KATARAK KONGENITAL
Oleh:
Feby Rahma Astri 1210313105
Rayhan Abi Mayzan 1210313063
Yolanda Juni Ardi 1310311150
Ihsanul Fikri 1310312084
Pembimbing:
dr. Getry Sukmawaty, Sp.M (K)
dr. Harviza Vitresia, Sp. M (K)
PENDAHULUAN
Katarak adalah kekeruhan dari lensa. Katarak dapat dibagi menjadi katarak
kongenital, katarak metabolik, katarak yang berhubungan dengan usia dan katarak
traumatika. Katarak yang muncul pada saat setelah lahir dan berkembang dalam
tahun pertama kehidupan disebut katarak kongenital atau katarak infantil. Katarak
kongenital sering terlewatkan pada saat bayi lahir dan terdeteksi kemudian saat
pemeriksaan.1
diperkirakan meningkat menjadi 30,1 juta penduduk pada tahun 2020. Katarak
diturunkan dari orang tuanya, epertiga yang kedua berkaitan dengan gangguan
metabolik atau infeksi dan sepertiga yang terakhir belum diketahui penyebabnya.
Katarak kongenital harus bisa dideteksi secara dini oleh dokter anak atau
leukokoria atau pupil yang berwarna putih dan biasanya terdeteksi oleh orang tua
bayi tetapi pada sebagian besar kasus katarak kongenital tidak terdeteksi. Katarak
dalam dua bulan kehidupan awal bayi sehingga diperlukan penanganan penting
Laporan Kasus
Identitas
Umur : 8 bulan
Anamnesa
Keluhan utama : Bercak putih pada bagian hitam kedua bola mata sejak umur 3
bulan.
Bercak putih pada bagian hitam kedua bola mata. Bercak ini disadari oleh
orang tua pasien ketika pasien berumur 3 bulan. Orang tua pasien
Riwayat kelahiran
Lahir Sectio Cessaria atas indikasi letak sungsang dengan berat badan lahir
2600 gr cukup bulan
Riwayat Penyakit dahulu :
Riwayat trauma pada mata tidak ada
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama.
Pemeriksaan fisik :
Status Generalis :
- Keadaan Umum : sedang
- Nafas : 27 x /menit
- Suhu : 37 0C
Status Opthalmologi OD OS
Refleks fundus _ _
fundus :
papil optikus Sukar dinilai Sukar dinilai
retina
macula
aa: vv
Posisi bola mata Ortho Ortho
Telah dilaporkan seorang pasien anak laki laki berumur 8 bulan, dirawat
di bangsal mata pada tanggal 15 Juni 2017, dengan diagnosis katarak kongenital
ODS. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada
mata.
Dari anamnesis didapatkan bercak putih pada bagian hitam kedua bola
mata. Bercak ini disadari oleh orang tua pasien ketika pasien berumur 3 bulan,
Bercak awalnya berupa titik yang semakin lama makin besar. Pasien sering
tampak mengecilkan matanya ketika melihat cahaya terang. Dari riwayat
kehamilan ibu didapatkan riwayat infeksi berat ketika hamil tidak ada, riwayat
konsumsi obat-obatan kortikosteroid ketika hamil tidak ada, riwayat terpapar
radiasi ketika hamil tidak ada dan riwayat trauma pada mata tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan visus OD dan OS follow cahaya (+) dan
objek (-), leukoria (+) di kedua mata. Palpebra, margo palpebra, konjungtiva,
sklera dan kornea dalam batas normal, iris coklat, rugae (+), pupil bulat, reflex
cahaya (+), korpus vitreus, tekanan bulbus okuli dan funduskopi kedua mata sukar
dinilai.
Berdasarkan literatur tanda dan gejala katarak kongenital pada pasien
yaitu ditemukannya leukoria dan fotofobia. Pemeriksaan fisik yang diperlukan
adalah pemeriksaan visus, oftalmoskop, slit lamp dan USG jika retina tidak bisa
dinilai.
Pada pasien ini dianjurkan operasi Ekstraksi Katarak Extra Kapsular
karena reflex fundus sudah tidak ada,yang merupakan salah satu indikasi operasi
segera dilakukan agar tidak terjadi ambliopia.
Tinjauan Pustaka
2.1. Anatomi
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir
sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras
subepitel terus diproduksi sehingga lensa perlahan-lahan menjadi lebih besar dan
kurang elastik. Nukleus dan korteks terbentuk dari lamellae konsentris yang
persambungan tepi-tepi serat lamelar tampak seperti huruf Y dengan slit lamp.
pemeriksaan mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer lensa di dekat ekuator dan
sebagai zonula (zonula Zinnii), yang tersusun atas banyak fibril; fibril-fibril ini
berasal dari permukaan korpus siliaris dan menyisip ke dalam ekuator lensa.2,3
Enam puluh lima persen lensa terdiri atas air, sekitar 35% nya protein
terdapat sedikit sekali mineral seperti yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya.
tereduksi.2,3
Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf di lensa. Karena lensa
bersifat avaskular dan tidak mempunyai persarafan, nutrisi lensa didapatkan dari
humor akuos. Metabolisme lensa bersifat anaerob akibat rendahnya kadar oksigen
2.2. Embriologi
neuralis, yang berasal dari ektoderm permukaan di daerah tepat di sebelah plica
endotel kornea dan anyaman trabekula, stroma iris dan koroid, muskulus siliaris,
fibroblas sklera, vitreus, dan meninges nervus optikus. Krista neuralis juga terlibat
dalam pembentukan tulang dan tulang rawan orbita, jaringan ikat dan saraf orbita,
membentuk retina dan epitel pigmen retina, lapisan-lapisan berpigmen dan tidak
berpigmen epitel siliaris, epitel posterior, musculus dilator dan spincter pupillae
pada iris, dan serat-serat nervus optikus dan glia. Mesoderm berkontribusi
neuralis cephalica, paralel pada kedua sisi sulcus neuralis. Sulcus ini
bulat. Vesikel optik berhubungan dengan otak depan melalui tangkai optik.
Pada tahap ini pula mulai terjadi penebalan ektoderm permukaan (lempeng
optik dan invaginasi vesikel optik terjadi bersamaan dan menghasilkan alur,
yang dilalui arteria hyaloidea. Pada usia 4 bulan, arteri dan vena retina
segmen posterior dari pada anterior mata pada tahap awal kehamilan dan
minggu). Kira-kira usia 6 minggu, sebuah kapsul hialin disekresikan oleh sel-sel
lensa. Serat-serat lensa skunder memanjang dari daerah ekuatorial dan tumbuh ke
depan di bawah epitel subkapsular, yang tetap berupa selapis sel epitel kubus, dan
sutura lentis-(Y tegak di anterior dan Y terbalik di posterior), yang selesai pada
berlangsung terus seumur hidup tetapi kecepatannya semakin lambat, jadi lensa
Katarak adalah kekeruhan dari lensa. Katarak dapat dibagi menjadi katarak
kongenital, katarak metabolik, katarak yang berhubungan dengan usia dan katarak
traumatika. Katarak yang muncul pada saat setelah lahir dan berkembang dalam
tahun pe rtama kehidupan disebut katarak kongenital atau katarak infantil. Katarak
kongenital sering terlewatkan pada saat bayi lahir dan terdeteksi kemudian saat
pemeriksaan. Katarak kongenital sering terjadi dan sering tidak bermakna secara
visual. Kekeruhan parsial atau kekeruhan diluar sumbu penglihatan atau tidak
cukup padat untuk mengganggu transmisi cahaya tidak memerlukan terapi selain
diperkirakan meningkat menjadi 30,1 juta penduduk pada tahun 2020. Katarak
kongenital diperkirakan muncul di 1 dari 2000 kelahiran bayi. Dua pertiga dari
total kasus katarak kongenital dilaporkan mengenai kedua mata atau terjadi secara
bilateral.1
2.5. Etiologi
Katarak pada anak-anak dapat berhubungan dengan beberapa kondisi,
trauma, paparan radiasi, dll. Pada kebanyakan kasus katarak yang berhubungan
dengan penyakit sistemik adalah katarak bilateral, tetapi tidak semua katarak
bilateral berhubungan dengan katarak akibat penyakit sistemik (lihat Tabel X.x).
Katarak pada anak-anak dapat terjadi kongenital ataupun didapat. Secara umum,
amblyopia). 1
Meskipun banyaknya penyebab katarak pada anak-anak, kebanyakan
sistemik masih belum bisa ditemukan. Uji genetik dan molekular dapat
kongenital yang sejauh ini teridentifikasi pada kromosom 1-3, 6 dan 8-22. 4
Tabel 2.1 Etiologi pada Katarak Anak-anak
Katarak Bilateral
Idiopatik
Herediter, biasanya autosomal-dominan; X-linked
Kelainan kromosom
Trisomi 21 (Down), 13, 18
Translokasi, duplikasi, kehilangan kromosom lain
Sindrom Kraniofasial
Hallermann-Streiff, Rubinstein-Taybi, Smith-Lemli-Opitz, dll
Kelainan muskuloskeletal
Sindrom Conradai-Hunermann, Sindrom Albright, Distrofi miotonik
Sindrom Renalis
Sindrom Lowe, Sindrom Alport
Penyakit Metabolik
Galaktosemia, Fabry, Wilson, Mannosidosis, Diabetes Mellitus
Infeksi Intrauterin
Toxoplasmosis
Rubella
Cytomegalovirus
Varicella
Syphilis
Anomali Ocular
Aniridia
Sindrom disgenesis segmen anterior
Iatrogenik
Pemakaian kortikosteroid
Paparan radiasi
Katarak Unilateral
Idiopatik
Anomali Ocular
Persistent Fetal Vasculature
Ablasio Retina
Trauma
Sumber: American Academy of Ophtalmology. Basic and Clinical Science
Course Section 06: Pediatric Ophthalmology and Strabismus. 2016-2017.
manusia, dan mutasi dari gen kristalin tersebut menunjukkan abnormalitas pada
struktur protein dan fungsi lensa yang menyebabkan terbentuknya katarak.
disekitarnya, mutasi dari connexins ini dapat pula dikaitkan pada pembentukan
katarak dan diketahui saat kelahiran termasuk Persistent Fetal Vasculature (PFV),
yang biasanya bersifat unilateral. Aniridia, yang berhubungan dengan mutasi gen
aniridia jarang terlihat sampai usia dewasa muda. Penyakit metabolik, dengan atau
gambar x.x1).4
Infeksi sebagai penyebab katarak kongenital termasuk infeksi neonatal
akibat infeksi (lihat gambar x.x2). Infeksi maternal dan fetal umunya timbul pada
trimester pertama, dan temuan klinis tersering adalah gangguan pertumbuhan dan
mental, mikrosefal, ketulian, kelainan jantung kongenital, dan kelainan mata yakni
Oil-droplet.4
Gambar 2.7. Katarak kongenital yang berhubungan dengan virus Rubella.4
2.7. Klasifikasi
Dikenal bentuk-bentuk katarak kongenital sebagai berikut :
piramid, mempunyai dasar dan puncak, karena itu disebut juga katarak
waktu terkena sinar karena pada waktu itu pupil mengecil sehingga sinar
b. Katarak Nuklearis
sekitar 5mm atau lebih. Biasanya bilateral tapi bisa asimetris dan
garis yang mengelilingi bagian yang keruh dan disebut riders, merupakan
tanda khas untuk katarak zonularis. Katarak ini paling sering didapatkan
bagian tengah yang jernih. Biasanya progresif tapi lambat. Ukuran mata
lensa.1
disebabkan oleh oil droplet yang dapat dilihat dari reflek merah
cabang arteri retina sentral yang memberi makan pada lensa. Pada umur
keadaan normal pada waktu lahir sudah tak tampak lagi. Kadang-kadang
lensa. Gangguan terhadap visus tak banyak. Visus biasanya 5/5, ukuran
2.8. Diagnosis
a. Anamnesis
kedua orang tua, dan saudara kandung. Selain itu juga ditanyakan riwayat
trauma, pengobatan selama hamil atau pada bayi, dan riwayat kesehatan
visual dan struktur anatomi mata, namun demikian, pasien anak-anak sulit
dibawah 2,5 tahun adalah Chloral Hydrate dengan dosis 50mg/KgBB hingga
menilai red refleks dan dapat dilakukan pada bayi baru lahir, sehingga
menilai jenis dari katarak dan kelainan pada segmen anterior lainnya.
2.9. Tatalaksana
bilateral atau unilateral, adanya kelainan mata lain, dan saat terjadinya katarak.
Kekeruhan lensa kongenital sering ditemui dan sering secara visual tidak
kekeruhan yang tidak cukup padat untuk mengganggu transmisi cahaya tidak
bermakna harus dideteksi secara dini. Prognosisnya dapat kurang memuaskan dan
strabismus; bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak
sebaik-baiknya.
sementara dapat dicoba kaca mata atau midriatika, bila terjadi kekeruhan yang
Terapi bedah untuk katarak infantilis dan katarak pada masa anak-anak dini
lunak. Berbeda dengan ekstraksi lensa pada orang dewasa, sebagian besar ahli
KONSERVATIF
katarak kongenital bilateral. Menurut Arkin dkk, katarak pada daerah sentral
dengan diameter kurang dari 2 mm, biasanya tidak begitu mempengaruhi visus.
dibandingkan ukuran atau tipe katarak. Bila tingkat kekeruhannya sedikit atau
diberikan. Jika kekeruhan daerah sentral dengan diameter >3 mm,maka perlu
Pada katarak yang belum memerlukan operasi, pada tahap awal dapat
diberikan obat untuk dilatasi pupil seperti Atropin ED 1%, Midriasil ED 1%, dan
Homatropin ED. Pemberian obat ini hanya bersifat sementara, karena kalau
kekeruhan lensa sudah tebal sehingga fundus tidak dapat dilihat maka harus
dilakukan operasi. Oleh karena itu pada katarak kongenital bilateral dengan
tingkat kekeruhan sedikit atau partial perlu dilakukan follow-up yang teratur dan
OPERATIF
1. Lensectomy
Kapsul anterior pada anak anak lebih elastis dari orang dewasa,
irigasi hingga material lensa bersih kemudian dibuat iridektomi dan dilakukan
jahitan. 8,9
Untuk pemasangan IOL pada kantong kapsul diperlukan kapsul lensa yang
Capsulorhexis ( CCC ). Dengan teknik ini didapatkan hasil yang baik dengan
komplikasi sedikit.8
sekunder pada kapsul posterior. Ini dapat diatasi dengan Nd : YAG Laser.9
Indikasi pemasangan IOL adalah koreksi optik untuk afakia. Alternatif lain
untuk koreksi afakia adalah pemakaian kaca mata dan lensa kontak. Karakteristik
dari sistem visual anak-anak seperti pertumbuhan bola mata, perubahan refraktif
yang cepat, resiko ambliopia , dan respon inflamasi terhadap operasi katarak,
masih kontroversial oleh karena belum aman dan efektif. Oleh karena itu
pemasangan IOL pada anak-anak masih perlu penelitian lebih lanjut. Kontra
KOREKSI AFAKIA
Rehabilitasi visus segera sangat penting untuk mencegah Ambliopia.
Dalam satu minggu setelah operasi katarak, kestabilan refraksi sudah didapatkan
oleh karena insisi yang kecil dan penyembuhan luka yang cepat pada anak-anak.8,9
Pemakaian kaca mata lebih bisa ditoleransi oleh anak-anak usia diatas 1
distorsi yang disebabkan oleh pemakain kaca mata dibandingkan orang dewasa.
Berat dan ukuran lensa harus dibuat seminimal mungkin untuk menghindari
digunakan kekuatan lensa > 25 Dioptri untuk koreksi hiperopik. Karena dalam
b. Lensa Kontak
Koreksi lensa kontak digunakan untuk afakia binokuler dan monokuler. Ini
anaknya. Lensa kontak yang dipakai terus-menerus atau harian bisa digunakan.
Lensa silikon relatif mudah dipasang dan untuk dipakai lebih lama. Lensa kontak
harus dibersihkan tiap minggu untuk menghindari resiko Keratitis infeksi atau
komplikasi-komplikasi lain.8,9
2.10. Komplikasi
sensitivitas informasi dari mata. Ekstraksi katarak dan koreksi apakia, akan
melihat, dan hal ini membutuhkan waktu. Jika mata tidak pernah memiliki
penglihatan yang jernih, mereka tidak akan pernah melihat atau memandang
untuk pembedahan.1,8
Seringkali satu mata akan menjadi lebih baik dari yang lain dan hal ini
akan menjadi mata yang dominan, yang membuat mata lainnya menjadi amblopia.
Satu-satunya cara untuk mendeteksi hal ini adalah pengukuran visus secara
reguler pada setiap mata. Jika satu mata memiliki satu atau dua derajat lebih buruk
dari mata yang lain tanpa penjelasan yang jelas, hal tersebut mungkin merupakan
amblopia dan anak tersebut membutuhkan pengobatan untuk mata yang dominan.
Risiko amblopia merupak risiko terbesar selama tahun pertama kehidupan dan
pada minggu pertama kehidupan. Glaukoma ini sangat susah untuk diobati dan
frekuensi nya mengarah ke kebutaan. Menunda operasi sampai bayi berumur 3-4
bulan membuat visus mata tidak sampai 6/6 namun dapat menurunkan risiko
glaukoma.1,8
Ablasio retina lebih sering terjadi pada bedah katarak kongenital. Sering
timbul sangat lambat, sekitar 35 tahun setelah operasi. Jika bebrapa pasien
setelah operasi katarak kongenital, hal tersebut dianggap sebagai akibat dari
Prognosis
Faktor prognostik yang perlu diperhatikan adalah: 10
a. Kepadatan katarak
b. katarak unilateral atau bilateral
c. waktu presentasi
d. cacat okular terkait
e. Cacat sistemik terkait
tidak sebaik prognosis untuk pasien senilis. Adanya ambliopia dan kadang-kadang
anomali syaraf optikus atau retina membatasi tingkat pencapaian penglihatan pada
kelompok pasien ini. Prognosis untuk perbaikan ketajaman penglihatan setelah operasi
paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak
Francisco. 2016-2017.
8. Vaughan, DG. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Widya Medika, Jakarta, 2009