sebagian besar air bersih yang dihasilkan, digunakan untuk kebutuhan
industri dan sebagian lain untuk kebutuhan masyarakat kota Cilegon.
Pada 28 Februari 1996, unit penunjang operasional ini menjadi anak
perusahaan dengan nama PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI). PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk. Memiliki 0,01% sahamnya, sementara
99,99% sahamnya dimiliki oleh PT Krakatau Industrial Estate Cilegon
(PT KIEC).
Air baku yang diambil dari Sungai Cidanau bersumber dari danau
alam Rawa Dano. Air kemudian dialirkan menggunakan pipa diameter
1,4m sepanjang ±28km untuk diolah menjadi air bersih di Instalasi
Pengolahan Air Krenceng. Kapasitas terpasang di Instalasi Pengolahan
Air Krenceng adalah sebesar 2.000 liter/detik. Setelah Instalasi
Pengolahan Air Cidanau dan Bendung Cipasauran selesai dibangun tahun
2018, saat ini PT KTI dapat melayani lebih banyak kebutuhan air bersih.
Kapasitas terpasang di Instalasi Pengolahan Air Cidanau adalah sebesar
600 liter/detik.
Seiring perkembangan industri di kota Cilegon, kebutuhan air
dengan kualitas yang spesifik juga meningkat. PT KTI telah
mengembangkan bisnis untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut
dengan membangun dan mengoperasikan beberapa Instalasi Pengolahan
Air Demin, Water Recycle Plant, Waste Water Treatment Plant dengan
teknologi membrane, ultrafiltrasi, ion exchanger dan biologis.
5

2.2 Air Bersih

PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) melayani kebutuhan air bersih


PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Dalam perjalanannya, PT KTI telah
melayani PT Krakatau Posco, PT Asahimas Chemical, PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk, dan berbagai perusahaan lain di kawasan industri
strategis Kota Cilegon.

Gambar 2.2.1 Air Bersih

2.2.1 Sumber Air


1. Sungai Cidanau
Sungai Cidanau merupakan salah satu sungai yang
termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau, dengan
luas 22.620 Ha. Sungai Cidanau memiliki andil penting dalam
mendukung keberlangsungan pembangunan di Provinsi Banten.
Selain memiliki sumber daya air yang sangat potensial, DAS
Cidanau memiliki situs konservasi yang endemik yaitu Rawa
Dano. Rawa Dano merupakan kawasan rawa seluas 2.500 Ha
dan ditetapkan sebagai cagar alam. DAS Cidanau memiliki
debit rata-rata air permukaan sebesar 2.000 liter/detik.
6

Gambar 2.2.1.1 Sungai Cidanau

2. Sungai Cipasauran
Lokasi Daerah Aliran Sungai Cipasauran terletak pada ±48
km dari Cilegon ke arah Labuan. Luas DAS Cipasauran adalah
41,52 km2. Sesuai dengan Surat Izin Penggunaan dan/atau
Pemanfaatan Air (SIPPA) nomor (No.570/4/SIPPA-
DPMPTSP/II/2018), debit air yang dapat diolah sebesar 800
liter/detik.

Gambar 2.2.1.2 Sungai Cipasauran

3. Waduk Nadra Krenceng


Pada tahun 1977 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
membangun danau buatan. Danau buatan ini berfungsi sebagai
penampung air baku yang digunakan ketika sedang terjadi
kekurangan pasokan air baku dari sungai Cidanau. Lokasi yang
7

dipilih berada di Desa Masigit, Kecamatan Ciwandan, Kota


Cilegon, Provinsi Banten. Danau buatan ini kemudian disebut
sebagai Waduk Nadra Krenceng. Sebagian besar air yang
ditampung ke dalam Waduk Nadra Krenceng ini berasal dari
Sungai Cidanau yang berjarak ± 27 km yang disalurkan melalui
jalur perpipaan. Waduk Nadra Krenceng didesain memiliki
Muka Air Normal +20,10 m (3.472.000 m3), Muka Air
Minimum +18,5 m (1.735.000 m3), dan Muka Air Tinggi
+21,70 m (5.359.000 m3) di atas permukaan tanah.

Gambar 2.2.1.3 Waduk Nadra Krenceng

2.2.2 Fasilitas Pengolahan Air


1. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Krenceng
IPA Krenceng berdiri sejak tahun 1979 dan merupakan
salah satu unit penunjang pengolahan air milik PT Krakatau
Steel (Persero) Tbk (PT KS). Pada tahun 1996 ditetapkan
sebagai anak perusahaan PT KS dengan nama PT Krakatau
Tirta Industri. IPA Krenceng memiliki kapasitas terpasang
sebesar 2.000 liter per detik. IPA ini beroperasi dengan
menggunakan air yang yang berasal dari sungai Cidanau. PT
KTI memiliki fasilitas bendung dan intake Cidanau yang
terletak sekitar 600 m dari hilir sungai Cidanau. Bendung
Cidanau dengan panjang 30 m terletak melintang di sungai
Cidanau berfungsi untuk menaikan level air
8
yang akan dialirkan menuju Sand Trap. Pengalihan tersebut
telah disesuaikan dengan debit aliran maksimum 3.500
liter/detik, dan dialirkan menuju Pump station 1 Cidanau. Pump
Station 1 Cidanau memiliki fasilitas 4 unit pompa dengan
kapasitas 1.000 - 3.500 m³/jam yang ditransmisikan melalui
pipa transmisi berukuran 1.400 mm sejauh ± 27,2 km ke IPA
Krenceng.

Gambar 2.2.2.1 Instalasi Pengolahan Air (IPA) Krenceng

2. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cidanau


IPA Cidanau beroperasi pada tahun 2018 menggunakan
sumber air baku yang berasal dari Bendung Cipasauran. Air
baku dialirkan menggunakan pompa menuju unit pengolahan
yang berada di Cidanau. Terdapat 3 unit pompa intake dengan
kapasitas masing-masing 400 liter/detik. Bendung Cipasauran
terletak ± 45 km dari Cilegon ke arah Labuan, merupakan suatu
bangunan peninggi air sungai Cipasauran agar dapat disadap
dan dialirkan ke IPA Cidanau yang dikelola oleh PT KTI.
Bendung Cipasauran selesai dibangun pada tahun 2017,
mempunyai lebar total 30 m dan tinggi 6,5 m. IPA dilengkapi
dengan bangunan pengambilan (intake), bangunan pembilas dan
saluran kantong lumpur/sand trap yang diletakan pada bagian
kanan bendung.
9

Gambar 2.2.2.2 Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cidanau

2.2.3 Distribusi
Air bersih yang diproduksi oleh PT. Krakatau Tirta Industri
didistribusikan kepada pelanggan melalui jalur perpipaan. Jalur
pendistribusiannya dibagi menjadi :
1. Wilayah Barat
Unit Produksi PT KS, PT KS & Group, Pelindo Cigading,
IP UBP Suralaya, Kawasan Industri KIEC, PT Asahimas
Chemical, PT Chandra Asri Petrochemical, PT Dongjin
Indonesia, PT Lautan Otsuka Chemical, PT Indorama
Petrochemical, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT
Jawamanis Rafinasi, PT Sentra Usahatama Jaya, dan lain-lain.
2. Wilayah Timur
PT Krakatau Wajatama, Rumah Sakit Krakatau Medika,
The Royale Krakatau Hotel, Krakatau Country Club,
Perkantoran PT Krakatau Steel, PDAM Cilegon Mandiri, dan
lain-lain.
10

2.2.4 Rumah Pompa

Gambar 2.2.4.1 Rumah Pompa

Untuk memenuhi kebutuhan Wilayah Barat dan Timur


tersebut, terdapat beberapa rumah pompa (PS/Pump Station) yang
beroperasi untuk mendistribusikan air bersih, antara lain:
1. Rumah Pompa III
5 unit pompa jenis sentrifugal horizontal, 3 unit pompa
digunakan untuk mengalirkan air ke tower dengan kapasitas
debit air 900 m3/jam, sedangkan untuk 2 unit pompa
digunakan untuk mengalirkan air ke PS V (SEPS) dengan
kapasitas 1.080 m3/jam.
2. Rumah Pompa IV & VI
5 unit pompa di PS IV dan 6 unit pompa di PS VI, masing-
masing pompa memiliki kapasitas debit air 900 m3/jam.
3. Rumah Pompa V
5 unit pompa jenis sentrifugal horizontal memiliki kapasitas
debit air 252 m3/jam dan 504 m3/jam.
4. Rumah Pompa Air Bersih Cidanau
4 unit pompa memiliki kapasitas debit air 210 m3/jam.
11

2.3 Visi, Misi & Budaya Perusahaan

2.3.1 Visi Perusahaan


Perusahaan penyedia air terintegrasi terkemuka di Indonesia.
2.3.2 Misi Perusahaan
Menyediakan air dan solusinya bagi industri dan
masyarakat dengan mengutamakan keharmonisan
lingkungan.
2.3.3 Budaya Perusahaan
1. Excellence
Bekerja keras menyelesaikan setiap tantangan yang ada untuk
menjadi yang terbaik pada industri kami.
2. Quality
Berkomitmen mempersembahkan produk dan jasa yang
melampaui harapan pelanggan.
3. Innovation
Bertekad untuk mengubah masalah menjadi solusi. Terbuka
dengan gagasan-gagasan untuk kemajuan demi terwujudnya
kepuasan pelanggan.
4. Professional
Menggenggam etika profesi dan menjaga standar tinggi dalam
bekerja dan bertugas.
5. Optimize
Mendorong segala upaya maksimal untuk mencapai yang terbaik
dalam setiap tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan.
6. Integrity
Menempatkan kejujuran dan ketulusan sebagai landasan berfikir
dan bertindak dalam setiap kegiatan perusahaan.
7. Service
Menjadikan kepuasan pelanggan sebagai indikator keberhasilan
atas seluruh kegiatan bisnis dan operasional
12

8. Eco-Friendly
Menjadikan diri kami sebagai bagian tidak terpisahkan
dari ekosistem alam dan aktif mendukung
terselenggaranya kehidupan yang berkelanjutan untuk
bumi dan penduduknya.
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.4.1 Struktur Organisasi Perusahaan


13
2.5 Penghargaan Perusahaan

1. Kalpataru
PT KTI memperoleh penghargaan Kalpataru dengan katagori
perusahaan penyelamat lingkungan dari presiden Republik Indonesia
yang diberikan tanggal 10 juni 2013. Penghargaan tersebut diberikan
karena PT KTI bersama-sama dengan elemen masyarakat lain telah
menyelamatkan Rawa Dano melalui program penghijauan dan
pembayaran jasa lingkungan dengan konsep keseimbangan hulu hilir
melalui mekanisme transaksi pembayaran jasa lingkungan (PJL) untuk
mempertahankan tegakan tanaman sebagai water regulator.

Gambar 2.5.1 Kalpataru


14
2. ISO/IEC Laboratorium 17025:2017
ISO/IEC 17025 diraih oleh PT KTI pada tanggal 19 September
2017 dari Badan Sertifikasi KAN (Komite Akreditasi Nasional)
dengan nomor sertifikat LP-309-IDN.

Gambar 2.5.2 ISO/IEC Laboratorium 17025:2017

3. SNI ISO 9001:2015


PT Krakatau Tirta Industri telah menerapkan Sistem Manajemen
Mutu yang memenuhi SNI ISO 9001:2015 Quality Management
System
- Requirements dengan ruang lingkup Pabrik Pengolahan Air
dan Distribusi.
15

Gambar 2.5.3 SNI ISO 9001:2015

4. SNI ISO 14001:2015


PT Krakatau Tirta Industri telah menerapkan Sistem Manajemen
Mutu Lingkungan yang memenuhi SNI ISO 14001:2015
Environmental Management System - Requirements dengan ruang
lingkup Pabrik Pengolahan Air dan Distribusi.
16

Gambar 2.5.4. SNI ISO 14001:2015

5. Sistem Manajemen Keselamatan & Kerja (SMK3)


PT KTI telah menerapkan SMK3 (Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dengan hasil pencapaian 86.75 %
dengan kategori tingkat lanjutan. Sertifikat ini dikeluarkan pada 14
Juli 2017 dan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak
dikeluarkan.
17

Gambar 2.5.5 Sistem Manajemen Keselamatan & Kerja (SMK3)

6. Kinerja Anak Perusahaan Terbaik KS Group 2017

Gambar 2.5.6 Kinerja Anak Perusahaan Terbaik KS Group 2017


18
7. Kinerja Anak Perusahaan Terbaik KS Group 2018

Gambar 2.5.7 Kinerja Anak Perusahaan Terbaik KS Group 2018

8. Zero Accident 2018

Gambar 2.5.8 Zero Accident 2018


19
2.6 Laboratorium

Untuk menjaga kualitas air bersih agar memenuhi standar air bersih
sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017, PT. Krakatau
Tirta Industri dilengkapi dengan laboratorium yang berfungsi antara lain
untuk :
1. Memonitor kualitas air baku, air proses dan air bersih,
2. Melakukan uji coba / riset terhadap bahan-bahan kimia pembantu,
3. Sarana analisa air bersih masyarakat bagi industry dan masyarakat.

Gambar 2.6.1 Laboratorium

2.7 Jenis Kegiatan Perusahaan

PT Krakatau Tirta Industri, sebagai perusahaan yang bergerak di


bidang pengolahan air bersih bagi industri dan masyarakat di wilayah
Cilegon dan sekitarnya, selain tetap konsisten menyediakan air bersih juga
melakukan pengembangan usaha dalam mengolah air, sebagai berikut :
1. Air Bersih
PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) melayani kebutuhan air
bersih PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Dalam perjalanannya, PT
KTI
20
telah melayani PT Krakatau Posco, PT Asahimas Chemical, PT
Chandra Asri Petrochemical Tbk, dan berbagai perusahaan lain di
kawasan industri strategis Kota Cilegon
2. Air Demin
Selain menyediakan air bersih untuk industri dan masyarakat, PT
Krakatau Tirta Industri juga melayani kebutuhan air demin industri
berkualitas tinggi. Dengan menggunakan berbagai proses dan
teknologi terbaik, air demin yang diproduksi dapat disesuaikan dengan
kebutuhan setiap pelanggan.
3. Pengolahan Air Limbah
PT Krakatau Tirta Industri melayani pengolahan air limbah
untuk industri dan perusahaan. Layanan ini memungkinkan
terpenuhinya baku mutu lingkungan dan pemanfaatan kembali hasil
olahan air limbah.
2.8 Ruang Lingkup Usaha
1. Pengadaan air baku
2. Mendirikan dan mengoperasikan instalasi penjernihan air
3. Menjalankan perdagangan barang-barang yang berhubungan
dengan butir 1 dan 2 tersebut.
2.9 Pemasaran
1. Luas wilayah PT Krakatau Tirta Industri di Kota Cilegon dan sekitarnya,
2. Saat ini PT Krakatau Tirta Industri melayani kebutuhan air bersih
sektor industri & masyarakat Kota Cilegon dengan tetap
memperhatikan pengembangan industry dan masyarakat sekitarnya,
3. Market Share PT Krakatau Tirta Industri di wilayah Cilegon pada
tahun 2014 melayani 81,50% dan diusahakan untuk ditingkatkan
dengan cara:
a. Memperluas jaringan pipa distriusi air bersih dan meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan.
21
b. Menjaga mutu air sesuai dengan Permenkes No. 32 Tahun 2017
416/Menkes/Per/IX/1990
c. Menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas suplai air
4. PT Krakatau Tirta Industri mengaplikasikan dan mengembangkan
teknologi membran untuk reuse air buangan, reverse osmosis, dan
memproduksi air demin.
2.10 Pengembangan Usaha
1. Subsidiary Company & Joint Venture
a. PT Krakatau Blue Water
PT Krakatau Blue Water merupakan perusahaan patungan
antara PT Krakatau Tirta Industri dengan Blue O & M Co. Ltd.
yang mengoperasikan dan merawat ( O & M ) fasilitas Final
Waswater Treatment dan Reusing System milik PT Krakatau
Posco di cilegon sejak tahun 2013. Kapasitas wastewater treatment
yang dioperasikan sebesar 17.000 m3/hari dan kapasitas reusing
system sebesar 7.000 m3/hari.
2. Built, Operate, Own and Operation & Maintenance
a. Instalasi Air Buangan Gedung Krakatau Steel – Jakarta
Fasilitas Waste Water Treatment Plant yang dibangun PT.
KTI di Gedung Krakatau Steel Jakarta berfungsi untuk mengolah
kembali air buangan Gedung Krakatau Steel Jakarta untuk
kemudian digunakan kembali pada cooling tower. WRP ini
mengolah air buangan menjadi air bersih dengan debit 2 m3/jam.
Teknologi yang digunakan adalah Membrane Bio Reactor (MBR)
dan Ion Exchanger (decolouration).
b. Instalasi WTP Air Demin untuk PT Mitsubishi Chemical Indonesia
Demineralized Water Treatment Plant yang dibangun PT.
KTI untuk memnuhi kebutuhan air demin PT Mitsubishi
Chemical Indonesia (PT. MCCI) sebesar 220 m3/jam beroperasi
dengan
22
menggunakan teknologi ultra filtrasi, reverse osmosis dan ion
exchanger. WTP yang berlokasi di kawasan BCS Logistik Cilegon
Banten ini menggunakan air bersih (fresh water) sebagai air baku
yang akan diolah menjadi air demin. Air bersih berasal dari
jaringan distribusi PT. KTI kemudian disalurkan melalui pipa ke
WTP. WTP mulai beroperasi secara kontinyu 24 jam/hari (3 Shift)
sejak Oktober 2014 dengan kapasitas produksi sebesar 3x110
m3/jam (2 Operasi, 1 Standby). Air demin hasil pengolahan
selanjutnya didistribusikan ke plant PT. MCCI melalui jaringan
pipa.
c. Instalasi Reuse Air Buangan di PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.
Water Recycle Plant (WRP) yang dibangun oleh PT. KTI
Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.
(PT. LATINUSA) menjadi air demin. Air buangan IPAL PT.
Latinusa sebesar 50 m3/jam berasal dari proses electroplating dan
pelapisan lembaran tinplate yang terdiri dari rangkaian proses :
Cleaning, Plating, Melting, Treatment dan Oiling. WRP ini mulai
beroperasi secara kontinyu 24 jam/hari (3 Shift) sejak 15
Desember 2011 dengan menggunakan teknologi ultrafiltrasi,
reverse osmosis, dan ion exchanger untuk menghasilkan 30
m3/jam air demin yang digunakan kembali untuk operasional PT.
LATINUSA.
d. Operasi dan Perawatan WTP Demin Biotreatment Blast Furnace
Complex Krakatau Steel
PT Krakatau Steel menunjuk PT. KTI sebagai pelaksanaan
pekerjaan Operasi dan Perawatan Demineralized Water Station
dengan kapasitas 150 m3/jam dan Biotreatment Plant dengan
kapasitas 31,5 m3/jam. Lingkup pekerjaan meliputi pengolahan air
bersih menjadi demin water serta pengolahan waste water dari
seluruh area BF Complex menjadi quenching water
23
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Sumber Pasokan Air

Air yang digunakan PT Krakatau Tirta Industri berasal dari air baku yang

berasal dari Sungai Cidanau & Sungai Waduk Nadra Krenceng yang diolah

oleh PT Krakatau Tirta Industri menjadi air yang dapat dikonsumsi untuk

keperuluan domestik maupun industri. Daerah aliran sungai ini memiliki luas

lahan sebesar 43,3 km2 dengan kualitas air yang baik, hal ini terlihat dengan

tutupan lahan yang berada di DAS secara umum masih berupa hutan sekunder

dan semak belukar. Sungai cidanau memiliki debit sebesar 1,2-28,1 m2/detik,

sedangkan sungai krenceng dang sungai taman baru memiliki panjang sungai

8,4 km & 6,4 km serta kedua sungai ini memiliki debit sebesar 0,3-2,5 m3/s

ketiga sumber air ini ditampung dalam suatu penampungan sementara yang

memiliki kapasitas penyimpanan air sebesar 2,5 juta m3 yang disebut dengan

waduk krenceng.

Air baku dipompakan melalui pipa berdiameter 1,4 m sepanjang

+28 km, untuk kemudian diolah di unit pengolahan PT Krakatau Tirta Industri

menjadi air bersih dengan memiliki kapasitas terpasang 2000 liter/detik sungai

cidanau telah beroperasi mulai tahun 1976. Namun dari analisa yang telah

dilakukan diketahui ketersediaan air baku dari sungai


24

cidanau telah mengalami penurunan yaitu pada musim kering hanya memiliki

kapasitas terpasang 1375 liter/detik. Oleh karena itu, harus dilakukan

pengembangan lokasi pemasok air baku sehingga tahun 2014, PT Krakatau

Tirta Industri merencanakan pembuatan bendungan sungai cipasaruan dari desa

pasuruan untuk melakukan suplai air baku guna memenuhi kebutuhan air bersih

di kawasan industri dan domestik wilayah cilegon dan sekitarnya. Proyek

Sumber Air Baku PT Krakatau Tirta Industri yang berasal dari sungai

cipasauran ini memiliki debit sebesar 0,30784-1,87492 m3/detik.

3.2 Baku Mutu Air

3.2.1 Standar kualitas air bersih

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017

tentang “Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan

Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,

Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum” air bersih adalah air yang

digunakan keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-

syarat kesehatan air bersih adalah:

1. Persyaratan Biologis

Persyaratan biologis berarti air bersih itu tidak mengandung

mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia.

Mikroorganisme itu dapat dibagi menjadi 4 grup, yakni parasite,

bakteri, virus dan kuman. Dari keempat jenis mikroorganisme

tersebut umumnya yang menjadi parameter kualitas air adalah

bakteri seperti Eschericia coli.


25

Tabel 1 Parameter Biologi

Parameter Standar Baku Mutu


No Unit (kadar
Wajib (Kadar Maksimum)
.

Total
1 CFU/100 5
Coliform
. ml 0

2 E. Coli CFU/100 0
. ml

2. Persyaratan fisik
Tabel 2 Parameter Fisik

No. Parameter Unit Standar Baku Mutu


Wajib (Kadar Maksimum)

1. Kekeruhan NTU 2
5
2. Warna TCU 5
0
Zat Padat Terlarut
3. mg/l 100
(Total Distance Solid) 0

4. oC
Suhu Suhu Udara +3

5. Rasa Tidak Berasa

6. Bau Tidak Berbau


26

Persyaratan fisik air bersih terdiri dari kondisi fisik air pada

umumnya yakni derajat keasaman, suhu kejernihan, warna, bau.

Aspek fisik ini sesungguhnya selain penting untuk aspek kesehatan

langsung yang terkait dengan kualitas fisik seperti suhu dan

keasaman tetapi juga penting untuk menjadi indikator tidak langsung

pada persyaratan biologis dan kimiawi, seperti warna air dan bau.

3 Persyaratan Kimia

Persyaratan kimia menjadi penting karena banyak sekali

kandungan kimiawi air yang memberi akibat buruk pada kesehatan

karena tidak sesuai dengan proses biokimiawi tubuh. Bahan kimiawi

seperti nitrat, arsenic, dan berbagai macam logam.

Tabel 3 Parameter Kimia


Standar Baku Mutu

No. Paramete Unit (kadar


r
maksimum)

Wajib

1. pH mg/l 6,5 – 8,5

2. Besi mg/l 1

3. Fluorida mg/l 1,5

4. Kesedahan (CaCO3) mg/l 500

5. Manga mg/l 0,5


n
6. Nitrat, sebagai N mg/l 10

7. Nitrit, sebagai N mg/l 1


27

8. Sianida mg/l 0,1

9. Deterje mg/l 0,05


n
10. Pestisida Total mg/l 0,1

Tambaha
n
Standar Baku
No. paramete uni Mutu
r t (kadar maksimum)

1. Air Raksa mg/l 0,001

2. Arsen mg/l 0,05

3. Kadmium mg/l 0,005

Kromium (valensi
4. mg/l 0,05
6)

5. Selenium mg/l 0,01

6. Seng mg/l 15

7. Sulfat mg/l 400

8. Timbal mg/l 0,05

9. Benzen mg/l 0,01


e
Zat Organik
10. mg/l 10
(KMNO4)

3.3 Unit-Unit Pengolahan Air

1. Bangunan Penangkap air

Bangunan penangkap air ini merupakan bangunan untuk menangkap atau

mengumpulkan air dari suatu sumber asal air untuk dapat dimanfaatkan.

Fungsi dari bangunan penangkap ini sangat penting artinya untuk menjaga

kontinuitas pengaliran. Penanganan bangunan penangkap air ini ditujukan

terhadap:
28
1. Kuantitas:

a. Pencatatan tingkah laku keadaan dari sumber asal air

b. Pencatatan debit air pada setiap saat

c. Mengontrol atau memeriksa peralatan pencatatan debit serta

peralatan lainnya (misalnya: pompa, saringan, pintu air) untuk

menjaga kontinuitas debit pengaliran

2. Kualitas:

a. Hal ini penting terutama terhadap kemungkinan pencemaran

sumber air

b. Pemeriksaan kualitas air pada sumber air secara periodik.

2. Bangunan Pengendap Pertama

Bangunan pengendap pertama dalam pengolahan ini berfungsi untuk

mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai dengan cara gravitasi.

Pada proses ini tidak ada penambahan zat atau bahan kimia. Untuk

instalasi penjernihan air, yang air bakunya cukup jernih, bak pengendap

pertama tidak dibutuhkan.

3. Pembubuhan Koagulan

Unit ini berfungsi untuk membubuhkan koagulan secara teratur

sesuai dengan kebutuhan (dosis yang tepat). Koagulan adalah bahan kimia

yang dibutuhkan pada air untuk membantu proses pengendapan partikel-

partikel kecil yang tak dapat mengendapkan dengan sendirinya. Bahan

kimia yang sering digunakan untuk proses koagulasi umumnya

diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yakni zat koagulan, zat alkali dan

zat pembantu koagulan. Zat koagulan digunakan untuk menggumpalkan

partikel-partikel padat tersuspensi, zat warna, koloid dan lain-lain agar


29
membentuk partikel yang besar atau flok. Sedangkan zat alkali dan zat

pembantu berfungsi untuk mengatur pH agar kondisi air baku dapat

menunjang proses flokulasi, serta membantu agar pembentukan flok dapat

berjalan dengan lebih cepat. Alat pembubuh koagulan yang banyak dikenal

sekarang ini dapat dibedakan dari cara pembubuhannya:Secara gravitasi,

dimana bahan atau zat kimia mengalir dengan sendirinya karena gravitasi.

Memakai pompa: pembubuhan zat kimia dengan bantuan pemompaan.

Bahan/zat kimia yang dipergunakan sebagai koagulant yaitu: Aluminium

Sulfat, biasa disebut dengan tawas. Bahan ini digunakan untuk mengurangi

kadar karbonat. Bahan ini paling murah dan mudah didapat pada pasaran

serta mudah disimpan.

4. Bangunan Pengaduk Cepat

Unit ini untuk meratakan bahan/zat kimia yang ditambahkan agar

dapat bercampur dengan air secara baik, sempurna dan cepat. Cara

pengadukan dengan:

1. Alat mekanis: motor dengaan alat pengaduknya

2. Penerjun air: dengan bantuan udara bertekanan

Yang perlu diperhatikan dalam pengadukan cepat adalah alat atau cara

pengadukannya, supaya mendapat pengadukan yang sempurna dan sesuai.

5. Bangunan Pembentuk Flok

Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar

supaya dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan

bahan atau zat koagulan yang kita bubuhkan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi bentuk flok-flok (partikel yang lebih besar dan bisa

mengendap dengan gravitasi) adalah kekeruhan pada baku air, tipe dari

suspended solid, pH, alkalinity, bahan koagulan yang dipakai, dan

lamanya pengadukan. Pada unit ini kita usahakan supaya tak terbentuk
30
endapan flok.

6. Bangunan Pengendapan Kedua

Unit ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang terbentuk pada

unit bak pembentuk flok. Pengendapan disini dengan gaya berat flok

sendiri (gravitasi). Penanganan unit bak pengendap kedua sama dengan

pada unit bak pengendap pertama.

7. Filter (Saringan)

Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan

cairan dengan melewatkan umpan (padatan + cairan) melalui medium

penyaring. Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan

adanya tenaga dorong berupa beda tekanan, sebagai contoh adalah akibat

gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah

padatan dalamsuspensi relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya.

Effeuent dari bak pengendap (sedimentation basin) mengalir ke filter,

gumpalan-gumpalan dan lumpur (flok) tertahan pada lapisan atas filter.

Pada saat tertentu dimana hilangnya tekanan dari air di atas saringan

terlalu tinggi, yaitu karena adanya lapisan lumpur pada bagian atas bagian

dari saringan, maka saringan akan dicuci kembali (back wash) dengan air

bertekanan dari bawah.

8. Reservoir

Reservoir digunakan untuk memodelkan jika terdapat suatu

tampungan air atau reservoir. Reservoir berfungsi sebagai tempat

penampungan air bersih yang telah disaring melalui filter, Air yang dalam

reservoir ini sebelum disalurkan ke konsumen diberikan larutan kaporit

untuk membunuh bakteri yang terkandung dalam air tersebut. Air yang

telah melalui filter sudah dapat dikonsumsi. Air tersebut telah bersih dan

bebas dari bakteriologis dan ditampung pada bak reservoir (tandon) untuk
31
diteruskan pada konsumen. Fungsi keberadaan reservoir adalah :

1) Penampungan terakhir kali air yang telah diolah dan

memenuhi syarat kualitas air minum.

2) Sebagai sarana vital penyaluran air ke masyarakat dan sebagai

cadangan air.

3) Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air agar dapat tercapai

keseimbangan antara kebutuhan dan suplai.

4) Keperluan instalasi, seperti pencucian filter, pembubuhan

alum.

5) Tempat penyimpanan air saat desifektan.

6) Sebagai pengaman untuk gelombang tekanan balik.

3.4 Sistem Pengolahan Air

Pengolahan air dilakukan sebagai usaha teknis yang dilakukan untuk

mengubah sifat-sifat air, sehingga akan didapatkan air yang yang memenuhi

standar kualitas yang telah ditentukan. Berikut ini adalah skema pengolahan

air PT Krakatau Tirta Industri sebelum air tersebut didistribusikan ke

konsumen.

a. Proses Pegolahan
1. Proses Pretreatment

2. Proses Flokulasi dan koagulasi

3. Proses Sedimentasi

4. Proses Aerasi

5. Proses Filtrasi

6. Proses Desinfeksi
7. Proses Netralisasi
32
b. Alur Proses

1. Rumah Pompa (PSI) 9. Pipa Transmisi


Cidanau 10. Green Leaf Filter

2. Bangunan Pembagi 11. Surge Tank

3. Intake Air Baku 12. Backwash

4. Instalasi PengolahanAir 13. Rumah Venting

5. Sand Trap 14. Graund Resevoir

6. Bak Distribusi 15. Instalasi Recycle


Backwas
7. By Pass dan Sump Pump
16. Water Tower
8. Accelator Clarifier
17. Waduk Nadra Krenceng

3.5 . Proses Pengolahan Air

1. Pretreatment

Karena air baku yang akan digunakan dalam Proses Pengolahan Air

berasal dari Sungai Cidanau maka sangat perlu di lakukan proses

pretreatment. Pretreatment dilakukan sebagai proses pengolahan air

pendahuluan atau sebelum dilakukan tahap koagulasi dan flokulasi, yang

bertujuan untuk memisahkan bahan yang mengapung. Pretreatmen yang

dilakukan PT Krakatau Tirta Industri meliputi screening dan


33

Presedimentasi. Screening dilakukan jika air baku berasal dari air

permukaan yang banyak mengandung bahan terapung dengan ukuran

kecil sampai besar. Sedangkan presedimentasi merupakan salah satu unit

pada bangunan pengolahan air minum yang umumnya digunakan

sebagai pengolahan pendahuluan. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat

proses pengendapan partikel diskrit seperti pasir, lempung, dan zat-zat

padat lainnya yang bisa mengendap secara gravitasi. Prasedimentasi

dilakukan untuk menyisihkan padatan tersuspensi dengan diameter lebih

dari 10-2 mm secara gravitasi dengan penyisihan suspensi solid sebesar

40-70% pada bak tanpa penggunaan koagulan. Tipe ini biasanya

diletakkan di reservoir, grit basin, debris dam, atau perangkap pasir pada

awal proses pengolahan. Bentuk unit prasedimentasi yang umum

digunakan adalah rectangular dan circular serta terdiri dari empat zona,

yaitu zona inlet, zona pengendapan, outlet, dan zona lumpur. Keempat

zona ini akan mempengaruhi proses pengendapan yang terjadi di zona

pengendapan.

2. Flokulasi dan Koagulasi

Flokulasi merupakan Proses terjadinya pembentukan flok.

Peningkatan jumlah flok semakin besar diakibatkan terjadinya Ikatan

antara partikel-partikel dengan koagulan. Proses terbentuknya flokulasi

dimulai dari partikel koloid yang sudah de-stabil akan bergabung dengan

koloid lain sehingga membentuk flok yang besar. Lalu terjadi penurunan

gradient kecepatan secara perlahan yang akan mengakibatkan


34

flok menjadi semakin besar. Dalam kompartemen flokulasi, flok

diusahakan untuk tidak mengendap (akibat gradient kecepatan rendah)

atau flok menjadi pecah (akibat gradient kecepatan tinggi). Flok yang

memiliki berat jenis lebih dari 1 akan mengendap dalam bak sedimentasi.

Sedangkan proses koagulasi merupakan suatu proses de-stabilisasi

muatan listrik dari koloid (partikel kecil yang melayang didalam air dan

tidak mengalami pengendapan dengan sendirinya) sehingga

memungkinkan untuk bergabung satu sama lain. Pada proses koagulasi

(destabilisasi) dibutuhkan bahan kimia yang mampu merubah muatan

partikel, perubahan muatan partikel dapat dilakukan dengan berbagai

bahan kimia tetapi bahan kimia yang bervalensi 3 (trivalent) sepuluh kali

lebih efektif dibanding dengan bervalensi 2 (divalent).

Proses koagulasi ini dimasukkan ke dalam sebuah chamber, dimana

pada proses ini terjadi proses pencampuran antara air baku dengan bahan

koagulan yaitu Alum atau Aluminiium Sulfat Al2(SO4)3 sebagai

penyumbang ion positif (Al3+). Kedua zat ini diaduk secara cepat agar

terjadi pencampuran secara merata sehingga terjadi konsentrasi yang sama.

Dalam proses koagulasi-flokulasi beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Konsentrasi Padatan yang terkandung dalam air limbah. Konsentrasi

Padatan atau Zat Terlarut dalam Air Limbah akan mempengaruhi

kebutuhan konsentrasi koagulan yang dibutuhkan dalam


35

pengolahan air limbah, pada umumnya jika konsentrasi padatan atau zat

terlarutnya tinggi akan dibutuhkan konsentrasi koagulan yang lebih kecil

(diperlukan penelitian pendahuluan)

Jenis Koagulan yang dipergunakan. Jenis koagulan yang akan

diaplikasikan tergantung pada karakteristik air limbahnya, hal ini

disebabkan karena jenis koagulan tertentu akan bekerja baik pada derajat

keasaman (pH) air limbah tertentu.

Kecepatan Putaran Pengaduk (jika menggunakan tangki

berpengaduk). Kecepatan putaran pengaduk pada pengolahan dengan

tangki berpengaduk berpengaruh terhadap ukuran flok yang terbentuk,

kecepatan putaran pengaduk dapat memecah flok yang sudah terbentuk.

Untuk proses koagulasi kecepatan putaran pengaduk sekitar 100 RPM,

sedangkan pada proses flokulasi lebih lambat sekitar 50 RPM. Kecepatan

aliran air limbah masuk dalam tangki (jika kecepatan aliran dimanfaatkan

untuk pengadukan).

Waktu Pengadukan (Waktu Tinggal). Waktu Pengadukan berkaitan

dengan mekanisme pembentukan flok, semakin lama waktu pengadukan

pembentukan floknya akan semakin sempurna dan mudah untuk

diendapkan, tetapi jika terlalu lama terkadang flok yang sudah terbentuk

akan pecah kembali.

Jenis Padatan (Flok) yang dihasilkan. Jenis flok yang terbentuk tergantung

pada jenis air limbah dan koagulan yang dipergunakan, pada pemakain

jenis koagulan tertentu akan menghasilkan flok tertentu,


36

kekuatan flok tertentu dan berat jenis flok tertentu. Dalam proses

pengolahan air limbah secara kimia yang diharapkan adalah terbentuk flok

yang kuat dan mudah untuk diendapkan dan pengendapan membutuhkan

waktu yang relatif cepat. Pengelolahan Flok yang dihasilkan. Pada Proses

Pengolahan Air Limbah secara Kimia dihasilkan Padatan (Flok), flok yang

dihasilkan perlu dilakukan pengelolaan sehingga tidak menghasilkan

limbah padat meskipun jumlahnya tidak banyak. Dalam Pengelolahan

Flok yang perlu diperhatikan adalah apakah flok dapat dioleh kembali

menjadi bahan kimia baru, produk baru dan sebagainya.

3. Sedimentasi

Sedimentasi merupakan Suatu Proses yang dilakukan untuk

menghilangkan materi tersuspensi atau flok kimia yang cukup besar

dengan berat jenis lebih dari satu yang akan mengendap secara gravitasi di

bak pengendapan atau yang dikenal dengan nama akselerator. Proses

terbentuknya sedimentasi dimulai dari flok-flok yang cukup besar dan

berat jenis lebih dari satu secara perlahan turun karena adanya pengaruh

gravitasi. Flok-flok yang berukuran halus akan terbawa aliran keluar, yang

selanjutnya akan mengalami pemisahan melalui proses filtrasi. Dalam bak

sedimentasi, flok diusahakan tidak mengalami pemecahan dikarenakan

gradien kecepatan yang tinggi.


37
4. Aerasi
Aerasi merupakan Proses Pengelolahan Air dengan cara

mengontakkan ke udara. Pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi proses

absorpsi (penyerapan gas) dan desorbsi (pelepasan gas). Sedangkan fungsi

dari aerasi adalah:

a. Penambahan Jumlah Oksigen

b. Penurunan Jumlah Karbondioksida

c. Menghilangkan Hidrogen Sulfida (H2S), Metana (CH4), dan berbagai

Senyawa Organik yang bersifat volatile (menguap) yang berkaitan

dengan rasa dan bau.

Proses ini telah digunakan secara luas untuk Pengolahan air yang

mempunyai kandungan jumlah besi dan mangan terlalu tinggi

(mengurangi kandungan konsentrasi zat terlarut). Zat-zat tersebut

memberikan rasa pahit pada air, menghitamkan pemasakan beras, dan

memberikan noda hitam kecoklat-coklatan pada pakaian yang dicuci.

Proses Aerasi meliputi:

a. Oksigen yang ada di udara, melalui proses aerasi akan bereaksi dengan

senyawa ferrous dan manganous terlarut merubahnya menjadi ferri

(Fe) dan manganic oxide hydrates yang tidak bisa larut. Selain itu

dilanjutkan dengan pengendapan (sedimentasi dan penyaringan

(filtrasi)). Oksigen terhadap senyawa besi dan mangan di dalam air

tidak selalu terjadi dalam waktu cepat. Bila air mengandung zat

organik, pembentukan endapan besi dan mangan melalui aerasi terlihat

sangat tidak efektif.

b. Pada Pengolahan Air Minum, kebanyakan dilakukan dengan

menyebarkan air agar kontak dengan udara di atas lempengan tipis

atau melaui tetesan-tetesan air yang kecil dengan mencampur air


38
dengan gelembung-gelembung udara (bubble aerator). Dengan kedua

cara tersebut, oksigen pada air dapat dinaikkan sampai 60-80% (dari

jumlah oksigen tertinggi, yakni air yang mengandubg oksigen sampai

jenuh. Pada aeraor air terjun, dapat cukup besar menghilangkan gas-

gas yang terdapat dalam dan cukup berarti menurunkan karbon

dioksida, tetapi tidak memadai bila air yang diolah sangat korosif.

Pengolahan selanjutnya seperti pembubuhan kapur atau dengan

saringan marmer atau dolomite yang dibakar.

5. Filtrasi

Proses Filtrasi merupakan proses penyaringan yang berfungsi untuk

memisahkan padatan tersuspensi dan flok-flok yang masih lolos dalam

proses sedimentasi. Proses penyaringan ini menggunakan kerikil, pasir dan

bahan-bahan lainnya yang dapat digunakan berulang kali. Pada

penerapannya filtrasi digunakan untuk menghilangkan sisa padatan

tersuspensi yang tidak terendapkan pada proses sedimentasi.


39
6. Desinfeksi
Proses Desinfeksi merupakan proses untuk menghilangkan

mikroorganisme pathogen agar air yang dihasilkan memenuhi syarat

bakteriologis. Desinfeksi dapat dilakukan dengan beberapa metode,

antara lain: dengan penambahan zat kimia klorinasi, penggunaan materi

fisik berupa panas dan cahaya serta penggunaan elektromegnetik, akustik,

dan radiasi. Desinfeksi yang digunakan harus bersifat toxic bagi

mikroorganisme patogen tetapi tidak toxic bagi makhluk hidup kompleks

seperti manusia.

7. Netralisasi

Proses Netralisasi bertujuan untuk melakukan perubahan derajat

keasaman (pH) air. Proses ini dilakukan pada awal proses (pengkondisian)

air sebelum dilakukan proses lanjutan atau pada akhir proses sebelum air

di tampung dalam reservoir dalam rangka memenuhi standar baku air.

Pada air yang bersifat asam, dibutuhkan basa untuk netralisasi dan

sebaliknya. Pada netralisasi air dapat pula terbentuk padatan sehingga

dibutuhkan proses pemisahan padatan. Netralisasi biasanya berupa

pembubuhan alkali dimaksudkan untuk menetralkan pH, karena pada

umumnya pH akan turun setelah pembubuhan koagulan yang bersifat

asam. Pembubuhan alkali diperlukan bila air baku yang diolah memiliki

kadar alkalinitas rendah.


40

3.6 Alur Proses

Gambar 5. Alur Proses Pengolahan Air

Alur proses Pengolahan Air yang bermula dari pengambilan air baku

yang berasal dari sungai Cidanau yang akan ditampung dalam reservoir

penampungan waduk Krenceng sebelum diolah menjadi air bersih. Air yang

telah dipompakan dari sungai Cidanau dimasukkan terlebih dahulu ke dalam

water intake. Water Intake adalah suatu tempat yang digunakan sebagai

tempat pengambilan air baku, dimana akan terjadi proses screening untuk

memisahkan bahan terapung dengan ukuran kecil sampai besar agar tidak

masuk ke dalam pompa dan treatment plant. Air dimasukkan ke dalam water

intake dengan debit 0,6-0,72 m3/dt. Dari water intake air akan mengalami

proses pretreatment sebagai proses pendahuluan sebelum dilakukan koagulasi

dan flokulasi yang bertujuan untuk memisahkan bahan yang mengapung.

Pretreatment dilakukan melalui proses presedimentasi dengan

menggunakan metode sand trap. Sand trap berfungsi untuk


41
mengurangi jumlah pasir dalam air yang akan dilairkan ke proses berikutnya

yang bekerja berdasarkan gaya gravitasi, yaitu mengendapkan padatan.

Kemudian air akan di alirkan dengan menggunakan pipa transmisi pada By

Pass dan Sand Pump yang merupakan Wadah atau Bak Penampungan Air

yang saling berhubungan. Air kemudian dipompa dan di atur dengan

pemasangan surge tank yang merupakan mengaman pipa terhadap tekanan

kejut atau tekanan mendadak yang bertekanan lebih tinggi, Surge Tank akan

menyerap kenaikan mendadak tekanan, serta dengan cepat memberikan air

ekstra selama penurunan singkat dalam tekanan. Air yang dipompa ke Rumah

Venting atau Rumah Pompa lalu ditampung dalam bangunan pembagi yang

akan terjadi pembagian aliran air dimana sebagian air akan dipompa dan

disimpan di waduk krenceng sebagai cadangan pasokan air, sedangkan

sebagian lagi dapat langsung digunakan dalam proses penjernihan air. Air

yang tertampung dalam waduk jika dibutuhkan dapat dipompa untuk

digunakan dalam Proses Penjernihan Air.

Gambar 6. Waduk Nadra Krenceng


42

Kemudian Air yang akan diolah di dalam Water Treatment Plant

(WTP) yang berlokasi di PT Krakatau Tirta Industri. Di dalam WTP ini terjadi

Proses Penjernihan Air dari air baku menjadi air bersih. Proses Penjernihan ini

terdiri dari Proses Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filtrasi, dan Reservoir.

Sebelum masuk dalam unit koagulasi dan flokulasi air ditampung dalam bak

distribusi dengan penambahan klor dan Alum sulfat kemudian di distribusikan

pada Accelator clarifier. Accelator Clarifier merupakan unit pengolahan air

yang menggabungkan unit koagulasi-flokulasi dan sedimentasi dalam satu unit

tunggal. Lapangan sludge blanket terbentuk dipisahkan dari air olahan dalam

zona sedimentasi. Sebagian lumpur akan diresirkulasi ke zona reaksi.

Pengadukan dilakukan dengan cara mekanis.

Kelebihan penggunaan Accelator Clarifier yaitu desain yang kompak

dan ekonomis serta pembuangan lumpur yang sederhana. Accelator baik untuk

proses pelunakan dan kekeruhan tingkat tertentu. Clarifier yang digunakan

adalah modern Clarifier, dimana kogulasi, flokulasi dan sedimentasi terjadi

pada satu tempat Air yang dipompakan dari tangki pengendapan sebelum

masuk ke Clarifier di masukan larutan alum (Al2(SO4)3). Clarifier berfungsi

sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan larutan Alum sebagai

bahan. Pada Clarifier terdapat Mesin Agitator yang berfungsi sebagai alat

untuk mempercepat pembentukan flok. Pada Clarifier terjadi


43

pemisahan antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini kemudian disalurkan

dengan menggunakan pipa yang besar untuk kemudian dipompakan ke filter.

Gambar 7. Accelator clarifier

Gambar 8. Green Leaf Filter

Suspensi Kotoran hasil Pembuangan Proses Filtrasi kemudian

mengalami Proses Pencucian pada Backwash. Backwash adalah pencucian

yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terakumulasi di atas media

dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke atas atau kebalikan system

running). Air hasil backwash langsung di buang melalui drain. Backwash

biasanya di lakukan setiap minimal 24 jam selama 15 menit (tergantung

influent dan tingkat kekotoran media) bila tekanan air yang keluar lebih

rendah dari tekanan air yang masuk filter. Pengertian “Backwash”

dalam Water Treatment adalah membalik arah masuknya air ke


44

dalam tabung filter air. Dengan berjalanya waktu dan karena pemakain dari

filter itu sendiri, media filter akan menjadi kotor oleh polutan–polutan dalam

air yang terperangkap di dalamnya.

Untuk mengembalikan kondisi filter media seperti semula maka di

perlukan pembersihan atau pencucian media filter secara berkala. Proses ini

yang dinamakan “Backwashing” yaitu mencuci media filter tanpa harus

mengeluarkan media filter itu sendiri dari dalam tabung filter. Air yang telah

mengalami pencucian yang masih dapat digunakan dapat didaur ulang pada

unit instalasi Recycle Backwash. Suspensi kotoran setelah mengalami

pencucian pada Backwash kemudian ditampung dan dipisahkan lumpur yang

bercampur dengan air menggunakan metode sludge drying bed dengan cara

proses penguapan menggunakan energi penyinaran matahari. Lumpur yang

dihasilkan merupakan hasil akhir dari setiap instalasi pengolahan air.

Pada Instalasi pengolahan air yang menggunakan sistem lumpur aktif

yang dihasilkan dalam bak sedimentasi sebagai recycle dan sebagian lagi

dipompakan ke bak pengering lumpur (Sludge Drying Bed) lumpur yang

ditumpahkan ke bak pengering lumpur biasanya mengandung kadar solid 10%

dan air 90%. Air yang meresap melewati lapisan penyaring, masuk ke pipa

unser drain dan sebagian lagi menguap ke udara. Waktu pengeringan lumpur

biasanya 3-4 minggu dengan ketebalan lapisan lumpur dalam bak pengering

antara 15-25 cm. Semakin tebal lapisan lumpur, waktu pengeringan semakin

lama apalagi ke dalam bak pengering lumpur yang sudah terisi


45

lumpur masih dimasukkan lagi lumpur yang baru. Keadaan cuaca juga sangat

mempengaruhi lamanya waktu pengeringan lumpur.

Gambar 9. sludge drying bed

Hasil filtrasi kemudian mengalami proses disinfeksi untuk

menghilangkan mikroorganisme. Pathogen yang dihasilkan memenuhi Syarat

Biologis Bakteriologis. Desinfeksi dilakukan dengan Penambahan Zat kimia

Klorinasi. Selain itu air tersebut juga dinetralisasi untuk melakukan perubahan

derajat keasaman (pH) air. Netralisasi berfungsi untuk menetralkan air akibat

penambahan alum sehingga pH nya berkisar antara 6 sampai 8. Proses ini

dilakukan pada akhir proses sebelum air di tampung dalam reservoir dalam

rangka memenuhi standar baku air. Setelah semua proses dilakukan, air yang

telah bersih dialirkan ke dalam saluran tertutup (pipa), dimana pada proses

pengaliran ini dilakukan proses penambahan klorin lagi di dalam reservoir.

Air bersih yang dihasilkan kemudian ditampung dalam ground reservoir yaitu

bangunan penampung air bersih yang berada di bawah permukaan tanah.


46

Gambar 10. Ground Reservoir

Dari Ground Reservoir kemudian air di pompa ke Water Tower. Water

Tower merupakan sebuah menara air atau sebuah kontainer penyimpanan air besar

yang ditinggikan yang dibangun untuk menampung persediaan air pada tinggi yang

cukup untuk memberi tekanan pada sistem distribusi air. Pemberian tekanan

terjadi melalui peninggian air; untuk setiap ketinggian

1.020 sentimeter (401.575 in), Air memberi tekanan 1 kilopascal (0.145 psi).

Ketinggian 30 m (98.43 kaki) menghasilkan tekanan sebesar 300 kPa (43.511

psi), tekanan yang cukup untuk mengoperasikan dan memenuhi persayaratan

sistem distribusi dan tekanan air domestik. PT Krakatau Tirta Industri memiliki 4

tempat penampungan air bersih yang siap untuk didistribusikan yang terdiri dari

tiga reservoir dan satu tower reservoir.

Gambar 11. Tower Reservoir di WTP PT Krakatau Tirta Industri


47

Ketiga reservoir ini berbeda-beda sistem pendistribusiannya.

Reservoir 1 digunakan untuk mendistribusikan air ke Tower, PDAM Cilegon,

dan PS V, reservoir 2 digunakan untuk mendistribusikan ke Wilayah

Kawasan Industri (KIEC), reservoir 3 Untuk Daerah Ciwandan. Sedangkan

untuk Air yang di alirkan dari PS III menuju PS V digunakan untuk

mendistribusikan ke Daerah Kompleks KS, Suralaya dan Rumah Sakit.

3.4 Proses Produksi

3.4.1 Data Fasilitas Komponen Produksi PT Krakatau Tirta Industri

1. Pump Station Cidanau ( Jarak tempuh +28 km )

1) Intake Air baku

Jarak pipa antara intake cidanau ke krenceng berjarak +28 km

dan berdiameter 1,4 m.

a. Cek Dam terletak 600 m dari hilir sungi cidanau dan

dirancang dengan kapasitas 3,5 m3/detik.

b. Sand Trap ( penangkap pasir ), terdiri dari 2 bak yang

bertujuan untuk mengendapkan pasir, tanah dan kotoran

kotoran yang meempunyai berat jenis cukup besar.

c. By pass & Sand pump By pass merupakan terusan dari sand

trap, yang bertujuan menyediakan air baku berkadar pasir

rendah kedalam inlet

d. sump pump berfungssi sebagai penyedia air dan

penyeimbang level air yang dipompakan PS I Cidanau.


48
2) Rumah Pompa Cidanau
Jumlah Pom: 4 buah, 3 pompa bekerja secara parallel dan 1

pompa sebagai cadangan.

a. Jenis Pompa: Centrifugal Horizontal

b. Kapasitas Pompa: 1.000-3.500 m3/jam

c. Data Listrik: 420-1.000 KWh

d. Shock Klorinat: berfungsi untuk mematikan lumut,

ganggang, dan mikroba-mikroba lain pada pipa transmisi air

baku ( pipa pesat ) agar tidak menghambat aliran air.

3) Pipa Transmisi

a. Jenis pipa: Pipa baja dengan bagian dalam dan luar dilapisi

Coaltar Jenis Enamel untuk mencegah korosi.

b. Diameter Pipa : 1.400 mm

c. Tebal Pipa : 14,2 mm

d. Panjang Pipa: +27,2 km

e. Catodie Protection untuk mencegah terjadinya korosi jenis :

Impressed Current Catodie Protection.

f. Surge Tank : berfungsi untuk menghindari penurunan

tekanan pada pipa utama pada saat pompa tidak bekerja

sehingga dapat terjadi arus balik yang membahayakan

pompa ( water hummer )

g. Rumah Venting: berfungsi untuk membuang gelembung-

gelembung udara yang terjebak didalam pipa


49

2. Waduk Nadra Krenceng

Waduk Nadra berfungsi untuk menjaga Kontinuitas Suplai

Air Baku jika di PS I Cidanau terjadi trouble atau debit sungai

cidanau turun sampai dibawah kebutuhan pengolahan. Spefikasi

Pump Station II Waduk adalah sebagai berikut:

a. Luas waduk : +1 km2

b. Bentang panjang bendungan : 1.100 m

c. Kapasitas penyimpanan : 5,0 juta m3

d. Jumlah pompa : 5 buah

e. Jenis : Centrivugal Vertical

f. Kapasitas pemompaan : 1.850 m3/jam

Pada PS II Waduk terdapat bangunan pembagi (Distribution

Structure) yang berfungsi untuk mengalirkan air yang dating dari

Cidanau maupun waduk ke Instalasi Pengolahan Air Krenceng dan

jika debitnya melebihi kebutuhan pengolahan maka sebagian akan

dialirkan ke waduk.

3. Accelator Clarifier

Accelator Clarifier berfungsi untuk memisahkan koloid-

koloid (partikel lumut) pada air baku secara mekanis. Proses yang

terjadi di accelator terdiri dari:

a. Proses Flokulasi yaitu terjadinya proses pengumpulan partikel

lumpur (muatan negatif) karena adanya daya listrik tarik-

menarik dengan inti flok Al (OH)3 ( muatan positif ), sehimgga

ukuran dan beratnya menjadi bertambah besar.


50
b. Proses Sedimentasi yaitu flok-flok (gumpalan lumpur) yang

sudah bertambah berat pada zona pengendapan ke dasar

Accelator.

Bangunan Accelator terdiri dari:

1. Inlet yang terdapat didasar bak.

2. Zona Reaksi Primer yang berbentuk kerucut terbalik, dilengkapi

dengan pengaduk ( Agitator ) untuk mempercepat pross

flokulasi dan mendorong air ke zona reaksi Sekunder yang

terletak diatasnya.

3. Zona Reaksi Sekunder terletak diatas agitator, pengadukan yang

terjadi di sini semakin lambat agar flok-flok yang sudah

bertambah berat dan ukurannya tidak pecah Karena tumbukan

antar partikel.

4. Zona Clarifier ( pengendapan ) berfungsi untuk mengendapkan

flok-flok yang sudah terbentuk.

5. Scraper yang berputar secara kontinyu untuk menggiring

lumpur masuk ke dalam ruang lumpur ( hopper ).

6. Outlet ( pelimpah ) yang berfungsi mengalirkan air keluaran

Accelator menuju filter dengan melewati kanal beton.

Spefikasi Teknisi Accelator yaitu:

1. Volume zona reaksi primer : 400 m3


51

2. Volume zona reaksi sekunder : 66 m3

3. Volume zona reaksi clarifier ( pengendapan ) : 1.500 m3

4. Green Leaf Filter

Green leaf filter berfungsi untuk memisahkan partikel halus

yang tidak dapat dipisahkan dengan proses pengendapan di

Accelator. Media yang digunakan untuk filtrasi dari bawah ke atas

yaitu:

Mekanisme yang terjadi pada filtrasi adalah:

a. Proses penyaringan mekanis

b. Proses flokulasi dan sedimentasi

c. Aktivitas biologi, organisme-organisme yang hidup di filter

akan memakan impuritas organik dan ikut memurnikan air.

Bangunan Green Leaf Filter terdiri dari:

1. Satu tabung vakum untuk setiap unit GLF yang berfungsi

membagi air ke masing-masing sel filter. Tabung ini juga

berfungsi selama pencucian.

2. Satu sistem siphon untuk saluran air bersih dan satu sistem

siphon untuk backwash.

3. Nozzle yang terletak dibawah lapisan pendukung berfungsi

untuk mengalirkan air yang telah disaring.

4. Backwash dilakukan setelah volume tiap filter mencapai 8.640

m3/sel atau sampai tanda batas yang ditentukan, dilakukan

dengan cara mengalirkan air hasil filtrasi dengan arah

berlawanan dan filtrasi. Menurut design backwash dilakukan

selama 15 menit dengan kebutuhan air 600 m3


52

3.5 Dinas Proses & Quality Control ( Laboratorium )

Dinas Proses Laboratorium merupakan dinas dibawah naungan Divisi

Produksi yang berfungsi untuk menjaga air bersih berdasarkan analisa agar

memenuhi standar air sesuai Peraturan Mentri Kesehatan RI. No 32 Tahun 2017

Dinas Proses Laboratorium meliputi menganalisa Air Baku, Air Bersih, dan

menguji bahan material seperti alum, kapur, sampel limbah, dan sampel air

distribusi.

Dalam Proses Laboratorium ada beberapa Analisa yang harus dilakukan antara

lain:

a. Analisa Sampling Air

b. Analisa Sampling Air seperti:

1. Air Baku

2. Air Proses ( Air Accelator, Sedimentasi, dan Air Filter )

3. Air Bersih

4. Air Distribusi

Dimana dalam Sampling Air di Produk Pemeriksaan Sifat secara Fisik, Kimia,

dan Mikrobiologi dan sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan RI Tentang

Standar Mutu Air Bersih.

c. Jar Test

Parameter-Parameter yang dapat di Uji setelah Jartes adalah pH, warna, dan

turbidity.
53

d. Kosentrasi Alum dan Kapur Menghitung Konsentrasi Alum dan Kapur dalam

Skala Laboratorium

Adapun Penjelasan Tentang Sistem Kerja Dinas Laboratorium

a. Sampling Air

Tujuan dari Pengambilan Sampel Air adalah untuk mendapatkan

Sampel yang handal (yang mewakili dan memenuhi persyaratan baku

dalam pengambilan sampel). Sampling Air meliputi:

b. Sampling Air Baku

Sampling Air Baku bertujuan untuk:

a. Melihat Karakteristik Air Rawa Danau & Air Waduk Krenceng.

b. Kemungkinan terjadinya pencemaran oleh industri

c. Mengetahui Dosis Alum Sulfat yang dilakukan untuk mengolah

Air Baku menjadi Air Bersih.

d. Mengetahui Mineral-Mineral yang terlarut dalam air.

e. Mengantisipasi kemungkinan Penyimpangan Data pada bulan-

bulan tertentu ( Siklus Perubahan Kualitas Air )

c. Sampling Air Proses

1. Sampling Air Accelator

Sampling Air Accelator bertujuan untuk:

a. Mengetahui apakah Proses Koagulasi atau Flokulasi telah

berjalan baik.
54

b. Mengetahui Dosis Optimal Alum Sulfat yang

diinjeksikan.

c. Mengetahui Kosentrasi Lumpur dalam Accelator.

2. Sampling Air Inlet Filter atau Sedimentasi

Sampling Air Inlet Filter atau Sedimentasi bertujuan untuk:

a. Mengetahui Proses Sedimentasi apakah sudah berjalan

dengan baik.

b. Mengetahui pH air setelah diinjeksi oleh Larutan Asam

Sulfat.

3. Sampling Air Outlet Filter

Sampling Air Outlet bertujuan untuk:

a. Mengetahui Proses Sedimentasi apakah sudah berjalan

dengan baik.

b. Mengetahui Kekeruhan Air.

c. Mengetahui Kenaikan pH setelah Filtrasi ( karena adanya

Proses Aerasi )

4. Sampling Air Bersih

Sampling Air Bersih bertujuan untuk:

a. Mengetahui Kualitas Air yang akan didistribusikan apakah

sudah sesuai dengan standar setelah penambahan klorin

koagulan.

b. Air baku yang telah tercampur alumunium sulfat masuk

pada masing-masing Accelator untuk menjalani


55

proses flokulasi yaitu pembentukan flok yang lebih besar

sehingga dapat mengendap, proses sedimentasi yaitu proses

pengendapan lumpur setelah menjadi makroflok dan lumpur

akan di buang ke sludge field. Hasil akhir dari proses

tersebut yaitu air setengah jernih.

c. Air setengah jernih yang keluar dari Accelelator kemudian

mengalami proses aerasi yaitu kontak langsung air dengan

udara untuk menghilangkan gas- gas beracun seperti karbon

dioksida kemudian disaring melalui filter mengggunakan

media pasir dan hasilnya adaah air bersih.

d. Sebelum masuk ke reservoir dan diteruskan ke menara air,

lalu ke konsumen. Air bersih tersebut dibubuhi kapur untuk

menaikan pH dan gas klorin untuk desinfektan yaitu

menghilangkan bakteri-bakteri yang bersifat pathogen.

3.6 Pengukuran Parameter Fisik Air

1. Pengukuran Turbidity

Turbidimeter yang sudah tersambung dengan sumber listrik

dinyalakan dengan menekan tombol on, selanjutnya sampel disiapkan

dalam kuvet berbentuk tabung silinder dilengkapi dengan penutup kuvet,

kuvet sebelumnya sudah dibilas dengan air suling. Dinding


56

kuvet kemudian dibersihkan dengan menggunakan tissue dan selanjutnya

kuvet yang berisi sampel dimasukkan ke dalam holder sampel. Besarnya

nilai turbiditas ditunjukkan dengan skala konstan yang ditampilkan pada

alat turbidimeter. Setelah melakukan pengukuran, sampel di dalam kuvet

dikeluarkan dan kuvet kembali dibilas dengan air suling. Alat dimatikan

dengan menekan tombol off.

2. Pengukuran Warna

Spektrofotometer DR 2800 yang sudah tersambung dengan sumber

listrik dinyalakan dengan menekan tombol on yang terdapat di belakang

alat tersebut.Alat membutuhkan beberapa menit untuk warning up. Menu

storage program dan sub menu color 455 nm dipilih. Kuvet dibilas dengan

air suling kemudian air bilasan dibuang. Selanjutnya kuvet diisi dengan air

suling hingga tanda tera. Kuvet diseka dengan tissue dan dimasukkan ke

dalam holder dan ditutup. Tombol zero ditekan untuk menjadikan air

suling sebagai blanko. Kuvet diangkat dari dalam holder lalu air suling

yang terdapat di dalam kuvet dibuang dan dibilas dengan sampel yang

akan diukur. Setelah dibilas, kuvet diisi dengan sampel hingga tanda tera.

Kuvet yang berisi sampel diseka dengan tissue dan dimasukkan ke dalam

holder kemudian ditutup. Tombol read ditekan untuk mengukur besaran

warna pada sampel. Setelah melakukan pengukuran, kuvet dibilas dengan

air suling dandikeringkan. Alat dimatikan dengan menekan tombol off.


57
3. Pengukuran Daya Hantar Listrik
Konduktometer yang sudah tersambung dengan sumber listrik

dinyalakan dengan menekan tombol on. Sebelum dilakukan pengukuran

daya hantar listrik pada sampel, dilakukan kalibrasi alat dengan

menggunakan larutan KCl 12.8mS/cm. Setelah dilakukan kalibrasi,

elektroda kerja pada konduktometer dibilas dengan air suling kemudian

dikeringkan dengan menggunakan tissue. Selanjutnya sampel disiapkan

dalam gelas piala, dan elektroda kerja dicelupkan ke dalam sampel

kemudian tombol read ditekan untuk membaca nilai daya hantar listrik

dari sampel. Besarnya nilai daya hantar listrik ditunjukkan dengan skala

konstan yang ditampilkan pada alat konduktometer. Setelah melakukan

pengukuran, elektroda kerja kembali dibilas dengan air suling lalu

dicelupkan ke dalam larutan elektrolit. Alat dimatikan dengan menekan

tombol off.

4. Pengukuran Jumlah Padatan Terlarut ( TDS )

Pengukuran jumlah padatan terlarut dilakukan dengan pengukuran

nilai DHL. Kemudian nilai DHL yang didapatkan dimasukkan ke dalam

persamaan garis y = 0.88 x + 1.84, dengan y adalah TDS dan x merupakan

nilai DHL. Persamaan garis tersebut didapatkan dari kurva kalibrasi

hubungan antara jumlah padatan terlarut dengan nilai daya hantar listrik

yang dibuat dengan metode gravimetri.


58

3.7 Pengukuran Parameter Kimia Air

1. Pengukuran pH
Sebelum dilakukan pengukuran pH pada sampel, dilakukan

kalibrasi alat dengan menggunakan bufer pH 4, 7, dan 10. Elektroda kerja

pada pH meter terlebih dahulu dibilas dengan air suling kemudian

dikeringkan dengan menggunakan tissue. Setelah dibilas, pH meter yang

sudah tersambung dengan sumber listrik dinyalakan dengan menekan

tombol on, selanjutnya sampel disiapkan dalam gelas piala, dan elektroda

kerja dicelupkan ke dalam sampel kemudian tombol read ditekan untuk

membaca nilai pH dari sampel. Besarnya nilai pH ditunjukkan dengan

skala konstan yang ditampilkan pada alat pH meter. Setelah melakukan

pengukuran, elektroda kerja kembali dibilas dengan air suling lalu

dicelupkan ke dalam larutan elektrolit. Alat dimatikan dengan menekan

tombol off.

2. Penentuan Nilai Permanganat ( Kadar Zat Organik )

Sebanyak 100 mL tiap sampel dipindahkan dengan menggunakan

pipet volumetrik 100 mL ke dalam erlenmeyer 250 mL. Sampel di dalam

Erlenmeyer ditambahkan tiga tetes KMnO4 0.0097 N dan 5 ml H2SO4 8

N bebas zat organik. Selanjutnya campuran dipanaskan dengan

menggunakan hot plate hingga mendidih. Setelah mendidih, campuran

ditambahkan 10 mL KMnO4 0.0097 N. Kemudian campuran kembali

dipanaskan selama 10 menit. Setelah 10 menit, campuran ditambahkan 10

mL asam oksalat 0.01 N. Campuran selanjutnya dititrasi dengan KMnO 4

0.0097 N hingga warna campuran berubah menjadi merah muda seulas.


59

Volume Titran yang terpakai dicatat dan kadar zat organik(mg/L)

ditentukan dengan persamaan :

KMnO4 (mg/L) = [(10 mL + a) b – (10 mL x c)] 1 x 31.6 g/gek x 1000

ml/Ld

Keterangan:

a : volume titran KMnO4 yang digunakan saat titrasi (mL)

b : normalitas KMnO4 yang sebenarnya

c : normalitas COOH2 (0.01 N)

d : volume contoh (mL)31.6 g/gek : bobot ekuivalen KMnO4

4. Pengukuran Kadar Sisa Klorin

Sekitar 10 mL sampel air produk dimasukkan ke dalam tabung

komparator. Pereaksi klorin berbentuk serbuk ditambahkan ke dalam

tabung yang berisi sampel lalu dikocok hingga serbuk pereaksi terlarut.

Selanjutnya tabung komparator yang berisikan larutan sampel dimasukkan

ke dalam komparator klorin yang di dalamnya terdapat tabung blanko.

Skala komparator diputar hingga warna blanko pada tabung komparator

serupa dengan warna larutan sampel. Skala yang ditunjukkan saat warna

blanko serupa dengan warna larutan sampel menunjukkan kadar sisa klorin

yang terdapat pada sampel.

5. Pengukuran Kadar Nitrit

Spektrofotometer DR 2800 yang sudah tersambung dengan sumber

listrik dinyalakan dengan menekan tombol on yang terdapat di belakang

alat tersebut. Alat membutuhkan beberapa menit untuk warning up. Menu
60

storage program dan sub menu program nomor 371 dipilih. Kuvet dibilas

dengan sampel kemudian air bilasan dibuang. Selanjutnya kuvet diisi

dengan sampel hingga tanda tera. Kuvet diseka dengan tissue dan

dimasukkan ke dalam holder dan ditutup. Tombol zero ditekan untuk

menjadikan sampel sebagai blanko. Kuvet diangkat dari dalam holder lalu

sampel ditambahkan pereaksi nitrit ver3 nitrite sebanyak satu bungkus.

Kuvet yang berisikan sampel yang sudah ditambahkan pereaksi

selanjutnya ditutup dengan penutup kuvet dan dikocok hingga serbuk

pereaksi larut. Selanjutnya kuvet diseka dengan tissue dan dimasukkan ke

dalam holder kemudian ditutup. Tombol shift and timer ditekan untuk

memilih perhitungan waktu tunggu selama lima belas menit. Setelah lima

belas menit, tombol read ditekan untuk mengukur kadar nitrit pada

sampel. Setelah melakukan pengukuran, kuvet dibilas dengan air suling

dan dikeringkan. Alat dimatikan dengan menekan tombol off.

6. Pengukuran Kadar Nitrat

Spektrofotometer DR 2800 yang sudah tersambung dengan sumber

listrik dinyalakan dengan menekan tombol on yang terdapat di belakang

alat tersebut.Alat membutuhkan beberapa menit untuk warning up. Menu

storage programdan sub menu program nomor 355 dipilih. Kuvet dibilas

dengan sampel kemudian air bilasan dibuang. Selanjutnya kuvet diisi

dengan sampel hingga tanda tera. Kuvet diseka dengan tissue dan

dimasukkan ke dalam holder dan ditutup. Tombol zero ditekan untuk

menjadikan sampel sebagai blanko. Kuvet diangkat dari dalam holder lalu
61
sampel ditambahkan pereaksi nitrat ver5 nitrate sebanyak satu bungkus.

Kuvet yang berisikan sampel dan pereaksi ditutup dengan penutup kuvet dan

dikocok hingga serbuk pereaksi larut. Selanjutnya kuvet diseka dengan

tissue dan dimasukkan ke dalam holder kemudian ditutup. Tombol shift and

timer ditekan untuk memilih perhitungan waktu tunggu selama satu menit.

Setelah satu menit, tombol read ditekan untuk mengukur kadar nitrat pada

sampel. Setelah melakukan pengukuran, kuvet dibilas dengan air suling dan

dikeringkan. Tombol off ditekan untuk mematikan alat.


62

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Ruang Lingkup Kegiatan

Prakerin dilakukan di PT Krakatau Tirta Industri dilakukan selama 1

bulan mulai dari tanggal 03 Oktober 2022 sampai pada tanggal 31 Oktober

2022. Air baku PT Krakatau Tirta Industri berasal dari Sungai Cidanau dan

Waduk Nadra Krenceng. Air baku merupakan air yang dijadikan sebagai

bahan utama untuk menghasilkan air produk. Air baku dipompa dan dialirkan

menggunakan pipa menuju Water treatment plant ( WTP ) untuk diolah

menjadi air produk.

Proses pengolahan air baku ditunjukan dengan gambar 1.

Air Baku Koagulasi Flokulasi Sedimentasi

Desinfeksi Netralisasi Filtrasi Aerasi

RESEVOIR

Gambar 1 Diagram air proses pengolahan air baku menjadi air produk

Air baku dialirkan menuju bak penampungan lalu ditambahkan Al2(SO4)3

sebagai koagulan sehingga terjadi proses koagulasi. Selanjutnya campuran

dialirkan menuju Accelator dan terjadi proses flokulasi dan sedimentasi. Air bebas

sedimentasi dialirkan menuju Green Leaf Filter ( GLF ) dan terjadi proses aerasi

yang bertujuan untuk menurunkan kadar logam khususnya logam besi dan
63

mangan yang terdapat dalam air. Proses aerasi dilakukan dengan mengontakkan

udara menjadi senyawa yang dapat di endapkan seperti Fe(OH)3 dan MnO-2

Proses selanjutnya adalah filtrasi. Air baku dilewatkan ke filter berupa pasir silica,

partikel yang tidak terendapkan akan tertahan di filter. Air baku yang sudah

melewati filter kemudian ditambahkan Ca(OH)2 untuk menaikan pH yang

sebelumnya menurun akibat penambahan koagulan. Penurunan pH yang terjadi

sekitar 14% dari pH awal air baku.

Proses terakhir adalah desinfeksi yaitu proses pembubuhan/penambahan zat

kimia yang bertujuan untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen yang tergantung

pada air.

4.2 Uraian Kegiatan

4.2.1 Prosedur Kerja Dinas Proses Laboratorium


Adapun Proses Kerja Laboratorium antara lain yaitu :

1. Prosedur melakukan Jar Test

Alat dan Bahan :

a.Seperangkat alat Jar Test

b. Pipet

c.6 buah gelas beker

d. Gelas ukur 500 ml

e.Larutan alum sulfat

2. Prosedur Kerja :

a.Ukur air baku sebanyak 500 ml lalu masukan ke dalam 6 buah

gelas beker
64

b. Setelah di isi masing-masing gelas beker tempatkan

pada alat Jar Test dan turunkan alat pengadukan Jar Test.

c.Alat Jar Test dinyatakan dengan kecepatan 120 RPM selama

2 menit.

d. Setelah satu menit tuangkan secara bersamaan larutan

alumunium sulfat dengan kosentrasi yang berbeda-beda dan

masukan aquades .

e.Lalu turunkan kecepatan menjadi 50 RPM selama 20 menit

f. Tunggu sampai waktunya lalu angkat alat pengauk Jar Test

dan biarkan mengendap selama 10 menit.

g. Setelah mengendap air hasil Jar Test dianalisa pH, warna

dan turbidity

3. Pemeriksaan Kualitas Air

Pemeriksaan kualitas air yang dilakukan untuk mengetahui

kualitas air supaya sesuai standar adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan fisis

Pada pemeriksaan fisis parameter yang dianalisa adalah :

a. Analisa Kekeruhan (Turbidity)

Alat dan bahan :

a) Kuvet

b) Sampel (Air bersih & air baku)

c) Tissue

d) Turbidity meter
65

Prosedur Analisa

a) Masukan sampel ke dalam kuvet

b) Lap kuvet menggunakan tissue hingga kering dan

bersih

c) Lalu masukan alat turbidity meter biarkan angka

stabil lalu catat hasilnya.

b. Analisa Warna

Alat dan Bahan :

a) Color meter

b) Kuvet

c) Aquades

d) Tissue

e) Sampel (air bersih & air baku) Prosedur Analisa

f) Nyalakan alat lalu masukan aquades ke dalam kuvet

sebagai blanko lalu tekan tombol zero.

g) Angkat kuvet berisi blanko masukan contoh sampel

yang akan diuji ke dalam kuvet lalu bersihkan kuvet

menggunakan tissue.

h) Masukan kuvet ke dalam color meter dan tekan enter

i) Hasil baca pada alat color meter merupakan kadar warna

dalam air.
66

j) Dan untuk air baku harus disaring dahulu baru bisa

dibaca hasilnya.

c. Analisa Daya Hantar Listrik (DHL)

Alat dan Bahan :

a) Conductivity meter

b) Aquades

c) Gelas Beker

d) Sampel (Air Bersih & Air Baku)

e) Tissue

Prosedur Analisa :

f) Bilas elektroda dengan aquades lalu celupkan elektroda

kedalam gelas beker yang ingin diuji

g) Lalu tekan tombol read tunggu angkanya berhenti

h) Lalu catat hasilnya

d. Analisa pH (Keasaman)

Alat dan Bahan :

a) pH meter

b) Gelas beker

c) Aquades

d) Sampel (Air Bersih & Air Baku)

e) Tissue
67

Prosedur Analisa :
f) Bilas elektroda menggunakan aquades lalu

keringkan menggunakan tissue.

g) Celupkan elektroda kedalam sampel lalu tekan

tombol read

h) Tunggu tingga pH meter menunjukan angka yang

tetap

i) Lalu catat hasilnya.

Pemeriksaan Larutan Alum dan Larutan Kapur

e. Konsentrasi Alum

Alat dan Bahan :

a) Neraca

b) Sampel larutan alum (Bak 2)

c) 1 Labu ukur 100 ml (Labu ukur dengan tulisan

berwarna biru)

Prosedur Analisa :

d) Pada neraca on timbang labu ukur 100 ml yang kosong

lalu catat hasilnya.

e) Masukan larutan alum sulfat kedalam labu ukur sampai

batas kalibrasi kemudian timbang lalu catat hasilnya.

f. Konsentrasi Kapur

Alat dan Bahan :

a) Neraca
68

b) Sampel larutan kapur (Bak 1)

c) Labu Ukur 100 ml (dengan tulisan berwarna coklat)

Prosedur Analisa

d) Pada neraca timbang labu ukur 100 ml yang kosong lalu

catat hasilnya.

e) Masukan larutan kapur ke dalam ukur sampai batas

kalibrasi kemudian timbang dan catat hasilnya.

4.2.1.1 Data Jar Test


Tabel 4.1 Jar Test

PPM 40 45 50 55 60 65

pH 7,16 6,92 6,84 6,73 6,64 6,57

Turbidity ( NTU ) 8,17 5,35 2,35 2,03 1,38 1,80

Warna ( Pt.Co ) 30 40 30 20 20 20

4.2.1.2 Data Air Sedimen dan Air Filter

Tabel 4.2 air filter

Air Filter

pH 7,08

Turbidity ( NTU ) 0,93

Warna ( Pt.Co ) 6
69

Tabel 4.3 Air Sedimen

Air Sedimen

pH 7,29

Turbidity ( NTU ) 4,94

Warna ( Pt.Co ) 24

4.2.1.3 Data Parameter Air Bersih dan Air Baku

Tabel 4.4 Air Bersih

Air Bersih

pH 7,25

Turbidity ( NTU ) 0,51

Warna ( Pt.Co ) 0

DHL (µS/cm) 176

Sisa Chlor 0,2

Tabel 4.5 Air Baku

Air Sedimen

pH 7,58

Turbidity ( NTU ) 89,6

Warna ( Pt.Co ) 74

DHL ( µS/cm ) 152

4.2.1.4 Data Accelator 1,2 dan 3


Tabel 4.6 Data Accelator 1,2, dan 3
1 2 3
Turbidity 14,3 NTU 16,6 NTU 11,2 NTU
Persentase
1,1 % 0,6 % 5,8 %
Lumpur
70

4.3 Kualitas Air Produk PT Krakatau Tirta Industri

Industri pengolahan air membutuhkan suatu standar baku mutu

untuk mengontrol kualitas dari produk yang dihasilkannya. PT Krakatau

Industri mengacu pada Permenkes RI No 32 Tahun 2017 sebagai

standar baku mutu air bersih. Hasil analisis beberapa parameter seperti

turbidity, warna, jumlah padatan terlarut, pH, nilai permanganat, klorin,

nitrit, dan nitrat menunjukkan kadar yang masih berada di bawah

ambang batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui

Permenkes RI No 32 Tahun 2017.

Pasal 6 “Pengambilan dan pengujian sampel air untuk

pengawasan internal dan eksternal dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Pasal 7 “Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan, kualitas Air

untuk Keperluan Higiene Sanitasi, air untuk Kolam Renang, air

untuk SPA, dan air untuk Pemandian Umum tidak memenuhi

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan

Kesehatan, Penyelenggara harus melakukan pelindungan dan

peningkatan kualitas air sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan”
71
BAB V

PENUTU

5.1 Kesimpulan
Setelah saya melakukan PRAKERIN ( Praktek Kerja Industri ) di
PT.Krakatau Tirta Industri saya mengetahui yang sebenarnya atas hasil
yang diperoleh di sekolah, serta memperoleh pengetahuan tentang teori-
teori, praktek dan bahan- bahan atau benda yang pernah dipelajari di
sekolah. Disamping itu saya juga dapat mengetahui bagaimana mendapat
pengelaman bekerja di industri. Dengan hal tersebut penulis mulai dewasa
dapat memahami konsep-konsep non akademis dan non teknis di dunia
kerja, seperti menjaga hubungan antara pegawai dan penulis dan
menghormati kerja keras orang tua. Karna mencari nafkah untuk keluarga
memanglah tidak mudah, butuh banyak pengorbanan.

5.2 Saran
5.2.1Saran untuk sekolah
1. Bagi siswa atau siswi yang melakukan kegiatan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) saran yang paling penting
adalah menjaga nama baik sekolah di mana perusahaan
tempat di laksanakan kegiatan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) dan memenuhi peraturan yang ada di
perusahaan.
2. Bagi sekolah sebaiknya siswa atau siswi yang akan di
terjunkan ke perusahaan untuk melakukan PRAKERIN di
bekali terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan dalam perusahaan, sehingga siswa atau siswi
merasa siap baik secara mental maupun fisiknya.
3. Pemantauan terhadap siswa atau siswi yang sedang prakerin
maupun yang baru akan melaksanakan PRAKERIN agar
lebih ditingkatkan lagi untuk menyakinkan pihak perusahaan
terhadap program PRAKERIN
4. Dan juga guru-guru selalu memberikan motivasi,
72
bimbingan
73
dan keringanan pada siswa atau siswi yang sedang Praktek
Kerja Industri ( PRAKERIN ).

5.2.2 Saran untuk perusahaan


1. Tingkatkan tali silaturahmi di lingkungan perusahaan
sehingga terbentuksuasana kekeluargaan dan keakraban
antar karyawan. Memberikan kesempatan kepada lulusan
SLTA terutama SMK agar dapat diterima bekerja di
perusahaan guna mengurangi jumlah pengangguran yang ada
di kota Cilegon
74

DAFTAR PUSTAKA

Niam, Alfi. 2014. Latar Belakang Praktik Kerja Industri. Makalah Tunggal,
Anton. 2017. Landasan Hukum Prakerin (Praktek Kerja Industri).
http://www.antotunggal.com/2017/04/landasan-hukum-prakerin-praktek-
kerjaindustri.html# (Diakses pada tanggal 09 November 2022)

Setiawan, Heri . 2019. Tujuan Prakerin Bagi Siswa dan 10 Manfaat yang Bisa
Didapatkan. (Di akses melalui https://www.liputan6.com/news/read/3874065/7-
tujuan-prakerinbagi-siswa-dan-10-manfaat-yang-bisa-didapatkannya. pada tanggal
10 November 2022)
.
PT. Krakatau Tirta Industri. 2019.https://www.krakatautirta.co.id/about/profile.
(Diakses pada tanggal 10 November 2022)

PT Krakatau Tirta Industri. Company Profile / Profil Perusahaan. Cilegon :


Majalah Company Profile PT. KTI. Hlm 1-22

Fauzan, Muhamma. 2022 “Proses Pengololahan Air Bersih” Laporan Prakerin,


Cilegon : SMK IT Taruna Nusantara

Amanda Melza, Alyza. 2019 “ Analisis COD (Chemical Oxigen Demand” Laporan
Prakerin: Cilegon : SMK IT Taruna Nusantara

Ulan, Sulis. 2022 ”Sistem Pengolahan Air Besih, Produksi dan Analisa Kualitas Air”
Laporan Prakerin. Cilegon : SMK IT Taruna Nusantara

Mustofa Imam, Muhammad. 2018 “ Analisa Nitrit (NO2 -N) Dalam Sampel Air
Limbah Di Environmental Laboratory PT. Krakatau Stell” Laporan Prakerin.
Cilegon : SMK Negeri 2 Cilegon.
75

LAMPIRAN
76
JURNAL KEGIATAN
PRAKTEK KERJA
LAPANGAN

Nama : TRI SANDI SAPUTRA


Program Studi : KIMIA INDUSTRI
Kelas/Semester : XII / Satu ( 1 )
Sekolah / Universitas : SMKIT TARUNA NUSANTARA
Periode PKL : 03 Oktober 2022 – 31 Oktober 2022

No Hari / Tanggal Kegiatan Paraf

 Masa pengenalan dan pembagian


tempat / divisi

1 Senin, 3 Oktober 2022  Penjelasan pengolahan air


 Mengisi laporan turbid per 15 menit,
30 menit, dan 60 menit
 Mencatat laporan

2 Selasa, 4 Oktober 2022


 Penjelasan alat dan bahan di lapangan
 Mengisi laporan shift ruang kendali

 Mengisi laporan shift ruang kendali


 Laporan harian Turbidity
3 Rabu, 5 Oktober 2022
 Mengisi laporan turbit per 15 menit, 30
menit, dan 60 menit
 Mengisi laporan shift ruang kendali
 Laporan harian Turbidity
 Mengisi laporan turbid per 15 menit, 30
4 Kamis, 6 Oktober 2022
menit, dan 60 menit
 Mengambil sample Alum powder dan
Kapur cair

5 Jum'at, 7 Oktober 2022  Mengisi laporan shift ruang kendali


 Laporan harian Turbidity
 Mengisi laporan harian turbid per 15
menit, 30 menit, dan 60 menit
77
 Mengambil sample air Accelator
 Mengisi laporan shift ruang kendali
 Laporan harian Turbidity
6 Senin, 10 Oktober 2022
 Mengisi laporan harian turbid per 15
menit, 30 menit, dan 60 menit
 Pengisian laporan shift control room
 Laporan harian Turbidty
7 Selasa, 11 Oktober 2022
 Mengisi laporan harian turbid per 15
menit,30 menit, dan 60 menit
 Laporan harian Turbidity
 Mengambil sample Alum powder dan
8 Rabu, 12 Oktober 2022 Kapur cair

 Mengisi laporan harian turbid per 15


menit, 30 menit, dan 60 menit
 Pengisian laporan harian control room
 laporan harian Turbidty

9 Kamis, 13 Oktober 2022  Mengisi laporan harian turbid per 15


menit, 30 menit, dan 60 menit

 Melakukan Jar Test

 Senam pagi
 Pengisian laporan harian control room
10 Jum'at, 14 Oktober 2022  Laporan harian Turbidity
 Mengisi laporan turbid per 15 menit,
30 menit, dan 60 menit
 Melakukan Jar Test
 Mengecek parameter air bersih dan air
11 Senin, 17 Oktober 2022
baku
 Mengecek air sedimen dan air filter
 Melakukan Jar Test
 Mengecek parameter air bersih dan air
12 Selasa, 18 Oktober 2022 baku
 Mengecek air sedimen dan air filter
 Analisa Spectro
78
 Melakukan Jar Test
13 Rabu, 19 Oktober 2022  Mengecek parameter air bersih dan air
baku
 Melakukan Jar Test
 Mengecek parameter air bersih dan air
14 Kamis, 20 Oktober 2022 baku
 Mengecek air sedimen dan air filter

 Senam pagi
 Melakukan Jar Test
 Mengecek parameter air bersih dan air
baku
15 Jum'at, 21 Oktober 2022
 Mengecek air sedimen dan air filter
 Analisa Spectro sample limbah air
closet

 Melakukan Jar Test


 Mengecek parameter air bersih dan air
16 Senin, 24 Oktober 2022 baku
 Mengecek air sedimen dan air filter
 Analisa Fe dan Silika
 Melakukan Jar Test
 Mengecek parameter air bersih dan air
baku
17 Selasa, 25 Oktober 2022
 Mengecek air sedimen dan air filter
 Analisa Sulfat

 Melakukan Jar Test


 Mengecek parameter air bersih dan air
18 Rabu, 26 Oktober 2022 baku
 Mengecek air sedimen dan air filter

19 Kamis, 27 Oktober 2022  Melakukan Jar Test


 Mengecek parameter air bersih dan air
baku
79
 Mengecek air sedimen dan air filter
 Mencatat formulir kerja metode Titrasi
Laboratorium
 Melakukan Jar Test
 Mengecek parameter air bersih dan air
20 Jum'at, 28 Oktober 2022 baku
 Mengecek air sedimen dan air filter

 Melakukan Jar Test


 Mengecek parameter air bersih dan air
baku
21 Senin, 31 Oktober 2022
 Mengecek air sedimen dan air filter
 Analisa Titrasi kesadahan Ca dan Total

Cilegon, November 2022

Pe mbimbing

ADIMAS ABIMANYU
NIK : 10000240
80
DAFTAR PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Nama : TRI SANDI SAPUTRA


Program Studi : KIMIA INDUSTRI
Kelas/Semester : XII/Satu (1)
Sekolah / Universitas : SMKIT TARUNA NUSANTARA
Periode PKL : 03 Oktober 2022 – 31 Oktober 2022

NILAI
NO PENILAIAN
ANGKAKRITERIA
1
DISIPLIN KERJASAMA 90A
2
INISIATIF & KREATIF 90A
3
KEJUJURAN 78B
4
KERAJINAN & 80B
5 KEBERSIHAN 80 B
TANGGUNG JAWAB
6 80 B
KETERAMPILAN SIKAP
7 B
JUMLAH 78
8 B
NILAI RATA-RATA 80
656
82,00

Keterangan Nilai :
Cilegon, November 2022
A : ( 86 – 100 ) Sangat Baik

Pembimbing B : ( 76 – 85 ) Baik
C : ( 60 – 75 ) Cukup
D : ( 00 – 59 ) Kurang

ADIMAS ABIMANYU
NIK : 10000240
81
DAFTAR BIMBINGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN

Nama : TRI SANDI SAPUTRA


Program Studi : KIMIA INDUSTRI
Kelas/Semester : XII/ Satu(1)
Sekolah / Universitas : SMKIT TARUNA
NUSANTARA Periode PKL : 03 Oktober 2022 – 31 Oktober
2022

TGL PARAF
NO MATERI BIMBINGAN
BIMBINGAN PEMBIMBING

1 REVISI LAPORAN PKL 25-11-2022


2 REVISI LAPORAN PKL 07-12-2022
3 REVISI LAPORAN PKL 22-12-2022
4
5
6
7
8
9
10

Cilegon, November 2022


Pembimbing

ADIMAS ABIMANYU
NIK : 10000240

Anda mungkin juga menyukai