KALAZION OS
Pembimbing :
dr. Yuda Saputra, Sp.M
Kalazion umunya nodul yang berkembang perlahan dan tidak nyeri pada palpebra yang disebabkan oleh
inflamasi kelenjar meibom. Dimana terjadinya penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang
mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi
dan jaringan parut lainnya.
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 19 Tahun
Suku : Lampung
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No RM : 427618
Seorang pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Jend. A. Yani dengan keluhan terdapat
benjolan di kelopak mata kiri atas sejak ± 3 bulan yang lalu, Keluhan tambahan yang dirasakan
oleh pasien benjolan terasa mengganjal namun tidak mengganggu penglihatan pasien, disertai
dengan nyeri pada kelopak mata. Awal kejadiannya benjolan muncul tiba-tiba, yang dimana
awalnya hanya benjolan kecil lama kelamaan benjolan tersebut membesar sejak ± 1 bulan
SMRS. Pasien sebelum ke poliklinik mata sudah menggunakan salep gentamisin yang
diresepkan oleh saudaranya, dan benjolannya pun sedikit berkurang. Namun benjolan tersebut
membesar sejak ± 1 bulan SMRS.
Riwayat penyakit Dahulu Riwayat penyakit Keluarga
Status Gizi
BB : 65 kg
TB : 168 cm
IMT : 22,5 kg/m2
Oculi Dextra Oculi Sinistra
6/6 Visus 6/6
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
DBN Supersilia DBN
S Edem (-), Spasme (-) Palbebra superior Benjolan (+), Spasme (-)
T Edem (-), Spasme (-) Palbebra inferior Edem (-), Spasme (-)
Seorang pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Jend. A. Yani dengan keluhan terdapat benjolan di
kelopak mata kiri atas sejak ± 3 bulan yang lalu, Keluhan tambahan yang dirasakan oleh pasien
benjolan terasa mengganjal namun tidak mengganggu penglihatan pasien, disertai dengan nyeri pada
kelopak mata. Awal kejadiannya benjolan muncul tiba-tiba, yang dimana awalnya hanya benjolan kecil
lama kelamaan benjolan tersebut membesar sejak ± 1 bulan SMRS. Pasien sebelum ke poliklinik mata
sudah menggunakan salep gentamisin yang diresepkan oleh saudaranya, dan benjolannya pun sedikit
berkurang. Namun benjolan tersebut membesar sejak ± 1 bulan SMRS. Sebelumnya pasien pernah
mengalami keluhan serupa saat kelas 2 SD, pasien ketika itu sudah pernah berobat juga ke dokter mata
dan dilakukan tindakan insisi. Pada pemerikasaan status oftalmologi terdapat benjolan pada palpebra
superior oculi sinistra dan juga hiperemi.
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan :
• Pemeriksaan Slit-lamp - Farmakologik
• Polydex ED 5ml
• Cefat Tab 3x500 mg
• Mefinal Tab 3x500 mg
Diagnosis Banding • Lameson Tab 3x800 mg
• Kalazion OS • Sanmag Tab 3x500 mg
• Hordeolum OS
• Blefaritis OS Prognosis
2.Otot : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah
kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland.
M. orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M. levator palpebra, yang berorigo pada
anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju
kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan)
palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N. lll, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
Anatomi Palpebra
3. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau
kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.
4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi
orbita dengan kelopak depan.
5. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran
pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong
kelopak dengan kelenjar Meibom (40 di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Kalazion terjadi pada semua umur, namun lebih sering terjadi pada dewasa dibandingkan dengan
anak-anak, sementara pada umur yang ekstrim (remaja belasan tahun atau wanita usia >35 tahun)
sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon
androgen dapata meningkatkan sekresi sebaseous dan viskositas sehingga dapat menjelaskan
terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.
ETIOLOGI
Kalazion merupakan suatu penyakit idiopatik, dimana penyebabnya tdak diketahui secara pasti.
Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, dimana jumlah kelenjar meibom lebih banyak
daripada di palpebra inferior. penebalan dari saluran kelenjar meibom juga dapat menimbulkan
disfungsi dari kelnjar meibom, kondisi ini tampak dengan penekanan pada kelopak mata yang
akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta gigi, yang seharusnya hanya sejumlah
kecil cairan jernih berminyak. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan
acne rosacea. Higiene yang buuk pada palpebra dan faktor stress juga dikaitkan dengan terjadinya
kalazion.
PATOFISIOLOGI
Kelenjar Meibom menghasilkan minyak penyusun lapisan air mata. Bila kelenjar mengalami obstruksi, maka
kandungan kelenjar dapat terinfiltrasi ke jaringan sekitar dan memicu respons inflamasi granulomatous. Edema yang
disebabkan dari obstruksi kelenjar Meibom terbatas pada konjungtiva palpebra, namun adakalanya bila lesi membesar
dan menembus lempeng tarsal dan menembus palpebra bagian luar. Secara histologis, kalazion menggambarkan radang
lipogranulomatous kronis. Penyebab dari bakteri (paling sering adalah Staphylococcus aureus) belum jelas.
Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri,
membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi.
Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum interna atau eksterna (terutama
proses piogenik yang menimbulkan pustula), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitu pun
sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada
tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar Meibom yang berdilatasi.
Manifestasi klinis
1. Benjolan pada kelopak mata yang gerjadi dalam
beberapa minggu, tidak hiperemis, dan tidak ada nyeri
tekan.
2. Pseudoptosis.
1. Kompres hangat selama 10-15 menit, Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat
minimal 4kali/hari untuk membantu selama 24 jam tidak ada perbaikan.
mencairkan sekresi lipid yang 1. Antibiotik topikal
mengobstruksi duktus kelenjar dan Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan
membantu drainase kelenjar. setiap 4 jam selama 7-10 hari.