Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin berkembang pesat dan cukup


menggembirakan. Pembangunan pariwisata terus ditingkatkan dengan pengembangan,
pengunaan sumber daya dan potensi pariwisata yang ada. Melalui pembangunan pariwisata,
selain dapat meningkatkan devisa negara juga dapat memperluas kesempatan kerja.
Pelaksanaan pembangunan pariwisata dilakukan dengan membangun tempat- tempat
penginapan seperti villa, bungalow, losmen, hotel ataupun Colosseum .

Pembangunan Colosseum -Colosseum berkembang dengan pesat, seperti pendirian


Colosseum - Colosseum baru atau pengadaan kamar- kamar pada Colosseum - Colosseum
yang ada. Fungsi Colosseum bukan hanya sebagai tempat menginap untuk tujuan wisata,
namun juga untuk menjalankan kegiatan bisnis, mengadakan seminar, acara kekeluargaan
atau sekedar untuk mendapatkan ketenangan.

Wilayah pulau-pulau di Kabupaten Bandung sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah
dan laut. Di sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska.
Kekayaan biota ini telah menjadikan Kabupaten Bandung sebagai perpustakaan hidup dari
koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The
Nature Conservancy dan Conservation International, ada sekitar 75% spesies laut dunia
tinggal di pulau yang menakjubkan ini. Mengingat kepulauan Kabupaten Bandung adalah
lokasi yang tidak asing lagi bagi wisatawan lokal dan internasional, namun belum ditemukan
adanya Colosseum yang memadai dengan harga yang sesuai. Maka pembangunan
Colosseum ini diharapkan dapat merubah persepi publik akan Colosseum -Colosseum
yang terdapat di Kabupaten Bandung dan dapat menambah wisatawan untuk berkunjung ke
salah satu kepulauan milik Indonesia tersebut.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1Tujuan
Tujuan proyek pembangunan Colosseum Kabupaten Bandung adalah :

 Untuk menyediakan fasilitas tempat tinggal sementara bagi para pendatang baik untuk kepentingan
wisata maupun kepentingan lain seperti bisnis, kantor dan sebagainya.
 Untuk menambah pendapatan bagi pemerintah daerah Kabupaten Bandung secara khusus.
Membuka lapangan kerja baru bagi penduduk yang bertempat tinggal di kawasan Kabupaten Bandung .
 Untuk menambah daya tarik kawasan Kabupaten Bandung sebagai tempat wisata laut baik secara lokal
maupun international.
 Untuk mengembangkan pembangunan daerah wisata Kabupaten Bandung agar dikenal banyak
wisatawan dan turis asing.

1.2.2 Manfaat
Manfaat mendirikan Colosseum  Aprodite  Kabupaten Bandung :

 Memberikan lapangan pekerjaan. Colosseum juga memberikan lapangan pekerjaan


bagi masyarakat Kabupaten Bandung sehingga bisa meningkatkan taraf hidup
mereka. Hal ini berarti Colosseum turut andil membantu pemerintah dalam
mengurangi angka pengganguran.
 Menjadi tempat peristirahatan. Colosseum juga bermanfaat sebagai tempat
peristirahatan sementara bagi para wisatawan. Dengan kata lain, Colosseum dapat
dikatakan sebagai bentuk layanan dari daerah tersebut kepada para wisatawan yang
sudah berkunjung.
 Profit. Dengan tarif di kota wisata Kabupaten Bandung yang terbilang tinggi,
pendirian usaha di kota wisata tersebut memberikan profit yang lebih tinggi
dibandingkan mendirikan Colosseum di kota lain.
BAB 2
STUDI KELAYAKAN COLOSSEUM

1.1 Beberapa pertanyaan dasar


Dalam melakukan studi kelayakan bisnis harus ada beberapa pertanyaan dasar yang mendasari suatu hipotesis.
Dalam analisis aspek pasar ada beberapa pertanyaan yang biasa diajukan seperti :

1. Berapa market potensial untuk masa yang akan datang?


2. Berapa market share yang dapat diserap oleh proyek tersebut ?
3. Strategi pemasaran apa yang dipakai untuk mencapai market share yang ditetapkan?

Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut kelompok kami telah mendapatkan data – data yang
diperlukan.

1. Kecenderungan konsumsi permintaan masa lalu dan sekarang untuk jasa penginapan.

Tahun Persentase

2012 5.2%

2013 6%

2. Variabel – variabel yang berpengaruh terhadap tingkat permintaan dari jasa


penginapan antara lain :
a. Harga
b. Pelayanan
c. Lokasi yang strategis
d. Kenyamanan
e. Keamanan
f. Lingkungan
g. Kemudahan akses reservasi ( internet / manual booking )
h. Fasilitas yang diberikan
3. Analisa peramalan

Strategi pemasaran yang kami pakai pertama, kami menetapkan harga yang besaing
Colosseum lain. Kedua, kami menyediakan layanan lengkap untuk wisatawan seperti wifi,
televisi, AC, teras, kolam renang, spa, reflexology, gym, restaurant, dll. Ketiga,
kami menggunakan media sosial dan media masa untuk mempromosikan produk kami.

Strategi Optimasi Marketing Mix

1. Marketing Mix dalam dua komponen variabel utama Colosseum Aprodite :

a. Apa yang akan diserahkan konsumen dalam hal meliputi kualitas, harga dan
pelayanan Colosseum .

 Kualitas. Colosseum kami memberikan pelayanan Colosseum berbintang lima


untuk menarik minat wisatawan dengan kenyamanan, keunikan dan kemewahan yang
ada.
 Harga. Harga yang ditawarkan sebanding dengan fasilitas yang diberikan, serta
berbagai promosi yang dapat ditawarkan.
 Pelayanan. Kami melayani dengan total agar wisatawan dapat menikmati liburannya
dengan nyaman dengan fasilitas yang kami berikan.

b. Alat-alat dan metode yang meliputi saluran distribusi, personal


selling, Advertensi, sales promotion, dan publikasi.

 Saluran distribusi. Kami berkerja sama dengan beberapa web yang dipakai wisatawan
untuk memesan kamar.
 Advertensi. Dapat di iklankan melalui stasiun , koran, dan televisi.
 Sales promotion. Membagikan brosur-brosur / banner di tempat ramai seperti
kampus-kampus, tempat kursus, taman kota dll.
 Publikasi mengacu pada promosi visual dan display seperti membagikan brosur yang
menarik sehingga wisatawan tertarik.

2. 4 komponen utama yang lazim disebut “4P” yaitu:

a. Produk (Product)

Produk kami adalah pelayanan jasa penginapan yang berfokus pada memberikan pelayanan
yang terbaik pada pelanggan dan harga yang setara dengan kulitas yang diterima wisatawan.

b. Saluran distribusi (Place)


Dalam penyaluran distribusi kami bekerja sama dengan media masa untuk memasarkan
Colosseum kami.

c. Promosi (Promotion)

Penjualan yang memenuhi sasaran tidak terlepas dari adanya promosi yang baik. Karena
teknologi sudah mulai berkembang dan luas. Kami menggunakan media masa untuk
mempromosikan penginapan kami.Selain menggunakan media masa, kami menggunakan
brosur sebagai media promosi kami.

d. Harga (Price)

Harga yang standart untuk penginapan di kota wisata Kabupaten Bandung yang disesuaikan
dengan kulitas kami dan harga dari pesaing.

Jawaban pertanyaan dasar

1. Berapa market potensial untuk masa yang akan datang?

o Dengan melihat data permintaan masa lalu dan sekarang, dan variabel yang
berpengaruh terhadap permintaan tersebut, serta dari data analisis industri,
diketahui permintaan sebanyak 6%. Dengan permintaan yang besar dan kulitas
dan pelayanan yang kami berikan memuaskan bagi wisatawan maka kami
memiliki market potensial yang besar.

2. Berapa market share yang dapat diserap oleh proyek tersebut ?

o Diketahui permintaan sebanyak 6% dan Colosseum kami dapat menampung


210 wisatawan per malam. Dengan perbandingan tersebut, maka Colosseum
kami dikatakan layak bersaing di Kabupaten Bandung . Di masa yang akan
datang, dengan perkembangan persentase permintaan jasa penginapan yang
terus meningkat, maka kedudukan peluang pasar untuk Colosseum kami juga
akan meningkat, tentunya dibauri dengan strategi pemasaran dan inovasi yang
tepat.

3. Strategi pemasaran apa yang dipakai untuk mencapai market share yang ditetapkan?
o Menetapkan harga yang besaing dengan Colosseum lain
o Memberikan kualitas, dan fasilitas yang baik dan sebanding dengan harga
yang kami tawarkan.
o Menggunakan media masa untuk memperkenalkan Colosseum  kami.
o Melakukan kerja sama dengan situs jual beli online untuk pemesanan kamar.
o Menyediakan berbagai promosi / diskon.
o Membagikan brosur-brosur di tempat ramai seperti kampus-kampus, tempat
kursus, taman kota dll.

1.2 Metode Analisis Kelayakan


Analisis Perhitungan Net Present Value (NPV)
NPV = PWB – PWC
= Rp 332.817.077.991,00
NPV bernilai positf berarti investasi layak dilakukan.
Analisis Perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR)
Nilai BCR = PWC/PWB ..................... (1)
= 1.855.066. 213.279 / 1.426.231. 521.729
= 1,25 (BCR > 1)
BCR didapat lebih besar dari 1 (satu) berarti investasi layak dilakukan atau usulan proyek
diterima.
Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
IRR ≥ WACC
WACC = (Wh x Kh) + (We x Ke) (6)
= (13% x 71.3%) + (14% x28.7%)
= 13,56%
Untuk menentukan nilai IRR dilakukan dengan cara trial and error dengan mendapatkan nilai
NPV(+) dan NPV (-). Maka dicoba dengan i= 30% dan i= 35%. Kemudian dilakukan cara
interpolasi.
IRR = 30% + ( 23.742.465.002 / (23.742.465.002 - (2.362.238.010) ) x (35% 30%)
IRR = 34,548 %
Nilai IRR lebih besar dari arus pengembalian yang diinginkan sebesar 13,56%, berarti usulan
proyek ini diterima atau layak dilakukan.
Discounted Pay Back Period
DiscountedPBP = 7+ (87,217,613,559 - 79.667.665.998) / 21.191.131.564 x 12 bulan
= 7 tahun 5 bulan
Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa :
1. Pada analisis kelayakan finansial yang telah dilakukan dengan metode Net Present Value
(NPV) diperoleh nilai positif sebesar Rp 332.817.077.991,00 (NPV>0), pada tingkat suku
bunga 13% per tahun. Dengan demikian pembangunan Colosseum ini layak dilaksanakan.
2. Benefit Cost Ratio (BCR) diperoleh nilai 1,25 lebih besar dari satu (BCR>1) pada tingkat
suku bunga 13% per tahun. Dengan demikian berdasarkan analisa dengan menggunakan BCR
proyek ini layak dilaksanakan.
3. Internal Rate of Return (IRR) diperoleh nilai 34,548% lebih besar daripada arus
pengembalian yang diinginkan sebesar 13,56%. Dengan demikian berdasarkan analisa
dengan menggunakan IRR pyouek ini layak dilaksanakan.
4. Back Periode pada tahun ketujuh (7) bulan kelima saat jumlah pendapatan sebesar Rp
36.614.717.266,00. Ini berarti perusahaan baru mencapai titik impas (break even point) atau
jumlah pengeluaran sama dengan jumlah penerimaan. Selanjutnya, perusahaan akan
memperoleh keuntungan.

Keterangan :

 Controller (1 orang)

Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian
manajemen

o Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian


o Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan kepada para
pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.
o Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-
laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal
anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke
dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.

 General Manager (1 orang)


o Bertanggung jawab terhadap operasional
o Membuat Perencanaan.
o Menciptakan budaya.
o Menjalin komunikasi dengan perusahaan lain.
o Membuat keputusan

 Executive Secretary (1 orang)


o Membuat agenda kegiatan GM.
o Menyimpulkan hasil rapat.
o Membuat laporan hasil kegiatan.

 Assistant General Manager atau Executive Assistan Manager (1 orang)


Adalah wakil General Manager. Jabatan ini pada umumnya ada di Colosseum -
Colosseum besar di mana General Manager perlu dibantu dan didukung oleh
Assistan General Manager. Penanganan tugas-tugas manajemen yang telah
dirumuskan dan diarahkan oleh General Manager dilaksanakan dan dikomunikasikan
kepada Assistant General Manager. 

 Plant Engineer (1 orang)

Plant Engineer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pemeliharaan, pengelolaan, dan
perbaikan seluruh aset yang meliputi: gedung Colosseum , perlengkapan mekanik dan
elektronik, dan energi Colosseum . Pengelolaan listrik, gas, dan air adalah tanggung jawab
plant engineer.

 Executive Housekeeper (1 orang)

Executive Housekeeper adalah pemimpin departemen yang memiliki kemampuan


merencanakan, mengorganisasi, Dan mengevaluasi pekerjaan dibidang housekeeping. Ia
bertanggung jawab atas kebersihan kamar-kamar tamu dan area umum yang dimiliki
Colosseum .

 Human Resources Development Manager (1 orang)

HRD Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola sumber daya manusia untuk
keberhasilan Colosseum . HRD Manager harus menguasai hukum dan perundang-undangan
yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, baik lokal, nasional, maupun internasional. Ia
bertugas menerima dan mengangkat pegawai baru, menyelenggarakan semua administrasi
kepegawaian dan kegiatan karyawan, serta mengadakan pelatihan terhadap karyawan.

 Recreation Director (1 orang)

Recreation Director adalah pejabat yang bertugas mengelola kegiatan Colosseum yang
berkaitan dengan kegiatan rekreasi di area Colosseum .

 Marketing and Sales Director (1 orang)

Marketing and Sales Director adalah pejabat yang menentukan keberhasilan Colosseum
dalam menjual produk Colosseum kepada konsumen.

 Food & Beverage Manager (1 orang)

F&B Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and Beverage Department
Untuk dapat menyajikan makanan dan minuman berkualitas yang disenangi tamu.
Merencanakan menu, memastikan bahwa setiap bawahanya dapat menyajikan makanan
dengan cepat dan ramah, dan mengendalikan biaya Food and Beverage Department.

 Front Office Manager (1 orang)

FO Manager adalah pejabat Colosseum yang bertanggung jawab atas pengelolaan kantor
depan.

 Security Director (1 orang)

Security Director bertanggung jawab atas keamanan Colosseum secara keseluruhan. Ruang
lingkup pengamanan Colosseum meliputi para karyawan, para tamu, dan aset Colosseum .
Security perlu menciptakan kondisi yang aman sehingga tamu betah tinggal di Colosseum
dan para karyawan bekerja dengan nyaman.

 Night Auditor

memperbaiki dan melengkapi semua posting dan transaksi yang salah masuk sebelum Colosseum tutup buku
pada hari itu. 

 Clerks

Mencatat dan memproses seluruh pemesanan kamar secara akurat sekaligus mempromosikan produk Colosseum
serta menciptakan & menjaga citra Colosseum yang baik melalui pemberian pelayanan yang maksimal.

 Concierge

Memastikan segala kebutuhan dan permintaan tamu bisa terpenuhi dan setiap tamu memiliki
kenangan yang baik selama mereka tinggal. Pelayanan concierge yang diberikan tidak
terbatas hanya pada pelayanan atau penyimpanan barang, lebih dari itu seorang concierge
harus paham dan memiliki pengetahuan yang luas mengenai Colosseum dan local area di
luar Colosseum .
BAB 3
LAPORAN KEUANGAN
Modal

Laporan Laba Rugi


Aprodite
Untuk Tahun yang Berakhir, 31 Desember 2023 and 2025

Keterangan 2023 2025

Total Pendapatan 1.430.500.000 2.062.000.000

Penyewaan Ruangan:

Pendapatan 906.500.000 1.220.000.000

Gaji dan Biaya terkait (175.500.000) (295.000.000)

Biaya langsung lainnya (95.000.000) (215.000.000)

Pendapatan departmental 636.000.000 710.000.000

Penjualan Makanan dan Minuman :

Pendapatan 512.000.000 817.000.000

Harga Pokok Penjualan (180.000.000) (310.000.000)

Gaji dan biaya Terkait (169.000.000) (245.000.000)

Biaya langsung lainnya (55.000.000) (90.000.000)

Pendapatan departmental 108.000.000 172.000.000

Penyewaan dan pendapatan lainnya 12.000.000 25.000.000

Laba operasi kotor 756.000.000 907.000.000

Biaya Operasi yang tak terdistribusikan

Umum dan administratif 100.000.000 90.000.000

Pemasaran 65.000.000 64.000.000


Operasi dan pemeliharaan properti 80.000.000 70.000.000

Biaya Listrik 105.000.000 80.000.000

Total biaya operasi yang tak terdistribusikan 350.000.000 304.000.000

Laba sebelum biaya tetap 406.000.000 603.000.000

Biaya Tetap:

Beban sewa 0 0

Beban asuransi 75.000.000 95.000.000

Beban bunga 25.000.000 25.000.000

Depresiasi 245.000.000 295.000.000

Total Biaya tetap 345.000.000 415.000.000

Laba sebelum pajak 61.000.000 188.000.000

Pajak (0) (0)

Laba bersih 61.000.000 188.000.000

Neraca
Aprodite
31 Desember 2023 dan 2025

2023 2025

Aktiva Lancar :

Kas 503.000.000 520.000.000

Piutang Usaha 190.000.000 160.000.000


Persediaan 120.000.000 150.000.000

Beban dibayar dimuka 48.000.000 40.000.000

Total aktiva lancar 861.000.000 870.000.000

Investasi 50.000.000 50.000.000

Properti dan aktiva tetap 7.483.000.000 7.490.000.000

Total Aset 8.394.000.000 8.410.000.000

Liabilitas dan ekuitas pemilik

Liabilitas Lancar

Hutang Usaha 192.000.000 225.000.000

Wesel bayar 40.000.000 25.000.000

Hutang Pajak 20.000.000 15.000.000

Uang Muka 30.000.000 50.000.000

Beban Akrual 6.000.000 5.000.000

Utang Hipotek 120.000.000 124.000.000

Total Liabilitas lancar 408.000.000 444.000.000

Hutang Jangka panjang – Hutang Hipotek 4.120.000.000 4.000.000.000

Total Liabilitas 4.528.000.000 4.444.000.000

Ekuitas Pemilik

Saham Biasa 3.312.000.000 3.312.000.000

Saldo Laba 554.000.000 654.000.000

Total Ekuitas Pemilik 3.866.000.000 3.966.000.000

Total Liabilitas dan Ekuitas Pemilik 8.394.000.000 8.410.000.000

Rasio Lancar (Current Ratio)


       
870.000.00
Current Assets
Current 0
= = = 1,96
Ratio Current 444.000.00
Liabilities 0

                                     
Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp.1, hutang lancar, dijamin dengan Rp.1,96
aktiva lancar.   Untuk menilai apakah rasio tersebut baik atau tidak, perlu dibandingkan
dengan standar rata-rata industri Colosseum .  Misal standar rata-rata industri  current ratio
untuk Colosseum sebesar 1,50  :  1, maka rasio 1,96 : 1 lebih besar dari 1,5 :  1.   Dapat
disimpulkan bahwa Aprodite kemungkinan akan cukup mudah untuk melunasi hutang
jangka panjangnya.

Rasio Cepat (Accid Test Ratio)


            Rasio
cepat mengukur likuiditas berdasarkan aktiva lancar yang dapat secara cepat
dicairkan menjadi alat pembayaran saja, yaitu Kas, Surat Berharga dan Piutang.  Dalam
operasional Colosseum , persediaan, meskipun termasuk sebagai aktiva lancar akan tetapi 
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencairkannya menjadi kas.  

Kas + Sekuritas yang


520.000.000 +
dpat diperjualbelikan  +
Rasio Cepat = Piutang Usaha = 160.000.000 = 1,53

Current Liabilities 444.000.000

            Rasio
tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin dengan
Rp.1,53 harta lancar yang cepat dicairkan.  Rasio tersebut dapat dinyatakan dalam angka 1,53
:  1 atau 153%.  Untuk menentukan baik tidaknya rasio ini , perlu dibandingkan dengan
standar rata – rata industri. Misal, rata – rata industri acid test rasio sebesar 1  :  1 , maka 1,53
: 1 lebih besar dari 1  :  1.  Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen tidak kesulitan untuk
melunasi hutang – hutang jangka pendeknya.  Acid test rasio merupakan metode yang paling
sesuai untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan Colosseum . 
Margin  Laba (Profit Margin)
      

Laba Bersih
Margin
= Total x 100%
Laba
Pendapatan

188.000.000
Margi 100 9,12
= 2.062.000.00 x =
n Laba % %
0

Rasio tersebut menunjukkan bahwa Aprodite memperoleh 9,12% keuntungan bersih dari
total pendapatan dari penjualan.  Rasio   tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan rata –
rata margin laba industri perColosseum an sebesar 5 %.

Return On Assets (ROA)


          

Laba Bersih
ROA = x 100%
Rata-rata total aset

188.000.00
0 2,2
RO 100
= x = 3
A 8.402.000.0 %
%
00
Awal + 8.394.000.000
Rata-Rata Akhir +8.410.000.000.
= = = 8.402.000.000
Total Aset
2 2

ROA sebesar 2,23 % menunjukkan bahwa setiap Rp.1 dari assets akan menghasilkan
keuntungan  sebesar Rp.0,021 atau dari 100% assets akan menghasikan keuntungan sebersar
2,23% nya.  ROA yang rendah merupakan indikasi bahwa keuntungan yang diperoleh terlalu
rendah atau assets yang digunakan tidak dimanfaatkan secara efisien, untuk menghasilkan
tingkat keuntungan yang diharapkan.  

CASH FLOW
Aprodite adalah perusahaan jasa perColosseum an dengan dana awal sebesar :
Rp 28,187,150,000
Total pendapatan per bulan
Penyewaan Ruangan:
Pendapatan 906.500.000
Penjualan Makanan dan Minuman :
Pendapatan 512.000.000
Harga Pokok Penjualan (180.000.000)
Pendapatan departmental 332.000.000
Penyewaan dan pendapatan lainnya 12.000.000
Laba operasi kotor 1.250.500.000
Total pendapatan per bulan 1.430.500.000

Pembiayaan per bulan


1. Dana untuk gaji dan honor
Controler : Rp 15.000.000,-
General Manager : Rp 15.000.000,-
Executive Secretary : Rp 5.500.000,-
Assistant General Manager : Rp 10.600.000,-
Plant engineer : Rp 3.000.000,-
Executive Housekeeper : Rp 2.500.000,-
Human Resources Development Manager : Rp. 3.000.000,-
Recreation Director : Rp 3.000.000,-
Marketing and Sales Director : Rp 3.000.000,-
Food & Beverage Manager : Rp 3.500.000,-
Front Office Manager : Rp 3.000.000,-
Security Director : Rp 2.500.000,-
Night Auditor : Rp 5.400.000,-
Clerks : Rp 5.000.000,-
Concierge : Rp 5.000.000,-
Total biaya gaji bulanan Rp 85.000.000,-
2. Biaya langsung lainnya 55.000.000
3. Biaya Operasi yang tak terdistribusikan
Umum dan administratif 100.000.000
Pemasaran 65.000.000
Operasi dan pemeliharaan properti 80.000.000
Biaya Listrik 105.000.000
Total biaya operasi yang tak terdistribusikan 350.000.000
4. Biaya Tetap:
Beban sewa 0
Beban asuransi 75.000.000
Beban bunga 25.000.000
Depresiasi 245.000.000
Total Biaya tetap 345.000.000

Total pengeluaran per bulan Rp 1.369.500.000


Saldo bulanan Rp 61.000.000,-
BAB 4
ANALISA INDUSTRI
Analisa Industri
Jumlah Colosseum menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Colosseum Tahun 2022 -2022
berdasarkan Badan Pusat Statistik Papua

Kabupaten/Kota Bintang Melati Jumlah

Regency/Municipality Classified NonClassified Total

-1 -2 -3 -4

Kabupaten/ Regency

01. Fakfak 1 4 5

02. Kaimana - 4 4

03. Teluk Wondama - 2 2

04. Teluk Bintuni - 8 8

05. Manokwari 3 25 28

06. Sorong Selatan - 3 3

07. Sorong - - -

08. Kabupaten Bandung - 7 7

09. Tambrauw - - -

10. Maybrat - - -

Kota/ Municipality

71. Sorong 6 17 23

Papua Barat    2022 10 70 80

                          2021 8 65 73

                          2020 8 63 71
                          2019 7 68 75
Rata-rata Lama Tamu yang Menginap (Asing dan Domestik)dirinci menurut Golongan
Colosseum Tahun 2020 -2022 berdasarkan Badan Pusat Statistik Papua

Golongan Colosseum / Colosseum


Type 2020 2021 2022

-1 -2 -3 -4

1. Colosseum Bintang 2,34 5,34 3,06

    a. Bintang I 2,64 3,01 2,47

    b. Bintang II 1,95 10,34 4,43

    c. Bintang III 2,44 2,66 2,29

2. Colosseum Melati 2,79 2,14 2,39

    a. Melati I 2,44 1,73 1,58

    b. Melati II 3,37 2,89 2,72

    c. Melati III 2,58 1,80 2,87

Rata-rata Lama Tamu Asing yang Menginap dirinci menurut Golongan Colosseum Tahun
2020 -2022 berdasarkan Badan Pusat Statistik Papua

Kabupaten/Kota Bintang Melati Jumlah

Regency/Municipality Classified NonClassified Total

-1 -2 -3 -4

Kabupaten/ Regency

01. Fakfak 1 4 5

02. Kaimana - 4 4

03. Teluk Wondama - 2 2

04. Teluk Bintuni - 8 8


05. Manokwari 3 25 28

06. Sorong Selatan - 3 3

07. Sorong - - -

08. Kabupaten Bandung - 7 7

09. Tambrauw - - -

10. Maybrat - - -

Kota/ Municipality

71. Sorong 6 17 23

Papua Barat    2022 10 70 80

                          2021 8 65 73

                          2020 8 63 71

                          2019 7 68 75

Jumlah Tamu Domestik yang Menginap dirinci Menurut Golongan Colosseum Tahun 2020
-2022 bedasarkan Badan Pusat Statistik Papua

Golongan
Colosseum /  Colosseum Type 2020 2021 2022

-1 -2 -3 -4

1. Colosseum Bintang 978 1602 2 220

    a. Bintang I 272 199 1 368

    b. Bintang II 59 929 25

    c. Bintang III 647 473 827

2. Colosseum Melati 155 94 732

    a. Melati I 0 1 0

    b. Melati II 91 77 18
    c. Melati III 64 16 714

Jumlah Tamu Asing yang Menginap dirinci menurut Golongan Colosseum Tahun 2020 -
2022 berdasarkan Badan Pusat Statistik Papua

Golongan
Colosseum /  Colosseum Type 2020 2021 2022

-1 -2 -3 -4

1. Colosseum Bintang 6,56 9,69 2,61

    a. Bintang I 11,15 21,57 3,33

    b. Bintang II 4,93 3,46 1,50

    c. Bintang III 3,59 4,04 2,99

2. Colosseum Melati 5,90 2,32 3,62

    a. Melati I 0,00 0,00 0,00

    b. Melati II 11,21 3,64 3,00

    c. Melati III 6,48 3,33 9,10


Mendirikan Colosseum memang membutuhkan modal yang cukup besar, atau memiliki
rekan bisnis. Namun, asal dikelola dengan baik, bisnis Colosseum akan sangat memberikan
prospek bisnis yang sangat baik sepanjang tahun, terlebih ketika hari raya. Bisnis Colosseum
akan sangat bagus jika lokasi Colosseum dekat dengan obyek wisata, pusat hiburan
masyarakat, pusat bisnis. Ketepatan menentukan ceruk pasar akan berpengaruh pada tingkat
kamar yang terisi. Bila diperhitungkan dengan tepat, bukan mustahil setiap bulan kamar akan
terhuni atau full booked.
Kelompok kami berencana untuk membangun Colosseum di salah satu wisata Indonesia
yang masih banyak belum diketahui oleh masyarakat Indonesia kebanyakan, namun di dunia
sangatlah terkenal, yaitu Kabupaten Bandung . Kabupaten Bandung identik dengan
tempat diving yang sangat indah. Apalagi jumlah penginapan, khususnya Colosseum
masihlah sangat sedikit di sana. Karena itu kami tertarik untuk mendirikan Colosseum yang
dengan kualitas tertinggi, namun juga memberikan nuansa budaya Papua, seiring dengan
maraknya wacana Go-Green yang disebarkan di masyarakat.
Dapat kita lihat pada data di atas, jumlah Colosseum di Papua khususnya di Kabupaten
Bandung hanyalah sedikit, yaitu hanya berjumlah 7 Colosseum . Dari sini kita dapat melihat
kesempatan yang besar karena persaingan masih belum terlalu ketat, sedangkan dari data di
atas kita juga dapat melihat bahwa jumlah orang yang menginap di Papua meningkat dari
tahun ke tahun. Terlebih pada tahun 2023 ini kemajuan teknologi informasi sangatlah pesat,
masyarakat modern saat ini cenderung akan mengabadikan momen liburan mereka dengan
mengambil foto maupun video, lalu mereka akan membagikan foto dan video tersebut ke
media sosial. Sehingga tentu saja, jumlah pengunjung Papua akan semakin banyak khususnya
Kabupaten Bandung yang kualitas alamnya sudah diakui di dunia.
Kabupaten Bandung menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan
terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu
untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini. Spesies yang unik yang bisa
dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut katai, wobbegong, dan ikan
pari Manta. Juga ada ikan endemik Kabupaten Bandung , yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan
gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan
ditemani beberapa ekor Pari Manta yang jinak seperti ketika Anda menyelam di Kepulauan
Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa
dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers. Tapi
yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun sebenarnya
itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian).
Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang
diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati,
Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung. Karena daerahnya yang banyak
pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu
memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift dive,
menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil
menerobos kumpulan ikan.
Di kawasan gugusan Misool ditemukan peninggalan prasejarah berupa cap tangan yang
diterakan pada dinding batu karang. Uniknya, cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan
permukaan laut dan tidak berada di dalam gua. Menurut perkiraan, usia cap-cap tangan ini
sekitar 50.000 tahun dan menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur penyebaran manusia
dari kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia. Sisa pesawat karam peninggalan
Perang Dunia II bisa dijumpai di beberapa tempat penyelaman, seperti di Pulau Wai.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data penelitian kami optimis akan proyek Colosseum “Aprodite ” yang
kami kerjakan. Diharapkan dengan pembangunan Colosseum ini dapat menambah devisa
negara Indonesia khususnya meningkatkan sektor perekonomian di Kepulauan Kabupaten
Bandung , Papua dan sekaligus melakukan penghijauan dengan konsep green buildingnya.
Selain itu, diharapkan dengan ini dapat lebih banyak lagi menarik minat turis, agar Indoneisa
dapat lebih dikenal sebagai lokasi wisata yang mendunia, tidak hanya di Bali dan menambah
kualitas hidup warga dengan memberi lapangan pekerjaan kepada warga sekitar.

Anda mungkin juga menyukai