Anda di halaman 1dari 4

Mini Riiet Kepemimpinan/Supervisi Pendidikan 17 F. Keadaan Guru dan Siswa 1.

Data Guru
Data Guru Guru PNS 8 Guru Honorer 16 Jumlah 24 2. Data Tenaga Kependidikan Data Tenaga
Kependidikan PNS 2 Honor Petugas Tata Usaha Petugas Laboratorium Fisika Kimia
Komputer Petugas Perpustakaan Petugas Kebersihan 1 1 1 1 1 1 Jumlah 8 3. Data Siswa
DATA SISWA Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa 10 4 121 11 – IPA 3 74 11 – IPS 2 47 12 –
IPA 3 76 12 – IPS 2 50 Jumlah 14 358

Mini Riiet Kepemimpinan/Supervisi Pendidikan 18 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A.


Hasil Observasi 1. Memaparkan hasil observasi Rumusan Masalah Pertama Bagaimana
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan kinerja guru di SMAN 13 Maluku Tengah,
Desa Kobisonta, Kec. Seram Utara Timur Seti, Kab. Maluku Tengah Kepemimpinan berarti
kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, mengegrakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau
kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Kepemimpinan sering disebut
liader dari akar kata to lead kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Dalam kata kerja
to lead tersebut terkandung dalam beberapa makna yang saling berhubungan erat yaitu, bergerak
lebih cepat, berjalan kedepan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori,
mengarahkan pikiran atau pendapat orang lain, membimbing, menuntut menggerakkan orang
lain melalui pengaruhnya. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, kepemimpinan yang
terjadi di SMAN 13 Maluku Tengah, Desa Kobisonta, Kec. Seram Utara Timur Seti, Kab.
Maluku Tengah. sebagaimana hasil wawancara dengan mengadakan wawancara terhadap salah
satu Guru, yang mana beliau memaparkan: “saya sebagai guru tentu mempunyai banyak
tanggung jawab ataupun tugas, terutama dalam mengelola Pembelajaran dengan sistem
Kurikulum Baru yaitu Kurikulum Merdeka Belajar ,dimana langkah awal yang saya lakukan
adalah mencari Refrensi tentang penyusunan perangkat ajar untuk membuat rancangan modul
ajar dan assesmen siswa, serta melakukan Refleksi Pembelajaran guna memperbaiki hasil
pembelajran yang sekiranya kurang tepat dan meningkatkan mutu pendidikan, serta saya juga
selalu berkoordinasi dengan semua guru-guru yang ada di sini (Wawancara, 30 Maret 2022)”

Mini Riiet Kepemimpinan/Supervisi Pendidikan 19 2. Memaparkan hasil observasi Rumusan


Masalah Kedua Apakah kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
SMAN 13 Maluku Tengah, Desa Kobisonta, Kec. Seram Utara Timur Seti, Kab. Maluku
Tengah. Kendala-kendala yang dialami kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
berdasarkan pengamatan dilapangan terlihat masih Banyak guru yang memiliki kompetensi
rendah sehingga dalam menyusun perangkat ajar belum sesuai dengan pedoman Implementasi
Kurikulum Merdeka, Penggunaan Platfrom, Penerapan assesmen yang terintegrasi dengan
muatan profil pelajar pancasila (observasi, 02 April 2022 ). 3. Memaparkan hasil observasi
Rumusan Masalah Ketiga Bagaimana Upaya kepala sekolah dalam mengatasi kendala yang
dihadapi untuk meningkatkan kinerja guru di SMA Negeri 13 Maluku Tengah, Desa Kobisonta,
Kec. Seram Utara Timur Seti, Kab. Maluku Tengah. Pengamatan penulis dilapangan terlihat ada
beberapa hal yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan Kinerja Guru disekolah ini
ialah dengan meningkatkan koordinasi dengan guru, membuat program kerja dan lain
sebagainya. (Observasi, 08 April 2022 ) Upaya yang dilakukan dalam peningkatan Kopetensi
Guru antara lain : a. Meningkatkan Kolaborasi sesama Guru b. Memberkan Motivasi c. Membuat
program Pelatihan dalam meningkatkan Kompetensi Guru (Pelatihan IHT, Workshop, PKP,
PMO, Coaching dan Lokakarya) B. PEMBAHASAN 1. Deskripsi Permasalahan Peningkatan
Mutu sekolah menjadi sesuatu yang mutlak untuk diusahakan. Sekolah Sebagai sebuah
organisaasi yang kompleks memerlukan koordinasi yang tinggi. Sementara Koordinasi yang baik
membutuhkan kepemimpinan sekolah yang efektif.

Mini Riiet Kepemimpinan/Supervisi Pendidikan 20 Persepsi kepemimpinan kepala sekolah


Menurut Winardi (2000: 47) kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada
diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor
intern maupun faktor-faktor ekstern.Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.Untuk itu kepala sekolah harus
mengetahui tugas-tugas yang harus dilaksanakan.Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain
harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting adalah penilaian
kinerja kepala sekolah. Penilaian kinerja kepala sekolah dilakukan secara berkala oleh pejabat
berwenang yang ditunjuk. Adapun penilaian kinerja meliputi aspek yang berdasarkan tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah sebagai: pemimpin, manajer, pendidik, administrator,
wirausahawan, supervisor, pencipta iklim kerja, dan penyelia (Sahertian, 2000: 18). 2. Tinjauan
teori Leadership/supervisi (teoretis dan praktis) Kepala Sekolah berusaha untuk mengajak dan
mengarahkan staff pendidik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi jika ada
staff pendidik dan tenaga kependidikan sulit untuk diarahkan, maka kepala Sekolah, memberikan
pilihan staff yang bersangkutan untuk keluar atau tetap dilembaga akan tetapi harus mematuhi
arahan dari kepala sekolah. Dan apabila kepala sekolah melakukan suatu kesalahan, staff
pendidik diberi ruang untuk meningatkan. novasi dan motivasi kepala Sekolah juga sangat
diperlukan dilembaga pendidikan. Inovasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, yakni dengan
melakukan pelatihan serta melengkapi sarana dan prasarana yang akan menunjang kegiatan
lembaga. Motivasi yang diberikan kepala sekolah pun dilakukan dengan cara memberikan
gurauan kepada staff pendidik agar suasana dilembaga tidak tegang. Adapula reward yang akan
didapatkan oleh staf, yakni apabila pendidik dan tenaga kependidikan selalu disiplin, maka jika
guru baru akan saya jadikan wali kelas dan apabila guru lama maka akan dijadikan sebagai wakil
kepala sekolah. Adapun bagi saff yang tidak disiplin akan mendapatkan hukuman normatif
seperti teguran dan nasihat, apabila

Mini Riiet Kepemimpinan/Supervisi Pendidikan 21 keterlaluan maka akan dilakukan penundaan


kenaikan pangkat. Dari beberapa peran yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat diketahui
bahwa strategi kepala sekolah dalam mengembangkan sumber daya manusia adalah dengan cara
evaluasi, pelaksanaan POAC, menjalakan administrasi, leadership, supervisi, serta memberi
inovasi dan motivasi. Dengan cara diatas, maka sumber daya manusia akan terus melakukan
pembenahan atau perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian dan akan terus mengupgrade
pembaharuan atau mengembangkan sumberdaya manusia agar kualitas sekolah semakin baik. 3.
Urgensi permasalahan (sesuai rumusan masalah) a. Pengertian permasalahan dalam penelitian
Masalah suatu masalah yang imajinatif sekalipun seakan-akan akan ada permasalahan. Bagi
Gall, Gall (2003) permasalahan riset umumnya memastikan nilai akhir dari riset lebih dari aspek
yang lain. Proses mencari permasalahan riset serta mempelajarinya, yaitu langkah-langkah yang
berarti dalam pengembangan profesional. Dalam mencari masalah penelitian , perlu diingat
sebagian khasiat yang bisa jadi dari melaksanakan riset. Sebaliknya bagi Creswell( 2015)
merupakan permasalahan, polemik, ataupun permasalahan pembelajaran yang memedomani
kebutuhan untuk melakukan sesuatu riset. Bagi Sugiyono (2011) permasalahan yang bisa
dimaksud sebgai penyimpangan antara yang sepatutnya ddengan apa yang betul- betul terjalin,
antara teori dengan praktik, antara ketentuan dengan penerapan, antara rencana dengan
penerapan. b. Urgensi permasalahan dalam penelitian Masalah adalah suatu yang berarti serta
sentral dalam riset. Berarti, sebab riset tidak bisa jadi dicoba tanpa adanya permasalahan.
Dikatakan sentral, sebab hampir dalam segala tahapan riset, semacam latar belakang
permasalahan, riset, kajian teori, penataan instrumen riset, kesimpulan, serta sebagainya, segala
sesuatu yang hendak dilakukan dari kasus-kasus yang sudah terlebih dahulu dirumuskan. Bagi
Creswell (2015), mempelajari kasus riset mendalam untuk membantu kita bisa membantu para
pembentuk kebijakan saat membuat kebijakan, membantu guru, serta para pejabat sekolah untuk
menanggulangi permasalahan instan,

Mini Riiet Kepemimpinan/Supervisi Pendidikan 22 membantu administrator perguruan tinggi


saat mereka membutuhkan keputusan, serta membagikan solusi yang lebih dari tentang
bermacam-macam permasalahan pembelajaran. Dari sudut pandang riset, menetapkan kasus riset
dalam riset itu berarti mempersiapkan segala persiapan untuk segala riset. Tanpa mengenali
kasus riset, pembaca tidak mengenali mengapa riset itu berarti serta mengapa mereka butuh
membaca riset itu. 4. Identifikasi alternatif pemecahan masalah Sebagaimana diuraikan di atas,
proses berlangsungnya pendidikan, bahwa yang menjadi obyek (yang dikelola), subyek (yang
mengelola), dan tujuan utama dalam proses pendidikan adalah manusia, dengan segala
kompleksitasnya. Dalam konteks ini, peranan pengelolaan pendidikan (education management)
memegang peranan utama (sentral). Pengelolaan pendidikan adalah aktivitas yang dilakukan
oleh pengelola (otoritas) bidang pendidikan dalam hal perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, serta evaluasi dan pengendalian, terhadap sumber-sumber daya pendidikan
(manusia, dana/anggaran, material, system, sarana dan prasarana, informasi, lingkungan, dan
berbagai faktor lain yang terkait dengan bidang pendidikan). Dalam perjalanan hidupnya, pada
tiap penggal waktu, manusia senantiasa dihadapkan pada masalah-masalah yang menuntut untuk
selalu dipecahkan dan diselesaikan. Upaya-upaya untuk memecahkan masalah secara efektif
memerlukan proses-proses berpikir pada taraf tertentu. Pada satu sisi, manusia dituntut untuk
berpikir karena menghadapi masalah, dan pada sisi lain, masalah justru muncul karena dipikirkan
oleh manusia. Bibin Rubini (2013) mengemukakan bahwa proses berpikir dapat dikelompokkan
ke dalam berpikir dasar dan berpikir kompleks. Berpikir dasar merupakan gambaran dari proses
berpikir paling sederhana dengan menggunakan rasional-rasional. Aktifitas berpikir dasar
diantaranya adalah menghafal, membayangkan, mengelompokkan, mengidentifikasi,
membandingkan, dan menyimpulkan berdasarkan argumen sederhana. Sementara itu aktifitas
berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi diaktualisasikan dalam kegiatan pemecahan
masalah yang tidak

Anda mungkin juga menyukai