Anda di halaman 1dari 55

Perdarahan Antepartum

Intan Karlina, S.S.T., M.Keb.


Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatus
Sarjana Kebidanan Alih Jenjang
 Perdarahan Obstetri:
◦ < 22 minggu
 Abortus
 Kehamilan Ektopik Terganggu
 Mola
◦ > 22 minggu
 Placenta Previa
 Solutio Plasenta
 Ruptura Uteri
◦ Perdarahan Pasca Persalinan

Macam Perdarahan Obstetri


PERDARAHAN OBSTETRI < 22 MINGGU
• Kehamilan dengan hasil konsepsi
berimplantasi di luar endometrium uterus

• 90% TERJADI DI TUBA

• FAKTOR RESIKO K E T
• INFEKSI PANGGUL KRONIS (PMS/ITG)
◦ INFERTILITAS

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


(KET)
LOKASI IMPLANTASI KEHAMILAN EKTOPIK

FALLOPIAN TUBE %
◼ Ampulary Segment 80
Isthmic Segment 12
Fimbrial End 5
Comual and Interstitial 2
◼ Abdominal 1.4
◼ Ovarian 0.2
◼ Cervical 0.2

Speroff Leon (2005) ; Clinical Gynecolgic Endocrinology and Infertility, ed VIIth.


Lippincott Williams & Wilkins. Page : 1275 - 1302
RISK FACTORS FOR ECTOPIC PREGNNCY ODDS RATIO

Previous Surgery
Tubal Surgery 4.7 – 21.0
Ectopic Pregnancy 6.6 – 8.3
Documental Tubal Pathology 3.5 – 25.0

In Utero diethylstilbestrol (DES) exposure 5.6

Previous genital infection 2.9


Gonorrhea 2.8 – 3.7
Chlamydia 1.7 – 2.5
Pelvic Inflamatory disease
Infertility 2.0 – 2.5

Lifestyle Factors
Smoking 1.6 – 2.5
Age < 18 years at first intercourse 1.6
Vaginal Douching 1.1 – 3.1
Previous Abortion
Spontaneous 0.3 – 3.3
Induced 0.9 – 2.4
Speroff Leon (2005) ; Clinical Gynecolgic Endocrinology and Infertility, ed VII th.
Lippincott Williams & Wilkins. Page : 1275 - 1302
• Faktor Mekanik
• Gangguan Fungsi
• Kegagalan Kontrasepsi
( Kontap & AKDR )
K.E.T

SEBAB
?
K.E

K.E.T

RUPTUR ABORTUS HEMATOKELE


TUBA TUBA RETRO. UT
TANDA/ GEJALA KEHAMILAN EKTOPIK

GEJALA BELUM PECAH K.E.T

-TANDA HAMIL
MUDA
+ +
- FLUKSUS
SDKT
+ +
- NYERI PERUT ± NYERI PRT / TEGANG
AKUT/ DISTENSI PRT

- TEK. DARAH TENSI , N


BAIK
HIPOVOLEMIA

- K.U BAIK -ANEMIA ( ≠ FLUKSUS)


-PUCAT
-LEMAH, PINGSAN
1. BELUM TENTU ADA TELAT HAID
OV WAKTU HAID
14
F
K.E.T

2. PERUBAHAN GENIT. INTERNA SPT HAMIL NORMAL


( PERUB. HORMONAL → HIPERPLASI DAN
HIPERTROFI UTERUS )
 Amenorhea, disertai flek2
 Nyeri abdomen dan pelviks
 Muntah, pusing, lemas, pingsan
 Nyeri dada pleuritik → iritasi diafragma
akibat perdarahan
 Tanda2 syok hipovolemik: TD turun, Nadi
cepat, anemia
 Trias KET: Amenorhea, nyeri perut dan
flek2

Diagnosis
 Pemeriksaan Lab:
◦ Hb dan Hematokrit serial → menurun
◦ Lekositosis
◦ Tes kehamilan → hanya positif pada 50-69%
◦ Kadar B-hcg serum

 USG

 Laparoskopi (Gold Standard)

Diagnosis
• Gestational Sac
• Fetal Pole
• Yolk Sac
 Atasi syok hipovolemik sambil persiapkan
rujukan ke RS
 Posisi syok
 Pasang 2 jalur iv → cairan kristaloid PZ
(NaCl 0.9%) atau RL
 Bila syok gerojok cepat 1 labu
 Pasang Kateter

Manajemen KET
 Pembedahan:
◦ Laparotomi → kondisi tidak stabil/syok
◦ Laparoskopi → kondisi stabil

 Farmakologis → Methotrexate pada KE


belum ruptur dan ibu masih
menginginkan fertilitas

Tatalaksana Lanjutan di RS
➢ ANTIBIOTIKA ( INGAT PMS )
➢ OBAT NYERI
➢ PREPARAT FE
➢ KB/ PERAWATAN INFERTILITAS
Perdarahan masa kehamilan

 Vagina : perlukaan, varices pecah, keganasan


 Cervix : cervicitis, erosi, polip, keganasan
 Uterus :
◦ Abortus
◦ Kehamilan ektopik <20 minggu
◦ Mola hydatidosa ________________

◦ Placenta previa >20 minggu


◦ Solutio placenta A.P.B.
◦ dll. (ante partum bleeding)
PERDARAHAN OBSTETRI
> 22 MINGGU
Berhubungan Tidak Berhubungan
Dengan kehamilan Dengan kehamilan
Plasenta Previa Pecahnya varises vagina
Solusio plasenta Perdarahan polip servik
Perdarahan PLR Perdarahan laserasi servik
Pecahnya sinus marginalis Perdarahan Ca servik
Pecahnya vasa previa
Placenta Previa
Definisi :
Insersi placenta ABNORMAL di Segmen
Bawah Rahim. sehingga menutupi sebagian /
seluruh o.u.i (pada kehamilan > 28 minggu)

Angka kejadian :
+ 1 diantara 200 persalinan
dipengaruhi : umur
paritas
 Penyebab pasti belum jelas.

 Kemungkinan :
Atrofi endometrium.
Vaskularisasi .

Etiologi :
 Grande multipara
 Primigravida tua
 Bekas SC
 Bekas Abortus
 Kelainan bentuk uterus
 Myoma Uteri

Faktor Risiko
berdasarkan luas o.u.i. tertutup placenta,
dibedakan :
Placenta previa totalis

lateralis

marginalis.

Placenta letak rendah (3-4 cm).

Patofisiologi :
 Perdarahan antepartum terjadi sejak 20
minggu saat segmen bawah rahim mulai
terbentuk, mulai melebar serta menipis

 Pelebaran SBR dan pembukaan serviks →


sinus robek krn lepasnya plasenta dari
dinding uterus atau krn robekan sinus
marginalis dari plasenta

 Perdarahan krn SBR tidak mampu


berkontraksi

Patofisiologi
 Kehamilan 28 minggu / lebih
 Perdarahan pervaginam :
◦ tidak nyeri
◦ Darah merah segar
◦ berulang
◦ tanpa sebab
 K.U. penderita ∞ jumlah perdarahan
 Bagian terendah masih tinggi.
 Kelainan letak janin.

Gambaran klinis :
 Gambaran klinis.
 Menentukan letak placenta :
◦ Ultrasonografi
◦ Inspekulo
◦ DSU (double set up):
 Periksa dalam (VT) di kamar operasi dengan persiapan
operasi caesar.

Pemeriksaan / diagnosis :
 Perbaikan KU sambil persiapan Rujukan ke
RS

 Jika syok → Posisi syok dan infus RL/PZ


gerojok, pasang 2 iv line

 Pasang infus NaCl Fisiologis

 Pantau TD dan Nadi tiap 15 menit

 Hindari VT atau pemasangan tampon vagina

Penatalaksanaan
 Pasif :
Kehamilan dipertahankan.
 Aktif :
Terminasi kehamilan

Ingat: APB – jangan VT di VK/KB, kecuali


kemungkinan placenta previa
disingkirkan.

Penatalaksanaan.
 Ibu :
◦ Perdarahan → syok, anemia.
◦ Retensio placenta
◦ Infeksi
◦ Ruptura uteri

 Janin :
◦ Asfiksia
◦ IUFD
◦ Prematuritas.

Penyulit :
SOLUTIO PLASENTA
 Definisi :
◦ Terlepasnya placenta pada insersi yang NORMAL,
sebagian atau seluruhnya, sebelum anak lahir, pada
kehamilan  20 minggu.

 Angka kejadian :
◦ 1 diantara 50 persalinan.

Solusio placenta.
 Etiologi :
◦ ?

◦ Faktor predisposisi :
 Usia lanjut atau terlalu muda
 Hipertensi kronis / pre eklamsia
 Trauma
 Multiparitas
 Tali pusat pendek
 Merokok
 Alkohol dan obat-obatan
 Perdarahan terjadi dari p.d plasenta atau
uterus → hematom di desidua → mendesak
plasenta → lepas

 Uterus teregang tidak mampu berkontraksi

 Hematoma retroplasenta tambah besar

 Darah bisa masuk selaput ketuban, keluar


vagina, masuk kantong ketuban, dan bisa
ekstravasasi di serabut otot uterus

Patofisiologi
◦ Cairan ketuban kemerahan
◦ Uterus tegang & nyeri
◦ Uterus couvelaire
◦ Hypofibrinogenemia
◦ Gagal ginjal
◦ Kematian janin

Patofisiologi.
 Gejala klinik :
◦ Anamnesa :
 Perdarahan pervaginam nyeri, warna kehitaman

◦ Palpasi :
 Uterus tegang → bagian2 janin sulit diraba.

◦ Pemeriksaan dalam (VT) :


 Selaput ketuban
◦ Masih utuh → menonjol
◦ Sudah pecah →air ketuban kemerahan.
 Gejala klinis:
◦ Perdarahan pervaginam (80%)
◦ Nyeri abdomen/pinggang atau nyeri tekan
uterus (70%)
◦ Fetal Distres (60%)
◦ Kelainan kontraksi uterus (35%)
◦ Persalinan prematur (25%)
◦ IUFD (15%)

Diagnosis
 Syok hipovolemik, tidak sesuai jumlah darah
yang keluar

 USG:
◦ Untuk bedakan dgn plasenta previa
◦ Evaluasi hematom retroplasenta

 Lab:
◦ Darah lengkap
◦ Fibrinogen
◦ PT & APTT

Diagnosis :
 Perbaikan KU sambil persiapan Rujukan ke
RS

 Jika syok → Posisi syok dan infus RL/PZ


gerojok, pasang 2 iv line

 Pasang infus NaCl Fisiologis

 Pantau TD dan Nadi tiap 15 menit

 Hindari VT atau pemasangan tampon vagina

Penatalaksanaan
 Waktu → sangat mempengaruhi prognosa.

 Transfusi darah segar.

 Amniotomi → segera dilakukan.


◦ Mengurangi tekanan intra uterin.
◦ Induksi / akselerasi persalinan.

Penatalaksanaan :
Solusio plac.

amniotomi

Anak hidup & Anak † /


viable. kecil
Fs laten Fs aktif

Obs
30 ‘
Drip oxit. His < His >

6 jam
Obs
FH

Sectio caesarea Partus per vaginam


 Ibu :
◦ Syok hipovolemik → gagal ginjal.
◦ Perdarahan pasca persalinan ( HPP ).
 Atonia uteri.
 Gangguan faal hemostasis ( ↓ fibrinogen ).
 Anak:
◦ Asfiksia sampai kematian

Penyulit .
 Prognose ibu dipengaruhi :
◦ Jumlah perdarahan
◦ Perdarahan yang tersembunyi
◦ Derajat gangguan FH
◦ Adanya kelainan menyertai – HT / pre eklampsi
◦ Interval waktu.
◦ Tersedianya darah transfusi.

Prognose :
TERIMAKASIH Tidak Ada
Penugasan

Anda mungkin juga menyukai