Anda di halaman 1dari 2

AFRIKA UTARA PASCA PEMERINTAHAN ISLAM

Sebelum Islam masuk di Afrika Utara, daerah itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi.
Kaisar- kaisar Romawi dikenal dalam sejarah sebagai penguasa-penguasa yang kejam, lalim dan
berdarah penjajah. Bermacam-macam pungutan pajak yang sangat memberatkan masyarakat,
mereka ambil secara sewenang-wenang. Mulai pajak yang diwajibkan atas tiap-tiap jiwa, ada pajak
pakaian, pajak perabot rumah tangga, bahkan ada pajak orang mati. Jika daerah-daerah yang telah
mereka taklukkan melakukan pemberontakan, mereka tidak segan-segan menindak para
pemberontak itu dengan bengis dan kejam, darah ditumpah- kan dan harta benda dirampas."
Sementara setelah kedatangan Islam, berbagai tindak kedhaliman itu dihapuskan, bahkan orang-
orang Barbar banyak yang diakomodasi dalam pemerintahan. Tidak hanya itu, Islam juga telah
menggoreskan tinta emasnya di wilayah itu dengan capaian- capaian peradaban yang sangat tinggi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kehadiran Islam di Afrika Utara sesungguhnya dapat
dikatakan sebagai pembebas terhadap daerah itu, sebagaimana hal itu juga sering terjadi pada
daerah-daerah taklukkan Islam yang lain.

Egalitarianisme Islam yang secara doktriner dipropagandakan oleh kaum Khawarij, tampaknya
menjadi faktor yang paling efektif bagi proses islamisasi di Afrika Utara. Paham Kharijiyah yang
merepresentasikan puritanisme agama, seringkali memiliki hubungan yang sangat erat dengan
kelompok-kelompok suku yang ada di sana, sehingga mereka lebih mudah menerima Islam.
Sementara pola pikir dan bahasa Arab yang lebih dekat dengan orang-orang Barbar dari pada bahasa
Latin atau Yunani, turut mem- berikan kontribusi bagi laju perkembangan peradaban Islam di daerah
tersebut. Paling tidak hal itu pada akhirnya menjadikan peradaban Islam dapat mengakar kuat di
daerah itu sampai sekarang.

Menurut Ira M. Lapidus, yang termasuk dalam wilayah Afrika Utara adalah negara Aljazair, Tunisia,
Maroko dan Libya. Mesir tidak dimasukkan dalam wilayah ini walaupun secara geografis terletak di
wilayah tersebut. Ini disebabkan karena Mesir mempunyai sejarah yang sangat ber- beda dengan
keempat negara tersebut di atas. Oleh karena itu, Mesir akan didiskusikan dalam bab tersendiri.

Berkaitan dengan awal periode modern, Harun Nasution telah mem- berikan gambaran bahwa
periode itu dimulai dari abad ke-18 hingga sekarang. Akan tetapi dalam kesempatan ini, fokus dari
tulisan ini adalah abad ke-19 dan ke-20 saja, abad kebangkitan dan keberhasilan negara- negara Afrika
Utara dalam menciptakan peradaban-peradaban Islam modern.

Kondisi sosial politik, yang kurang stabil pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, berpengaruh banyak
dan sebenarnya kurang kondusif terhadap pertumbuhan dan perkembangan peradaban baru di
negara-negara Afrika Utara. Insta-bilitas ini terjadi disebabkan oleh paling tidak dua hal. Yang pertama
adalah konflik internal: perebutan popularitas antara kelompok sufi dan politisi, kelompok sufi dan
ulama dan antar politisi. Yang kedua adalah intervensi pihak asing, terutama negara Perancis untuk
selain Libya, dan Italia untuk Libya. Intervensi ini selanjutnya menempatkan kedua negara itu menjadi
protectorate, dan bahkan kolonial.

Namun demikian, peradaban-peradaban baru tidak terhenti karena instabilitas kondisi sosial-politik
tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya peradaban-peradaban baru yang tumbuh dan berkembang,
walaupun hal itu lebih banyak bersifat responsif-emergent (menjawab kondisi-kondisi darurat), dalam
berbagai bidang seperti: agama, politik, hukum, ekonomi dan terutama pendidikan. Respon karena
emergency ini muncul akibat desakan-desakan dari masyarakat atau akibat sikap para penguasa
protectorate yang selfish dan tidak manusiawi.
Proses pertumbuhan dan perkembangan peradaban-peradaban baru di Afrika Utara mempunyi
keunikan tersendiri. Di sebagian negara, proses itu berlangsung secara reformis, namun terutama di
Libya, proses itu cukup revolusioner. Untuk membahas proses itu, aspek-aspek tertentu yang dianggap
banyak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan peradaban baru lainnya
akan dijelaskan. Selanjutnya, tulisan ini hanya akan memberikan gaambaran-gambaran umum yang
diharapkn dapat digunakan sebagai entry point untuk pembahasan-pembahasan yang lebih lengkap
dan mendalam. Pembahasan akan dimulai dari negara yang lebih dulu berada di bawah negara asing
protectorate.

Anda mungkin juga menyukai