Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

“KATARAK SENILIS”
Oleh:
Raja Partogi Oktavian Hutabarat 21360239
 

 
Pembimbing:
dr. Yuda Saputra, Sp. M
KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI 2023
Penyakit katarak merupakan penyakit mata yang ditandai
dengan kekeruhan lensa mata sehingga mengganggu
proses masuknya cahaya ke mata.

BAB I Katarak dapat disebabkan karena terganggunya

PENDA mekanisme kontrol keseimbangan air dan elektrolit, karena


denaturasi protein lensa atau gabungan keduanya.

HULUA Sekitar 90% kasus katarak berkaitan dengan usia;

N
penyebab lain adalah kongenital dan trauma.

Menurut hasil survei Riskesdas 2013, prevalensi katarak di


Indonesia adalah 1, 4%, dengan responden tanpa batasan
umur.
BAB II LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.S
Umur : 65 tahun
Alamat : Metro
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 378038
ANAMNESIS
Keluhan utama
Penglihatan mata kiri buram sejak 2 tahun yang lalu dan
memburuk sejak 5 bulan terakhir dan penglihatan pada mata
kanan buram sejak 3 bulan ini.

Keluhan tambahan
Silau ketika melihat cahaya dan sensasi seperti berkabut
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan penyakit
Pasien Perempuan berinisial S usia 65 tahun datang ke
poliklinik mata RSUD Jendral Ahmad Yani Metro pada
tanggal 15 Februari 2023 dengan keluhan penglihatan
buram pada mata kiri sejak 2 tahun yang lalu dan
memburuk sejak 5 bulan terakhir. Pasien juga
mengeluh buram pada mata kanan tetapi tidak seburam
mata kiri sejak 3 bulan terakir terkadang pasien merasa
silau apabila terkena cahaya dan melihat seperti
berkabut. Keluhan dirasakan menetap sepanjang hari
dan dirasakan semakin lama semakin memberat Tidak
ada faktor yang memperburuk atau memperingan
gejala tersebut. Keluhan pasien tidak disertai dengan
mata merah ataupun nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Asma :
Disangkal
• Riwayat DM : (+)
• Riwayat HT :
Disangkal
• Riwayat Jantung :
Disangkal
• Riwayat Alergi Obat :
Disangkal Riwayat Pengobatan
• Riwayat Trauma : Pasien mengatakan pernah
Disangkal berobat mata di RS Islam Metro
Seminggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Sosial Ekonomi
• Riwayat Asma : Pasien merupakan seorang Ibu
Disangkal rumah tangga.
• Riwayat DM :
PEMERIKSAAN FISIK

Vital sign
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, GCS: 15 (E4M6V5)
Tanda-tanda Vital
- TD : 129 /72 mmHg
- Nadi : 67x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- Suhu : 36,5oC
- SpO₂ : 98%
STATUS PRESENT
- Kepala : Bentuk normocephal,

Mata : Status Oftamologi

THT : Tonsil T1/T1, Faring normal,

Mulut : Bibir pucat (-), Perdarahan


gusi (-), Atrofi pupil lidah (-)

Leher : JVP + 0cm H2O,


Pembesaran kelenjar (-), Ptekie (-)
Thoraks :
Pulmo
I : Bentuk dada normal, Simetris (statis dan dinamis),
retraksi (-)
P : Takil fremitus N | N Sonor | Sonor
N | N Sonor | Sonor
N | N Sonor | Sonor
A : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis tidak teraba, Thrill (-)
: Batas atas jantung ICS 2 sinistra, Batas kanan jantung
parasternal line dekstra, Batas kiri jantung midclavicula line sinistra
ICS 5
A : S1S2 tunggal regular, murmur (-)

Abdomen Ekstremitas  Superior  Inferior


Edema -/- -/-
I : Distensi (-) Akral hangat +/+ +/+
A : Bising usus (+) Normal Echimosis -/- -/-
P : Timpani (+), shifting dullness (-)
P : Nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (-), hepar dan lien
tidak teraba
STATUS OFTAMOLOGI
OCULI DEXTRA VISUS OCULI SINISTRA

2/60 Visus 1/300

Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan

DBN Supersilia DBN

Edem (-), Spasme (-) Palbebra superior Edem (-), Spasme (-)

Edem (-), Spasme (-) Palbebra inferior Edem (-), Spasme (-)

DBN Silia DBN

Orthoforia (+) Eksoftalmus (-) Orthoforia (+) Eksoftalmus (-)


Bulbus oculi
Strabismus (-) Strabismus (-)

Baik ke segala arah Gerak bola mata Baik ke segala arah

Injeksi konjungtiva (-) Conjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (-)

Secret (-) Congjungtiva fornices Secret (-)


STATUS OFTAMOLOGI
OCULI DEXTRA VISUS OCULI SINISTRA

Siliar injeksi (-) Sclera Siliar injeksi (-)

Jernih kornea Jernih

Kedalaman cukup Bening Camera oculi anterior Kedalaman cukup Bening

Warna : Hitam Iris Warna : Hitam

Bulat, Reguler, Sentral, 3 mm, Pupil Bulat, Reguler, Sentral, 3 mm,


Reflek Cahaya (+) Reflek Cahaya (+)

Shadow test (+) Shadow test Shadow test (+)

Jernih Lensa Keruh

Tidak diperiksa Fundus refleks Tidak diperiksa

Tidak diperiksa Korpus vitreum Tidak diperiksa

Tidak diperiksa Tensio oculi Tidak diperiksa


RESUME

Pasien Perempuan berinisial S usia 65 tahun datang ke poliklinik mata RSUD Jendral
Ahmad Yani Metro pada tanggal 15 Februari 2023 dengan keluhan penglihatan buram
pada mata kiri sejak 2 tahun yang lalu dan memburuk sejak 5 bulan terakhir. Pasien
juga mengeluh buram pada mata kanan tetapi tidak seburam mata kiri sejak 3 bulan
terakir terkadang pasien merasa silau apabila terkena cahaya dan melihat seperti
berkabut. Keluhan dirasakan menetap sepanjang hari dan dirasakan semakin lama
semakin memberat Tidak ada faktor yang memperburuk atau memperingan gejala
tersebut. Keluhan pasien tidak disertai dengan mata merah ataupun nyeri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, compos mentis,
tekanan darah 126/72 mmHg, nadi 77 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,5oC,
saturasi 98%. Pada status generalis tidak ditemukan kelainan. Pada status oftalmologis
oculi sinistra didapatkan visus 1/300, oculi dextra visus 2/60. Palpebra superior et
inferior tidak ditemukan edema maupun spasme, gerak bola mata baik ke segala arah,
bulbus oculi ortoforia, eksoftalmus (-) dan endoftalmus (-), konjungtiva bulbi hiperemi
(-), sikatrik (-), sclera injeksi siliar (-), Shadow Test (+) OD (-) OS, kornea jernih, tidak
ditemukan infiltrat maupun ulkus. Camera okuli anterior kedalaman cukup dan bening,
berwarna hitam, pupil bulat regular, sentral, ± 3 mm, refleks cahaya (+), lensa sebagian
keruh pada oculi dextra dan keruh pada oculi sinistra
Diagnosa kerja
KATARAK SENILIS IMATUR OS
Diagnosa Banding
Katarak senilis immatur
Glaukoma
Retinopati

Penatalaksanaan
ODS Pro ECCE + IOL
PROGNOSIS
Quo ad vitam Dubia ad bonam
Qua ad functionam Dubia
Quo ad sanam Dubia
Quo ad kosmetikum Dubia ad bonam

Edukasi
- Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita pasien.
- Menjelaskan mengenai tatalaksan dengan operasi dan menjelaskan prosedurnya.
- Menjelaskan agar meneteskan obat tetes mata sesuai anjuran dokter.
- Menjelaskan agar menjaga mata atau menghindari mata dari pajanan sinar
matahari berlebihan, dapat menggunakan kacamata pelindung.
TINJAUAN PUSTAKA
KATARAK
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa akibat kedua-duanya.
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu
yang lama.
Tajam penglihatan
Atau visus
Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata.
Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab
kelainan mata yang mengakibatkan turunnya tajam penglihatan

Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan


kartu snellen dan bila penglihatan kurang maka tajam penglihatan diukur
dengan menentukan kemampuan melihat jumlah jari (hitung jari), ataupun
proyeksi sinar.

Untuk besarnya kemampuan mata membedakan bentuk dan rincian benda


ditentukan dengan kemampuan melihat benda terkecil yang masih dapat
dilihat pada jarak tertentu.
KATARAK SENILIS
IMATUR OS
Katarak senilis adalah semua kekeruhan
lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia diatas 50 tahun. Penyebabnya sampai
sekarang tidak diketahui secara pasti
Epidemiologi
WHO memperkirakan sekitar 18 juta orang mengalami
kebutaan kedua mata akibat katarak. Jumlah ini hampir
setengah (47, 8%) dari semua penyebab kebutaan karena
penyakit mata di dunia.

Indonesia menduduki peringkat tertinggi prevalensi kebutaan


di Asia Tenggara sebesar 1, 5% dan 50% di antaranya
disebabkan katarak. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat
karena pertambahan penduduk yang pesat dan meningkatnya
usia harapan hidup di Indonesia
Etiologi
Peyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.

Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia


lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60
tahun. Pada katarak senil sebaiknya disingkirkan penyakit
mata lokal dan penyakit sistemik seperti diabetes melitus
yang dapat menimbulkan katarak komplikata. Katarak senil
secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur,
intumesen, matur, hipermatur dan morgagni
PATOGENESIS
Secara klinis, pembentukan katarak kortikal memiliki manifestasi
berupa pembentukan vakuola, celah atau lamelar yang dapat
dilihat dengan slit lamp. Kerusakan nukleus pada katarak
biasanya terjadi sekunder akibat denaturasi protein akibat proses
oksidasi oksidasi, proteolitik, dan glikasi. Agregat protein
menyebabkan berat molekul protein lebih tinggi. Peningkatan
densitas optik ini dapat menyebabkan pergeseran indeks miopia
sehingga menghasilkan kesalahan pembiasan. Selain itu, daerah
pusat lensa menjadi keruh, tampilan kekuningan sampai terlihat
pada bagian optik dengan slit lamp.
GEJALA KLINIS
Selain penurunan tajam penglihatan, katarak juga menyebabkan gangguan kualitas fungsi penglihatan seperti
penurunan sensitivitas kontras dan gangguan silau (glare).

kekeruhan lensa tahap awal dapat menimbulkan keluhan berupa kesulitan melihat objek dengan latar belakang terang
dan kesulitan menghadapi sinar lampu dari depan saat malam hari yang menyebabkan pasien sulit untuk berkendara

penglihatan ganda saat melihat objek jika pasien melihat hanya menggunakan satu mata yang mengalami katarak
STADIUM
Berdasarkan Maturitas Katarak

▪ Iminens/insipiens

▪ Imatur

▪ Matur

▪ Hipermatur
KLASIFIKASI
Terdapat tiga jenis katarak senilis berdasarkan lokasi kekeruhannya, yaitu :

1. Katarak nuklearis

2. Katarak kortikal

3. Katarak subkapsuler
DIAGNOSIS

Pemeriksaan slitlamp, funduskopi, tonometri juga perlu


dilakukan untuk melihat adanya kelainan lain pada mata yang
menjadi penyebab terjadinya katarak seperti uveitis atau
glaucoma. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah
dan gula darah sewaktu juga diperlukan untuk menegakkan
diagnosis KATARAK SENILIS IMATUR OS.
TATALAKSANA
Jenis Operasi:
a. Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa
bersama kapsul.
b. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan
pengeluaran isi lensa dengan merobek kapsul lensa anterior sehingga
massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan.
c. Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang
merupakan operasi katarak manual dengan luka insisi yang lebih kecil
dibandingkan ECCE. Berbeda dengan ECCE, luka insisi pada SICS
dibuat lebih ke arah sklera dan dengan membuat terowongan (tunnel)
dari sklera ke kornea untuk kemudian menembus bilik mata depan. d.
Fakoemulsifikasi
Operasi fakoemulsifikasi adalah tindakan menghancurkan lensa
mata menjadi bentuk yang lebih lunak, sehingga mudah dikeluarkan
melalui luka yang lebih kecil (2-3 mm).
PROGNOSIS
Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan
pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis.
Adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus atau
retina membatasi tingkat pencapaian pengelihatan pada kelompok
pasien ini. Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan
setelah operasi paling buruk pada katarak kongenital unilateral
dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang
proresif lambat.
PEMBAHASAN
Pasien laki-laki berinisial M usia 75 tahun datang ke poliklinik mata RSUD Jendral
Ahmad Yani Metro pada tanggal 22 Agustus 2022 dengan keluhan penglihatan
buram pada mata kiri sejak 2 tahun yang lalu dan memburuk sejak 5 bulan
terakhir.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat digolongkan bahwa
keluhan yang dialami oleh pasien termasuk dalam keluhan mata tenang dan
penurunan visus perlahan. Dari kategori ini, diagnosis banding yang dapat
diajukan adalah katarak, glaukoma kronis, kekeruhan badan kaca, atau
retinopati.
Diantara semua diagnosis tersebut, diagnosis katarak senilis memiliki
persamaan yang lebih banyak dengan keluhan dan hasil pemeriksaan fisik pada
pasien.
KESIMPULAN

katarak senilis imatur os adalah keadaan dimana kekeruhan


terjadi pada lensa yang diakibatkan keadaan lokal atau
penyakit sistemik. ini dapat terjadi pada semua usia.
diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. pengobatan terhadap katarak adalah pembedahan.
pembedahan dilakukan jika tajam penglihatan sudah
menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan
sehari-hari
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai