Anda di halaman 1dari 8

MEMAKNAI NILAI RELIGIUS, ETIKA DAN MORAL PADA KUMPULAN

SAJAK NUN KARYA ABDUL WACHID B.S.

Auliya Hanif Muhammad Adli


auliyahnf@gmail.com/085600472008 Bimbingan
dan Konseling Islam
Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Purwoketo

Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk memahami nilai religius, nilai etika dan moral dalam buku
Kumpulan Sajak Nun karya Abdul Wachid B.S. Terdapat dua puisi yang mampu saya maknai
yaitu Bersama Kasih Sayang dan Rindu Yang meluapluap. Teknik yang digunakan untuk
memaknai dan mendeskripsikan puisi tersebut adalah dengan teknik mempelajari bacaan yang
dibaca berupa catatan kuliah, buku buku tertentu yang berkaitan, literatur dan peraturan
peraturan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Objek penelitian kali ini adalah buku
Kumpulan Sajak Nun karya Abdul Wachid B.S.

Abstract
The purpose of this paper is to understand the religious, ethical, and moral values in the book
Collection of Sajak Nun by Abdul Wachid B.S. There are two poems that I can interpret, namely
Together with Love and Overwhelming Longing. The technique used to interpret and describe
the poem is to study the readings that are read in the form of lecture notes, certain related books,
literature, and regulations that have to do with the problem being studied. The object of this
research is the book Collection of Nun Poems by Abdul Wachid B.S.
Pendahuluan
Melihat dari tragedi besar yang menimpa Indonesia lebih tepatnya di dunia Sepak Bola
Indonesia. Adanya tragedi tersebut harus menjadi pembelajaran untuk pemerintah dan pada diri
kita semua agar kejadian seperti ini tidak dapat terulang Kembali. Terlebih Indonesia memiliki
banyak perbedaan yang di dalamnya terbagi menjadi beberapa kelompok, suku, daerah, budaya,
adat istiadat maupun organisasi yang memiliki ciri khas masing-masing.

Dalam menjaga perdamaian di atas perbedaan. Kita harus saling menghargai dan memiliki jiwa
kemanusiaan yang tinggi dalam bersosial dengan sesama manusia lain. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah dalam QS. Al-Hujurat Ayat 13:

‫الل اتَ ْقى‬ ُِّٰ ‫ىل لِت َعَا َرف وْ ا ُۚ اِ َُّن ا َْك َر َم ك ُْم ِع ْن َُد‬
َُ ِٕ ‫َّقب ا‬ َ ‫ق ن ك ُْم ِم ْنُ ذ‬
َ ‫ك ُر وَّا ْن ثى َو َج َعلْ ن ك ُْم شع وْ بًا و‬ َْ ‫ٰيٓايَهَُّا النَّا سُ انَِّا خَ ل‬
َُّٰ‫ك ُْم ۚاِ َُّن الل‬
١٣ ‫خَبي ُر‬
ِْ ‫َعلِ ْي ُم‬
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang
yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Mahateliti.”

Salah satu penyebab utama dari adanya perselisihan adalah perbedaan yang terjadi di
masyarakat. Ayat di atas menjelaskan bahwasanya Allah menciptakan manusia berbeda-beda
agar bukan untuk saling mencemoohkan tetapi supaya saling mengenal dan saling tolong-
menolong. Namun hanya sedikit dari sebagian besar masyarakat yang mengimplementasikan
dalam kehidupan karena kurangnya Akidah kepada Sang pencipta dan lemahnya kesadaran
dalam ber-Akhlakul Karimah.

Setiap individu harus berbenah untuk menjadi pribadi yang memiliki Akidah yang kuat dan
Akhlak yang terpuji agar terwujud kerukunan diantara perbedaan. Di dalam buku Kumpulan
Sajak Nun Karya Abdul Wachid B.S. memiliki banyak nilai yang dapat diambil. Yang paling
mencolok di dalam karyanya adalah Nilai Religius terutama di dalam segi Akidah dan Akhlak.
Puisi merupakan bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa
yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. (Felta, 2020).
Menurut Sugono (2003) mengemukakan bahwa puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih
dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu
pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus.

Aminudin (2011:197) Puisi yang memiliki nilai religius yang diciptakan oleh penyairmerupakan
genre yang penting. Puisi yang bernilai religius dapat digunakan untukmenyadarkan
pembaca untuk selalu bersyukur dan kembali kejalan yang benar. Puisi yangbersifat religius
memiliki hubungan yang erat dengan filsafat dan agama, puisi adalahsemacam cerminan
yang menjadi representasi dari
realitas itu sendiri. Tegasnya puisi akanmengandung empat masalah yang berhubungan
dengan (1) kehidupan, (2) kematian, (3) kemanusiaan, (4) ketuhanan.

Teori
Hermeneutika merupakan padanan kata dari bahasa Inggris; ‘hermeneutic’ (tanpa ‘s) dan
‘hermeneutic’s’ (dengan huruf ‘s’). term yang pertama merupakan sebuah bentuk adjective
(kata sifat) yang dapat diartikan sebagai ketafsiran, merujuk kepada ‘keadaan’ atau sifat yang
terdapat dalam satu penafsiran. Lalu term yang kedua merupakan kata benda (noun)
‘hermeneutic’s’. Term yang kedua ini memiliki tiga arti (1) Ilmi penafsiran, (2) Ilmu untuk
mengetahui maksud yang terkandung dalam kata-kata dan ungkapan penulis, (3) Penafsiran
yang secara khusus merujuk kepada penafsiran atas teks atau kitab suci.

Menurut Palmer, hermeneutika adalah sebuah teori yang mengatur tentang metode penafsiran,
yaitu interpretasi terhadap teks dan tanda- tanda lain yang dapat dianggap sebagai teks (Palmer,
1969).
Untuk memahami hermeneutika dalam interpretasi sastra diperlukan pemahaman komprehensif
mengenai sejarah dan konsepsi hermeneutika, terutama terkait dengan tiga varian hermeneutika
yang berkembang dalam tradisi hermeneutika modern, yakni hermeneutika metodologis/teoritis,
filosofis, dan kritis.
Dengan pemahaman tiga varian hermeneutika tersebut, niscaya akan lebih memungkinkan
adanya pemahaman yang memadai tentang hermeneutika dalam kajian sastra. (Ida, 2017)

B. Metode
Metode kualitatif, Sugiyono (2013) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah. Peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Untuk mendapatkan data yang memadai penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu studi pustaka. Teknik ini
dilakukan untuk menggali teori yang relevan dengan hal-hal yang dikaji dalam penelitian ini.
Teori tersebut diantaranya adalah teori tentang struktur puisi dan nilai-nilai religius dalam puisi.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data atau mendapatkan
data. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas
temuannya (Sugiyono, 2013: 222).

Pembahasan ciptaannya mengasihi cahaya

BERSAMA KASIH SAYANG cahaya mengasihi cahaya air mengasihi akar

cahaya mengasihi yang pertama

akar mengasihi pohon cahaya yang pertama mengasihi kanjeng


nabi
pohon mengasihi ranting
kanjeng nabi muhammad mengasihi
ranting mengasihi dedaunan umatnya dedaunan mengasihi

buahbuahan

yogyakarta, 8 januari 2016


buahbuahan mengasihi seorang bocah

seorang bocah mengasihi ayah Pada puisi berjudul Bersama Kasih Sayang ayah mengasihi ibu
dalam setiap barisnya menggunakan pola bertingkat dimana setiap polanya meningkat
ibu mengasihi harapan
ke atas. Dan juga pada puisi ini menjelaskan harapan mengasihi doa
tentang Trilogi Hubungan Tuhan, Manusia dan Alam. Di dalamnya mengandung
doa mengasihi tengadah tangan
hubunganan antara manusia dengan Sang
tengadah tangan mengasihi udara Maha Kuasa atau disebut Hablum Minallah dan juga
hubungan antara individu atau
udara mengasihi awanawan kelompok mausia lainnya Hablum
awanawan mengasihi biru langit Minannas.

biru langit mengasihi para nabi air mengasihi akar para nabi

mengasihi para rasul akar mengasihi pohon

para rasul mengasihi kanjeng nabi pohon mengasihi ranting


muhammad ranting mengasihi dedaunan
shalallah ‘alaihi wassalam
dedaunan mengasihi buahbuahan
Pada baris pertama alasan kenapa dimulai
kanjeng nabi mengasihi allah dan di awali dengan kata air mengasihi akar
adalah karena air sendiri merupakan
allah mengasihi sifatnya kebutuhan paling dasar pada manusia.

sifatnya mengasihi namanamanya Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa tubuh manusia
bisa bertahan tiga minggu
namanamanya mengasihi ciptaannya tanpa makan, akan tetapi manusia tidak akan
bisa hidup lebih dari tiga hari tanpa adanya air minum. Pada bait tersebut bisa diartikan bahwa
bait tersebut menjelaskan tentang hubungan dasar yang harus dipahami oleh manusia agar bisa
saling memahami bahwasanya kehidupan di dunia ini saling bergantung dan membutuhkan
khususnya terhadap alam. Karena dalam kesehariannya, untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia sangat bergantung kepada alam.

buahbuahan mengasihi seorang bocah seorang bocah mengasihi ayah ayah mengasihi
ibu ibu mengasihi harapan harapan mengasihi doa doa mengasihi tengadah tangan
tengadah tangan mengasihi udara udara mengasihi awanawan awanawan mengasihi
biru langit biru langit mengasihi para nabi para nabi mengasihi para rasul
para rasul mengasihi kanjeng nabi muhammad
shalallah ‘alaihi wassalam
Pada bait ini dijelaskan lebih rinci mengenai hubungan antar individu Hablum Minannas. Di
dalamnya di jelaskan tentang hubungan paling awal dan yang utama dari manusia yaitu hungan
antar keluarga. ayah mengasihi ibu

Pada bait tersebut dapat dimaknai dengan maksud yaitu Ayah yang merupakan sosok pemimpin
keluarga harus membimbing keluarganya terutama kepada seorang Istri.

ibu mengasihi harapan harapan mengasihi doa


Pada bait selanjutnya pula dapat dimaknai bahwa doa ataupun restu dari orang tua sangatlah
penting terutama restu seorang ibu.
Doa dan restu dari orang tua sangat berpengaruh terhadap masa depan seorang anak. Di dalam
Al-Qur’an Allah berulang kali berfirman agar kita menghormati dan patuh terhadap orang tua.
Dalam sebuah hadits juga dijelaskan bahwasanya “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
telah bersabda,”Ridha Rabb terletak pada ridha kedua orang tua dan murka-Nya terletak pada
kemurkaan keduanya.” (Riwayat Ath Thabarani, dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
Dalam sebuah riwayat HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548 ada seseorang yang bertanya
kepada Rasulullah “kepada siapa aku harus berbakti pertama kali?” Rasul menjawab “ibumu”
kemudian orang itu bertanya lagi “kemudian siapa lagi?” Rasul menjawab dengan hal yang sama
“ibumu” kemudian orang itu bertanya lagi “kemudian siapa lagi?” Rasul menjawab “Ibumu”.
Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam
menjawab, 'Kemudian ayahmu.'"
Dari hal diatas yang sudah kita ketahui kita wajib menghormati kedua orang tua kita.

Dan pada baris selanjutnya dijelaskan tentang Nabi Muhammad Saw. Kemudian di lanjutkan
pada bait ke tiga. kanjeng nabi mengasihi allah allah mengasihi sifatnya sifatnya mengasihi
namanamanya namanamanya mengasihi ciptaannya ciptaannya mengasihi cahaya cahaya
mengasihi cahaya cahaya mengasihi yang pertama
cahaya yang pertama mengasihi kanjeng nabi
kanjeng nabi muhammad mengasihi umatnya
Di bait tersebut mengandung nilai Aqidah terutama Iman Kepada Rasul dan Iman Kepada Allah.
Di bait tersebut juga di jelaskan tentang betapa mulianya Nabi
Muhammad Saw. Nur Muhammad diciptakan sebelum Allah menciptakan alam ini dan
dari Nur Muhammad tersebut Allah menciptakan berbagai macam kehidupan yang ada di Bumi
maupun di Langit.

Nabi Muhammad merupakan makhluk mulia yang paling sempurna. Allah memberi banyak
kebaikan pada Nur Muhammad. Oleh karenanya pada saat di penghujung nafas
Nabi Muhammad Saw sangat mengkhawatirkan nasib umatnya setelah sepeninggalnya kelak.
Kita sangatlah beruntung menjadi umat Nabi Muhammad Saw yang mana jika kita beriman dan
meyakini kita akan mendapat Syafaat Beliau sehingga kitab isa di tempatkan di Surga kelak.

RINDU YANG MELUAPLUAP


mengapa yang kurasakan rindu yang meluapluap padahal cintaku padamu ya nabi
belum lagi kuterjemahkan

ketika ibu bapak memberi kebaikan dengan cinta tidak perlu bertanya untuk apa
kebaikan ibu bapak memberi ruang kepercayaan cinta yang mereka terima darimu

ya rasul

mengapa yang kurasakan rindu yang meluapluap setiap kupandang kebaikan


setiap kusaksikan keindahan

cintaku kepadamu ya habib tidak terlalu perlu diterjemahkan cukuplah bagiku


kurasakan

pada setiap tarikan nafasku

rindu yang meluapluap airmata membasuh hatiku yang selalu berdebu yang selalu
berdebu

Yogyakarta, 14 januari 2016

Dalam puisi ini nilai yang terkandung di dalamnya adalah nilai Aqidah, yakni iman kepada
rasul. Karena pada puisi tersebut di deskripsikan betapa rindunya sang penulis kepada Rasul
yang digambarkan sampai meluapluap.

mengapa yang kurasakan rindu yang meluapluap padahal cintaku padamu ya


nabi belum lagi kuterjemahkan
Pada bait pertama dapat diartikan penulis merasakan rindu yang dituliskan dengan kata
meluapluap. Gambaran dari kata meluap sendiri adalah kondisi dimana wadah yang sudah
berlebihan muatan sehingga isinya keluar dari wadah. Ini menggambarkan bahwa sang penulis
merasakan rindu yang hebat yang membuat dirinya bertanya-tanya yang diambil dari makna kata
pada baris pertama. Dan penulis juga kebingungan kepada siapa rindu ini ditujukan. cintaku
kepadamu ya habib tidak terlalu perlu diterjemahkan
cukuplah bagiku kurasakan pada setiap tarikan nafasku
kemudian pada bait ke enam, sang penulis akhirnya memahami kepada siap rindu itu ditujukan.
Karena kerinduanya sudah pasti kepada Nabi yang sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Dan
penulis juga menjelaskan bahwa kerinduan dan cintanya kepad nabi hanyalah dirinya yang tahu
dan rasakan sampai akhir hayat rindu yang meluapluap airmata membasuh hatiku yang selalu
berdebu yang selalu berdebu
Dan di bait terakhir penulis merasa sedih akan dirinya akibat dari meluapnya rasa rindu itu.
Karena diri sang penulis merasa kalau dirinya itu individu yang belum sepenuhnya suci
digambarkan oleh kata hati yang berdebu yang selalu berdebu
Karena debu sendiri merupakan wujud dari sebagian yang kotor.

Daftar Pustaka

Hamidi, J. (2011). Hermeneutika Hukum:


Sejarah, Filsafat, & Metode Tafsir.
Malang: Universitas Brawijaya Press.
Lafame, F. (2020). Karya Sastra (Puisi, Prosa, Drama). Pengertian Puisi dan Contoh.
Nursida, I. (2017). Menakar Hermeneutika
Dalam Kajian Sastra. Jurnal Ida Nursida, Vol. 34, No. 1 (Januari - Juni 2017) halaman 82.
Septia, E., Marni, S., & Armet. (2019).
Representasi Nilai Religi Dan
Kepengarangan Puisi-Puisi Karya
Taufik Ismail. Jurnal Ilmu Sastra, Vol. VII No. 1, Juli 2019 halaman 32.

Sugono, D. (2003). Buku Praktis Indonesia


(Edisi Pertama). Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
Yukiarti, Y. (2014). Kajian Semiotik Dan Nilai-
Nilai Religius Islami Puisi Sapardi
Djoko Damono Dan Pemanfaatannya
Sebagai Kajian Semiotik Dan Nilai-
Nilai Religius Islami Puisi Sapardi Djoko Damono.

Anda mungkin juga menyukai