SOAL 1
Seorang perempuan (24 tahun) G1P0A0 datang ke puskesmas untuk memeriksakan
kehamilannya dengan usia kehamilan 10 minggu. Hasil pengkajian : Pasien
mengeluh sering mual muntah terutama pada pagi hari, nafsu makan berkurang.
Data Fokus :
Pasien mengeluh sering mual muntah terutama pada pagi hari, nafsu makan berkurang.
Maka, masalah keperawatan utama pada pasien yaitu Nausea. Nausea adalah perasaan tidak nyaman pada bagian belakang
tenggorokkan atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah
Penyebab :
Gangguan biokimia, gangguan pada esofagus, distensi lambung, gangguan pankreas, peregangan kapsul limfa, tumor
terlokalisasi, peningkatan tekanan intraabdomen, peningkatan tekanan intrakranial, peningkatan tekanan intraorbital, mabuk
perjalanan, kehamilan, aroma tidak sedap, rasa makanan atau minuman tidak enak, stimulus penglihatan tidak
menyenangkan, faktor psikologis efek farmakologis atau efek toksin.
Tanda gejala mayor :
Mengeluh mual
merasa ingin muntah
tidak berminat makan
Gejala dan tanda minor :
merasa asam dilambung
sensasi panas atau dingin
sering menelan,
Saliva meningkat, pucat, diaforesis, takikardia, dan pupil dilatasi
Jawaban : e. Berikan makanan dingin, bening, tidak berbau dan tidak berwarna
Pembahasan :
Intervensi yang diberikan yaitu manajemen mual, dengan beberapa tindakan meliputi :
- identifikasi pengalaman mual
- identifikasi syarat nonverbal
- monitor mual
- monitor asupan nutrisi
- kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
- berikan makanan dalam jumalh kecil dan menarik
- berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna
- anjurkan istirahat dan tidur cukup
- anjurkan makan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
-kolaborasi pemberian antiemetik.
Maka tindakan keperawatan yang tepat yaitu Berikan makanan dingin, bening dan tidak berwarna.
Maka alat kontrasepsi yang tepat untuk diberikan pada pasien adalah IUD.
IUD merupakan alat kontrasepsi dalam rahim yang memiiki keuntungan sangat efektif, praktis, dapat dipakai dalam waktu
lama, dan tidak mengganggu produksi ASI. Penggunaan IUD disarankan pada ibu yang masih menyusui dan tidak ingin
mempunyai anak dalam waktu dekat (menjarakkan kehamilan).
Data Fokus :
- pasien memiliki riwayat mola hidatidosa,
- anak kedua lahir pervaginam dengan berat badan lahir 2700 gram
- mengalami keguguran pada kehamilan ke 3 dalam usia kandungan 16 minggu
Data Fokus :
- HPHT pasien 20 Februari 2021
Taksiran persalinan menggunakan hukum Nagele. Hukum Nagele mengasumsikan bahwa perempuan memiliki siklus
menstruasi 28 hari dan kehamilan terjadi pada hari ke empat belas.
Terdapat 2 rumus perhitungan taksiran persalinan berdasarkan HPHT menurut hukum Nagele, yaitu :
Bulan Januari-Maret : Hari +7, Bulan +9, Tahun tetap
Bulan April-Desember : Hari +7, Bulan -3, Tahun +1
Data Fokus :
- TFU : 21 cm
Perhitungan usia kehamilan dapat dihitung menggunakan rumus Mc Donald, yaitu menghitung usia kehamilan berdasarkan
palpasi abdomen dengan mengukur TFU menggunakan pita (medline)
(TFUx2) : 7 = (usia kehamilan dalam bulan)
(TFUx8) : 7 = (usia kehamilan dalam minggu)
Data Fokus :
bagian atas teraba bulat melenting dan TFU 28 cm.
Palpasi Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu hamil untuk menentukan posisi dan letak janin dengan
melakukan palpasi abdomen. Palpasi Leopold terdiri dari 4 langkah, yaitu :
1. Leopold I : nertujuan mengetahui letak fundus uteri dan bagian janin yang terdapat pada bagian fundus uteri
2. Leopold II : bertujuan menentukan punggung dan bagian kecil janin disepanjang sisi maternal
3. Leopold III : bertujuan untuk membedakan bagian presentasi janin dan sudah masuk pintu panggul
4. Leopold IV : lanjutan dari Leopold III yang bertujuan untuk menentukan sejauh mana bagian presentasi janin masuk PAP
Pemeriksaan yang sedang dilakukan perawat adalah pemeriksaan Leopold I, bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri
dan bagian janin yang terdapat pada bagian fundus uteri.
Maka, pemeriksaan selanjutnya yang dilakukan perawat adalah pemeriksaan Leopold II bertujuan menentukan letak
punggung dan bagian kecil janin sepanjang sisi maternal (Opsi B)
Data Fokus :
- Pasien mengatakan tidak bisa makan karena apapun yang dimakan dan diminum akan dimuntahkan.
- Mukosa pucat,
- BB pasien sebelum hamil yaitu 60 kg dan saat ini 53kg: BB turun 7 kg
Maka, masalah keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus yaitu Defisit nutrisi
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penyebab :
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi makanan
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi
6. Faktor psikologis
Tanda Gejala :
Mayor :
- Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
Jawaban : e. Defisit nutrisi
Minor :
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin menurun
- Rontok rambut berlebih
- Diare
Kata kunci mengangkat diagnosa defisit nutrisi yaitu adanya penurunan BB minimal 10% dari rentang ideal BMI
Data Fokus :
Perawat akan melakukan pemeriksaan dalam untuk melihat pembukaan sudah sejauh mana, sebelum melakukan
pemeriksaan dalam, perawat memasang sampiran dan selimut pada pasien
Maka prinsip etik yang diterapkan oleh perawat yaitu Confidentiality (menjaga rahasia/privasi) pasien. Confidentiality
(Kerahasiaan) adalah prinsip etik dimana perawat harus mampu menjaga informasi pribadi dan privasi pasien.
Data Fokus :
Pasien mengatakan ASI nya sedikit, bayi masih menangis setelah diberi ASI oleh ibunya. Ibu merasa cemas tidak dapat
menyusui anaknya dengan baik.
Maka tindakan yang tidak tepat yang diberikan perawat terhadap paisen yaitu mengajarkan ibu dan suami untuk melakukan
pijat endorphine, karena pijat endorpihne merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan untuk mengurangi nyeri
Data Fokus :
pasien mengeluh Asi tidak keluar, produksi ASI sedikit, puting payudara ibu terbenam, anak menolak menyusu dan rewel,
payudara terasa nyeri dan bengkak
Dari data diatas, masalah keperawatan yang dangkat yaitu menyusui tidak efektif.
Menyusui tidak efektif adalah kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau ;kesukaran pada proses menyusui
Penyebab Fisiologis :
- ketidakadekuatan suplai ASI
- hambatan pada neonatus (prematuritas, sumbing)
- Anomali payudara (puting masuk kedalam)
ketidakadekuatan reflek oksitosin
- Ketidakadekuatan reflek menghisap bayi
- payudara bengkak
- Riwayat operasi payudara
- kelahiran kembar
Penyebab situasional :
- tidak rawat gabung
- kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui
- kurang dukungan keluarga
- faktor budaya
tanda gejala mayor :
kelelahan maternal
kecemasan maternal
Jawaban : d. Mengajarkan perawatan payudara dengan teknik hoffman
Pembahasan :
bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu
Asi tidak menetes/memancar
BAK bayi <8x/menit, selama 24 jam
nyeri dan/atau lecet terus menerus setelah minggu kedua
Gejala tanda minor :
intake bayi tidak adekuat
bayi menghisap tisak terus menerus
bayi menangis saat disusui
Bayi rewel dan menangis terus dalam jam-jam pertama
menolak untuk menghisap
Maka, salah satu tindakan yang dapat diberikan yaitu perawatan payudara dengan teknik Hoffman
Teknik Hoffman merupakan salah satu cara untuk memperbaiki puting susu yang terbenam atau puting susu
datar
Tinjauan Opsi Lain :
Opsi "manajemen nutrisi" tidak tepat, karena tidak ada data yang tekait dengan asupan nurisi yang tidak
seimbang
Opsi "manajemen nyeri", tidak tepat, karena bukan merupakan intervensi utama untuk
menyelesaikannpermasalahan pasien
Opsi "mengajarkan pelekatan pada bayi" tidak tepat karena diberikan pada klien yang tidak memiliki
pengetahuan yang adekuat dan benar terkait posisi menyusui yang tepat
SOAL 12
Seorang perempuan (26 tahun) datang ke IGD karena keluar cairan lendir
bercampur darah dari vagina. Hasil pengkajian: status obstetrik G2P1A0, usia
kehamilan 40 minggu. Pasien mengeluh nyeri saat terasa kontraksi, kontraksi mulai
teratur setiap 10 menit. Hasil pemeriksaan dalam: pembukaan serviks 6 cm.
Pada kasus diatas pasien berada pada fase persalinan berapa?
a. Kala I Fase laten
b. Kala I Fase Aktif
c. Kala II
d. Kala III
e. Kala IV
Jawaban : b. Kala I Fase aktif
Pembahasan :
Data Fokus :
- Klien hamil 40 minggu dengan status obstetri G2P1A0
- Tampak lendir bercampur darah pada vagina
- Pasien sudah mengalami pembukaan serviks 6 cm
Maka, Tanda-tanda yang dapat dilihat pada kasus yaitu menunjukkan adanya tanda persalinan kala 1 fase aktif.
Jawaban : b. Kala I Fase Aktif
Pembahasan :
“ Kala II” (Tidak tepat), karena kala II merupakan kala dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan terakhir setelah bayi lahir
“Kala III” (Tidak tepat), karena kala III dimulai setelah lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta
“Kala IV ” (tidak tepat), karena dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya
SOAL 13
Seorang perempuan (25 tahun) post SC 24 jam yang lalu. Klien mengatakan saat ini
sudah mulai duduk di tepi kasurnya. Luka jahitan terasa nyeri, skala nyeri 4. Luka
tampak bersih. Klien mengatakan sudah mencoba menyusui bayinya tetapi bayi
masih menangis setelah di beri ASI. Ibu mengatakan kurang tidur, lelah dan kerap
menangis.
Apakah fase perubahan psikologis yang dialami pasien?
a. Fase Taking in
b. Fase Taking hold
c. Fase letting go
d. Fase taking go
e. Fase letting hold
Jawaban : a. Fase taking in
Pembahasan :
Data Fokus :
- pasien post SC 24 jam yang lalu
- ibu mengatakan kurang tidur dan lelah
- ibu kerap menangis
Maka, fase perubahan psikologis yang dialami pasien pada kasus yaitu fase taking in.
Data Fokus :
- Pasien 45 tahun
- Sudah memiliki 5 orang anak dan tidak ingin memiliki anak lagi
- Memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu
Maka alat kontrasepsi yang tepat untuk diberikan pada pasien adalah Tubektomi.
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur perempuan yang mengakibatkan perempuan tersebut tidak akan
mendapatkan keturunan lagi. indikasi pemakaian kontrasepsi tubektomi adalah kehamilan resiko tinggi pada perempuan
berusia di atas 40 tahun.
Data Fokus :
Saat dilakukan pemeriksaan USG, tampak plasenta menutupi sebagian jalan lahir.
Plasenta previa adalah keadaan plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus. Etiologi
dari penyakit ini dikarenakan kondisi endometrium yang kurang baik misalnya karena atrofi endometrium. Klasifikasi plasenta
previa dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Plasenta previa totalis (sentralis): seluruh ostium ditutupi plasenta
2. Plasenta previa parsialis (lateralis): sebagian ostium ditutupi plasenta
3. Plasenta previa letak rendah (marginalis): tepi plasenta berada 3-4 cm di atas pinggir pembukaan, pada pemeriksaan dalam
tidak teraba.
4. Plasenta previa low-lying : plasenta terletak rendah karena hanya berjarak beberapa centimeter atau milimeter dari jalan
lahir
Gejala pertama yang muncul ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau kehamilan lanjut (trimester III). Sifat
perdarahan tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang cenderung volume lebih banyak dari sebelumnya. Kadang perdarahan
terjadi sewaktu bangun tidur (pagi hari)
Maka, kondisi yang dialami pasien berdasarkan kasus yaitu plasenta previa parsial, dimana plasenta previa parsial adalah
keadaan plasenta berimplasi pada tempat abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian jalan lahir.
Jawaban : c. Plasenta previa parsial
Pembahasan :
Data Fokus :
Bayi tampak sesak, pernapasan 65x/menit. Terdapat retraksi dinding dada saat bernapas, bayi tampak sianosis. Bayi
didiagnosa mengalami TTN, bayi tidak dapat menyusu lansgung dengan ibunya
Maka, masalah keperawatan yang tepat diangkat pada kasus tersebut adalah pola napas tidak efektif.
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan /atau eksprirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Intervensi keperawatan utama pada masalah keperawatan Pola napas tidak efektif pada kasus adalah dukungan ventilasi.
Tindakan yang diberikan yaitu pemberian oksigen pada bayi (Opsi A)
Data Fokus :
- kulit bayi berwarna merah, tetapi ekstremitasnya biru (1)
- Bayi bersin saat diberi stimulus (2)
- gerakan bayi lemah (1)
- Frekuensi nadi bayi 120x/menit (2)
- upaya bernapas bayi tampak lemah dan tidak teratur (1)
Data Fokus :
Hasil anak menolak untuk melakukan pemeriksaan berdiri 1 kaki selama 3 detik dan melompat 1 kaki
Maka hasil pemeriksaan anak menolak (refuse) 2 tugas perkembangan yang menembus garis umur, dan interpretasi dari
pemeriksaan Denver II yaitu Untestable (C)
Denver merupakan skrining perkembangan anak dengan waktu pemeriksaan 15-30 menit. Pemeriksaan ini dapat dilakukan
pada anak usia 0-6 tahun yang disusun dalam 4 bidang, yaitu: personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar.
Opsi Suspek keterlambatan (tidak tepat), karena dikatakan suspek apabila ada 2 atau lebih caution dan 1 atau lebih delayed.
Opsi No Opportunity (tidak tepat), karena bukan termasuk pada interpretasi denver, melainkan skor penilaian tiap satu buah
uji yang diberikan.
Opsi Caution (tidak tepat), karena bukan termasuk pada interpretasi denver, melainkan skor penilaian tiap satu buah uji yang
diberikan.
SOAL 4
Seorang bayi (3 bulan) sedang menjalani pemeriksaan pra skrinning perkembangan.
Setelah dilakukan pemeriksaan, bayi tidak dapat mengangkat kepalanya saat
tertelungkup 45' dan 90'.
Apakah interpretasi dari penilaian KPSP bayi tersebut?
a. Normal
b. Sesuai
c. Penyimpangan
d. Meragukan
e. Caution
Jawaban : d. Meragukan
Pembahasan :
Data fokus :
Hasil anak tidak dapat mengangkat kepalanya saat tertelungkup 45' dan 90'
Maka hasil pemeriksaan KPSP bayi, terdapat 2 dari 10 pertanyaan kuisioner praskrining perkembangan bayi yang tidak dapat
dilakukan, sehingga skor bayi 8, interpretasi dari pemeriksaan KPSP bayi yaitu Meragukan (D)
KPSP merupakan alat preskriring perkembangan anak hingga usia 6 tahun, dilakukan setiap 3 bulan hingga usia 2 tahun dan
tiap 6 bulan sejak usia 2-6 tahun. pemeriksaan ini dilakukan dalam 4 sektor, yaitu motorik kasar, motorik halus,
bicara/bahasa, sosialisasi/kemandirian.
Opsi Sesuai (tidak tepat), karena dikatakan sesuai apabila skor KPSP anak yaitu 9-10.
Opsi Penyimpangan (tidak tepat), karena dikatakan penyimpangan apabila skor anak <= 6.
Opsi Caution (tidak tepat), karena bukan termasuk pada interpretasi KPSP.
SOAL 5
Seorang anak (4 tahun) dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena demam sejak 2
hari lalu. Hasil pengkajian: suhu tubuh 39 C, frekuensi napas 30x/menit. Tidak
terdapat ruam, tidak ada kaku kuduk, hasil RDT positif, ibu mengatakan 1 minggu
yang lalu keluarga pergi ke daerah endemis malaria.
Yang bukan merupakan tindakan yang tepat perawat berikan pada kasus adalah?
a. Beri dosis pertama artemeter injeksi
b. Beri obat anti malaria oral pilihan pertama
c. Beri satu dosis parasetamol
d. Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam
e. Rujuk jika demam > 7 hari
Jawaban : a. Beri dosis pertama artemeter injeksi
Pembahasan :
Data Fokus :
- Anak (4 tahun) dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena demam sejak 2 hari yang lalu.
- suhu tubuh 39'C
- Tidak terdapat ruam, tidak ada kaku kuduk
- hasil RDT positif
- ibu mengatakan 1 minggu yang lalu keluarga pergi ke daerah endemis malaria.
Maka, yang bukan merupakan tindakan yang dilakukan perawat pada kasus adalah beri dosis pertama artemeter injeksi (Opsi
A)
Data Fokus :
- anak (1 tahun) demam sejak 3 hari yang lalu
- Ibu mengatakan 2 minggu yang lalu baru pulang dari perjalanan ke daerah endemis malaria
- Kulit teraba panas dan kering, Suhu tubuh 39'C, Nadi 140x/menit
- tidak terdapat kaku kuduk
- RDT positif
- Ruam pada kulit (-)
- anak tampak lemah, mual muntah 2x sejak kemarin
Berdasarkan MTBS, anak mengalami demam malaria, diagnosa yang tepat ditegakkan pada kasus yaitu Hipertermi b.d proses
penyakit (C)
Tanda mayor :
- Suhu tubuh lebih dari 37,8'C oral atau 38,8'C pada rectal
Tanda minor :
Kulit merah, Kejang, Takikardi, Takipnea, Kulit teraba hangat
Data Fokus :
• Seorang anak (3 tahun) dirawat dengan TB paru.
• Anak kesulitan mengeluarkan dahak, auskultasi adanya ronkhi di kedua lapang paru dan saturasi oksigen 97% (normal) dan
frekuensi napas 46 x/menit (takipnea)
Masalah keperawatan pada kasus tersebut yaitu bersihan jalan napas tidak efektif karena sulitnya mengeluarkan dahak, ada
ronkhi di kedua lapang paru, dengan frekuensi napas 46x/menit. Maka tindakan keperawatan yang tepat dilakukan yaitu
mengeluarkan dahak anak.
Dilihat dari usia anak, maka yang tepat dilakukan yaitu melakukan inhalasi. Pemberian inhalasi yaitu pemberian obat secara
langsung kedalam saluran napas melalui penghisapan yang mana keuntungannya obat bekerja langsung pada saluran napas.
Opsi anjurkan batuk efektif (tidak tepat), karena tidak efektif dilakukan pada anak dengan usia 3 tahun
Opsi atur posisi semi fowler atau fowler (tidak tepat), karena tidak efektif dilakukan pada anak dengan usia 3 tahun dan hanya
berfungsi untuk memaksimalkan ekspansi paru tanpa pengaruh berarti terhadap pengeluaran sputum
Opsi lakukan suction (tidak tepat), karena tindakan lanjutan yang diberikan setelah tindakan inhalasi.
SOAL 8
Seorang bayi (2 bulan) telah diberikan imunisasi DPT-HB-Hib dan Polio 2 kemaren di
posyandu. Ibu mengeluhkan setelah imunisasi anak demam dan ada bengkak dan
kemerahan pada lokasi suntikan. Hasil pengkajian: suhu 38,7 C, frekuensi napas
26x/menit, frekuensi nadi 85x/menit. Ibu sudah memberikan kompres pada anak
namun demam tidak turun dari kemaren.
Apakah tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk kasus tersebut?
a. Berikan kompres hangat
b. Berikan ASI lebih banyak
c. Berikan cairan ringer laktat
d. Berikan paracetamol 15mg/kgBB dan kenakan pakaian yang tipis pada anak
e. Berikan vitamin A
Jawaban : d. Berikan paracetamol 15 mg/kgBB dan kenakan pakaian yang tipis pada anak
Pembahasan :
• Anak telah diberikan imunisasi DPT-HB-Hib dan Polio 2 kemaren di posyandu.
• Ibu mengeluhkan setelah imunisasi anak demam dan ada kemerahan pada lokasi suntikan.
• Hasil pengkajian: suhu 38,7 C (hipertermi), frekuensi napas: 26 x/menit (normal), frekuensi nadi: 85 x/menit (normal).
Pada kasus diatas, anak mengalami efek samping pemberian imunisasi yaitu demam. Reaksi lokal dari pemberian imunisadi
DPT-HB-HIB yaitu bengkak, nyeri, kemerahan pada lokasi suntikan, disertai demma. Reaksi berat dari pemberian imunisadi
DPT-HB-HIB yaitu demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi dalam 24 jam setelah pemberian.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan yaitu jika anak demam dapat berikan pakaian yang tipis, berikan paracetamol 15
ml/Kg berat badan setiap 3-4 jam (maksimalm 6 kali dalam 24 jam), dan berikan minum ASI lebih banyak.
Data fokus:
Pada kasus didapatkan nilai :
- Appearance = Seluruh tubuh bayi kemerahan : skor 2
- Pulse rate = 110 x/menit : skor 2
- Grimace = menyeringai : skor 1
- Activity = gerakan lemah : skor 1
- Respiration = pernafasan baik dengan irama pernapasan teratur : skor 2
Total = 8
Berdasarkan nilai apgar skor maka bayi di klasifikasikan kedalam kategori normal atau vigorous baby.
Data Fokus :
Tanggal lahir: 14 Agustus 2020
Tanggal pemeriksaan : 20 Oktober 2021
Usia anak = tanggal pemeriksaan – tanggal lahir
Usia anak = 2021 tahun 10 bulan 20 hari
2020 tahun 08 bulan 14 hari
----------------------------------- -
= 1 tahun 2 bulan 6 hari
Karena anak lahir dengan usia gestasi 35 minggu (premature) dan usia anak <2 tahun, maka harus dilakukan koreksi usia
untuk pemeriksaan anak.
Usia koreksi = usia anak – faktor koreksi dimana faktor koreksi = 40 minggu – usia gestasi
Faktor koreksi = 40 minggu – 35 minggu
= 5 minggu
= 35 hari
= 1 bulan 5 hari
Usia koreksi = 1 tahun 2 bulan 6 hari
1 bulan 5 hari
------------------------- -
1 tahun 1 bulan 1 hari
Jadi didapatkan usia koreksi anak untuk pemeriksaan adalah 1 tahun 1 bulan 1 hari
SOAL 11
Seorang bayi (3 bulan) dibawa ibunya untuk imunisasi. Ibu mengatakan anak sudah
mendapatkan imunisasi HB0 saat lahir. Anak sudah diimunisasi Polio 1 dan BCG saat
berusia 1 bulan, namun setelah itu anak belum mendapat imunisasi lagi.
Data Fokus :
• Usia anak 3 bulan
• Anak sudah mendapatkan imunisasi HB0 saat lahir. Anak sudah diimunisasi Polio 1 dan BCG saat berusia 1 bulan, namun
setelah itu anak belum mendapat imunisasi lagi.
Imunisasi yang diberikan pada anak usia 3 bulan adalah DPT-HB-HiB 1, Polio 2. Namun, pada kasus anak baru mendapatkan
imunisasi BCG dan Polio 1 saja. Oleh karena itu, anak harus melakukan Catch-up dan memulai imunisasi dari DPT-HB-Hib 1
dan Polio 2 meskipun anak sudah berusia 3 bulan.
Data Fokus :
Perawat memberikan jarinya untuk digenggam sang bayi sambil tersenyum dan tertawa, lalu sang bayi tersebut
menggenggam jari perawat dan membalas dengan tersenyum dan tertawa.
Jenis Permainan yang sedang dilakukan adalah social affective play, karena anak belajar memberi respon terhadap stimulus
yang diberikan oleh lingkungan.
Social affective play adalah permainan dengan adanya hubungan interpersonal menyenangkan antara anak dengan orang
lain. Contonhya permainan cilukba, berbicara sambil tersenyum, menggenggam tangan.
Data Fokus :
• Seorang bayi baru lahir dengan usia gestasi 34 minggu dan dirawat di ruang perinatology (premature).
• Berat badan 2000 gr, frekuensi napas 46 x/menit (normal), frekuensi nadi 142 x/menit (normal), dan suhu 35,7 C
(hipotermia). Reflek hisap bayi lemah, lanugo banyak, dan lemak subkutan tipis
Data Fokus :
• Seorang bayi baru lahir dari 8 jam yang lalu mengalami iketrik pada tubuh. (ikterik patologis).
• Bilirubin total 18 mg/dl (tinggi) normalnya >15 mg/dl
• ikterik pada bagian kepala, leher, dibawah umbilicus hingga atas lutut (derajat III)
Untuk menghitung derajat iketrik menggunakan rumus Kramer yang terdiri dari :
Derajat I diarea kepala leher
Derajat II diarea kepala leher sampai badan (atas umbilicus)
Derajat III diarea kepala leher sampai badan (bawah umbilicus hingga atas lutut)
Derajat IV diarea kepala leher sampai badan serta tungkai atas dan bawah
Derajat V diarea kepala leher sampai badan serta tungkai atas dan bawah sampai telapak tangan dan kaki
Data Fokus :
Anak diminta untuk menyebutkan nama temannya yang ada dilingkungan rumah. Maka sector yang sedang diperiksa yaitu
personal sosial. Personal sosial menilai kemampuan anak untuk memenuhi kebutuhan personalnya dan kemampuan anak
bersosialisasi dengan lingkungan. Pada kasus, anak diminta menyebutkan nama temannya yang berada di lingkungan rumah.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana anak mampu beradaptasi secara sosial dan mampu menjalin pertemanan
yang ditunjukan dengan anak mampu mengenali dan menyebutkan nama-nama temannya.
Data Fokus :
Perawat secara tidak langsung menyebarkan informasi rekam medis pasien yang seharusnya bersifat rahasia karena ketika ia
menjelaskan kondisi klien dengan suara yang jelas dan keras hingga terdengar dari dalam ruang rawat, semua orang yang ada
dalam ruang rawat tersebut (termasuk pasien lain dan keluarganya) mengetahui informasi tersebut -> perawat tidak menjaga
kerahasiaan data klien yang ada di rekam medis -> perawat melanggar prinsip confidentiality
Data Fokus :
Perawat kemudian membuat kontrak dengan pasien untuk memberikan terapi bermain untuk mengurangi kecemasan pasien
setelah menyelesaikan pemberian terapi obat pada seluruh pasien. Setelah selesai memberikan obat, perawat kembali
menemui An. J.
Maka, prinsip etik yang diterapkan oleh perawat yaitu Fidelity.
Fidelity (menempati janji) merupakan prinsip yang menekankan kesetiaan perawat pada komitmennya, menempati janji
terhadap klien/kekuarga
•Nonmaleficence => tidak tepat, pada prinsipnya perawat harus menjauhkan bahaya dari pasien
•Veracity (Kejujuran) => tidak tepat karena prinsip etik kejujuran ini artinya perawat harus mengatakan yang sebenarnya dan
tidak membohongi klien.
•Justice (Keadilan) => tidak tepat karena keadilan yang dimaksud yaitu perawat berlaku adil pada setiap klien sesuai dengan
kebutuhannya.
SOAL 18
Perawat sedang melakukan perawatan luka kolostomi seorang pasien anak (5
tahun). Saat akan mengoleskan pasta pelindung kulit pada stoma, pasta terjatuh
mengenai bagian kulit yang tidak dibersihkan. Perawat kembali mengambil pasta
tersebut untuk dioleskan pada stoma pasien.
Data Fokus :
Saat akan mengoleskan pasta pelindung kulit pada stoma, pasta terjatuh mengenai bagian kulit yang tidak dibersihkan.
Perawat kembali mengambil pasta tersebut untuk dioleskan pada stoma pasien.
Hal tersebut berbahaya bagi pasien karena dapat menyebabkan infeksi pada stoma akibat terinfeksi bakteri dari pasta yang
tidak steril. maka prinsip etik yang dilanggar perawat adalah Non Maleficience (Opsi D)
2. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi/penanganan yang sama dan adil terhadap pasien/keluarga yang menjunjung prinsip-
prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapi/penanganan yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan
3. Beneficience
Beneficience adalah keharusan untuk berbuat baik kepada pasien dimana setiap tindakan medis dan keperawatan harus
ditujukan untk kebaikan pasien. Berarti melakukan yang baik yaitu mengimplementasikan tindakan yang menguntungkan
pasien dan keluarga.
Jawaban : d. Non Maleficience
4. Accountability
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali. Dalam penerapannya, perawat harus dapat menilai apakah keputusan mencegah konsekuensi bahaya, tindakan ini
bermanfaat, apakah keputusan ini adil, dan melihat penting atau tidaknya pemberian tindakan tersebut kepada pasien.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Prinsip ini menekankan bahwa informasi tentang pasien haruslah dijaga kerahasiannya. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan
pasien hanya bisa digunakan untuk keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan pasien. Diskusi tentang pasien diluar area
pelayanan harus dihindari.
8. Veracity (Kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Data Fokus :
Perawat menambah gelang identitas pasien berwarna kuning pada An. V sebagai informasi bahwa pasien memiliki resiko
jatuh
Maka Prinsip etik yang diterapkan perawat pada kasus adalah Non Maleficence
Non Maleficence adalah Melakukan tindakan yang tidak mencederai atau menghindarkan pasien dari kondisi yang bisa
menimbulkan bahaya bagi pasien.
•Beneficience (Berbuat baik) => tidak tepat, pada prinsipnya perawat melakukan yang terbaik bagi klien sebagai bentuk
wujud rasa kemanusiaan.
•Veracity (Kejujuran) => tidak tepat karena prinsip etik kejujuran ini artinya perawat harus mengatakan yang sebenarnya dan
tidak membohongi klien.
•Accountability => standar profesionalitas perawat yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan.
SOAL 20
Seorang anak (14 tahun) masuk IGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 minggu lalu.
Pasien post op pemasangan megaprostesis dan telah menyelesaikan 7 siklus kemoterapi Ca
Chondroblastoma sejak 6 bulan lalu. Setelah dilakukan rontgen thoraks, pasien tiba-tiba
tidak sadarkan diri dan henti jantung. Perawat segera menghidupkan alarm kode biru dan
melakukan kompresi dada.
Data Fokus :
Perawat segera menghidupkan alarm kode biru dan melakukan kompresi dada.
Maka prinsip etik yang diterapkan perawat adalah Beneficience
Beneficence : yaitu bertindak demi kebaikan orang lain.
Pada kasus perawat langsung bertindak untuk menyelamatkan hidup pasien, hal ini harus dilakukan mengingat prinsip life
saving yang harus dilaksanakan dan mengingat sumpah perawat.
-Justice (keadilan) : yang artinya memperlakukan semua orang secara sama tanpa memandang apapun.
- Veracity adalah memberikan pelayanan kesehatan yang penuh dengan kebenaran, informasi yang disampaikan akurat,
komprehensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada.
- Otonomi artinya kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri.