Anda di halaman 1dari 2

Banyak orang menganggap faktor keluarga adalah pengaruh langsung utama

karena keluarga merupakan filter biasa dimana budaya, kelas, agama, dan sumber-sumber
lainnya mengalir ke seorang individu di awal usia perkembangannya. Terdapat pengaruh
penting lain terhadap pengembangan sikap selain keluarga, yaitu budaya. Budaya adalah
pengaruh paling penting yang sangat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat
lain. Setiap individu dalam masyarakat yang kompleks di pengaruhi oleh banyak
kelompok di mana ia menjadi anggotanya. Geografi, agama, pendidikan, teman sebaya,
dan keanggotaan kelompok sosio-ekonomi memberikan pengaruh dalam hal norma
kelompok dan standar sikap yang harus dipelajari, dan banyak dari sikap ini yang
berhubungan dengan situasi kerja dan masyarakat industri. Dalam beberapa kasus, sikap
seseorang telah terbentuk, bukan oleh keanggotaan di dalam kelompok referensi,
melainkan karena mereka bercita-cita menjadi anggota kelompok tersebut sehingga
mengadopsi sudut pandangnya.

Dapat dilihat bahwa kesulitan untuk memvalidasi apakah suatu argument itu harus
atau tidak harus digunakan menimbulkan persepsi dan konsep tertentu terhadap
perusahaan karena persepsi dan konsep ini merupakan derivative dari sikap, dan sikap ini
pada gilirannya merupakan fungsi dari banyak hal, termasuk lingkungan social dan
sejarah sosial. Harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya menyadari seluruh
aspek dari struktur nilai mereka atau bermacam sikap yang masuk ke struktur tersebut.
Oleh karena itu, mereka tidak sepenuhnya menyadari persepsi mereka terhadap
lingkungan tertentu. Banyak dari nilai-nilai ini terekam di alam bawah sadar mereka,
menunggu kemungkinan untuk tampil jika terdapat motivasi yang sesuai. Hipotesis
berikut didasarkan pada observasi informasi yang dilakukan terhadap beberapa praktik
akuntan publik, akuntan dalam perdagangan dan industri, pemegang saham, para pelaku
bisnis dalam segala ukuran, mahasiswa, dan seterusnya. Sebagian besar dari mereka tidak
menyadari contoh pertama dari istilah konsep kepemilikan dan konsep entitas karena
pembahasan dalam judul ini kelihatannya hanya ada dalam bentuk tulisan akademik.
BEBERAPA HIPOTESIS MENGENAI KONSEP KEPEMILIKAN

Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memeiliki saham
dari perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan. Hal
ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki saham biasa dalam kuantitas yang
substansial. Diakui bahwa sebagian besar praktik akuntan publik didasarkan pada
pandangan kepemilikan, dan mereka yang membahas hal ini sepertinya setuju bahwa ini
merupakan hasil dari pengapdosian mereka terhadap sudut pandang pemegang saham
ketika mereka melakukan audit terhadap banyak perusahaan. Di Australia, auditor benar-
benar ditunjuk oleh pemegang saham pada setiap rapat tahunan perusahaan, dan laporan
audit singkat mereka pada catatan kaki neraca dialamatkan kepada pemegang saham yang
menunjuknya. Pengaruh keluarga dalam pembahasan ini tidak boleh dilupakan. Banyak
istri dan anak dari pemegang saham besar juga menjadi pemegang saham, dan konsep
kepemilikan diserap dalam atmosfer rumah. Banyak akuntan publik mengikuti jejak
ayahnya, dan bahkan ketika anaknya masuk ke pekerjaan berbeda, mereka sering
menggunakan banyak nilai orang tua sebagai bagian dari nilai yang di anutnya. Sulit bagi
banyak orang untuk memisahkan bisnis mereka dengan kepentingan pribadi. Semuanya
dianggap sebagai hak milik dan cenderung disalurkan ke dalam satu jaringan kekayaan.
Dalam hal ini, setelah melihat konsep keuntungan perusahaan besar dan kecil dari posisi
eksternal, dikatakan bahwa: keuntungan dari perusahaan besar mempunyai
impersonalitas, sementara pada perusahaan kecil, hubungan antara wiraswasta dengan
laba perusahaan sesungguhnya sangat dekat. Meskipun demikian, sebagaimana diklaim
pada bagian sebelumnya, sebagian besar ekonom menganut konsep kepemilikan.

Anda mungkin juga menyukai