Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus

KALAZION OS

Pembimbing :
dr. Yuda Saputra, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RSUD JENDRAL AHMAD YANI METRO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI 2022
Pendahuluan
 Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam
pendistribusian dan eleminasi air mata. Penutupan kelopak mata yang dipersarafi nervus fasialis (VII) berguna
untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.

 Kalazion umunya nodul yang berkembang perlahan dan tidak nyeri pada palpebra yang disebabkan oleh
inflamasi kelenjar meibom. Dimana terjadinya penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang
mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi
dan jaringan parut lainnya.
Identitas Pasien
Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 19 Tahun

Alamat : Banjarsari, Metro Utara

Suku : Lampung

Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Pelajar (SLTA)

Agama : Islam

No RM : 427618

MRS : 20 April 2022


Anamnesis

Keluhan Utama Keluhan Tambahan


 
  Pasien mengeluhkan Keluhan tambahan yang
terdapat benjolan di dirasakan oleh pasien
kelopak mata kiri atas benjolan terasa mengganjal
sejak ± 3 bulan yang lalu namun tidak mengganggu
penglihatan pasien, disertai
dengan nyeri pada kelopak
mata.
Riwayat perjalanan penyakit

Seorang pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Jend. A. Yani dengan keluhan terdapat
benjolan di kelopak mata kiri atas sejak ± 3 bulan yang lalu, Keluhan tambahan yang dirasakan
oleh pasien benjolan terasa mengganjal namun tidak mengganggu penglihatan pasien, disertai
dengan nyeri pada kelopak mata. Awal kejadiannya benjolan muncul tiba-tiba, yang dimana
awalnya hanya benjolan kecil lama kelamaan benjolan tersebut membesar sejak ± 1 bulan
SMRS. Pasien sebelum ke poliklinik mata sudah menggunakan salep gentamisin yang
diresepkan oleh saudaranya, dan benjolannya pun sedikit berkurang. Namun benjolan tersebut
membesar sejak ± 1 bulan SMRS.
Riwayat penyakit Dahulu Riwayat penyakit Keluarga

Pasien mengatakan pernah mengalami Pasien mengatakan tidak ada riwayat


keluhan seperti ini sebelumnya yakni pada anggota keluarga yang megalami keluhan
kelas 2 SD dan juga pernah dilakukan serupa.
tindakan insisi.
Riwayat DM : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat HT : Disangkal Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Trauma : Disangkal
Riwayat Pengobatan Riwayat Sosial Ekonomi Riwayat Kebiasan

Pasien merupakan seorang Merokok (-)


Pasien mengatakan pernah Konsumsi alkohol (-)
berobat ke dokter mata pelajar.
pada saat kelas 2 SD yakni
pada saat itu keluhan ini
pertama kali muncul dan
pasien pun pernah
dilakukan tindakan insisi.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
KU : Baik
Kesadaran : Compos mentis Kepala : Dalam Batas Normal
GCS : E4 M6 V5 Mata : Status Oftalmologi
Tanda Vital Thorak : Dalam Batas Normal
TD : 120/80 mmHg Paru : Dalam Batas Normal
Nadi : 85x/m Jantung : Dalam Batas Normal
Suhu : 36,5 c Abdomen : Dalam Batas Normal
RR : 18x/menit Ekstremitas : Dalam Batas Normal
 
SpO2 : 100%

Status Gizi
BB : 65 kg
TB : 168 cm
IMT : 22,5 kg/m2
Oculi Dextra Oculi Sinistra
6/6 Visus 6/6
Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan
DBN Supersilia DBN

S Edem (-), Spasme (-) Palbebra superior Benjolan (+), Spasme (-)

T Edem (-), Spasme (-) Palbebra inferior Edem (-), Spasme (-)

A DBN Silia DBN


T Orthoforia (+) ,Eksoftalmus (-) , Strabismus (-) Bulbus oculi Orthoforia (+) , Eksoftalmus (-) , Strabismus (-)

U Baik ke segala arah Gerak bola mata Baik ke segala arah


S Injeksi konjungtiva (-), Siliar injeksi (-)  Injeksi konjungtiva (+), Siliar injeksi (+)
Conjungtiva bulbi
 
O Secret (-), Edem (-), hiperemi (-) Congjungtiva fornices Secret (-), Edem (-), hiperemi (-)
F Hiperemi (-) Sikatrik (-) Congjungtiva palpebra Hiperemi (+) Sikatrik (-)
T Warna putih, ikterik (-), Siliar injeksi (-) Warna putih, ikterik (-), Siliar injeksi (-) 
A Sclera
 
L Jernih Kornea Keruh, terdapat ulkus ø 3 mm,
M Kedalaman DBN, jernih, hipopion (-) Bilik Mata Depan Kedalaman sulit dinilai, keruh, hipopion (-)
O Warna : Coklat Iris Warna : coklat
G Bulat, Reguler, Sentral, 3 mm, Reflek Cahaya (+) Bulat, Reguler, Sentral, 3 mm, Reflek Cahaya (+)
Pupil
I
Shadow test (-) Shadow test Shadow test (-)
Jernih Lensa Jernih
Normal per palpasi Tensio oculi Normal per palpasi
DBN Sistem canalis lakrimalis DBN
RESUME

Seorang pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Jend. A. Yani dengan keluhan terdapat benjolan di
kelopak mata kiri atas sejak ± 3 bulan yang lalu, Keluhan tambahan yang dirasakan oleh pasien
benjolan terasa mengganjal namun tidak mengganggu penglihatan pasien, disertai dengan nyeri pada
kelopak mata. Awal kejadiannya benjolan muncul tiba-tiba, yang dimana awalnya hanya benjolan kecil
lama kelamaan benjolan tersebut membesar sejak ± 1 bulan SMRS. Pasien sebelum ke poliklinik mata
sudah menggunakan salep gentamisin yang diresepkan oleh saudaranya, dan benjolannya pun sedikit
berkurang. Namun benjolan tersebut membesar sejak ± 1 bulan SMRS. Sebelumnya pasien pernah
mengalami keluhan serupa saat kelas 2 SD, pasien ketika itu sudah pernah berobat juga ke dokter mata
dan dilakukan tindakan insisi. Pada pemerikasaan status oftalmologi terdapat benjolan pada palpebra
superior oculi sinistra dan juga hiperemi.
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan :
• Pemeriksaan Slit-lamp - Farmakologik
• Polydex ED 5ml
• Cefat Tab 3x500 mg
• Mefinal Tab 3x500 mg
Diagnosis Banding • Lameson Tab 3x800 mg
• Kalazion OS • Sanmag Tab 3x500 mg
• Hordeolum OS  
• Blefaritis OS Prognosis

Diagnosis Kerja Quo ad vitam : Dubia ad bonam


Kalazion OS Quo ad sanitionam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad kosmetikum : Dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Anatomi Palpebra
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang
membentuk film air mata di depan kornea. Kelopak merupakan alat menutup mata yang berguna untuk
melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.

Bagian-bagian pada kelopak mata :


1. Kelenjar : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan
kelenjar Meibom pada tarsus.

2.Otot : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah
kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland.
M. orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M. levator palpebra, yang berorigo pada
anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju
kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan)
palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N. lll, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
Anatomi Palpebra
3. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau
kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi
orbita dengan kelopak depan.

5. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran
pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong
kelopak dengan kelenjar Meibom (40 di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).

6. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.


Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontal N.V, sedang kelopak bawah
oleh cabang ke ll saraf ke V.
Tinjauan Pustaka

DEFINISI

Kalazion adalah inflamasi lokal pada palpebra yang disebabkan oleh


obstruksi dari kelenjar Meibom

EPIDEMIOLOGI

Kalazion terjadi pada semua umur, namun lebih sering terjadi pada dewasa dibandingkan dengan
anak-anak, sementara pada umur yang ekstrim (remaja belasan tahun atau wanita usia >35 tahun)
sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon
androgen dapata meningkatkan sekresi sebaseous dan viskositas sehingga dapat menjelaskan
terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.
ETIOLOGI

Kalazion merupakan suatu penyakit idiopatik, dimana penyebabnya tdak diketahui secara pasti.
Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, dimana jumlah kelenjar meibom lebih banyak
daripada di palpebra inferior. penebalan dari saluran kelenjar meibom juga dapat menimbulkan
disfungsi dari kelnjar meibom, kondisi ini tampak dengan penekanan pada kelopak mata yang
akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta gigi, yang seharusnya hanya sejumlah
kecil cairan jernih berminyak. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan
acne rosacea. Higiene yang buuk pada palpebra dan faktor stress juga dikaitkan dengan terjadinya
kalazion.
PATOFISIOLOGI

Kelenjar Meibom menghasilkan minyak penyusun lapisan air mata. Bila kelenjar mengalami obstruksi, maka
kandungan kelenjar dapat terinfiltrasi ke jaringan sekitar dan memicu respons inflamasi granulomatous. Edema yang
disebabkan dari obstruksi kelenjar Meibom terbatas pada konjungtiva palpebra, namun adakalanya bila lesi membesar
dan menembus lempeng tarsal dan menembus palpebra bagian luar. Secara histologis, kalazion menggambarkan radang
lipogranulomatous kronis. Penyebab dari bakteri (paling sering adalah Staphylococcus aureus) belum jelas.
Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri,
membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi.
Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum interna atau eksterna (terutama
proses piogenik yang menimbulkan pustula), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitu pun
sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada
tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar Meibom yang berdilatasi.
Manifestasi klinis
1. Benjolan pada kelopak mata yang gerjadi dalam
beberapa minggu, tidak hiperemis, dan tidak ada nyeri
tekan.

2. Pseudoptosis.

3. Konjungtiva pada daerah tersebut kemerahan dan


meninggi.

4. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk


bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelianan
refraksipada mata tersebut.
Diagnosis Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis Kalazion dapat


ditegakkan secara klinis yaitu 1. Pemeriksaan laboratorium
adanya pembengkakan pada jarang diminta.
palpebra, tidak ada nyeri dan
hasil pemeriksaan palpebra 2. namun pemeriksaan patologik
yaitu didapatkan edema menunjukkan proliferasi endotel
palpebra, tidak hiperemis, dan asinus dam respon radang
adanya pseudoptodid. Kadang granulomatosa yang mencakup
saluran kelenjar meibom bisa sel-sel kelenjar mirip langerhans.
tersumbat oleh suatu karsinoma
kulit, untuk memastikan hal ini 3. Biopsi di indikasikan untuk
maka diperlukan dilakukan kalazion yang kambuh, karena
pemeriksaan biopsi. tampilan karsinoma klenjar
meibom dapat mirip kalazion
Penatalaksanaan
Non farmakologi Farmakologi

1. Kompres hangat selama 10-15 menit, Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat
minimal 4kali/hari untuk membantu selama 24 jam tidak ada perbaikan.
mencairkan sekresi lipid yang 1. Antibiotik topikal
mengobstruksi duktus kelenjar dan Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan
membantu drainase kelenjar. setiap 4 jam selama 7-10 hari.

2. Jangan menekan atau menusuk 2. Antibiotik sitemik


kalazion, hal ini dapat menimbulkan Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau
infeksi yang lebih serius. terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di
preauricular. Pada kasus kalazion dengan kasus
sedang sampai berat.dapat diberikan cephalexin
atau dicloxacilin 500 mg per oral 4kali/hari
selama 8 hari. Bila alergi penisislin atau
cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300
mg per oral 4kali/hari selama 7 hari atau
klaritromycin 500 mg 2kali/hari selama 7 hari.
komplikasi Prognosis

Drainase marginal kalazion dapat


menyebabkan terbentuknya tonjolan, Pasien yang memperoleh perawatan biasanya
trikiasis, dan hilangnya bulu mata. memperoleh hasil yang baik. Seringkali
Pada penderita kalazion dapat terjadi timbul lesi baru dan rekuren, ini terjadi pada
astigmatisma jika massa palpebra lokasi yang sama akibat drainase yang kurang
mencapai bagian kornea. Kalazion baik. Kalazion yang tidak memperoleh
yang di drainase secara tidak sempurna perawatan dpat mengering dengan sendirinya,
dapat mengakibatkan timbulnya massa namun sering terjadi peradangan akut
besar terdiri dari jaringan granuloma intermitten.
yang jatuh ke konjungtiva atau kulit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai