Anda di halaman 1dari 47

I.

TANAMAN HERBAL
SUKU APIACEAE,
ARALICEAE,
ASTERACEAE
TIM DOSEN OBAT HERBAL
FAKULTAS FARMASI UNJANI
TANAMAN OBAT PASAR HERBAL
INDONESIA DUNIA

INDONESIA

EROPA
ASIA 39%
34%
60000 SPESIES
25.000-30.000
TANAMAN, 100
SPESIES TANAMAN
SPESIES HEWAN, 100
SPESIES JASAD RENIK
OBAT
LAINNYA AMERIKA
5% 22 %

9600 SPESIES
TANAMAN OBAT
YANG
TERMANFAATKAN
PERKEMBANGAN OBAT HERBAL - SINTESIS
TANAMAN HERBAL

•KANDUNGAN KIMIA
1

•AKTIVITAS BIOLOGI
2
1. SUKU
APIACEAE
CIRI UMUM TANAMAN SUKU APIACEAE
(RIESEBERG ET AL., 2003)

• Tanaman berbunga, angiospermae, dikotil


• Daun majemuk dan tunggal, batang
1 berongga

• Tanaman herba dan aromatik


• Bunga berbentuk payung
2
TANAMAN HERBAL SUKU APIACEAE
PEGAGAN ( CENTELLA ASIATICA LINN.)

Habitat:
Tumbuh liar di Jawa, Madura pada ketinggian 1-
2500 m dpl, bentuk tumbuhan seperti rumput,
tersebar luas pada daerah tropik dan subtropik
pada penyinaran matahari yang cukup atau pada
naungan rendah yang subur, lokasi berkabut, di
sepanjang sungai dan juga di sela-sela batu-
batuan, padang rumput halaman, dan di tepi-tepi
jalan.
Perbanyakan:
Biji dan stolon
Kegunaan empiris dan cara pemakaian :

Daun: sebagai penambah nafsu makan, peluruh air seni, pembersih


darah, disentri, sakit perut, radang usus, batuk, sariawan, sebagai
kompres luka, lepra, sipilis.
Getah: digunakan pada upaya pengobatan borok, nyeri perut,
cacing.
Herba: digunakan pada upaya pengobatan luka pada penderita lepra
dan gangguan pembuluh darah vena; di samping itu semua bagian
tumbuhan digunakan sebagai obat batuk, masuk angin, mimisan,
radang cabang paru-paru, disentri. Di Brasilia tumbuhan ini digunakan
untuk penyembuhan kanker uterus.
Biji untuk pengobatan disentri, sakit kepala dan penurun panas.
(Hegnauer, 1986)
Digiling terlebih dahulu, dimakan untuk mengurangi pendarahan dan
sebagai tonik (perawatan pasca persalinan).
Daun ditumbuk, ditempel pada luka (penutup luka).
Aktivitas biologi & farmakologi

1.Daun :

Rebusan daun mempunyai daya antelmintik terhadap cacing tambang anjing secara in vitro. (Hegnauer,
1986)

Infusa daun mempunyai daya antiseptik terhadap bakteri Streptococcus viridan.13)

Fraksi yang larut dalam etil asetat daun pegagan dapat berefek pada penurunan tekanan darah sistemik
kucing. (Wibowo, 1981)

2. Herba:

Ekstrak herba mempunyai daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Pemberian sediaan herba secara iv maupun enteral pada anjing dapat berefek pada penurunan tekanan
darah sistemik dan memiliki efek penyembuhan luka bakar; dalam bentuk sediaan krim dan jeli
mempunyai stabilitas yang relatif baik dibandingkan dalam bentuk salep (Wibowo, 1981)

3. Minyak atsiri daun :

Efek pada pelarutan batu ginjal (kalsium). (Wibowo, 1981)

Asiatikosida dan Oksiatikosida (hasil oksidasi) berefek terhadap bakteri Mycobacterium leprae
Kandungan Metabolit Sekunder :

1.Alkaloid, saponin, steroid, terpenoid, karbohidrat, gula pereduksi (Singh, et al,


2012)
2.Golongan triterpen antara lain asam asiatat, asam madekasat, glikosida
turunan triterpen ester (tidak kurang dari 2%) asiatikosida, madekasosida
sebagai metabolit utama. (Backer et al, 1965)
3.Di Madagaskar, ditemukan pula asam madasiat, suatu senyawa yang
mempunyai kemiripan dengan asam madekasat (pada posisi gugus CH2OH
terdapat gugus CH3). (Heyne, 1987)
4.Di India terdapat 2 macam ras kimia; satu di antaranya ditemukan asiatikosida
dan madekasosida; sedangkan jenis ras yang lain ditemukan asiatikosida (2,4%),
brahmosida(3,8%) dan brahminosida (1,6%). Dari hasil penelitian selanjutnya
diperoleh informasi bahwa asam brahmat merupakan aglikon dari brahminosida;
asam brahmat identik dengan asam madekasat. Ditemukan pula dalam Centella
asiatica senyawa sterol, senyawa poliasetilen 20) dan triterpen asam dalam
bentuk bebas antara lain stigmaterin, asam betulinat. (Heyne, 1987)
5. Di Calcutta telah berhasil diisolasi 2 macam senyawa ester glikosida
yaitu tankunisida (dalam bentuk kristal) dan isotan-kunisida (dalam
bentuk amorf); di samping itu ditemukan pula asam tankuninat, asam
isotankuninat dan asam asiatat. Asam tankuninat dan asam isotanku-
ninat merupakan isomer dari asam madekasat. (Heyne, 1987)
6. Di Ceylon ditemukan asam sentat, asam sentoat dan asam sentelinat
(aglikon dari sentelosida) masih dianggap sebagai suatu senyawa baru;
begitu pula terhadap asam indosentoat dan indosentelosida. (Heyne,
1987)
7. Kandungan kimia lainnya adalah 0,002% hidrokotilin (suatu alkaloid
dengan rumus molekul C22H33NO8 dengan jarak lebur 210-212°C),
kaemferol, kuersetin dalam bentuk bebas maupun glikosida, b-
sitosterin, asam palmitat, asam stearat dan minyak atsiri, mesoinosid
dan sentelosa.
8. Di Indonesia ditemukan asam klorogenat, komponen minyak atsiri
terdiri dari p-simol, a-pinen, metilalkohol dan "allylsenfoel"(Heyne,
1987)
Struktur Kimia :
QSAR ASIATIKOSIDA dihidrostreptomisin

 Diketahui bahwa efek dari senyawa Asiatikosida


mempunyai kemiripan dengan dihidrostreptomisin;
diperkirakan efek tersebut melalui pelarutan mantel
dinding sel bakteri.
 Dilaporkan juga bahwa asiatikosida mempunyai sifat
sebagai antiflogis dalam upaya penyembuhan luka.
(Sihombing, 1981)
TEKNIK PENYARIAN &
PERBANYAKAN ASIATIKOSIDA

1. FLUIDA SUPER KRITIK


2. HPLC
3. KULTUR SUSPENSI SEL
SELEDRI (APIUM GRAVIOLENS L.)

Habitat & Distribusi


Tanaman asli Eropa, berbunga sepanjang tahun.
Hidup pada ketinggian 1000-2100 m.dpl.
Distribusi
Banyak tersebar di pulau Jawa
Perbanyakan
Biji
Kegunaan Empiris :
1.Herba : penambah nafsu makan, penurun tekanan darah,
peluruh air seni, anti rematik, anti kejang.
2.Biji (dekok) : mengurangi rasa sakit pada nyeri lambung,
rematik, encok, efek sedatif
3.Daun dan batang : makanan
AKTIVITAS BIOLOGIK DAN FARMAKOLOGI
Ekstrak daun seledri (iv) :
Pemberian iv dapat menurunkan tekanan darah normal. Efek hipotensif juga
ditunjukkan oleh pemberian intravena pada anjing dan kelinci. Telah dibuktikan
pula adanya efek menurunkan tekanan darah pada 16 orang laki-laki bertekanan
darah tinggi yang diberi 40 ml campuran ekstrak seledri dan madu atau sirup
secara oral 3 kali sehari.
Seluruh bagian tanaman berefek menurunkan tekanan darah pada hewan yang
dibuat hipertensi. Pada pemberian intravena apigenin 10 mg/kg pada anjing dan
kelinci dapat menurunkan tekanan darah dari 120 mmHg menjadi 70 mmHg. Efek
tersebut dapat dilihat pada anjing dengan hipertensi esensial.
Pemberian peroral dan intravena cairan segar seluruh bagian tanaman dapat
menurunkan tekanan darah anjing sampai sebesar 50%.
Efek penurunan tekanan darah tersebut disebabkan karena terjadinya stimulasi
pada reseptor kimia (chemoreceptor) pada "carotid body" dan "aorticarch". Dan
efek ini ada kaitannya dengan sistem syaraf simpatik.
Apigen diketahui pula dapat berefek pada pelebaran pembuluh darah perifer. Apiin
dan Apigenin yang diberikan peroral dapat merupakan antagonis eksitasi mencit
yang diberi kokain.
AKTIVITAS BIOLOGIK DAN FARMAKOLOGI

Minyak atsiri biji :


1.Antikejang (trianquilizer dan anticonvulsant) pada mencit, menghambat
pertumbuhan Candida albicans dan Histoplasma capsulatum.
2.Minyak atsiri seledri bersama dengan asam ferulat mempunyai aksi saling
menguatkan efek anti jamur.
3.Komponen terpenoid minyak atsiri dapat menyebabkan kontraksi uterus, baik
pada keadaan hamil maupun tidak hamil.
4.Alkaloid dan beberapa senyawa kumarin kemungkinan mempunyai efek
sebagai tranquilizer.
Kandungan kimia

1. Herba (termasuk akar) : glikosida apiin (glikosida flavon) isoquersitrin,


umbelliferon, mannit, inosit, asparagin, glutamin, kolin, linamarosa, pro
vitamin A, vitamin C dan B.12, zat warna karotenoid total.
2. Biji :
Minyak atsiri : asam-asam resin, asam-asam lemak terutama palmitat, oleat,
linoleat dan petroselinat.
Biji : bergapten, seselin, isoimperatorin, astenol, isopimpinelin dan apigrafin,
apiin, apigenin, alkaloid, zat warna tiamin.
3. Daun : apiin, apigenin, minyak atsiri, protein, kalsium, garam fosfat,
vitamin A, B, dan C.
4. Batang : Apiin, apigenin.
5. Buah : zat warna tiamin (Buah)
QSAR FLAVONOID
QSAR APIGENIN :
QSAR APIGENIN:ANTIOKSIDAN

1. Penggantian gugus –OH dengan metoksi (OCH3) akan


meningkatkan aktivitas antioksidan.
2. Penambahan gugus –OH pada cincin B dan C akan
meningkatkan aktivitas.
3. Posisi R1 (cincin B) dan R3 (cincin C) mempengaruhi
aktivitas antioksidan. (Ji et al., 2009)
TEKNIK PENYARIAN &
PERBANYAKAN APIGENIN

1. MASERASI MEOH/ETOH
2. REFLUKS GRADIEN PELARUT
2. SUKU
ARALIACEAE
CIRI UMUM TANAMAN SUKU ARALIACEAE

• Tanaman tropis, 70 marga dan 700 spesies.


1 Tanaman ginseng yang berbunga.

• Daun sederhana tumbuh lurus atau berlawanan


2

• Stipula jelas, atau terlindung dari petiola


3

• Bunga aktimorf dan uniflora. Kelopak kelipatan


4 5. Mahkota kelipatan 5-10.
GINSENG PANAX (PANAX GINSENG)
 Habitat

Tumbuh pada daerah beriklim dingin


 Penyebaran
 Ginseng tumbuh di wilayah belahan bumi utara terutama di
Siberia, Manchuria, Korea, dan Amerika Serikat. Jenis ginseng
tropis dapat ditemukan di Vietnam, dan Asia Tenggara.
Kegunaan empiris dan cara pemakaian :

Penambah stamina

Afrodisiak

Penggunaan :
Konsumsi langsung
Kandungan Metabolit Sekunder :
(Park, 2013)

1. Akar : saponin dan glikosida. Glikosida pada akar ginseng


dikenal sebagai ginsenosida . Selain itu, akar ginseng juga
mengandung minyak atsiri, panasena, resin, asam panax,
fitosterol, vitamin B, kabohirat dan selulosa.
Aktivitas biologi & farmakologi
1. Ginsenosides memiliki aktivitas antiviral terhadap
enterovirus dan virus manusia (Song,2014)
2. Ginsenosides menghambat agregasi platelet (Lee, 2014)
3. Ginsenosides memiliki aktivitas anti kanker (Dong,2011)
4. Ginsenosides memperbaiki regulasi adiposit, menurunkan
tingkat obesitas (Popovich, 2011)
TEKNIK PENYARIAN &
PERBANYAKAN GINSENOSIDES

1. MASERASI SONIFIKASI MeOH, SUHU RUANG


2. MASERASI SONIFIKASI MeOH 70%, SUHU
RUANG
3. EKSTRAKSI AIR (PEREBUSAN), SUHU 90°C
4. REFLUKS MeOH, SUHU 60°C
Dammarane triterpenoids/ginsenosides
QSAR GINSENOSIDES

AKTIVITAS
ANTIBAKTERI
QSAR GINSENOSIDES
3. SUKU
ASTERACEAE
CIRI UMUM TANAMAN SUKU
ASTERACEAE

• 1620 marga dari > 23600 spesies


• Tanaman herba , semak dan memanjat.
1

• Tanaman hias dengan bunga menarik


• Memiliki perbungaan jenis Umbelliferae
2
• Sebagian besar tumbuhan rempah
• Tanaman penghasil minyak, bahan pemanis, bahan minuman.
3 • Spesies yang terkenal zinnias, marigold, dahlia, krisan.
MORFOLOGI UMUM TANAMAN SUKU
ASTERACEAE

BUNGA : 2 macam bunga dlm 1


bonggol, bunga cakram (tabung) &
bunga tepi (pita). Semua bunga
DAUN : tersebar atau berhadapan,
bisa juga berbetuk
tunggal
tabung/berbentuk pita. Bunga
beraturan atau setangkup tunggal
dengan kelopak yg tidak jelas.

ALAT REPRODUKSI : Benang sari BAKAL BUAH & BUAH : Bakal buah
berada dalam tabung tenggelam dengan satu bakal biji.
mahkota.Tangkai putik satu, Buah keras berbiji satu. Biji
kebanyakan dengan dua kepala umumnya tumbuh bersatu dengan
putik. kulit buah.
KRISAN (CHRYSANTHEMUM MORIFOLIUM RAMAT)

 Habitat
Daerah beriklim sejuk 17-30°C, tumbuh pada
dataran medium sampai tinggi pada kisaran 650
hingga 1.200 m dpl. Merupakan tanaman semusim
dan tanaman tahunan.
 Penyebaran
Tumbuh di daerah beriklim sejuk di Indonesia
Kegunaan empiris dan cara pemakaian :

Relaksan : meminum air rebusan bunga krisan.

Penurun demam, influenza : meminum air rebusan bunga


krisan
Meredakan bengkak pada mata : Sebanyak 10 gram bunga
krisan, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih
lalu dinginkan sampai hangat-hangat kuku. Air hasil rebusan
digunakan untuk merendam atau mengkompres mata yang sakit.
Aktivitas biologi & farmakologi

1.Bunga : aktivitas anti aritmia (Zhang, 2011)

2.Bunga : asam klorogenat, flavonoid, pentasiklik triterpen


memiliki aktivitas anti HIV, anti tumor, anti mutagenik (
Chang, 2005)
Kandungan Metabolit Sekunder :

1. Bunga : saponin, minyak atsiri, asam klorogenat, flavonoid,


pentasiklik triterpenoid
2. Daun : alkaloida, tanin
TEKNIK PENYARIAN
ASAM KLOROGENAT

FGERAK KLT:ASAM
ASETAT:METANOL
85:15)
PELARUT EKSTRAKSI:
-ETANOL
-GAS SUPERKRITIK
CO2 CAIR & ETANOL ( 60:40)
QSAR ASAM KLOROGENAT

KOMBINASI DENGAN
GSH : MENINGKATKAN
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
KOMBINASI DENGAN ME
: MENINGKATKAN
AKTIVITAS AO DENGAN
PELIBATAN PANAS
REFERENSI
 Anonim, 1985, Materia Medika Indonesia., Jilid I., Departemen Kesehatan RI., Jakarta., P.14

 Anonim, 1988, Application of Gas-Liquid Chromatography to the Analysis of Essential Oils., Part XIV. Monographs for
Five Essential Oils Royal Society of Chemistry., Burlington House., Piccadilly, London Wiv OBN., UK Analyst; Vol.
113., p. 1134

 Backer, C.A. and Bakhuizen, R.C.B., 1968, Flora of Java, Vol II & III, P.Noordhoff, Groningen.

 Chan, HM., But, PPH., 1986, Pharmacology and Applications of Chinese Materia Medica., Vol.2., World Scientific
Publishing Co. Pte.Ltd., Singapore, p.893-895.

 Claus EP., 1961, Pharmacognosy., 4th Ed., Lea & Febiger., Philadelphia., P.203.

 Duke, J. A., 1985, CRC-Handbook of Medicinal Herbs., CRC-Press Inc., Boca Raton., P.45-46.

 Hegnauer, R., 1986. Chemotaxonomie der Pflanzen, Birkhäuser Verlag, Stuttgart.

 Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid I (terjemahan)., Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta., p. 1547-
1548.

 Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Soemarno, 1991, Budidaya Berbagai Jenis Tanaman Tropika., Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya., Malang., P.386-387.

 Mardisiswoyo S., Radjak Mangun-sudarso, H., 1965, Tjabe Pujang Warisan Nenek Mojang., Cetakan pertama,
Penerbit Prapantja., P.59

 Ochse J.J., 1977, Vegetables of The Dutch East Indies., English Edition., A. Asher & Co. B.V. Amsterdam., P.699-
702.

 Osol A., & Farrar GE., 1955, The Dispensatory of The United States of America., 25th Ed., J.B. Lippingcott Co.,
Philadelphia., USA, p.1620.
REFERENSI

 Perry L. M., 1980, Medicinal Plants of East and Southeast Asia: Attributed, Properties, and Uses., The
MIT Press., Massachusetts., P.413.

 Sihombing, J., 1981. Alkaloida dari Centella asiatica Urban sebagai Pengenal secara Pendekatan
Balik, Skripsi, Fak Farmasi UGM, Yogyakarta

 Singh, J., Singh, P., Gupta, A., Solanki, S., Sharma, E., & Nema, R. 2012. Qualitative Estimation of the
Presence of Bioactive Compound in Centella Asiatica: An Important Medicinal Plant. International
Journal of Life Science and Medical Science. 2(1): 5-7

 Watt J.M., & M.G. Breyer-BrandWijk, 1962, The Medicinal and Poisonous Plants of Southern and
Eastern Africa., 2nd Ed., E.S. Livingstone Ltd. London., p. 1033-1034

 Wibowo, J., 1991. Daya Antiseptik Infus Daun Kaki Kuda (Centella asiatica) terhadap Pertumbuhan
Streptococcus viridans secara in vitro, Skripsi, Fak Kedokteran Gigi UGM, Yogyakarta

 Wichtl, M., 1994, Herbal Drugs and Phytopharmacochemistry., MedPhar Scientific Publishers., CRC-
Press., P.81-82

 Zwaving, 1989, Mid Career Training in Pharmacochemistry., Joint Project between Fakultas Farmasi
UGM, Yogyakarta and the Department of Pharmacochemistry Vrij Universiteit, Amsterdam., p.46-47

Anda mungkin juga menyukai