Pankreatitis Akut
Pembimbing :
Disusun Oleh :
Aditya Haryadi
21360106
TAHUN 2023
1
2
HALAMAN PENGESAHAN
Referat:
Pankreatitis Akut
Oleh:
Aditya Haryadi S.Ked (21360106)
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah, Rumah Sakit Umum Daerah Jendral
Ahmad Yani Kota Metro, Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Dr.Irfansyah, Sp.B
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan
kasih karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan referat ini
dengan baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr.Irfansyah, Sp.B selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan referat ini,
serta semua pihak yang telah membantu hingga selesainya tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan referat ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga ini dapat memberi manfaat bagi yang
membacanya.
Aditya Haryadi
4
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................2
2.1 Anatomi...................................................................................................9
2.2 Definisi....................................................................................................13
2.3 Epidemiologi...........................................................................................14
2.4 Etiologi....................................................................................................14
2.5 Gejala......................................................................................................16
2.6 Klasifikasi................................................................................................17
2.7 Patogenesis..............................................................................................21
2.8 Diagnosis ................................................................................................19
2.9 Penatalaksanaan......................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
5
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Kepanitraan Klinik Ilmu bedah Rumah Sakit
2. Unutk menambah pengetahuan bagi penulis dan bagi orang lain yang
2.1 Anatomi
Pancreas (pankreas) adalah suatu kelenjar pencernaan tambahan, panjang
yang terletak retroperitoneal dan menyilang dinding abdomen posterior, di sebelah
posterior dinding lambung di antara duodenum di kanan dan lien di kiri.
Gambar 2.1.Pankreas
Mesocolon transversum melekat pada tepi anteriornya. Pancreas
menghasilkan:Sekresi eksokrin (getah pankreas dari sel-sel asinar) yang masuk
duodenum melalui ductus pancreaticus dan ductus pancreaticus
accessorius.Sekresi endokrin (glukagon dan insulin dari sel-sel pulau Langerhans
yang masuk ke dalam darah .
Pancreas dibagi menjadi empat bagian: caput, collum, corpus, dan cauda.
Caput pancreatis adalah bagian yang mengembang pada kelenjar yang dicakup
oleh kurva berbentuk C pada duodenum ke kanan pembuluh darah mesenterica
superior. Caput pancreatis melekat kuat pada aspek medial bagian horizontal dan
descendens duodenum. Processus uncinatus, suatu proyeksi dari bagian inferior
caput pancreatis, memanjang ke medial ke kiri arteria dan vena renalis dextra, dan
vena renalis sinistra. Pada jalannya untuk bermuara ke dalam bagian descendens
10
Vena portae hepatis adalah jalur akhir bersama untuk transportasi darah
vena dari lien, pancreas, vesica biliaris/ fellea, dan pars abdominalis tractus
gastrointestinalis. Vena ini terbentuk dari gabungan antara vena splenica/ lienalis
dan vena mesenterica superior yang terletak di posterior dari collum pancreatis
pada level vertebra LII. Vena splenica terbentuk dari banyak venae kecil yang
meninggalkan hilum lienalis. Vena ini berjalan ke kanan, melintasi ligamentum
splenorenale bersama arteria splenica/lienalis dan cauda pancreatis. Berlanjut ke
kanan, vena splenica yang besar dan lurus berhubungan dengan corpus pancreatis
saat vena ini menyeberangi dinding posterior abdomen. Posterior dari collum
pancreatis, vena splenica/lienalis bergabung dengan vena mesenterica superior
untuk membentuk vena portae hepatis. Aliran darah untuk vena splenica berasal
dari venae gastricae breves dari fundus dan bagian kiri curvatura
gastrica/ventriculi major.
2.2 Definisi
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pankreas. Secara klinis
pankreatitis akut ditandai oleh nyeri perut yang akut disertai dengan kenaikan
enzim dalam darah dan urin. Perjalanan penyakitnya sangat bervariasi dari
ringan yang self limited sampai sangat berat. (IPD Edisi V). Pankreatitis akut
memiliki onset yang tiba-tiba dan durasi yang singkat. Peradangan
pankreatitis akut juga dapat menyebabkan kematian sel pancreas. (Banks et
al, 2010).
Pankreatitis akut didefinisikan sebagai peradangan akut, non-
bakterial pada organ pankreas, yang terjadi akibat autodigesti enzim
pankreas. Pada 75%–85% pasien, penyebabnya mudah diidentifikasi,
dengan penyebab utama adalah batu empedu dan alkohol. Diagnosis
pankreatitis akut bisa ditegakkan apabila memenuhi 2 dari 3 kriteria,
yakni (1) nyeri perut bagian atas, (2) peningkatan amilase atau lipase >
3 x nilai batas atas normal, (3) hasil pemeriksaan imaging (USG/CT scan
atau MRI). Perjalanan pankreatitis akut dibagi menjadi 2, yaitu fase
awal yang terjadi dalam minggu pertama dan fase lambat yang terjadi
dalam beberapa minggu hingga bulan. (Suharjo, 2014).
14
2.3 Epidemiologi
Di negara-negara barat penyakit ini seringkali ditemukan dan
berhubungan erat dengan penyalahgunaan pemakaian alkohol dan penyakit
hepatobilier. Frekuensi berkisar antara 0.14 -1% atau 10-15 kasus per
100.000 penduduk. Di Indonesia penyakit ini sudah banyak dilaporkan,
meskipun sebelumnya jarang dilaporkan mungkin karena dugaan bahwa
tingkat konsumsi alkohol masih rendah. Sebelumnya pasien-pasien dengan
nyeri ulu hati hebat didiagnosis sebagai gastritis akut atau tukak peptik.
Lesmana dan kawan-kawan pertama-tama melaporkan kasus-kasus
pankreatitis akut karena batu empedu. (IPD Edisi V).
Secara global, insidens pankreatitis akut berkisar antara 5-80 tiap 100.000
populasi. Di Jerman, insidens pankreatitis akut 17,5 kasus tiap 100.000 orang.
Di Finlandia, 73,4 kasus tiap 100.000 orang, insidens yang sama juga
dilaporkan di Australia. Data insidens penyakit ini di luar Amerika Utara,
Eropa, dan Australia masih terbatas. Pankreatitis akut lebih banyak terjadi
pada pria. Pada pria, etiologi lebih banyak dihubungkan dengan alkohol,
sedangkan pada wanita lebih sering dihubungkan dengan penyakit saluran
bilier.2 Berdasarkan ras, risiko keturunan AfrikaAmerika berumur 35-64
tahun adalah 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kelompok lain. Risiko
untuk ras Afrika-Amerika selalu lebih tinggi daripada ras Kaukasia pada tiap
kelompok umur. (Hamzah, 2016).
2.4 Etiologi
Batu empedu tetap menjadi penyebab paling umum untuk pankreatitis
akut. Pankreatitis akut terkait batu empedu menyumbang sekitar setengah dari
semua kasus di Inggris, sementara hingga 25% kasus pankreatitis akut dapat
dikaitkan dengan alkohol. Sekitar 75-85% penyebab pankreatitis akut dapat
diidentifikasi. Obstruksi batu di duktus koledukus (38%) dan alkohol (36%),
serta penyebab lainnya . (Suharjo 2014).
Etiologi pankreatitis akut oleh karena penyakit biliari (43,8%) dan
kecanduan alkohol (26,5%). Pankreatitis akut oleh karena alkoholik empat
kali lebih sering pada laki-laki (39,1%) dibandingkan perempuan (10,6%).
15
2.5 Gejala
Gejala pankreatitis akut dapat demikian ringan sehingga hanya dapat
ditemukan dengan pemeriksaan konsentrasi enzim-enzim pankreas di dalam
serum atau dapat sangat berat dan fatal dalam waktu yang singkat. Seseorang yang
tiba-tiba mengalami nyeri epigastrium dan muntah-muntah sesudah minum
alkohol berlebihan, perempuan setengah umur yang mengalami serangan seperti
kolesistitis akut yang berat. (IPD Edisi V).
Pada kasus-kasus yang kami temukan, keluhan yang mencolok adalah rasa nyeri
yang timbul tiba-tiba, kebanyakan intens, terus menerus dan makin lama makin
bertambah. Kebanyakan rasa nyeri terletak di epigastrium, kadang-kadang agak ke
kiri atau agak ke kanan. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke punggung, kadang-
kadang nyeri menyebar diperut dan menjalar keabdomen bagian bawah. Nyeri
berlangsung beberapa hari. Selain rasa nyeri sebagian kasus juga didapatkan
gejala mual dan muntah- muntah serta demam. Kadang-kadang didapat tanda-
tanda kolaps kardiovaskular, renjatan dan gangguan pernapasan. (IPD Edisi V).
Pada pemeriksaan fisis ditemukan nyeri tekan pada perut bagian atas karena
rangsangan peritoneum, tanda- tanda peritonitis lokal bahkan kadang-kadang
peritonitis umum. Mengurangnya atau menghilangnya bising usus menunjukkan
ileus paralitik Meteorismus abdomen ditemukan pada 70-80% kasus pankreatitis
akut. Dengan palpasi dalam, kebanyakan dapat dirasakan seperti ada massa di
epigastrium yang sesuai dengan pankreas yang membengkak dan adanya infiltrat
radang di sekita pankreas. Suhu yang tinggi menunjukkan kemungkina kolangitis,
kolesistitis atau abses pankreas. Ikterus itemukan pada sebagian kasus, kadang-
kadang asites yang berwarna seperti sari daging dan mengandung konsentrasi
amilase yang tinggi dan efusi pleura terutama sisi kiri. Nyeri perut ditemukan
pada semua kasus (100%). Pada10,4% didapatkan peritonitis umum dan pada
48%peritonitis lokal pada daerah epigastrium sampai ke pusat;secara keseluruhan
peritonitis didapatkan pada 58,4%episode. Mual dan muntah-muntah didapatkan
79% dan demam pada 89,6% episode. Ikterus/subikterus hanya didapatkan pada
37,5% episode. (IPD EDISI V).
17
2.6 Klasifikasi
Berdasarkan pada beratnya proses peradangan dan luasnya nekrosis
parenkim, pankreatitis akut dapat dibedakan menjadi
a. Pankreatitis akut tipe intertisial Secara makroskopik, pankreas
membengkak secara difus dan tampak pucat. Tidak didapatkan nekrosis atau
perdarahan, atau bila ada, minimal sekali. Secara mikroskopik, daerah
intersitial melebar karena adanya edema ekstraselular, disertai sebaran sel-sel
leukosit polimorfonuklear (PMN). Saluran pankreas dapat terisi dengan
bahan-bahan purulen. Tidak didapatkan destruksi asinar.
b. Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik Secara makroskopik tampak
nekrosis jaringan pankreas disertai dengan perdarahan dan inflamasi. Tanda
utama adalah adanya nekrosis lemak pada jaringan-jaringan di tepi pankreas,
nekrosis parenkim dan pembuluh-pembuluh darah sehingga mengakibatkan
perdarahan dan dapat mengisi ruangan retroperitoneal. Bila penyakit
berlanjut, dapat timbul abses atau daerah-daerah nekrosis yang berdinding,
yang subur untuk timbulnya bakteri sehingga dapat menimbulkan abses yang
purulen. Gambaran mikroskopis adalah adanya nekrosis lemak dan jaringan
pankreas, kantong-kantong infiltrat yang meradang dan berdarah ditemukan
tersebar pada jaringan yang rusak dan mati.
(IPD Edisi V).
Tabel 2.3. Klasifikasi Atlanta pankreatitis akut serta revisinya pada tahun 2013.
18
Tabel 2.4 Sistem skor Marshall untuk menilai gagal disfungsi organ
2.7 Patogenesis
Gagal organ diartikan sebagai nilai skor ≥ 2 untuk satu dari tiga sistem organ
menggunakan sistem skor dari Marshall.
Tabel 2.5 Skor Ranson
Skor ranson masih digunakan karena mudah, namun membutuhkan dua kali
penilaian, yaitu saat pasien masuk dan saat 48 jam pertama pasien dirawat. skor
≥3 mengindikasikan penyakit yang berat. MODS/ Multiple Organ Dysfunction
Syndrome Evaluasi MODS bukan metode prediksi, namun merupakan indikator
berat ringannya pankreatitis akut dan risiko kematian, jika ditemukan lebih awal
dan persisten lebih dari 48 jam. Dalam Atlanta symposium, MODS didefinisikan
sebagai kejadian syok, insufisiensi paru, gagal ginjal, dan perdarahan saluran
cerna. Timbulnya SIRS, dinilai dari adanya takikardia, takipnea, hipokapnea,
hiper atau hipotermia, leukositosis atau leukopenia
19
2.7 Patogenesis
Dinding usus atau lipatan pada sentinel loop dapat menebal karena
adanya edema intramural yang disebabkan oleh rangsangan proses
inflamasi di dekatnya. Usus halus di tempat lain berisi sedikit atau tidak
sama sekali berisi gas, tetapi kadang-kadang terjadi ileus paralitik umum.
Distensi duodenum karena iritasi proses inflamasi merupakan suatu variasi
dari sentinel loop. Bila keadaan ini disertai spasme pada duodenum distal,
maka akan tampak gambaran duodenal cut off sign. (Siregar. 2012)
Semua pasien yang mengalami pankreatitis akut dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi (USG) . Hal ini akan sangat membantu
diagnosis pankreatitis yang disebabkan oleh batu kelenjar empedu. Pada
kondisi gas saluran pencernaan saling tumpang tindih atau batu empedu
pada bagian distal saluran empedu akan sangat susah mendeteksinya.
Pemeriksaan Contrast-enhaced computed tomography (CECT) merupakan
standar diagnosis yang dapat digunakan. Merupakan pilihan utama yang
dapat digunakan pada pasien dengan nyeri perut yang berat dan ketika
diduga adanya pankreatitis nekrotik. Sangat baik dilakukan pada 48-72
jam .
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
2. Badiu, Popa., Rusu, OC., Grigorean, VT., Neagu, SI., Strugaru, CR. Mortality
prognostic factors in acute pancreatitis. J Med Life 2016; 9(4): 413-418
3. Tenner, Scott MD., Bailie, John., DeWitt, John., Vege, Santhi S. American
College of Gastroenterology Guideline: Management of Acute Pancreatitis.
AMJ Gastroenterol 2013;10: 1-16
4. A. Banks, Darwin L, Phi ll ip P. Toskes. 2010. The Management of Acute and
Chronic Pancreatitis. Clinical Roundtable Monograph.
5. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi ke V Hal 731-738
6. Hamzah P, 2016. Tatalaksana Pankreatitis Akut. RSU Siloam Tangerang,
Indonesia. CDK-238/ vol.43 no.3, th. 2016
7. Keith L. Moore, Arthur F. Dalley. Anatomi Berorientasi Klinis Edisi V Jilid I
8. Sukedana P. 2017 Pankreatitis Akut. Rsup Sanglah Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
9. Nanda R, P , Soesilaningtyas , Aisyah R, P , Rizki N, R , Hernalia M,P. 2021.
Surgery management of pancreatitis with complication. International Journal of
Medical Science and Research. ISSN: 2664-8768
10.Drake, R, L, Vogl, A, W, Mitchell A. GRAY, Dasar-Dasar Anatomi. Edisi II.
11. Siregar, G, A. Diagnosis Dan Prognosis Pankreatitis Akut. Divisi Gastroentero-
Hepatologi, Departemen Imu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara/ RSUP H. Adam Malik Medan
12. Kun-,M, C , Shih,S,C. 2011. Cullen and Grey Turner signs in idiopathic
perirenal hemorrhage. CMAJ 2011. DOI:10.1503 /cmaj.101548
13.AcutePankreatitis.http://www.learningradiology.com/archives2007/COW
%20254-Acute%20Pancreatitis/pancreatitiscorrect.html. diakses pada 3 Januari
19.43
27