Case Report
Pembimbing :
dr. Yuda Saputra, Sp.M
Disusun Oleh :
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Mahasiswa:
Case Report ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUD Jendral Ahmad Yani Metro
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul ”KATARAK
SENILIS”. Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat Kepaniteraan Klinik di
Bagian/Departemen bagian ilmu penyakit mata RSUD Jendral Ahmad Yani Metro.Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dr. Yuda Saputra, Sp.M, selaku pembimbing yang telah
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga laporan
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II. LAPORAN KASUS.................................................................................................................2
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................9
BAB IV. KESIMPULAN....................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Lensa mata adalah bagian mata yang terdapat di belakang pupil mata,
yang berfungsi sebagai media penglihatan sehingga harus jernih atau transparan
dan memfokuskan agar cahaya jatuh tepat ke retina. Lensa merupakan salah satu
media refraksi penting yang berfungsi memfokuskan cahaya masuk ke mata. Jika
terjadi kekeruhan pada lensa maka akan terganggu proses penglihatan yang
yang sebenarnya dapat dicegah. Penyakit katarak merupakan penyakit mata yang
kontrol keseimbangan air dan elektrolit, karena denaturasi protein lensa atau
Latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular
dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak
adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(Ilyas,2018). Saat ini, sekitar 314 juta orang mengalami penurunan visus dan 45
1
2016, sebanyak 15 provinsi menunjukkan penyebab utama gangguan penglihatan
dan kebutaan adalah kelainan refraksi 10-15% dan katarak 70-80%. Kebutaan
yang disebabkan katarak, dialami oleh usia lebih dari 50 tahun dan berdasarkan
analisis penelitian dari Global Burden of Disease, Injuries, and Risk Factors
210.000 orang per tahun, 16% diantaranya diderita penduduk usia produkif.
Salah satu factor resiko yang tidak dapat dimodifikasi utama ialah usia. Katarak
senilis terjadi pada usia >50 tahun, dimana pada usia tersebut terjadi banyak
komplikasi pada mata berupa katarak dan retinopati diabetik. Beberapa pendapat
katarak. Salah satu penyebab tingginya kasus kebutaan yang diakibatkan oleh
(Irawan, 2018).
2
BAB II
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Status : Kawin
Pekerjaan : Petani
No. RM : 058833
2. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Pasien mengeluhkan kedua mata buram seperti melihat asap sejak 9 tahun yang lalu
2. Keluhan tambahan
Pasien ngeluhkann silau ketika melihat cahaya dan terkadang mata terasa sakit.
Pasien perempuan usia 82 tahun datang ke poli Mata RSUD Ahmad Yani Metro
pada tanggal 26/09/2022 diantar anakya dengan keluhan kedua mata buram seperti
melihat asap sejak 9 tahun yang lalu dan semakin parah sejak 1 bulan terakhir. Mata
3
buram tersebut dirasakan seprti melihat asap dan seperti melihat kabut. Keluhan
dirasakan sepanjang hari dan tidak ada faktor yang memperingan dan memperburuk
gejala tersebut.
Keluhan lain juga dirasakan seperti silau ketika terkena cahaya dan saat pasien
melihat orang. Pasien juga mengeluhkan mata kanan dan kiri terasa sakit yang
hilang timbul sejak 1 minggu terakhir. Pasien sudah berobat ke klinik dokter
sebanyak dua kali dan sudah diberikan obat, namun keluhan tak kunjung mereda dan
6. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat ke poliklinik dokter mata sebanyak dua kali dan sudah
diberikan obat, namun keluhan tak kunjung hilang dan semakin parah.
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien beraktivitas seperti biasa dirumahnya dan tidak ada aktivitas berat yang
4
dikerjakan.
4. PEMERIKSAAN FISIK
o Vital sign
Tanda-tanda Vital
- TD : 170/95 mmHg
- Nadi : 71 x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- Suhu : 36,5oC
- SpO₂ : 98%
Status gizi
- BB : 55kg
- TB : 158 cm
- IMT : (normoweig)
o Status Present
- Mulut : Bibir pucat (-), Perdarahan gusi (-), Atrofi pupil lidah (-)
5
- Thoraks
a. Pulmo
I : Bentuk dada normal, Simetris (statis dan dinamis), retraksi
(-)
N|N
N|N
P : Sonor |
Sonor Sonor
| Sonor
Sonor |
Sonor
b. Jantung
(-)
- Abdomen
I : Distensi (-)
6
P : Nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (-), hepar dan lien
tidak teraba
- Ekstremitas
Superior Inferior
7
5. STATUS OFTAMOLOGI
Secret (-), Edem (-), Congjungtiva fornices Secret (-), Edem (-),
hiperemi (-) hiperemi (-)
Hiperemi (-) Sikatrik (-) Congjungtiva palpebra Hiperemi (+) Sikatrik (-)
Keruh
Keruh Kornea
Warna : Coklat
Iris Warna : Coklat
8
6. RESUME
Pasien perempuan usia 82 tahun datang ke poli Mata RSUD Ahmad Yani Metro
pada tanggal 26/09/2022 diantar anakya dengan keluhan kedua mata buram seperti
melihat asap sejak 9 tahun yang lalu dan semakin parah sejak 1 bulan terakhir. Mata
buram tersebut dirasakan seprti melihat asap dan seperti melihat kabut. Keluhan
dirasakan sepanjang hari dan tidak ada faktor yang memperingan dan memperburuk
gejala tersebut. Keluhan lain juga dirasakan seperti silau ketika terkena cahaya dan saat
pasien melihat orang. Pasien juga mengeluhkan mata kanan dan kiri terasa sakit yang
hilang timbul sejak 1 minggu terakhir. Pasien sudah berobat ke klinik dokter sebanyak
dua kali dan sudah diberikan obat, namun keluhan tak kunjung mereda dan dirasakan
semakin parah. Pemeriksaan oftalmologi mata kanan dan kiri didapatkan visus 1/4,
reflek cahaya pada pupil mata kanan dan kiri midriasis, lensa/korea keruh dan
7. DIAGNOSA BANDING
8. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
9
10. PENATALAKSANAAN
Catarlent eye drop 5 kali sehari 1 tetes Disaranakan pada pasien untuk
Edukasi:
waktunya
11. PROGNOSIS
Quo ad vitam Dubia ad bonam
Qua ad functionam Dubia ad bonam
Quo ad sanam Dubia ad bonam
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Lensa adalah bagian dari bola mata yang berbentuk bikonveks, avaskular,
transparan, terletak di belakang iris dan di depan vitreus, ditopang oleh Zonula Zinii yang
melekat ke korpus siliaris. Lensa terdiri dari kapsul, epitel, korteks, dan nukleus. Kapsul
lensa yang bersifat elastik berfungsi untuk mengubah bentuk lensa pada proses akomodasi
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskuler, tak berwarna dan hampir
transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameter 9 mm. Dibelakang iris lensa
digantung oleh zonula yang menghubungkan dengan korpus ciliaris. Di anterior lensa
terdapat humor aquaeus; disebelah posteriornya, vitreus. Kapsul lensa adalah membran
yang semipermeable (sedikit lebih permiabel dari pada kapiler) yang menyebabkan air
dan elektrolit masuk. Didepan lensa terdapat selapis tipis epitel supkapsuler. Nucleus
lensa lebih tebal dari korteksnya. Semakin bertambahnya usia laminar epitel supkapsuler
terus diproduksi sehingga lensa semakin besar dan kehilangan elastisitas (Murril A.C,
11
Lensa dapat membiaskan cahaya karena indeks bias - biasanya sekitar 1,4 pada
sentral dan 1,36 pada perifer-hal ini berbeda dari dengan aqueous dan vitreus yang
15-20 dioptri (D) dari sekitar 60 D kekuatan konvergen bias mata manusia rata-rata.
(Zorab, 2020).
memfokuskan cahaya yang datang dari jauh m. ciliaris berelaksasi, menegangkan serat
zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukuran terkecil; dalam
posisi ini daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya akan terfokus pada
retina. Sementara untuk cahaya yang berjarak dekat m.ciliaris berkontrasi sehingga
tegangan zonula berkurang, artinya lensa yang elastis menjadi lebih sferis diiringi oleh
peningkatan daya biasnya. Kerja sama fisiologis antara korpus siliaris, zonula dan lensa
untuk memfokuskan benda jatuh pada retina dikenal dengan akomodasi. Hal ini
Gangguan pada lensa dapat berupa kekeruhan, distorsi, dislokasi dan anomaly
geometri. Keluhan yang di alami penderita berupa pandangan kabur tanpa disertai nyeri.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada penyakit lensa adalah pemeriksaan ketajaman
penglihatan dan dengan melihat lensa melalui sliplamp, oftalmoskop, senter tangan, atau
12
2.2. Katarak Senilis
2.2.1. Definisi
visual dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien. Katarak dapat
memiliki derajat kepadatan (density) yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan
(Kemenkes, 2018).
kontrol keseimbangan air dan elektrolit, karena denaturasi protein lensa atau
gabungan keduanya. Sekitar 90% kasus katarak berkaitan dengan usia; penyebab
Katarak adalah penyakit degeneratif yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
internal maupun eksternal. Faktor internal yang berpengaruh antara lain adalah umur dan
jenis kelamin sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh adalah pekerjaan dan
pendidikan yang berdampak langsung pada status sosial ekonomi dan status kesehatan
seseorang, serta faktor lingkungan, yang dalam hubungannya dalam paparan sinar
2.2.3 Usia
Proses normal ketuaan mengakibatkan lensa menjadi keras dan keruh. Dengan
meningkatnya umur, maka ukuran lensa akan bertambah dengan timbulnya serat-serat
lensa yang baru. Seiring bertambahnya usia, lensa berkurang kebeningannya, keadaan ini
13
akan berkembang dengan bertambahnya berat katarak. Prevalensi katarak meningkat tiga
sampai empat kali pada pasien berusia >65 tahun (Pollreisz dan Schmidt, 2019).
Usia harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan oleh laki-laki, ini
diindikasikan sebagai faktor resiko katarak dimana perempuan penderita katarak lebih
kemampuan akomodasi. Meningkatnya kadar gula darah, juga akan meningkatkan kadar
gula di aqueous humor. Glukosa dari aqueous akan masuk ke lensa melalui difusi
dimana sebagian dari glukosa ini diubah menjadi sorbitol oleh enzim aldose reduktase
melalui jalur poliol, yang tidak dimetabolisme dan tetap tinggal di lensa.Telah terbukti
hewan telah menunjukkan bahwa akumulasi poliol intraseluler menyebabkan kolaps dan
2.2.6 Patogenesis
Katarak senilis adalah penyebab utama gangguan penglihatan pada orang tua.
Walaupun sel lensa terus bertumbuh sepanjang hidup, tidak ada sel- sel yang dibuang.
Seiring dengan bertambahnya usia, lensa bertambah berat dan tebal sehingga
kemampuan akomodasinya menurun. Saat lapisan baru dari serabut korteks terbentuk
secara konsentris, sel-sel tua menumpuk ke arah tengah sehingga nukleus lensa
14
mengalami modifikasi dan agregasi kimia menjadi high-molecular-weight-protein.
Agregasi protein ini menyebabkan fluktuasi mendadak pada index refraksi lensa,
penyebaran sinar cahaya, dan penurunan transparansi. Perubahan kimia protein lensa
nuklear ini juga menghasilkan pigmentasi yang progresif sehingga seiring berjalannya
usia lensa menjadi bercorak kuning kecoklatan sehingga lensa yang seharusnya jernih
tidak bisa menghantarkan dan memfokuskan cahaya ke retina. Selain itu, terjadi
setelah usia pertengahan. Pada umumnya, kondisi ini hanya sedikit mengganggu fungsi
penglihatan. Jumlah sklerosis dan penguningan yang berlebihan disebut katarak nuklear,
nuklear adalah bilateral, tetapi bisa asimetrik. Cirri khas dari katarak nuklear adalah
membaiknya penglihatan dekat tanpa kacamata, keadaan inilah yang disebut sebagai
“penglihatan kedua”. Ini merupakan akibat meningkatnya kekuatan focus lensa bagian
perubahan mendadak indeks refraksi antara nukleus sklerotik dan korteks lensa dapat
diskriminasi warna yang buruk. Pada kasus yang sudah lanjut, nukleusnlensa menjadi
opak dan coklat dan disebut katarak nuklear brunescent. Secara histopatologi,
15
karakteristik katarak nuklearis adalah homogenitas nukleus lensa dengan hilangnya
1.Katarak kortikal : kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks
celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenerative (benda
Morgagni). Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang
tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu
Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai
seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat
meningktnya tekanan osmotic bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa
sekunder.
Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa. Kekeruhan ini
bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen
tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran
yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan
kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak
terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negative (Ilyas,
16
2018).
menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari
kapsul lensa sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan
terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Bila proses katarak berjalan lanjut
disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat
keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan
nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut
a. Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien dengan
katarak senilis.
b. Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spectrum dari penurunan sensitivitas kontras
terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika endekat
yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, pasien
kaca mata baca, keadaan ini disebut dengan second sight. Secara khas, perubahan miopik
dan second sight tidak terlihat pada katarak subkortikal posterior atau anterior.
17
bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area refraktil pada bagian tengah dari lensa,
yang sering memberikan gambaran terbaik pada reflek merah dengan retinoskopi atau
tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau lensa kontak. (Titcomb, 2018;
Vajpayee, 2018).
2.2.10 Diagnosis
katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau
perkembangannya yang paling dini, dapat diketahui melalui pupil yang didilatasi
maksimum dengan ophtalmoskop, kaca pembesar, atau slitlamp. (Murril, et all, 2019).
Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya kekeruhan
lensa, sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada stadium ini katarak biasanya telah
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah (slit-
lamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, tonometer selain daripada pemeriksaan
prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva,
karena dapat penyulit yang berat berupa panoftalmitis pasca bedah dan fisik umum.
2.2.11 Penatalaksanaan
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala
katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan
mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa
yang keruh. Namun, aldose reductase inhibitor, diketahui dapat menghambat konversi
18
glukosa menjadi sorbitol, sudah memperlihatkan hasil yang menjanjikan dalam
pencegahan katarak gula pada hewan. Obat anti katarak lainnya sedang diteliti termasuk
diantaranya agen yang menurunkan kadar sorbitol, aspirin, agen glutathione-raising, dan
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari
bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno
hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang
digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung
pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract
ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan
dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang
Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari
mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan
hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak
sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer. ICCE tidak
boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih
mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek
19
lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda,
pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular
dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca,
mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi
retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit
pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat
2.2.11.3 Phakoemulsifikasi
lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) dikornea.
PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa
Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang
kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan
Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak
senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus
yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang
lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi
20
2.2.12 Komplikasi
Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi
- COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang keluar
dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma dan epitel,
hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan daerah sentral yang
- Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat yang
- Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi
- Ablasio retina
- Endoftalmitis kronik yang timbul karena organissme dengan virulensi rendah yang
2.2.13 Pencegahan
80 persen kebutaan atau gangguan penglihatan mata dapat dicegah atau dihindari.
Edukasi dan promosi tentang masalah mata dan cara mencegah gangguan kesehatan mata.
sebagai sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Usaha itu melipatkan berbagai pihak,
termasuk media massa, kerja sama pemerintah, LSM, dan Perdami. (Vaugan G. D, 2019)
Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah selalu normal pada
21
penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata, mengonsumsi makanan
yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata dan antioksidan seperti buah-
buahan banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-
kacangan, kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan
antioksidan yang dapat meminimalisasi kerusakan oksidatif pada mata, sebagai salah satu
penyebab katarak. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 3.000 orang dewasa selama
lima tahun menunjukkan, orang dewasa yang mengonsumsi multivitamin atau suplemen
lain yang mengandung vitamin C dan E selama lebih dari 10 tahun, ternyata risiko terkena
katarak 60%.
Seseorang dengan konsentrasi plasma darah yang tinggi oleh dua atau tiga jenis
antioksidan ( vit C, vit E, dan karotenoid) memiliki risiko terserang katarak lebih rendah
dibandingkan orang yang konsentrasi salah satu atau lebih antioksidannya lebih rendah.
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Farida menunjukkan, masyarakat yang pola
makannya kurang riboflavin (vitamin B2) berisiko lebih tinggi terserang katarak. Menurut
Farida, ribovlafin memengaruhi aktivitas enzim glutation reduktase. Enzim ini berfungsi
mendaur ulang glutation teroksidasi menjadi glutation tereduksi, agar tetap menetralkan
2.2.14 Prognosis
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat
jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini
kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE
22
2.2.15 Perawatan Pasca Bedah.
Jika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya
lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk
bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat
selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan. Matanya dapat
dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat
dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya dilindungi pakai kacamata atau
dengan pelindung seharian. Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah
operasi, tetapi biasanya pasien dapat melihat dengan baik melui lensa intraokuler sambil
- Mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat maka
diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul benerapa jam setelah
- Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu
diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak
sempurna.
- Obat tetes mata streroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk mengurangi
- Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.
- Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat kaki keatas.
23
- Jangan menggosok mata
24
BAB IV
KESIMPULAN
dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien. Katarak dapat memiliki derajat
kepadatan (density) yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal,
merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia yang sebenarnya dapat dicegah.
Penyakit katarak merupakan penyakit mata yang ditandai dengan kekeruhan lensa mata
denaturasi protein lensa atau gabungan keduanya. Sekitar 90% kasus katarak berkaitan
Katarak senilis adalah penyebab utama gangguan penglihatan pada orang tua.
Walaupun sel lensa terus bertumbuh sepanjang hidup, tidak ada sel- sel yang dibuang.
Seiring dengan bertambahnya usia, lensa bertambah berat dan tebal sehingga kemampuan
akomodasinya menurun.
Katarak ada beberapa jenis menurut etiologinya yaitu katarak senile, congenital,
traumatic, toksis, asosiasi, dan komplikata. Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur
operasi. Ada 4 jenis teknis operasi katarak yaitu Ekstraksi Katarak Intrakapsuler (EKIK) ,
kekeruhan (opasitas) sering terjadi akibat bertambahnya usia sehingga tidak diketahui
25
DAFTAR PUSTAKA
Arifani A, F. 2018. Lensa dan Katarak. Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo
Bandung
Browling B. Kanski's Clinical Ophthalmology. Edisi ke-8. Australia: Elsevier;2016. hlm. 270-280.
Ilyas. S (2018). Indeks massa tubuh berhubungan dengan angka kejadian katarak. Jurnal
Biomedika dan Kesehatan, 4(4), 170-177.
Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.
Murrill, A. U., Artini, I., & Yulian, V. R. (2019). Karakteristik Faktor Risiko Penderita Katarak.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 12-17.
Pascolini D, Mariotti SP. Global estimates of visual impairment:2010 BR J Ophthalmol. 2011.
Permenkes . 2018. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/557/2018 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Katarak Pada Dewasa
Polresz. Lens and cataract. 2019 Basic and clinical Science course. San Francisco, CA: American
Academy of Ophthalmology; 2015.
Prilly Astari. 2018. Katarak: Klasikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi. Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia. CDK-269/ vol. 45 no. 10
th. 2018
Titcomb. Ilmu Kesehatan Mata. 2nd ed. Yogyakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2018.
WHO. Global Data on Visual Impairments 2010. Marotti SP, editor Switzerland: 2012. hlm. 1-3.
Zorab Cataract, Senile Differential Diagnosis and Workup 2020. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview, tanggal 08
Februari 2014.
26