Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH KOMUNIKASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT VARUNA TIRTA


PRAKASYA (PERSERO)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan


bisnis, baik dari segi tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.
Oleh karena itu, sumber daya manusia perusahaan dianggap sebagai aset
yang paling berharga. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan
kebutuhan karyawannya dengan baik. Kebutuhan yang dibutuhkan seorang
pegawai dapat berupa kebutuhan fisiologis. Kebutuhan jasmani adalah
kebutuhan rohani atau jiwa seseorang. Dalam dunia kerja, salah satu contoh
kebutuhan fisiologis adalah kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja
karyawan merupakan faktor kunci dalam kinerja karyawan untuk mendukung
tercapainya tujuan organisasi (Pertiwi et al., 2019).

(Nurrachmah, 2021) Kepuasan adalah penilaian subjektif karyawan


terhadap pekerjaan umumnya yang dilakukan didalam perusahaan. Semakin
banyak aspek ditempat kerja setelah dengan keinginan lalu lebih tinggi
tingkat kepuasan yang dirasakan. Kepuasan kerja merupakan faktor penting,
yang berhubungan dengan kebahagiaan yang mempengaruhi kehidupan
karyawan, kepuasan kerja yang tinggi akan membuat karyawan lebih loyal ke
perusahaan.

Selain itu fungsi manajemen yang merupakan tantangan pokok bagi para
manajer sebuah perusahaan adalah menggerakkan orang-orang yang ada
didalam perusahaan, sehingga mereka bersedia bekerja sama secara efektif
dan efesien untuk menciptakan kemajuan perusahaan menjadi lebih baik bagi
perusahaan, oleh karena itu pemimpin yang bijaksana harus dapat
2

memikirkan dengan cermat sampai sejauhnya balas jasa yang diberikan


kepada karyawan sesuai dengan prestasinya masing-masing (Marpaung et al.,
2020). Hal ini dapat dipahami, sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai
dampak yang luas terhadap perusahaan, seperti konflik antara karyawan dan
sebaliknya.

Komunikasi memegang peranan penting dalam suatu interaksi sosial, oleh


karena itu berpengaruh dalam dunia kerja, karena tempat kerja merupakan
suatu komunitas sosial yang memfokuskan pada peran dari komunikasi,
sehingga aktivitas kerja dapat dioptimalkan, pengawasan yang dilakukan
pada koreksi yang telah sesuai dengan prosedur yang telah di tentukan.
Kurangnya review, mengatasi karyawan yang memiIiki permasalahan baik
secara individual maupun kelompok kurangnya intruksi yang diberikan
kepada karyawan ketika mengalami sebuah kejadiaan (Pramiti et al., 2019).
Lingkungan kerja yang baik juga dapat mencegah kejenuhan kerja dan
kerugian pada perusahaan sehingga lingkungan kerja yang mendukung dan
memenuhi kebutuhan karyawan dapat meningkatkan kegairahan kerja
karyawan, tujuan suatu perusahaan adalah mencapai keuntungan yang
maksimum dengan produktivitas kerja yang tinggi, maka hal tersebut akan
tercapai apabila adanya kegairahan kerja dari karyawan dalam bekerja.
Untuk itu diperlukan adanya lingkungan kerja yang baik (Pramiti et al.,
2019).

(Nuraeni & Sahid, 2021) lingkungan kerja bagi karyawan akan


mempunyai dampak yang tidak kecil bagi jalannya operasi perusahaan
karena secara langsung dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada
PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), kurangnya sarana prasarana dan tata
ruang yang kurang baik berdampak pada kepuasan kerja karyawan yang akan
semakin menurun, yang disebabkan motivasi karyawan rendah dalam
mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan.

Begitu juga dengan temuan identifikasi masalah lingkungan kerja di PT


3

Varuna Tirta Prakasya (Persero) yaitu adanya ketidakpuasan kerja karyawan


dalam melaksanakan tugasnya karena kurang mendukungnya kondisi
lingkungan kerja dan lingkungan kerja perusahaan kurang memadai sehingga
menimbulkan kejenuhan dalam bekerja. Berdasarkan riset awal yang
dilakukan pada PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), ditemukan beberapa
fenomena yang berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan yaitu masih
adanya karyawan yang merasa kurang puas terhadap pekerjaan yang
diberikan oleh pimpinan.

Fenomena lain yang menjadi permasalahan adalah masalah lingkungan


kerja yang tidak nyaman didalam ruangan, disebabkan ruangan sempit
sehingga karyawan merasa kurang semangat dalam melaksanakan
pekerjaannya dengan sungguh-sungguh sehingga dapat memberikan
pengaruh yang tidak baik terhadap kepuasan dan kinerja para karyawan
untuk mengembangkan karier di perusahaan tersebut, dengan perangkat
peraturan tersebut karyawan akan dituntut menjalankan aktivitasnya guna
mencapai tujuan perusahaan maupun tujuan individu, disamping itu
karyawan akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik lagi.

Ada pula permasalahan lainnya yang ditemukan yaitu masalah rendahnya


kepuasan kerja, dilihat dari komunikasi antara individu karyawan yang
kurang efektif dan tidak adanya keseriusan karyawan dalam mengerjakan
pekerjaan yang akan mengakibatkan kinerja kurang maksimal.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk


melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH KOMUNIKASI DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN PADA PT VARUNA TIRTA PRAKASYA (PERSERO)”.

B. Identifikasi, Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah
4

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang penulis lakukan pada


PT Varuna Tirta Prakasya (Persero). Diperoleh informasi tentang
permasalahan yang timbul yaitu:

a. Tingkat kepuasan kerja yang rendah, tercermin dari komunikasi


interpersonal yang tidak efisien dan kurangnya keseriusan staf dalam
melaksanakan pekerjaan sehingga kinerjanya kurang optimal.

b. Masih terjalinnya komunikasi yang kurang baik antara atasan dan


bawahan di perusahaan.

c. Beberapa karyawan merasa lingkungan kerjanya tidak nyaman, hal


ini dikarenakan ruang kerja yang sempit.

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan dalam penelitian tentang masalah


yang akan dipecahkan, maka penelitian yang dilakukan penulis
dibatasi pada variabel bebas yaitu komunikasi dan lingkungan kerja
dan kepuasan dibatasi pada seluruh pegawai tetap PT Varuna Tirta
Prakasya (Persero).

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka


permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan:

a. Apakah ada pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja


karyawan pada PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)?

b. Apakah ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja


karyawan pada PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)?

c. Apakah ada pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja terhadap


kepuasan kerja karyawan pada PT Varuna Tirta Prakasya
5

(Persero)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka tujuan


penelitian yang ingin dicapai adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja


karyawan pada PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)

b. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan


kerja karyawan pada PT Varuna Tirta Prakasya (Persero).

c. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja


terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Varuna Tirta Prakasya
(Persero).

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap hasilnya akan


dapat memberikan banyak manfaat bagi pihak yang berkepentingan
sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis, terutama yang


terkait dengan masalah dalam penelitian ini, serta sebagai wadah
untuk teori yang telah dipelajari.

b. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan kajian


atau referensi untuk penelitian dimasa yang akan datang.

c. Sebagai sumber informasi simultan untuk meningkatkan


pemahaman dan pengetahuan dalam konteks komunikasi dan sinergi
lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan.
6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Kajian ini bermanfaat sebagai acuan, pedoman pengembangan


kebijakan perusahaan mengenai retensi karyawan, khususnya dalam
menetapkan kebijakan terkait komunikasi, lingkungan kerja dan
kepuasan kerja karyawan.

b. Bagi Pihak Lain

Studi ini berguna sebagai dasar untuk mengembangkan studi masa


depan tentang komunikasi, lingkungan kerja dan kepuasan kerja
karyawan.
7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja memiliki banyak segi. Secara keseluruhan, tahapan


yang diamati dari kepuasan kerja yaitu gaji, pengakuan, hubungan
supervisor-tenaga kerja, dan peluang kemajuan. Setiap aspek menciptakan
rasa kepuasan umum dengan pekerjaan itu sendiri, tetapi pekerjaan itu juga
memiliki definisi yang berbeda untuk yang lain. Sebagaimana Juliansyah
(Simanjuntak et al., 2020) dengan jelas menyatakan: “Kepuasan kerja berarti
perasaan karyawan didukung atau tidak didukung”. Menurut (Merta et al.,
2020): “Komunikasi adalah keterampilan komunikasi untuk membangun
hubungan sosial atau keterampilan sosial yang harus dimiliki setiap
pemimpin dan manajer”.

Pandangan lain dikemukakan oleh (Nanda & Namora, 2020): “Ada


perbedaan definisi atau batasan kepuasan kerja, pertama, pemahaman
menganggap kepuasan kerja merupakan unit respons emosional yang
kompleks. Kedua, pemahaman menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah
sikap seorang karyawan terhadap pekerjaan dalam kaitannya dengan situasi
kerja, kerjasama antar karyawan, penghargaan yang diterima dalam
pekerjaan, dan masalah yang berkaitan dengan faktor fisik dan psikologis.

Sedangkan (Handoko, 2022) menyatakan bahwa kepuasan kerja


adalah perasaan mendukung atau tidak mendukung seorang karyawan dalam
kaitannya dengan pekerjaan atau statusnya. Berdasarkan penjelasan diatas,
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap positif atau perasaan
senang karyawan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan dan disebabkan
8

oleh beberapa aspek penting.

b. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja

Sebuah keputusan yang diambil oleh perusahaan tentunya berharap


dapat menjamin kepuasan profesional para karyawannya di tempat kerja.
Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan selalu mencari unsur kepuasan
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut (Husni et al., 2018),
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain:

1) Faktor Psikologis

2) Faktor Sosial

3) Faktor Fisik

4) Faktor Finansial

c. Indikator Kepuasan Kerja

Adapun indikator yang biasa digunakan menurut (Salahudin et al., 2018)


yaitu:

1) Isi Pekerjaan

2) Supervisi

3) Organisasi dan Manajemen

4) Kesempatan untuk maju

5) Gaji dan Keuntungan Bidang Finansial

6) Rekan Kerja

7) Kondisi Kerja

2. Komunikasi
9

a. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan hal terpenting dalam manajemen karena


manajemen dilakukan hanya ketika komunikasi dilakukan. Pemberian
nasehat, informasi, perintah, laporan dan pembinaan hubungan hanya dapat
dilakukan melalui komunikasi. Tanpa komunikasi, proses manajemen tidak
akan berjalan. (Indah Mariani & Sariyathi, 2017) menjelaskan bahwa
komunikasi dapat dipahami sebagai proses pemindahan informasi, ide,
pemahaman dari satu orang ke orang lain dengan harapan orang lain dapat
menafsirkannya tergantung pada tujuan yang dimaksudkan.

Menurut (Pangesti et al., 2020) menyatakan bahwa: “Komunikasi


adalah proses atau penerimaan pesan dari seseorang kepada orang lain,
secara langsung atau tidak langsung secara tertulis, lisan, verbal dan
nonverbal.” Sementara (Putra & Adnyani, 2019) mengatakan: “Pada
dasarnya, komunikasi dapat dilihat dari dimensi yang berbeda. Dianggap
sebagai proses, komunikasi adalah tindakan mengirim dan menerima pesan
secara dinamis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah


suatu proses penyampaian pesan berupa informasi, ide dan gagasan baik
secara verbal maupun nonverbal kepada orang lain melalui sarana
komunikasi.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Menurut (Apriyani, 2021) ada dua tinjauan yang mempengaruhi


komunikasi yaitu:

1) Faktor dari pihak sender atau komunikator, yaitu keterampilan, sikap,


pengetahuan sender, media saluran yang digunakan.

2) Faktor dari pihak receiver, yaitu keterampilan receiver, sikap


receiver, pengetahuan receiver, dan media saluran komunikasi.
10

c. Indikator Komunikasi

Menurut (Murdani et al., 2021) menyatakan indikator komunikasi adalah:

1) Keterbukaan

2) Empati

3) Dukungan

4) Kesamaan

3. Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di sekitar perusahaan dan


dapat mempengaruhi cara kerja karyawan dan efisiensi kerja dan tempat
kerja (Husni et al., 2018). Untuk lebih jelasnya, beberapa ahli akan
memberikan penjelasan tentang lingkungan kerja. Lingkungan kerja sama
pentingnya bagi kinerja karyawan. Ketika lingkungan kerja mempengaruhi
karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Adanya lingkungan kerja yang
sesuai pasti akan membuat karyawan betah dalam bekerja, sehingga
semangat kerja dan semangat kerja ini akan tercermin pada karyawan di
tempat kerja dan akan mempengaruhi konsentrasi karyawan dalam
melakukan pekerjaan sehingga menimbulkan kesalahan dalam bekerja,
kinerja dan kinerja karyawan akan menurun.

Menurut (Pramiti et al., 2019) menyatakan bahwa: “Manajemen harus


memiliki kondisi lingkungan yang baik dan menyesuaikan struktur dan
praktik organisasi untuk memenuhi dan memanfaatkan kondisi lingkungan”.
Menurut (Simanjuntak et al., 2020), “lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar pekerja dan dapat mempengaruhi mereka dalam
melakukan tugas yang diberikan, seperti kebersihan, musik, cahaya dan lain-
lain. Menurut (Nuraeni & Sahid, 2021) menyatakan bahwa: “lingkungan
11

kerja merupakan peran yang nyaman dan aman, lingkungan kerja yang baik
dapat menciptakan kualitas kehidupan kerja”.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja


adalah suatu kondisi yang dapat disiapkan oleh manajemen perusahaan yang
bersangkutan pada saat menjadi tempat kerja. Untuk mendirikan sebuah
bisnis, pimpinan bisnis harus memperhatikan lingkungan kerja para
karyawan di perusahaan tersebut.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut (Husni et al., 2018) faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan


kerja adalah:

1) Hubungan karyawan

2) Tingkat Kebisingan Lingkungan Kerja

3) Penerangan

4) Peraturan kerja

5) Sirkulasi Udara

6) Keamanan

c. Indikator Lingkungan Kerja

Menurut (Husni et al., 2018) yang menjadi indikator lingkungan kerja


adalah:

1) Penyegaran ruangan

2) Temperatur

3) Pencahayaan
12

4) Kebisingan

4. Penelitian Terdahulu

No Judul Peneliti Tahun Metode Hasil


Penelitian Penelitian Penelitian

1. Pengaruh Yulia 2019 Analisis Secara


Komunikasi Pertiwi, Regresi parsial dan
Interpersonal Efendi, Andy Linier simultan
dan Wijaya, Berganda komunikasi
Kompensasi Sudung interpersonal
Terhadap Simatupang dan
Kepuasan kompensasi
Jurnal
Kerja Pada berpengaruh
Manajemen
PT terhadap
dan
Perkebunan kepuasan
Keuangan
Nusantara Iii kerja PT
Vol.7 No.2
(Persero) Perkebunan
(2019) Page
Kebun Nusantara III
(11-20)
Bangun (Persero).
ISSN : 2338-
4328
ISSN : 2686-
2646
2. Analisis Nuraeni, 2021 Analisis Komunikasi
Komunikasi Muhammad Regresi dan
dan Sahid Linier lingkungan
Lingkungan Berganda kerja
Jurnal
Kerja memiliki
Manajemen
Terhadap pengaruh
Mandiri
Kepuasan signifikan
Saburai
Kerja secara
13

Pegawai Vol. 05 No. bersama-


Pada Dinas 01, Maret sama
Tanaman 2021 terhadap
Pangan kepuasaan
Hortikultura kerja
dan pegawai
Peternakan pada Dinas
Kabupaten Tanaman
Way Kanan Pangan
Hortikultura
dan
Peternakan
Kabupaten
Way Kanan.

3. Pengaruh Daslan 2020 Analisis Secara


Komunikasi, Simanjuntak, Regresi bersama-
Hubungan Ali Linier sama
Interpersonal Sahputra , Berganda terdapat
dan Zufrie pengaruh
Lingkungan signifikan
Manajemen
Kerja antara
Informatika
Terhadap komunikasi,
Universitas
Kepuasan hubungan
Labuhanbat
Kerja Guru interpersonal
u VoL. 8,
Mts Negeri dan
No. 1
Lohsari lingkungan
Januari
Kabupaten kerja
2020
Labuhanbatu terhadap
e-ISSN :
Selatan kepuasan
2615-1855
kerja.
14

p-ISSN : Namun
2303-2863 secara
parsial
variabel
hubungan
interpersonal
tidak
berpengaruh
baik positif
dan tidak
signifikan
terhadap
kepuasan
kerja.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan permasalahan yang diuraikan,


kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

K0munikasi (X1)

Kepuasan Kerja (Y)

Lingkungan Kerja (X2)

1. Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja


15

Menurut Ghiselli dan Brown dalam (S. Chandrasekhar & laily Noor
Ikhsanto, 2020), “Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui kepedulian
dan hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahan, sehingga karyawan
merasa puas. Ini merupakan bagian penting dari organisasi kerja. (feeling of
belonging).”

Ada hubungan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian


sebelumnya dengan pendapat Ghiselli dan Brown. Dimana subjek penelitian
menemukan masalah pelatihan dan kepuasan kerja karyawan.

Hasil penelitian yang dilakukan oIeh (Haryadi et al., 2022)


menunjukkan bahwa komunikasi berhubungan dengan kepuasan kerja
pegawai pada pegawai negeri sipil di kota Surakarta. Menyatakan bahwa
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan.

2. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja

Menurut (Pangesti et al., 2020) “lingkungan kerja adalah faktor –


faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi.
Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu tempat kerja, kebisingan,
kesesakan, kepadatan dan luas ruang kerja. Sedangkan faktor non fisik
mencakup hubungan kerja yang terbentuk di instansi antara atasan dan
bawahan serta antara sesama karyawan”.

Hal ini sesuai dengan poin (Apriyani, 2021) yang menyatakan:


“Komunikasi yang lancar antara karyawan dan manajemen banyak
digunakan oleh karyawan yang menyukai posisinya. Dalam hal ini atasan
siap sedia, mau mendengarkan, memahami, dan mengakui hasil penelitian.
(Husni et al., 2018) menyimpulkan bahwa komunikasi berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan.

3. Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan


16

Kerja

Menurut (Pertiwi et al., 2019), sejumlah faktor yang mempengaruhi


kepuasan kerja karyawan, antara lain kesempatan promosi, keamanan kerja,
gaji, perusahaan dan manajemen, pengawasan, faktor intrinsik pekerjaan,
kondisi kerja, aspek sosial pekerjaan, komunikasi dan peralatan.

Hasil penelitian (Marpaung et al., 2020) menyimpulkan bahwa


lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja


berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

C. Hipotesis

Berdasarkan teori-teori dan penelitian empiris sebelumnya, maka hipotesis


dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT


Varuna Tirta Prakasya (Persero).

2. Ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada


PT Varuna Tirta Prakasya (Persero).

3. Ada pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja


karyawan pada PT Varuna Tirta Prakasya (Persero).
17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kategori Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis metode penelitian yang digunakan adalah


pendekatan kuantitatif karena jika diIihat dari jenis datanya, penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif.

Sebagaimana Sugiyono (2017) menyatakan: “Penelitian kuantitatif


dapat didefinisikan sebagai metode penelitian yang didasarkan pada filosofi
positivisme. Digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel biasanya dilakukan secara acak, pengumpulan data
menggunakan alat penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik untuk
tujuan uji asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan menurut penjelasannya, dalam penelitian ini digunakan


pendekatan asosiasi, yang menurut Sugiyono (2017) mengatakan:
“Keterkaitan adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih." Alasan dipilihnya bentuk penelitian ini adalah karena
metode penelitian ini telah digunakan sejak lama, sehingga menjadi metode
penelitian tradisional. Selain itu, metode memiliki kaidah penelitian yang
spesifik/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis.

B. Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel


terikat. Dimana komunikasi dan lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan
kepuasan kerja sebagai variabel terikat. Definisi operasional merupakan
pengembangan yang lebih rinci dari definisi suatu konsep yang
diklasifikasikan sebagai variabel sebagai pedoman untuk mengukur dan
18

menentukan apakah pengukuran itu baik atau buruk dalam suatu penelitian.
Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan Kerja (Y) adalah suatu sikap emosioanal yang muncul dari diri
karyawan atas apa yang dirasakan tentang pekerjaannya (Merta et al.,
2020).

Tabel III-1 Indikator Kepuasan Kerja

No Indikator Penjelasan

1 Isi pekerjaan Penampilan tugas pekerjaan yang sebenarnya dan


sebagai pemeriksaan pekerjaan. Karyawan akan
merasa puas ketika pekerjaan yang diberikan
menarik dan menawarkan kesempatan untuk
belajar dan menerima tanggung jawab.

2 Supervisi Kepedulian dan hubungan yang baik antara


pemimpin dan bawahan sehingga karyawan
merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari
organisasi kerja meningkatkan kepuasan kerja
karyawan. Di sisi lain, pengawasan yang buruk
dapat meningkatkan turnover karyawan dan
ketidakhadiran karyawan.

3 Organisasi dan Seseorang yang mampu memberikan kondisi dan


manajemen kondisi kerja yang stabil, membawa kepuasan bagi
karyawan.

4 Kesempatan Kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan


untuk maju meningkatkan kapasitas kerja akan membawa
kepuasan karyawan dalam bekerja.

5 Gaji dan Gaji adalah jumlah yang diterima dan diterima


19

keuntungan status gaji (gaji). Jika pekerja percaya bahwa


finansial lain gajinya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka
dan keluarganya, kecenderungan pekerja untuk
merasa puas dengan pekerjaannya akan lebih
besar.

6 Rekan kerja Adanya hubungan yang saling peduli dan


mendukung antar rekan kerja akan menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman dan hangat,
menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan.

7 Kondisi Kondisi kerja yang kondusif akan meningkatkan


pekerjaan kepuasan kerja karyawan. Kondisi kerja
mendorong tersedianya sarana dan prasarana kerja
yang memadai sesuai dengan sifat tugas yang
dilakukan.

2. Komunikasi (X1) adalah memberikan dorongan yang menimbulkan


semangat kerja seseorang, sehingga mau bekerja sama, produktif dan
melakukan yang terbaik untuk mencapai kepuasan (Nanda & Namora,
2020).

TabeI III-2 Indikator Komunikasi

No Indikator Penjelasan

1 Keterbukaan Ini adalah keinginan untuk terbuka dan siap


merespons secara jujur dari orang lain.
20

2 Empati Cobalah untuk merasakan hal yang sama dengan


orang lain.

3 Dukungan Usahakan untuk tidak mengkritik atau menyerang


isi percakapan, tetapi dukunglah isi percakapan
meskipun hanya untuk tepuk tangan atau
anggukan..

4 Kesamaan Karena dikatakan bahwa tidak ada dua manusia


yang sama, bahkan jika mereka kembar,
komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika
terjadi dalam suasana yang sama.

3. Lingkungan Kerja (X2) merupakan faktor yang sangat penting di antara


karyawan yang melakukan aktivitas kerja. Lingkungan kerja memiliki
pengaruh langsung terhadap kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas
yang diberikan (Nuraeni & Sahid, 2021).

TabeI III-3 Indikator Lingkungan Kerja

No Indikator PenjeIasan

1 Penyegaran Adanya bau tidak sedap di sekitar tempat kerja


dapat dianggap polusi, karena dapat mengganggu
konsentrasi kerja dan bau yang tidak sedap dapat
mempengaruhi indera penciuman. Menggunakan
“AC” yang tepat merupakan salah satu cara yang
bisa diterapkan untuk menghilangkan bau tak
sedap di sekitar tempat kerja..

2 Temperature lingkungan kerja dapat dirasakan apabila didukung


oleh beberapa faktor, salah satunya yang menjamin
21

keadilan adalah suhu udara. Temperatur udara di


ruang kerja merupakan salah satu faktor yang
menjadi perhatian manajemen perusahaan agar
karyawan dapat bekerja dengan kapasitas penuh
untuk menciptakan efisiensi yang optimal. Selain
suhu udara, sirkulasi udara yang baik, udara kotor
di dalam ruangan bisa diganti dengan udara bersih
dari luar.

3 Pencahayaan Pencahayaan di ruang kerja karyawan memegang


peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
motivasi mereka untuk bekerja dengan baik.

4 Kebisingan Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dalam


bekerja, sehingga penting untuk mengurangi
kebisingan. Berkurangnya konsentrasi karena
kebisingan dapat mempengaruhi stres karyawan.

C. Jenis, Sumber, dan Cara Penentuan Data

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017) bahwa: “Populasi adalah bidang yang


digeneralisasikan yang meliputi: objek/subyek, yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang diidentifikasi oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh
pegawai tetap PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) Jakarta yang berjumlah 40
orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari kuantitas dan karakteristik yang dimiliki oleh
22

suatu populasi (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini sampel yang


digunakan adalah seluruh karyawan PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)
Jakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Wawancara (interview), terdiri dari penyusunan tanya jawab dengan


pihak yang berwenang atau beberapa personel yang berwenang untuk
memberikan data yang penulis butuhkan.

2. Meneliti dokumen, mempelajari dokumen perusahaan seperti sejarah


perusahaan, struktur organisasi, jumlah karyawan, dll.

3. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang menyusun daftar


pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang dikirimkan kepada beberapa
karyawan PT Varuna Tirta Prakasya (Persero). Sampel yang digunakan
sebagai sampel menggunakan Summary Likert Rating Scale (ISR)
berupa daftar pertanyaan dimana setiap pertanyaan memiliki 5 (lima)
pilihan yaitu:

TabIe III-6 Skala Likert

Pertanyaan Bobot

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1


23

Skala dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju untuk menunjukkan tingkat keakraban,
intensitas atau frekuensi jawaban responden kuesioner terhadap kuesioner.
Dengan pertanyaan atau pertanyaan dari variabel yang diteliti, sehingga
alternatif di atas dapat mengukur nilai kepuasan karyawan.

Selain itu, data yang disusun telah diperiksa validitasnya dengan uji
validitas dan reliabilitas. Di bawah ini adalah uji validitas dan reliabilitas
yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu:

1. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji keakuratan atau kemahiran suatu
alat kuesioner sebagai alat ukur variabel penelitian (Juliandi, 2015).
Validasi penelitian ini dilakukan pada PT Varuna Tirta Prakasya
(Persero). Rumus untuk memeriksa validitas adalah sebagai berikut: :

n xiyi−( xi)( yi)


rxy =
√ n xi2−( xi)2 n yi 2−( yi)2

Keterangan :

n = banyaknya pasangan pengamatan

x = jumlah pengamatan variabel X

y = jumlah pengamatan variabel Y

(x 2 ) = jumlah kuadrat pengamatan variabel X

(y 2 ) = jumlah kuadrat pengamatan variabel Y

(x)2 = kuadrat jumlah pengamatan variabel X

(y)2 = kuadrat jumlah pengamatan variabel Y


24

xiy = jumlah hasil kali variabel X dan Y

Kriteria penarikan :

Menurut Juliandi (2015), untuk menentukan valid tidaknya suatu faktor


instrumental perlu melihat nilai probabilitas dari koefisien korelasi.

1) Suatu item instrumen dapat dikatakan valid apabila nilai


korelasinya (r) ≥ r tabel atau nilai probabilitas sig< = 0,05.
2) Suatu item instrumen dikatakan tidak valid apabila nilai
korelasinya (r) ≤ r tabel atau nilai probabilitas sig> = 0,05
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas Menurut Juliandi (2015), tujuan dari uji reliabilitas
adalah untuk menilai apakah instrumen penelitian reliabel dan dapat
dipercaya. Jika variabel penelitian menggunakan alat yang andal dan
dapat dipercaya, maka hasil penelitian juga dapat memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi. Uji reliabilitas dilakukan setelah dilakukan
pengecekan keabsahan pernyataan yang valid. Pengujian reliabilitas
dapat menggunakan teknik Cronbach Alpha dengan rumus :

k b2
r =( )(1− 2 )
k −1 t

Keterangan :

r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

2
b = Jumlah varians butir

t2 = Varians total
25

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah


mengumpulkan data dari seluruh responden atau sumber data lainnya. Analisis
data meliputi pengelompokan data menurut variabel dan jenis responden, tabulasi
data menurut variabel untuk seluruh responden, penyajian data untuk setiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab masalah dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

a. Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2017: 19), statistik deskriptif bertujuan untuk


memberikan gambaran atau deskripsi data yang muncul dari mean, standar
deviasi, varians, maksimum, minimum, jumlah, rentang dan bias (bias
distribusi). Statistika deskriptif adalah analisis tentang ciri-ciri suatu
keadaan subjek yang sedang dipelajari.

b. Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis klasik merupakan persyaratan statistik yang harus


dipenuhi dalam analisis regresi linier berganda. Setidaknya ada empat uji
hipotesis klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi
dan uji varians variabel.

a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2017), uji normalitas bertujuan untuk
memeriksa apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel
terikat berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal.
Uji standardisasi dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
grafik.
26

Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah


tampilan grafik probabilitas normal. Grafik probabilitas standar
untuk membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal
(Ghozali, 2017). Dasar pengambilan keputusan melalui analisis ini,
jika data yang tersebar di sekitar diagonal mewakili distribusi
normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normatif.

b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas memiliki satu tujuan yaitu untuk
memeriksa apakah model regresi menemukan korelasi antara
variabel bebas. Deteksi dilakukan dengan menggunakan nilai
toleransi 0,10 atau dengan niIai VIF 10 dengan multikolinearitas.
Sebaliknya, jika toleransi > 10 dan nilai VIF adalah andit; 10, tidak
ada multi-kolonial (Ghozali, 2017).

c. Uji Heteroskedastisitas
Variasi mempunyai satu tujuan, yaitu untuk dapat mengetahui
apakah dalam suatu model regresi varians terdapat ketidaksamaan
residual pengamatan yang satu terhadap yang lain. Model regresi
yang baik adalah model kovariat. Uji varians yang terkait dengan uji
Glejser mengusulkan untuk memperbaiki nilai absolut absolut dari
variabel independen (Ghozali, 2011). Jika variabel independen
secara statistik signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen,
itu merupakan indikasi varians variabel.

1. Pengujian Hipotesis

a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur
kemampuan model untuk memperhitungkan perubahan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1.
NiIai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan perubahan variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang
27

mendekati satu berarti bahwa variabel bebas menyediakan hampir


semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi perubahan
variabel terikat. Kelemahan mendasar dari penggunaan koefisien
determinasi adalah jumlah variabel independen yang dimasukkan
dalam model penelitian (Ghozali, 2018). Nilai yang mendekati 1
(satu) berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi perubahan variabel terikat.

b. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)


Ghozali (2018 : 152) menyatakan bahwa uji-t digunakan untuk
menentukan setiap variabel independen relatif terhadap variabel
dependen. Jika thitung > ttabel atau nilai signifikansi uji t dan lt;
0,05, kami menyimpulkan bahwa variabel independen saja memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-
langkah uji-t adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan hipotesis yang akan diuji.

Hipotesis yang diuji adalah: H0 : i = 0, yaitu variabel bebas


tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. H1 : i 0, yaitu
variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat.

2. Menentukan tingkat signifikasi = α sebesar 0,05.

3. Menentukan daerah keputusan:

a. Apabila t sig < dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Apabila t sig > dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.


28

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, H. (2021). Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Lingkungan Kerja


Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Kamadjaja Logistics Jakarta
Utara. 1–15. http://repository.fe.unj.ac.id/9933/

Handoko, M. (2022). Pengaruh Komunikasi dan Stres Kerja terhadap Kepuasan


Kerja. 6, 15659–15664.

Haryadi, N., Sunarsi, D., & Erlangga, H. (2022). Pengaruh Komunikasi dan
Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Timur Jaya Prestasi
Cileungsi. 5(3), 702–709.

Husni, Musnadi, S., & Faisal. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompensasi
dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja serta Dampaknya Terhadap
Loyalitas Kerja Pegawai Rutan Di Provinsi Aceh (Studi Kasus Pada Rutan
Klas IIB Banda Aceh dan Rutan Klas II B Jantho. Magister Manajemen,
2(1), 88–98.

Indah Mariani, L. M., & Sariyathi, N. (2017). Pengaruh Motivasi, Komunikasi


Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Warung Mina Peguyangan
Di Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 6(7), 244999.

Marpaung, F. K., Namirah, Y., Usandra, S., Putra, G., & Monica, C. (2020).
Pengaruh Komunikasi, Pelatihan, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT Globelink Sea and Air Freight Indonesia. Jurnal Warta,
14, 175–193.

Merta, I. K., Elik Astari, A. A., & Ernawati Kertagam, N. K. (2020). Pengaruh
Komunikasi Dan Hubungan Industrial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Pada Hotel Fave Petitenget Kabupaten Badung Bali. Jurnal Ilmiah
29

Satyagraha, 1(2), 23–44. https://doi.org/10.47532/jis.v1i2.44

Murdani, N. K., Luh, N., Ayu, K., & Sucandrawati, S. (2021). PENGARUH
KOMUNIKASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN LINGKUNGAN KERJA
TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN. 03(02), 82–118.

Nanda, R. T., & Namora, I. (2020). Pengaruh Komunikasi Kerja, Kepemimpinan


Dan Pelatihan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pt Bumisari
Prima Medan. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 7(1), 19–24.
https://doi.org/10.26905/jbm.v7i1.3885

Nuraeni, N., & Sahid, M. (2021). Analisis Komunikasi Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas Tanaman Pangan
Hortikultura Dan Peternakan Kabupaten Way Kanan. Jurnal Manajemen
Mandiri Saburai (JMMS), 5(1), 17–28.
https://doi.org/10.24967/jmms.v5i1.1227

Nurrachmah, S. (2021). Pengaruh Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja


Karyawan Industri Jasa Keuangan di Bandung. Komunikasi, 7(1), 1–15.
https://doi.org/10.38204/komversal.v7i1.498

Pangesti et al. (2020). Pengaruh Komunikasi, Fasilitas Perpustakaan, dan


Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kepuasan Pengguna Perpustakaan melalui
Kualitas Pelayanan sebagai Variabel Intervening. Economic Education
Analysis Journal, 2(1), 18–23. https://doi.org/10.15294/eeaj.v9i1.36909

Pertiwi, Y., Efendi, E., Wijaya, A., & Simatupang, S. (2019). Pengaruh
Komunikasi Interpersonal Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pada
Pt Perkebunan Nusantara Iii (Persero) Kebun Bangun. SULTANIST: Jurnal
Manajemen Dan Keuangan, 7(2), 11–20.
https://doi.org/10.37403/sultanist.v7i2.149

Pramiti, N. K., Suryani, N. N., & Parwita, G. B. S. (2019). Pengaruh Komunikasi,


Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kepuasan Kerja.
30

Africa’s Potential for the Ecological Intensification of Agriculture, 53(9),


1689–1699.

Putra, I. W. R. S., & Adnyani, I. G. A. D. (2019). Pengaruh Komunikasi, Budaya


Organisasi Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Ramada Bintang Bali. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(4),
2014. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i04.p05

S. Chandrasekhar, F. R. S., & Laily Noor Ikhsanto, jurusan teknik mesin. (2020).
PENGARUH KOMUNIKASI, STANDAR KERJA, PEMBERDAYAAN
TERHADAP KEPUASAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
KARYAWAN. Liquid Crystals, 21(1), 1–17.

Salahudin, D. N., Lengkong, V. P. K., Tulung, J. E., & Komunikasi……, P.


(2018). Pengaruh Komunikasi Dan Gaya Kepemimpinan Serta Budaya
Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi Dan Dampaknya Pada Kepuasan
Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Kecamatan Se Kota Kotamobagu.
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akutansi,
6(3), 1858–1867.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/20703/20379

Simanjuntak, D., Sahputra, A., & Zufrie, Z. (2020). PENGARUH


KOMUNIKASI, HUBUNGAN INTERPERSONAL DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU MTs NEGERI
LOHSARI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN. Informatika, 8(1),
45–53. https://doi.org/10.36987/informatika.v8i1.2017
31

Anda mungkin juga menyukai