Anda di halaman 1dari 2

KRITIK

Kritik Sastra Novel Tanah Surga Merah karya Arafat Nur

Oleh : Rahma Juanita Paradilah

Novel Tanah Surga Merah merupakan novel karya Arafat Nur, novel ini dinobatkan sebagai Pemenang
Unggulan dalam Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016.Novel ini menceritakan tentang konflik
politik di Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

Meski menjadikan gejolak politik lokal sebagai pokok cerita, naskah ini tidak terperangkap pada
reportase jurnalistik. Novel ini menceritakan tentang seorang mantan tentara Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) yang pulang ke kampungnya dan memberontak pada para penguasa Aceh. Novel ini disampaikan
dengan gaya reportase yang tidak kering, dan novel ini dengan sabar membangun setiap peristiwa dengan
tema-tema yang politis.

Kelebihan dalam novel ini, meskipun latar belakang penulis novel ini yakni Arafat Nur bukan berasal dari
politikus atau partai politik. Tetapi, penulis mampu menjelaskan serta menggambarkan dengan sangat
jelas konflik politik yang ada di Aceh. Novel ini mengandung pesan moral dan Pendidikan yang mana
novel ini menyinggung masyarakat Aceh terutama kaum muda di Aceh yang malas untuk membaca buku.
Novel ini juga sangat membuat pembaca berimajinasi atau membayangkan suatu tempat bernama
Klekklok dikarang oleh penulis seperti tempat yang benar-banar ada dan nyata. Unsur budaya juga
melengkapi novel ini seperti ritual peusijuk (upacara adat masyarakat Aceh).

Tak banyak kekurangan yang ada dalam novel ini, ada alur yang menceritakan kisah cinta namun tidak
begitu banyak dan hanya saja sedikit membingungkan di akhir cerita yang mana Murad sang tokoh utama
dalam novel ini melarikan diri ke hutan bersama seorang wanita bernama Jemala, padahal di awal cerita
Murad jatuh cinta dengan Nanda.

Novel ini sangat rekomendasi dan sangat cocok untuk kalian yang menyukai novel bergenre politik.

JAWABAN

A. Tesis : Paragraf 1 & 2

Argumentasi : Paragraf 3

Penegasan Ulang : Paragraf 4

B. Fakta :

1) Novel ini menceritakan tentang seorang mantan tentara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang
pulang ke kampungnya dan memberontak pada para penguasa Aceh. (Paragraf 2)
2) Novel ini disampaikan dengan gaya reportase yang tidak kering, dan novel ini dengan sabar
membangun setiap peristiwa dengan tema-tema yang politis. (Paragraf 2)

Opini :

1) Tetapi, penulis mampu menjelaskan serta menggambarkan dengan sangat jelas konflik politik
yang ada di Aceh. (Paragraf 3)

C. Inti Pesan :

Sesuatu yang ingin disampaikan oleh Rahma Juanita selain dari kelebihan dan kekurangannya,
adalah pengembangan ceritanya. Dalam teks kritik tersebut terdapat kekaguman kritikus terhadap
jalan cerita dan penggambaran cerita yang jelas. Novel ini dikatakan oleh kritikus sebagai suatu
novel sastra yang sangat cocok untuk pembaca yang menyukai genre politik.

MUHAMMAD RIZAL FEBRIANTO

XII MIPA 6

24

Anda mungkin juga menyukai