Anda di halaman 1dari 2

Nama : Christhoper Panggabean

NIM : 5203250038
Kelas : Teknik Sipil-C
Tugas Rutin 7 Pendidikan Kewarganegaraan

SOAL
1. Mengapa penegakan hukum di Indonesia dianggap lemah sehingga muncul sebutan
“bagaikan pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas”?
2. Siapa yang bertanggungjawab dalam penegakan hukum di Indonesia
3. Mengapa masih terjadi konflik dan kekerasan sosial yang bernuansa suku, agama, ras,
dan golongan (SARA)?
4. Mengapa banyak oknum aparat penegak hukum yang belum baik dan terpuji?
JAWAB :
1. Maksud dari istilah bagaikan pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas
adalahsalah satu sindiran nyata bahwa keadilan di negeri ini lebih tajam menghukum
masyarakat kelas menengah. Sebagai contohnya coba bandingkan dengan para
koruptor yang notabene adalah para pejabat kelas ekonomi ke atas, mulai dari tingkat
anggota DPRD hingga paramantan menteri juga terjerat dengan kasus korupsi. Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menemui perkara-perkara kecil tapi dianggap besar
dan terus dipermasalahkan yang sebenarnya bisa di selesaikan dengan sikap
kekeluargaan, namun berlangsung dengan persidangan yang tidak masuk akal.
Sementara, di luar masih banyak koruptor yang berkeliaran dengan senang dan
santainya menikmati uang rakyat yang acap kali disalah gunakan untuk hal yang
bersifat pribadi, bukannya untuk menyejahterakan rakyat, namun malah digunakan
untuk hal-hal yang membuat seseorang itu menderita. Penegakan hukum berbagai
kasus di negeri ini acap kali mengingkari rasa keadilan yang menyengsarakan
masyarakat, diskriminasi hukum kerap dipertontonkan aparat penegak hukum. Yang
lebih ironi ketika anak seorang pejabat tinggi menjadi tersangka kasus kecelakaan
yang menewaskan 2 orang tidak ditahan penyidik. Sejatinya, kasus pendekatan ini
bisa diselesaikan dengan kearifan lokal yang baik atau pendekatan sosial kultural
kekeluargaan. Kondisi hukum masih seperti ini, ketika berhadapan dengan orang yang
memiliki kekuasaan, baik itu kekuasaan politik maupun uang, maka hukum menjadi
tumpul. Tetapi, ketika berhadapan dengan orang lemah, yang tidak mempunyai
kekuasaan dan sebagainya.
2. Hukum suatu negara merupakan suatu aturan yang telah disahkan oleh perundangan-
undangan. Hal tersebut sebelumnya, sudah diuji kelayakannya di parlemen oleh
lembaga DPR. Yang bertanggungjawab dalam penegakan hukum di Indonesia adalah
semua warga negara, terutama pemerintahan dalam segi Lembaga Yudikatif. Oleh
karena itu, masyarakat wajib patuh terhadap hukum dan hukum harus ditegakkan.
3. Jika dipelajari, pemicu dari konflik-konflik tersebut adalah hal-hal kecil, yang dapat
dikategorikan kasus kriminal biasa. Namun karena sentimen SARA maka perkara
kecil dibesar-besarkan dan perbedaan SARA menjadi katalisator. Selain adanya
perbedaan SARA, konflik cepat membesar karena masyarakat mempunyai pemikiran
yang pendek, mudah terbakar dan meledak. Pendeknya pemikiran ini menhalangi akal
sehat dan kesabaran untuk berpikir menghargai perbedaan. Hal-hal kecil dengan cepat
meledak jika pelakunya berbeda dari sisi SARA, sementara hal-hal yang lebih besar
akan mudah diterima jika pelakunya dari kelompok yang sama.
4. Faktor utama dalam keterpurukan pelayanan publik di Indonesia adalah lemahnya
etika Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu birokrat yang bertugas memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik harus berorientasi kepada
kepentingan masyarakat berdasarkan transparansi dan akuntabilitas demi kepentingan
masyarakat Masalah etika aparatur pelayanan publik masalah utama pelayanan publik
sebenarnya adalah peningkatan kualitas pelayanan publik itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai