Anda di halaman 1dari 2

Volvulus Malrotasi Midgut

1. Anatomi
Usus diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan asal suplai arteri:
usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Duodenum, ileum, jejunum, caecum, dan
kolon asendens yang merupakan dua pertiga bagian proksimal kolon transversum
disuplai dari arteri mesenterika superior (AMS). Rotasi usus selesai dalam 4-12
minggu kehidupan intrauterin. Peningkatan panjang yang cepat usus dan herniasi
fisiologis ke dalam tali pusat terjadi pada minggu kelima, rotasi berlawanan arah
jarum jam 270o di sepanjang AMS sumbu dan kembalinya hernia kembali ke rongga
perut terjadi di sampai minggu ke 10, dan letak sekum di kanan bawah kuadran
selesai pada minggu ke-12. Variasi antara rotasi normal dan kegagalan usus untuk
berotasi karena malfungsi dalam proses ini dikenal sebagai malrotasi.
2. Etiologi
Asal Embriologik
Volvulus midgut merupakan keadaan yang disebabkan oleh kegagalan atau
malrotasi intestinal loop saat masa embriologi. Beberapa kasus volvulus midgut
bahkan ditemukan saat manusia masih menjadi janin dan mungkin juga tanpa disertai
malrotasi. Etiologi yang mungkin menyebabkan volvulus midgut, selain akibat
kegagalan rotasi adalah akibat tidak adanya otot dari saluran cerna dan defek
mesenterika.
3. Epidemiologi
Insiden malrotasi usus terdapat pada 1 dari 500 kelahiran hidup. Hampir 60%
kasus terjadi pada 1 bulan kehidupan, sekitar 20% kasus terjadi pada usia 1 bulan
sampai 1 tahun, dan sisanya muncul pada usia lebih dari 1 tahun, yaitu pada masa
anak-anak bahkan dapat terjadi pada orang dewasa dengan insiden yang lebih kecil
dibandingkan anak. Sebagian besar tidak bergejala; malrotasi hanya bergejala pada 1
dari 6000 kelahiran hidup; sekitar 75% kasus timbul pada tahun pertama kehidupan.
Volvulus banyak menyerang usia neonatus, yaitu 68-71%. Organ Anatomi yang
terkait
4. Gejala klinis
Gejala pada bayi baru lahir yang umum adalah muntah berwarna hijau.
Berbeda dengan pediatrik populasi, kebanyakan pasien dewasa dengan malrotasi tidak
gejala tetapi ada minoritas orang dewasa yang memiliki gejala yakni riwayat keluhan
perut yang berkepanjangan. Gejala yang paling umum ditemukan pada orang dewasa
adalah sakit perut kronis, yang menyebabkan dokter dan pasien untuk
menghubungkan gejala tersebut dengan diagnosis seperti irritable bowel syndrome,
penyakit tukak lambung (ulcer peptic), atau gangguan usus psikogenik (psichogenic
bowel syndrome)
5. Diagnosa banding
a. Bowel Obstruction
Penyumbatan yang terjadi di dalam usus, baik pada usus halus maupun usus
besar. Kondisi ini membuat makanan, cairan, dan gas tidak mampu melewati usus.
Dalam istilah medis, penyumbatan yang terjadi pada usus kecil dikenal sebagai
small bowel obstruction (SBO) dan pada usus besar dikenal sebagai large bowel
obstruction (LBO). Gejala-gejala yang meliputi sakit perut, kram, atau kembung,
diare, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, serta sembelit parah. Gejala lain
obstruksi usus pada bayi dan anak-anak, yaitu demam, melena, muntah berwarna
hijau atau kuning kehijauan, kelesuan, serta perut buncit dan kencang.

b. Necrotizing Enterocolitis
Enterokolitis nekrotikans (NEC) adalah masalah gastrointestinal serius yang
sebagian besar menyerang bayi prematur. Kondisi ini merusak jaringan usus,
bahkan dapat menyebabkannya mati. Sebuah lubang (perforasi) dapat terbentuk di
usus bayi. Bakteri bisa bocor ke perut (perut) atau aliran darah melalui lubang.
Gejala yang muncul pada bayi dengan necrotizing enterocolitis umumnya terjadi
dalam 2 minggu pertama setelah bayi dilahirkan. Gejala-gejala tersebut adalah:
Perut membesar disertai kemerahan, muntah berwarna kehijauan, Diare, demam,
buang air besar berdarah atau kehitaman, detak jantung melemah, tekanan darah
rendah

Sumber :

 Ayane GN, Kadimo K. Diagnosis and surgical management of congenital intestinal


malrotation presenting with midgut volvulus in an adult: high index of suspicion (case
report). Pan African Medical Journal. 2018;29(154).
 Burge, et al. (2020). The Role of Glycosaminoglycans in Protection from Neonatal
Necrotizing Enterocolitis: A Narrative Review. Nutrients, 12(2), pp. 546.
 Gupta D, et al. Midgut Malrotation: Case Series. Int Surg J. 2021 Aug;8(8):2405-2409
 Jurnalis YD, Sayoeti Y, Russely A. Malrotasi dan Volvulus Pada Anak. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2013; 2(2).
 Sutisna CS, Viola V. Laporan Kasus: Malrotasi dengan Volvulus Midgut dan Ileus
Obstruktif Total pada Bayi Usia 2 bulan. CDK 45 -282. 2020; 47(1).

Anda mungkin juga menyukai