Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS Disusun oleh:

Mirsalina Sukma Prabowo

PARESE NERVUS 2016730131

Pembimbing:
III dr. M. Iqbal Sofyan , Sp.M (K)

KEPANITERAAN KLINIK STASE MATA


RUMAH SAKIT ISLAM CEMPAKA PUTIH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 19 APRIL – 16 MEI 2021
Nama : Ny. A
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
IDENTITAS Agama : Islam

PASIEN Pekerjaan : IRT


Alamat : Jln. Kp. Rawa
Sawah, Johar Baru, Kota
Jakarta Pusat
ANAMNESIS

Keluhan Utama
• Kelopak mata kiri tidak bisa diangkat sejak 3 minggu SMRS.

Keluhan Tambahan
• Pasien mengeluh silau bila berada di luar ruangan yang terkena sinar matahari sejak 3 minggu
SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien perempuan usia 58 tahun datang ke Poli RSIJ Cempaka Putih dengan
keluhan kelopak mata sebelah kri tidak dapat diangkat yang dirasakan sejak 3
minggu yang lalu secara tiba-tiba saat bangun di pagi hari. Pasien sama sekali tidak
merasakan keluhan sebelum keluhan kelopak tidak bisa diangkat itu timbul.
Keluhan juga disertai mata berair dan silau jika berada di luar ruangan yang
langsung terkena sinar matahari. Penglihatan menurun (+) karena penglihatan
berbayang menyebabkan pasien sering merasa pusing (+) , nyeri (-), kotoran mata
berlebih (-), rasa berpasir (-).

9/3/20XX Presentation Title 4


Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak pernah mengeluhkan hal ini sebelumnya.
• Riwayat penyakit DM (+) sejak 3 tahun yang lalu, Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-),
Kolesterol (-)
• 1 bulan yang lalu, pasien dirawat di RSIJCP karena hasil laboratorium darah menunjukkan gula
darah sampai 500 mg/ Dl.
• Riwayat trauma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• Keluarga Pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini sebelumnya.
• Riwayat penyakit DM (-), Hipertensi (-), Penyakit Jantung (-), Kolesterol (-)
• Riwayat penyakit stroke disangkal.
Riwayat Alergi

• Pasien menyangkal adanya alergi obat, makanan, minuman, dan cuaca.


Riwayat Psikososial

• Pasien mempunyai kacamata tapi jarang digunakan.


• Pasien memilki kesibukan sebagai ibu rumah tangga.
• Pasien suka naik motor jika hendak berpergian jarak dekat, pasien
memakai helm saat naik motor.
• Pasien tidak mempunyai kebiasaan mengucek.
• Pasien tidak pernah mendapat trauma di mata. Pasien tidak pernah
memakai kontak lensa.
Riwayat Pengobatan

• Pasien sudah pergi berobat ke klinik dekat rumah saat merasa kelopak matanya
tidak bisa diangkat, kemudian diberikan obat (pasien lupa obatnya). Namun
setelah 1 minggu konsumsi obat, keluhan dirasakan tidak membaik. Sehingga
klinik merujuk pasien ke Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan
- Kesadaran : Compos Mentis
- GCS : E4V5M6
Status Oftalmologikus
A. INSPEKSI OD OS

Visus 6/30 6/30


Palpebra Edema (-) silia lengkap dan tumbuh near complete ptosis, Edema (-)
teratur silia lengkap dan tumbuh teratur
Apparatus Lakirmalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)

Silia Sekret (-) Sekret (-)


Konjungtiva Papil (-) folikel (-) hordeolum (-) Papil (-) folikel (-) hordeolum (-)
kalazion (-) hiperemis (-) sekret (-) kalazion (-) hiperemis (-) sekret
(-)
Kornea Jernih, ukuran dalam batas normal, Jernih, ukuran dalam batas
edema (-) sikatrik (-) normal, edema (-) sikatrik (-)

Bilik Mata Depan Kedalaman normal Kedalaman normal.


Status Oftalmologikus

9/3/20XX Presentation Title 11


Status Oftalmologikus
A. INSPEKSI OD OS

Iris Kripti (-) sinekia anterior (-) sinekia Kripti (-) sinekia anterior (-) sinekia
posterior (-) posterior (-)
Pupil Bulat (+) Bulat (+)

Reflek cahaya langsung (+) Reflek cahaya langsung (+)


Lensa Agak keruh Agak keruh

Mekanisme muscularis Baik ke segala arah Baik kesegala arah, tapi sedikit
terhambat.
Pemeriksaan
Penunjang
Ct-Scan Kontras
• Tidak tampak tanda-tanda
infark
• Tak tampak perdarahan
maupun SOL di intracranial
pada MSCT kepala ini.
• Os Calvaria normal
Ct-Scan Kontras
Tidak tampak tanda-tanda
infark
Tak tampak perdarahan
maupun SOL di intracranial
pada MSCT kepala ini.
Os Calvaria normal

9/3/20XX Presentation Title 14


Resume

• Pasien Ny. A, 59 datang ke Poli Mata RSIJCP dengan keluhan kelopak mata
sebelah kiri tidak dapat diangkat yang dirasakan sejak ± 3 minggu yang lalu
secara tiba-tiba saat bangun di pagi hari. Keluhan juga disertai mata berair dan
silau jika berada di luar ruangan yang langsung terkena sinar matahari . Diplopia
(+) pusing (+)
• Pada pemeriksaan status oftalmologikus didapatkan Inspeksi : OS bagian
palpebra superior tidak dapat terangkat. Pada pemeriksaan reflex cahaya langsung
dan tidak langsung (+), pada gerakan otot bola mata hanya mampu menggerakan
kesegala arah namun lambat pada mata kiri. Lensa juga didapatkan sedikit keruh.
DIAGNOSIS
dan
DIAGNOSIS BANDING

• Diagnosis :
Parese Nervus III

Diagnosis Banding :
• Parase et cause Retinopati Diabetik
• Myastenia gravis
Penetalaksanaan
Medikamentosa :
• Citicoline tab 2×500 mg
• Neurobion 2×1 tab
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad funtionam : dubia
• Quo ad sanationam : dubia
DISKUSI

• Pasien ini didiagnosa dengan Parese N. III, berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis di
dapatkan ketidakmampuan untuk mengangkat kelopak mata sebelah
kiri.
• Pada pemeriksaan inspeksi Os di dapatkan pada palpebra superior
pasien diminta membuka mata namun pasien tidak mampu membuka
palpebra superior, dan pada pemeriksaan dengan pen light didapat kan
pada OS reflex cahaya langsung (+) maupun pada pemeriksaan reflex
cahaya tidak langsung (+).
DISKUSI

• Selajutnya dilakukan pemeriksaan dengan pasien diminta mengikuti telunjuk pemeriksa, adapun
hasilnya pasien mampu menggerakan bola mata pada semua sisi tetapi sedikit lambat
dibandingkan mata kanan.

• Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik untuk pada parese N. III.

• Tujuan pengobatan medikamentosa adalah menghilangkan rasa nyeri pada pasien jika terdapat
keluhan. Terapi kausatif dilakukan tergantung penyebab dari parese.

• Adapun tujuan terapi bedah adalah untuk mengeliminasi diplopia dalam lapangan pandang yang
normal, baik pada penglihatan jauh ataupun dekat
PENDAHULUAN

Pergerakan okular diatur oleh enam


otot ekstraokuler. Pergerakan bola Hubungan saraf sentral yang kompleks juga
mata bersifat konjugat yaitu keduanya mempengaruhi terjadinya gerakan tersebut.
menuju arah yang sama dan pada saat Saraf yang mempersarafi otot-otot mata juga
yang bersamaan. berperan pada beberapa refleks yaitu
akomodasi, konvergensi, dan refleks cahaya
pupil.

Kelainan yang ditimbulkan pada parese


nervus III dapat ini berupa ptosis,
strabismus, diplopia, nistagmus, penurunan
akomodasi dan beberapa gejala lainnya.
ANATOMI DAN FISIOLOGI

• Otot dipersarafi pada permukaan okular mereka, kecuali untuk oblique inferior,
yang cabangnya memasuki batas posterior otot. Tindakan utama otot ekstraokular
dipersarafi oleh CN III adalah
• Otot rektus medial: adduksi.
• Otot rektus superior: elevasi.
• Otot rektus inferior: depresi.
• Otot obliq superior : abduksi, rotasi lateral
• Kombinasi dari otot-otot ini ditambah dengan oblique superior (CN IV) dan lateral
rektus (CN VI) otot memungkinkan gerakan mata di sekitar tiga sumbu gerakan.
Oculomotor Nerve Pathway

•Nervus III muncul dari


permukaan anterior
mesencephalon  di antara arteria
cerebri posterior dan arteria
cerebelli superior berjalan ke
dalam fossa cranii media di
dinding lateral sinus cavernosus.

• Disini, nervus III terbagi menjadi


ramus superior dan ramus inferior
yang memasuki rongga orbita
melalui fissura orbitalis superior.
Dengan demikian, nervus oculomotorius bersifat motorik murni
dan berfungsi mengangkat kelopak mata atas; menggerakkan
bola mata ke atas, bawah, dan medial; konstriksi pupil; serta
akomodasi mata.
Origo dan Insersi otot ekstra okular
FUNGSI OTOT MATA

Otot Kerja primer Kerja sekunder

Rektus lateralis Abduksi Tidak ada

Rektus medialis Aduksi Tidak ada

Rektus superior Elevasi Aduksi, intorsi

Rektus inferior Depresi Aduksi, ekstorsi

Obliqus superior Intorsi Depresi, abduksi

Obliqus inferior Ekstorsi Elevasi, abduksi


Gerakan Bola mata
DEFINISI
Palsy N III merupakan suatu kelainan yang melibatkan N III
cranial yang berperan terhadap otot-otot penggerak bola mata.

Kelumpuhan saraf okulomotor (kranial ketiga) terjadi ketika ada


lesi yang melibatkan jalur saraf yang berasal dari nukleus
oculomotor yang terletak di otak tengah ke cabang-cabang
distalnya yang mempersarafi berbagai otot ekstrinsik mata
ETIOLOGI

• Meningitis (meningitis tuberkulosa, luetika, dan purulenta).


• -Lues serebrospinal.
• -Infiltrasi karsinoma anaplstik dari nasofaring.
• -Stroke (infark atau perdarahan di mesensefalon, yang menimbulkan
sindroma dari weber).
• -Trauma kapitis (fraktur basis kranii, traksi pada nervus okulomotorius).
• -Aneurisma pada sirkulasi arteriosus Willisii.
• -Migren.
• -Neuritis reumatika.
• -Neuropatia
MANIFESTASI KLINIS

• Parese divisi superior • Parese divisi inferior ditandai oleh


ditandai oleh ptosis dan optalmoplegia internal dan parese
parese M rektus superior. dari m rektus medialis dan m
rektus inferior sebagaimana
parese dari m obliqus inferior.

Cabang superior Cabang inferior


MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi dan Differential Diagnosa pada kelumpuhan Nervus III
berdasarkan gambaran klinis:
Pemeriksaan Fisik
• Peningkatan kelopak mata hasil dari aktivasi levator palpebrae superioris
Posisi kelopak
mata otot. Kerusakan pada CN III akan menghasilkan ptosis ipsilateral (terkulai
pada kelopak mata).

Reflex cahaya • Komponen motor dari refleks cahaya pupil dibawa oleh serat
pupil parasimpatik yang berjalan di permukaan CN III.

• Peristiwa yang dapat diamati dalam akomodasi adalah konvergensi


Akomodsi
dan konstriksi pupil dari kedua mata.

Pemeriksaan • CN III diuji bersama dengan CNs IV dan VI melalui penilaian


extraokular pergerakan mata extraocular.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

MRI CT Scan

Pencitraan MR sangat cocok untuk


melihat saraf okulomotor dari
ventrolateral dari nucleus ke
saluran serebral aqueus pada CT scan lebih sensitive dari pada
tingkat colliculus superior, MRI untuk menilai adanya
sepanjang jalur intrasalnya melalui perdarahan subarahnoid,
otak tengah ke cistern kalsifikasi, dan dapat mendeteksi
interpeduncular, dan akhirnya tumor serta aneurisma yang besar.
sepanjang subarachnoidnya ke
sinus kavernosa dan fisura orbital
superior dan otot orbital
PEMERIKSSAN PENUNJNAG

• Tujuan utama lumbal pungsi • Angiografi serebral merupaka


adalah menilai darah pada tes defenitif untuk menilai
cairan serebrospinal, reaksi anuerisma berry pada semua
inflamasi, infiltrasi neoplasma lokasi intracranial.
atau infeksi.

Serebral
Lumbal pungsi
angiografi
DIAGNOSA BANDING

Myastenia
Graves
Chronic Progressive disease
Gravis
External Ophthalmoplegia
Orbital inflammatory
Internuklear syndromes
ophthalmoplegia
(CPEO)
TATALAKSANA

Pilihan non-bedah biasanya diindikasikan sebagai tindakan


jangka pendek pada fase akut kelumpuhan yang didapat, yang
dapat berlangsung selama 6 bulan. Ini juga diindikasikan
sebagai alternatif untuk operasi ketika kontraindikasi.
PROGNOSIS

Tergantung pada perawatan patologi yang


mendasarinya. Jika lesi adalah etiologi
vaskular, resolusi biasanya terjadi dalam waktu
4-6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai