CAIR
Submitted to fulfill English School Final Practical Examination
1415.10.025
XII IPA 1
KABUPATEN BANDUNG
2016
i
LEMBAR PENGESAHAN
1415.10.025
XII IPA 1
Baleendah,
Disetujui oleh :
ii
ABSTRAK
Indonesia termasuk negara agraris, tanahnya subur, banyak tanaman hias tumbuh
di Indonesia karena tanahnya banyak mengandung unsur hara. Tapi, dari negara
kita yang agraris ini, para petani belum hidup sejahtera, karena mereka harus
mengeluarkan modal besar terutama untuk membeli pupuk. Pupuk sebenarnya tidak
hanya didapat dari bahan kimia saja tetapi bisa dibuat dari bahan alam seperti
tanaman pohon pisang. Pemanfaatan bonggol pisang untuk membuat pupuk cair
dilakukan dengaan cara mengiris kecil supaya mudah dihaluskan dengan cara
ditumbuk lalu ditambah dengan irisan gula merah dan air cucian beras yang
selanjutnya diperam atau difermentasikan selama 7-14 hari. Pupuk cair yang
dihasilkan dari bonggol pisang ini mengandung mikroorganisme lokal (MOL) yang
berkembang pada saat fermentasi, dimana mikroorganisme ini bermanfaat untuk
menyediakan unsur hara bagi tanaman selain itu dapat menyuburkan tanah karena
mempercepat pembusukan. Pupuk cair yang dari bonggol pisang ini diharapkan
dapat membantu ketersediaan pupuk karena dalam pembuatannya memiliki
keuntungan antara lain mudah dilakukan, bahan dasar murah karena memanfaatkan
limbah, waktu pengolahan/pembuatan singkat, menghasilkan pupuk organik yang
mengandung mikroba yang bermanfaat dan bernutrisi lengkap, ramah lingkungan,
memperbaiki kualitas tanah dan dapat meningkatkan hasil panen.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat dan karunia-Nya lah, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul Pemanfaatan Bonggol Pisang Untuk Membuat Pupuk
Cair.
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam
Akhirnya penulis sadari bahwa dalam menyusun karya ilmiah ini masih jauh
dari sempurna. Seperti pepatah mengatakan,Tak ada gading yang tak retak. Oleh
karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
untuk kesempurnaan penulisan karya ilmiah yang akan datang. Akhirnya penulis
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Tuhan Yesus, atas berkat dan kasih setia-Nya sehingga karya tulis ilmiah
ini dapat diselesaikan
5. Keluarga, khususnya kedua orang tua yang selalu memberikan bantuan dan
dorongan baik moril maupun materil
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
v
DAFTAR ISI
Abstrak .......................................................................................................
vi
Bab III Metodologi .....................................................................................
Lampiran ....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1 .2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis merumuskan permasalahan yang
akan dibahas sebagai berikut:
a. Bagaimana memanfaatkan bonggol pisang untuk membuat pupuk cair?
b. Apa keuntungan dari penggunaan bonggol pisang untuk pupuk cair?
1.3 Hipotesis
Menurut hipotesis penulis, bonggol pisang dapat digunakan sebagai salah
satu jenis bahan untuk pembuatan pupuk dan pupuk yang dihasilkan oleh bonggol
pisang dapat mempercepat pertumbuhan pada tanaman.
2
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Hipotesis
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Pisang
2.2 Bonggol Pisang
2.3 Air Cucian Beras
2.4 Gula Merah
2.5 Fermentasi
2.6 Pupuk
BAB III METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3 Alat dan Bahan
3.4 Desain Penelitian
3.4.1 Pembuatan Pupuk Cair
3.4.2 Pengaplikasian Pada Tanaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2. Bonggol Pisang
Basah Kering
Ca (mg) 15 60
P (mg) 60 150
Fe (mg) 0,5 2
Vitamin
a. B (mg) 0,01 0,04
b. C (mg) 12 4
Air (5) 86 20
5
2.3 Air Cucian Beras
Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang berlimpah, yang dapat
berfungsi sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman yang ramah
lingkungan serta banyak dijumpai di lingkungan sekitar. Kandungan nutrisi yang
ada pada air cucian beras di antaranya adalah karbohidrat berupa pati (85-90
persen), protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin yang tinggi.
Selain itu, formulasi air cucian beras merupakan media alternatif pembawa P.
fluorescens yang berperan dalam pengendalian patogen penyebab penyakit karat
dan pemicu pertumbuhan tanaman (Yayu, 2011).
2.5 Fermentasi
Proses fermentasi didefinisikan penguraian metabolik senyawa organik oleh
mikroorganisme yang menghasilkan energi yang pada umumnya berlangsung
dengan kondisi anaerobik disertai dengan pembebasan gas (KBBI). Senyawa yang
dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama adalah karbohidrat, sedangkan
asam amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu. Prinsip
dasar fermentasi adalah mengaktifkan kegiatan mikroba tertentu dengan tujuan
mengubah sifat bahan agar dihasilkan suatu yang bermanfaat. Perubahan tersebut
karena dalam proses fermentasi jumlah mikroba diperbanyak dan digiatkan
metabolismenya didalam bahan tersebut dalam batas tertentu.
6
2.6 Pupuk
Pupuk adalah material tertentu yang ditambahkan ke media tanam atau
tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman sehingga dapat berproduksi dengan baik. Pupuk terbagi menjadi pupuk
organik dan pupuk anorganik. Bahan utama pupuk organik adalah kotoran hewan,
sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu. Sedangkan, bahan utama pupuk anorganik
adalah senyawa-senyawa kimia. Berdasarkan wujud pupuk, pupuk dapat berbentuk
padat dan dapat pula berbentuk cair.
Namun, seiring berkembangnya zaman, pemakaian pupuk organik mulai
mengalami penurunan. Dan digantikan dengan pemakaian pupuk anorganik yang
kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam Kalsium di
Jerman pada tahun 1839.
.
7
BAB III
METODOLOGI
8
d. Pisau
e. Telenan
f. Cobek
2) bahan
a. 1 kg bonggol pisang
b. 200 gram gula merah
c. 2 liter air beras
9
3.4.2.1 Variabel Penelitian
Variabel Kontrol : tanaman cabai, suhu, cahaya, media tanaman,
jumlah air
Variabel Bebas : penggunaan pupuk
Variabel Terikat : pertumbuhan tanaman cabai
Tanaman dengan kode A adalah tanaman yang diberi pupuk cair bonggol
pisang sebanyak kurang lebih 5mL dengan jangka pemberian pupuk dua hari
sekali. Tanaman dengan kode B adalah tanaman yang tidak diberi pupuk cair
bonggol pisang.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pupuk cair yang berasal dari bonggol pisang ini memanfaatkan adanya
mikroorganisme alami yang berkembang pada saat fermentasi yang dikenal dengan
mikroorganisme local atau MOL.
Tanaman dengan kode A lebih banyak daunnya dan lebih segar
dibandingkan dengan tanaman dengan kode B yang memiliki beberapa daun.
Bahan untuk pembuatan mol bukan hanya bonggol pisang saja tetapi
batangnya pun bisa digunakan untuk MOL, tetapi MOL batang pisang manfaatnya
berbeda dengan bonggol pisang. Dalam mol batang pisang lebih banyak
mengandung unsur hara P atau phospat sehingga banyak digunakan sebagai
11
penambah nutrisi tanaman, sementara pada MOL bonggol pisang mengandung Zat
Pengatur Tumbuh Giberellin dan Sitokinin. (Trubus,2012)
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil peneliatian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Bonggol pisang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair.
2. Penggunaan bongol pisang untuk pupuk cair memiliki keuntungan
diantaranya adalah murah dan mudah, selain itu ramah lingkungan.
5.2 Saran
Untuk masyarakat terutama petani, setelah mengetahui bahwa bonggol
pisang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair diharapkan agar menggunakan
pupuk ini karena selain kualitasnya tidak kalah dibanding pupuk kimia sintetis juga
bisa didapat dengan harga yang lebih murah sehingga dapat menurunkan biaya
produksi.
Mengingat banyaknya Keuntungan dari pupuk ini diharapkan masyarakat
dapat melihat peluang usaha yang sangat luas untuk mengembangkan pupuk ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Evy, Sardi dkk. 2012. Mikroba Juru Masak Tanaman. Depok: Trubus Swadaya
Ilmiah, Unsoed
Bibit Publisher
http://www.gerbangpertanian.com/2012/05/apa-kehebatan-mol-bonggol-
pisang.html
http://kebundirumah.wordpress.com/pupuk-organik-padat-dan-tanaman/
http://wang-jou.blogspot.com/2013/01/mikro-organisme-lokal-mol-mikro.html
http://www.azhie.net/2012/03/pengertian-pupuk.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/06/pengertian-metode-penelitian-jenis-
dan-contohnya.html#
http://tipspetani.blogspot.co.id/2012/12/manfaat-air-cucian-beras-untuk-
penyubur.html
http://www.binasyifa.com/269/78/25/kandungan-dalam-gula-merah.htm
14