Karya Tulis
Oleh:
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Kepala Sekolah
ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karuniannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah
Penerapan Proses Saponifikasi pada Pembuatan Sabun Padat dengan Ekstrak
Kunyit. Karya Tulis ini disusun sebagai syarat kelulusan kelas XII sekaligus
melatih penulis dalam menulis buah pikirannya secara tertulis dalam bentuk karya
tulis. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
iii
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan dan disusun
dalam berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, sehingga mendorong penulis untuk bisa
memperbaikinya.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................2
C. Pembatasan Masalah ...........................................................................................2
D. Perumusan Masalah.............................................................................................2
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................2
F. Kegunaan Penelitian ............................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................4
A. Kajian Pustaka.....................................................................................................4
B. Kerangka Berpikir .............................................................................................13
C. Penelitian yang Relevan ....................................................................................14
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................15
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................................15
B. Metode Penelitian .............................................................................................15
C. Instrumen Pengumpulan Data ..........................................................................15
D. Populasi dan Sampel ........................................................................................15
E. Hasil dan Pembahasan ......................................................................................16
BAB IV KESIMPULAN ......................................................................................22
A. Kesimpulan .......................................................................................................22
B. Saran ..................................................................................................................22
LAMPIRAN ...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................24
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir ....................................................................... 13
Gambar 3.1. Proses pengupasan kunyit ........................................................... 17
Gambar 3.2. Proses pemarutan kunyit ............................................................. 17
Gambar 3.3. Proses pengeluaran ekstrak ........................................................ 18
Gambar 3.4. Proses pencampuran larutan NaOH ............................................ 19
Gambar 3.5. Larutan NaOH telah mencapai suhu 50° ..................................... 19
Gambar 3.6. Proses pencampuran semua bahan .............................................. 20
Gambar 3.7. Pencetakan sabun ........................................................................ 21
Gambar 1.2. Menonton bahan pembuatan sabun……………………………..24
Gambar 1.3. Menonton proses pembuatan sabun…………………………….24
Gambar 1.4. Mencari jurnal dan artikel………………………………………24
Gambar 1.5. Menonton proses pencetakan sabun…………………………… 24
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
biologis aktif kunyit adalah kurkumin, kurkumin memiliki sifat antioksidan
yang kuat dan baik untuk kulit. Tanaman kunyit mudah untuk didapatkan dan
memiliki harga yang ekonomis.
Dengan demikian, sabun padat dengan kandungan kunyit memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan kulit. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis bermaksud untuk membuat karya tulis ilmiah yang berjudul Penerapan
Proses Saponifikasi pada Pembuatan Sabun Padat dengan Ekstrak Kunyit.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang terurai di atas, maka
penulis memiliki tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
2
Mengetahui pengetahuan tentang proses ekstrak kunyit sebagai bahan
campuran pembuatan sabun mandi.
F. Kegunaan Penelitian
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Proses Saponifikasi
4
1. Komponen Penyusun Minyak Goreng
(Hariyadi, 2014).
Trigliserida 95,26
Air 0,20
Phosphatida 0,07
Karoten 0,03
Aldehid 0,07
5
2. Sabun
a. Pengertian
b. Sifat-sifat Sabun
a) Bersifat Basa
6
terlalu banyak busa. Bila perlu gunakan sabun pelembab untuk
menjaga kesehatan dan keindahan kulit.
c) Membersihkan kotor
Sifat ini di sebabkan proses kimia koloid, sabun (garam
natrium dari asam lemak) yang di gunakan untuk mencuci kotoran
yang bersifat polar dan non polar. Bahan pembersih dari sabun
yang bersifat non polar contohnya minyak yang bersifat hidrofobit
yang akan memisahkan kotoran yang bersifat non polar
sedangkan bahan yang bersifat polar seperti larutan dalam air
yang bersifat hidropilik akan memisahkan kotoran yang bersifat
polar.
c. Manfaat Sabun
d. Alat Sabun
Menurut Siti Khuzaimah dalam Karya Tulis Pemanfaatan Minyak Jelantah
dan Ekstrak Kulit Citrus reticulata sebagai Bahan Pembuatan Sabun
1) Gelas kimia
2) Gelas ukur
3) Timbangan
4) Cetakan
5) Pipet
7
6) Mixer
7) Pemotong sabun
8) Kain
9) Kertas saring
10) Pengaduk
e. Bahan Sabun
Menurut Siti Khuzaimah dalam Karya Tulis Pemanfaatan Minyak
Jelantah dan Ekstrak Kulit Citrus reticula sebagai Bahan Pembuatan
1) Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak
larut atau bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut
organik. Sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-
wangian (misalnya minyak nilam). Minyak adalah salah satu kelompok
yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organic yang terdapat di
alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non-polar,
misalnya dietil eter (C2H50C2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama. Minyak juga merupkan
senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dan gliserol”.
Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak
adalah asam karboksilat dan gliserol.
2) Natrium Hidroksida
Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa natrium oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membntuk larutan alkalin yang
kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam
bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses
produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun, dan deterjen.
Natrium hidroksida murni dibentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
pellet, serpihan, butiran ataupun larutan jernih 50%. Ia bersifat lembab cair
dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat
larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut
dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan
8
ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalm dietil eter dan
pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan
noda kuning pada kain dan kertas. Natriun Hidroksida (NaOH) dikenal
sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida sejenis basa loga kaustik.
3) Air (H20)
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H20. Satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak bau pada
kondisi standar. Zat kimia ini merupakan suatu zat pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya
seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik. Air sering disebut juga sebagai pelarut universal karena air
melarutkan banyak zat kimia. Dalam bentuk ion, air dapat di deskripsikan
sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berisosiasi (berikatan) dengan
sebuah ion hidroksida (OH-).
4) Madu
Menurut Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan:2022)
Makanan yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat yang dikenal
sejak dahulu dan di hasilkan dari hewan lebah yaitu madu. “Madu
merupakan cairan alami yang umumnya manis, berasal dari nektar bunga
yang dikumpulkan oleh lebah madu.” Dan menurut Standarisasi Nasional
Indonesia (3545:2013) “Madu memiliki berbagai kandungan banyak
mineral dan mengandung tujuh vitamin B kompleks dan didalamnya
terdapat kandungan vitamin C.”
f. Cara Pembuatan
Menurut Siti Khuzaimah dalam Karya Tulis Ilmiah Pemanfaatan
Minyak Jelantah dan Ekstrak Kulit reticulata sebagai Bahan Pembuatan
Sabun
1) Ekstrak Kulit buah Citrus reticulata. Kulit Citrus reticula
dipotong-potong, lalu diblender hingga halus, setelah selesai peras
9
menggunakan kain dan aquades, kemudian didekantasi selama
semalam. Minyak dalam sari kulit citrus reticulata dipisahkan
dengan pipet.
2) Timbang Air dan NaOH. Larutkan NaOH ke dalam air sejuk/
dingin (jangan menggunakan wadah alumunium, gunakanlah
stainless steel, gelas pyrex, atau plastic poliproplen). Tuangkan
NaOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk hingga larut.
Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah
larut semuanya, simpan di tempat aman untuk digunakan sampai
suhu ruangan. Dan akan memperoleh larutan yang jernih.
3) Ambil arang kayu, lalu tumbuk sampai halus. Masukkan arang
kayu yang sudah halus itu pada minyak jelantah. (Ukuran
pemakaian, 2 kepal arang kayu untuk satu kilogram minyak
jelantah). Aduk smpai rata, biarkan selama semalam , lau saring
dengan kain bersih. (untuk hasil yang lebih efektif dapat juga
digunakan kertas saring). Berikutnya masukan kulit musa
acuminate untuk menjernihkan warna minyak jelantah, tunggu
sekitar 10 menit dan saring kembali.
4) Timbang minyak
5) Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender
6) Tuangkan larutan NaOH ke dalam minyak dengan hati-hati
7) Pasang cover blender, taruh kain diatas cover tadi untuk
menghindari terkena minyak dan proses pada putaran terendah.
Hindari jangan sampai minyak panas terkena wajah atau badan.
Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”.
Trace adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan
merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika
campuran sabun mula mengental, apabila disentuh dengan
sendok , maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas,
itulah mengapa dinamakan “trace”
8) Pada saat terjadi “trace” tadi tambhakan pengharum, pewarna atau
aditif. Aduk beberapa detik, kemudian hentikan putaran blender.
9) Tuang hasil sabun ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk
insulasi. Simpan sabun dalam cetakan selama satu hingga dua hari,
kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Lalu
simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.
3. Ekstrak Kunyit
a. Pengertian Ekstrak
Dikutip dari artikel Program Studi Farmasi Universitas
Darussalam Gontor pada judul Apa itu ekstraksi? (2019)
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan satu atau beberapa
zat yang dapat larut dari suatu kesatuan yang tidak bisa larut
10
dengan bantuan bahan pelarut. Berdasarkan Prosesnya, ekstraksi
dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Ekstraksi cair-cair, yaitu proses pemisahan cairan
dari suatu larutan dengan menggunakan cairan sebagai
bahan pelarutnya.
2) Ekstraksi padat-cair, yaitu proses pemisahan cairan
dari padatan dengan menggunakan cairan sebagai bahan
pelarutnya.
b. Pengertian Kunyit
11
bagian dalamnya berwarna kuning tua, kuning jingga, atau
kuning jingga kemerahan sampai kecoklatan.
12
juga digunakan sebagai rempah-rempah dan mempunyai khasiat
sebagai obat tradisional.
e. Manfaat Kunyit
Dikutip dari jurnal (Teknologi Agro Industri 2018:91) kunyit
yang memiliki kandungan Curcumin yang tinggi.
Senyawa Kurkuminoid dalam ekstrak kunyit memiliki
efek antioksidan yang berguna untuk tubuh dari radikal
bebas, mencerahkan kulit, dan mengobati gatal-gatal
pada kulit. Sedangkan menurut Pangemanan, dkk (2016)
menggunakan ekstrak kunyit untuk menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aures dan
Pseudomonas sp. Rini,dkk (2018) melaporkan bahwa
ekstrak kunyit mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Esherichia coli dan Bacillus subtilis.
13
B. KERANGKA BERPIKIR
14
C. PENELITIAN RELEVAN
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Berdasarkan
eksplorasi penulis, beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian ini.
1) penelitian yang dilakukan oleh Hasni Kusuma Ratih pada tahun 2016 yang
berjudul “ Pembuatan sabun padat dari minyak sawit, kelapa dan zaitun serta
pengaruh penambahan ekstrak kunyit (Curcuma Longa L) sebagai
antioksidan” dengan kesimpulan senyawa kurkuminoid dalam ekstrak kunyit
memiliki efek anti-oksidan yang berguna untuk melindungi tubuh dari radikal
bebas, mencerahkan kulit, dan mengobati gatal-gatal pada kulit.
2) penelitian yang dilakukan oleh Servina Yuni Sari pada tahun 2018 yang
berjudul “Formulasi sediaan sabun cair dari ekstrak daun bidara (Ziziphus
mauritiana)” dengan kesimpulan dari penelitian ini diketahui bahwa semua
sediaan homogen, pH berkisar 8,5-9,1, memiliki daya busa yang baik tidak
menimbulkan iritasi gatal maupun kemerahan pada kulit dan formalis
sediaan sabun cair yang paling disukai oleh sukarelawan adalah formasi pada
konsentrasi 1%.
15
BAB III
B. Metode Penelitian
16
E. Hasil dan Pembahasan
17
c. Cara Kerja
1) Membuat Ekstrak Kunyit
18
c) Masukkan kunyit yang telah diparut tersebut ke
dalam kain lalu peras sampai mengeluarkan cairan
yang disebut dengan ekstrak
19
4) Tes suhu dari larutan NaOH tersebut menggunakan alat
termometer kimia, lalu diamkan larutan NaOH tersebut
hingga mencapai suhu ruangan 50 derajat
20
Gambar 3.9.Proses pencampuran semua bahan hingga
21
10) Setelah sabun didiamkan selama 5 hari di dalam
Dari penelitian ini menghasilkan berupa sabun padat dengan ekstrak kunyit.
22
BAB IV
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pembuatan sabun dengan ekstrak kunyit dapat dibuat dengan takaran:
kunyit 30 gram, aquadest 55 gram, minyak kelapa 125 gram, NaOH 17,5
gram, madu 9 gram untuk membuat 5 sabun, Sabun yang telah dibuat tidak
bisa langsung dipakai karna PH dari sabun tersebut belum stabil, tunggu 3- 4
bulan untuk bisa menggunakannya dengan aman.
B. Saran
23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran Observasi
24
DAFTAR PUSTAKA
DIY Tutorial Cara Membuat Sabun Kunyit di Rumah
https://youtu.be/mwXcY5cMUqs
DONI, S. (2018). Formulation of kaolin solid soap with varying coconut oil and
stearic acid concentration for cleansing severe najis (Bachelor's thesis,
Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah).
Fatimah, F., & Jamilah, J. (2018). Pembuatan Sabun Padat Madu dengan
Penambahan Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica). Jurnal Teknologi Agro-
Industri, 5(2), 90-100.
Hutauruk, H., Yamlean, P. V., & Wiyono, W. (2020). Formulasi dan uji aktivitas
sabun cair ekstrak etanol herba seledri (Apium graveolens L) terhadap
bakteri Staphylococcus aureus. PHARMACON, 9(1), 73-81.
Langingi, R., Momuat, L. I., & Kumaunang, M. G. (2012). Pembuatan sabun
mandi padat dari VCO yang mengandung karotenoid wortel. Jurnal
MIPA, 1(1), 20-23.
Muadifah, A., Amini, H. W., Putri, A. E., & Latifah, N. (2019). Aktivitas
antibakteri ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap
bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal SainHealth, 3(1), 45-54.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN DAN
PENDAMPINGAN PRODUKSI SABUN DI JALAN KLIWONAN
KELURAHAN TAMBAKAJI : Graflit. (2022). (n.p.): Anagraf Indonesia.
https://www.google.co.id/books/edition/PEMBERDAYAAN_MASYARA
KAT_MELALUI_PELATIHA/4fuGEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=sab
un&pg=PP1&printsec=frontcover
Putri, V. S. (2019). Formulasi Sediaan Sabun Cair Nanoemulsi Ekstrak Kunyit
(Curcuma longa L.) dan Uji Aktivitasnya Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus secara In Vitro (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Rusli, N. (2016). Formulasi Sediaan Sabun Padat Minyak Nilam
(Pogostemoncablin benth). Warta Farmasi, 5(2), 30-36.
25
Simanjuntak P, 2012. Studi Kimia dan Farmakologi Tanaman kunyit (Curcuma
longa L.) Sebagai Tumbuhan Obat Serbaguna. Agrium.Vol. 17 (2): 103-
107. http://repository.radenintan.ac.id/14150/
Susilo, T. Y. (2012). Khasiat Minyak Zaitun (Olive Oil) dalam Meningkatkan
Kadar HDL (High Density Lipoprotein) Darah Tikus Wistar Jantan
(Penelitian Eksperimental Laboratoris).
26