Anda di halaman 1dari 1

sebanyak 54.076 orang atau mencapai 65%.

Untuk mengimbangi fenomena tersebut,


Kementerian Keuangan perlu beradaptasi dengan perubahan pola kerja di era teknologi 4.0,
sehingga tetap dapat menarik dan me-retain talent-talent terbaik dari generasi millennial.

Bagaimana cara kita menentukan kesiapan organisasi dalam melaksanakan FWA?

Dengan mengacu pada teori Model Permintaan dan Penawaran Telecommuting (Gray, 1997),
terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan suatu perusahaan/institusi yang akan menerapkan
FWA terutama terkait dengan rencana penerapan FWS atau telecommuting sebagai berikut:

Enabling technology Employee demand Company decision

Untuk memenuhi aspek enabling technology, Kementerian Keuangan sedang


mengembangkan Office Automation (OA) yang bertujuan untuk mewujudkan proses bisnis dan
layanan berbasis digital yang efektif dan efisien. Roadmap pengembangan OA tersebut sejalan
dengan kebutuhan teknologi dasar yang diperlukan untuk implementasi FWS yaitu adanya aplikasi
(e-kemenkeu) yang memiliki modul koordinasi (pengelolaan proyek, aplikasi chatting, video
conference dan pengelolaan rapat), modul dokumentasi (personal folder dan pengelolaan arsip),
modul penjadwalan (agenda pegawai, pengelolaan perjalanan dinas) serta modul-modul lainnya.
Selanjutnya, untuk mengukur employee demand pegawai Kementerian Keuangan dalam
mengimplementasikan FWS, telah dilaksanakan Survei Penilaian Kesiapan Pegawai untuk
menerapkan Flexible Working Arrangement. Survei dilaksanakan pada tanggal 25 September 2019
s.d. 4 Oktober 2019 (responden survei merupakan pejabat/pegawai yang unitnya telah menerapkan
ruang kerja Activity Based Workplace). Berdasarkan hasil survei, responden pejabat (level manajer)
Kementerian Keuangan, siap untuk melaksanakan pola kerja dengan sistem FWS secara selektif;
selain itu sekitar 88% responden pegawai (level pelaksana) berminat melaksanakan pola kerja
fleksibel.

Anda mungkin juga menyukai