Bab Iv
Bab Iv
id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang dilakukan secara profesional dan dipimpin
oleh Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN. Pada mulanya Balai Besar Rehabilitasi
BNN Bogor diresmikan pada tanggal 31 Oktober 1974 oleh Ibu Tien Soeharto dengan
nama Wisma Pamardi Siwi yang berfungsi untuk menampung tahanan perempuan dan
commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kepala BNN No. 2 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Rehabilitasi BNN, pusat rehabilitasi rujukan nasional tersebut kini bernama Balai Besar
rehabilitasi, dan pelayanan wajib lapor serta memberikan dukungan informasi dalam
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, untuk selanjutnya disebut P4GN.
Hingga kini, Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor terus mengembangkan diri sebagai
beberapa sarana antara lain Primary house yang meliputi Green house, House of hope,
dan House of change, Re-entry house, CIC house, Guest house, masjid, gereja, vihara,
Balai rehabilitasi yang terletak di Jalan Mayjen. H. R. Edi Sukma Km. 21, Desa
Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini memiliki dasar
hukum pendirian antara lain Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009 tentang
tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Badan Narkotika Nasional Repblik Indonesia,
November 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Terapi dan
commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Rehabilitasi BNN, serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
1) Visi
2) Misi
commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 5.
Struktur Organisasi Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor
a. Berusia 17 45 tahun ke atas, untuk kasus tertentu akan diputuskan oleh tim.
b. Terbukti positif menggunakan Narkoba melalui hasil tes urin atau memiliki
e. Calon residen yang berasal dari instansi pemerintah atau swasta wajib
f. Calon residen yang berasal dari anggota kepolisian atau TNI wajib
g. Calon residen bantaran wajib diantar oleh penyidik dengan surat pengantar
resmi.
h. Calon residen yang berasal dari putusan pengadilan wajib diantar oleh
j. Orang tua atau wali bersedia menghadiri pertemuan yang telah dijadwalkan,
d. Alur Rehabilitasi
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada dasarnya Balai Besar Rehabilitasi BNN (2013) memiliki dua jenis
Community (TC), kedua rehabilitasi tersebut diberikan pada residen dengan tahap:
Tahap ini dilakukan dengan: (1) pemeriksaan urin atau rambut; (2)
wawancara; (3) pemeriksaan fisik; (4) pemberian terapi simptomatik; dan (5)
rencana terapi. Tahap ini melibatkan keluarga sebagai primary support group
2) Rehabilitasi medis
menatalaksanakan kondisi akut dari intoksikasi maupun putus zat diikuti dengan
dengan tahap entry yang merupakan tahap orientasi yang berfokus pada
3) Rehabilitasi sosial
berbasis pada TC dan dilaksanakan dalam dua sub tahap, yaitu fase primary dan
fase re-entry. Fase primary dilaksanakan selama empat bulan, pada tahap ini
commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang memiliki hirarki dan jadwal harian serta menerima terapi kelompok dan
re-entry, residen berada pada tahap adaptasi dan kembali bersosialisasi dengan
hidup sehat dan produktif berbasis konservasi alam. Fase re-entry dilaksanakan
Rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang dijalani oleh residen diperkuat
Rehabilitasi BNN selama enam bulan dan meliputi lima tahap pelaksanaan, yaitu:
dengan kondisi lingkungan yang ada. Kegiatan pada tahap ini bertujuan untuk
Pada tahap ini residen diberikan keterampilan sesuai dengan bakat dan
yang sesuai dengan harapan. Tahap pelatihan dan praktek dilakukan selama
empat minggu.
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Evaluasi pada tahap ini juga digunakan sebagai rujukan untuk tahap selanjutnya.
Evaluasi hasil dan penyiapan praktek kerja lapangan dilakukan selama dua
minggu.
4) Rumah dampingan
didampingi konselor, pekerja sosial, dan tenaga medis. Selama dua bulan berada
di dalam rumah dampingan, residen akan menjalani tes urin dan rambut secara
5) Rumah mandiri
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari program pasca rehabilitasi. Pada
tahap rumah mandiri, residen selama dua bulan tinggal secara mandiri tanpa
sosial, dan tenaga medis hanya hadir secara berkala untuk melakukan
ditujukan pada pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian. Permohonan izin
dimulai sejak peniliti mengadakan survei pra-penelitian dengan surat pengantar perihal
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kepada Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor. Peneliti mendapatkan izin untuk
persetujuan survei pra-penelitian dari Kabag Umum Balai Besar Rehabilitasi BNN
dengan tujuan melakukan observasi dan wawancara awal guna mengetahui kondisi
lapangan dan mengetahui kondisi residen sebagai calon subjek penelitian. Selain itu,
survei pra-penelitian juga dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan
koordinasi kembali dengan pihak Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor dan mengajukan
izin penelitian melalui surat pengantar izin penelitian dari Program Studi Psikologi
dari pihak Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor melalui surat persetujuan izin penelitian
dengan nomor B/084/III/2014/BALAI BESAR pada tanggal 26 Maret 2014. Setelah itu,
peneliti terus melakukan koordinasi dengan pihak Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
Resilience Scale 14 (RS-14). RS-14 dirancang dan dikembangkan oleh Wagnild dan
commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Young tahun 2009. Skala resiliensi yang disusun oleh Wagnild dan Young dinilai
sebagai alat ukur resiliensi yang dapat digunakan pada berbagai jenis kelamin,
kelompok etnis, dan kelompok usia dibandingkan dengan lima alat ukur resiliensi
lainnya (Ahern, 2006). Pengukuran resiliensi pada residen rehabilitasi Narkoba dengan
merupakan aitem favorable dan mengindikasikan dua faktor, yaitu: (1) personal
competence yang meliputi perseverance dan self reliance; dan (2) acceptance of self
and life, yang meliputi meaningfulness, equanimity, dan coming home to yourself. RS-
terjemahan dari Dr. Gail Wagnild. Berikut adalah tabel distribusi aitem RS-14:
Tabel 4.
Blueprint Resilience Scale 14 (RS-14)
Sub Faktor Komponen Nomor Aitem
Personal competence Perseverance 7, 8, 9
Self-reliance 5, 11, 12, 14
Acceptance of self and life Meaningfulness 1, 2, 6
Equanimity 3, 4
Existential aloneness 10, 13
4. Persiapan Eksperimen
dilakukan oleh satu orang fasilitator yaitu peneliti didampingi oleh staf rehabilitasi
sosial Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor, Slamet Fatrika, S.Psi. sebagai co-fasilitator,
dan satu orang observer. Sebelumnya, peneliti mengadakan briefing penjelasan materi
dan detail pelaksanaan pelatihan kepada co-fasilitator dan observer agar penelitian
commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rancangan penelitian. Selanjutnya, peneliti
pelatihan kebermaknaan hidup. Setelah itu, peneliti mempersiapkan alat-alat yang akan
presentasi materi pelatihan serta video pelatihan dan memutar musik yang
Sound system dalam penelitian ini digunakan untuk memperjelas suara dari
d. Modul pelatihan
Modul pelatihan dalam penelitian ini terdiri dari modul pelatihan pertemuan
hari pertama, pertemuan hari kedua, dan pertemuan hari ketiga. Masing-masing
dengan angket observasi, panduan wawancara pra dan pasca-pelatihan, dan angket
lampiran H.
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Buku kerja pelatihan diberikan pada seluruh peserta pelatihan. Buku kerja ini
dikerjakan selama pelatihan berlangsung sebagai salah satu sarana interaksi antara
fasilitator dengan peserta pelatihan serta sebagai sarana untuk memahami latar
alternatif interval respon dari angka 1 hingga 7. Angka 1 untuk menyatakan sangat
tidak setuju, angka 5 untuk menyatakan respon netral, dan angka 7 untuk
menyatakan sangat setuju. Seluruh aitem dalam skala ini merupakan aitem favorable
sehingga skor masing-masing aitem sesuai dengan nomor interval respon yang
dipilih. Pengujian dilakukan dengan teknik uji coba terpakai kepada 21 residen
dilaksanakan pada tanggal 22 April 2014 pukul 10.00 10.40 WIB di Re-entry
house, Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor. Prosedur penyebaran RS-14 dilakukan
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bersama-sama. Peniliti dibantu oleh observer dan didampingi oleh staf rehabilitasi
sosial Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor, Vinna Caturinata, S.Psi., M.Psi., Psi.
dalam penyebaran dan pengisian RS-14. Setelah RS-14 yang telah diisi
serta reliabilitas terhadap hasil RS-14 yang telah diisi. Berikut adalah
Uji coba modul pelatihan dilakukan pada tujuh residen rehabilitasi Narkoba
yang memiliki karakteristik sama dengan subjek penelitian. Uji coba modul
pelatihan dilakukan pada tanggal 22 April 2014 pukul 13.00 14.10 di gedung serba
guna Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor dan didampingi oleh staf rehabilitasi
sosial Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor, Slamet Fatrika, S.Psi. Prosedur
pelaksanaan uji coba modul pelatihan ini adalah dengan memberikan materi
pelatihan dan memberikan pelatihan secara sekilas, kemudian meminta peserta uji
coba modul pelatihan untuk mengisi lembar pemahaman materi modul pelatihan.
Tabel 5.
Nilai Uji Coba Pemahaman Materi Modul Pelatihan
Subjek Nilai
1 90
2 80
3 90
4 80
5 90
6 100
7 100
Rata-rata 90
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada tabel nilai uji coba pemahaman materi modul pelatihan menunjukkan
bahwa nilai tertinggi yang diperoleh subjek adalah 100 sedangkan nilai terendah
yang diperoleh subjek adalah 80. Rata-rata uji coba pemahaman materi modul
pelatihan adalah 90, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek
penghitungan skor pada aitem RS-14 yaitu sesuai dengan nilai interval respon yang
dipilih, misalnya nilai interval respon yang dipilih adalah angka 1 maka aitem memiliki
skor 1 dan apabila interval respon yang dipilih adalah angka 5 maka aitem memiliki
skor 5. Setelah penghitungan skor RS-14 dilakukan, maka akan diperoleh nilai resiliensi
setiap subjek untuk kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas skala
Pengujian validitas skala dalam penelitian ini meliputi content validity dan
uji validitas menggunakan teknik korelasi product moment. Content validity melalui
berkompeten serta Dr. Gail Wagnild selaku penyusun RS-14, sehingga skala yang
digunakan memiliki penampilan yang lebih meyakinkan, memiliki aitem yang dapat
program SPSS for MS Windows ver. 16.0. Hasil uji validitas ini akan menentukan
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
aitem skala penelitian yang gugur dan valid. Hasil uji validitas 14 aitem skala dalam
penelitian ini menunjukkan aitem skala memiliki indeks korelasi berkisar 0.448
0.785. Aitem dianggap valid dengan cara membandingkan indeks korelasi aitem
dengan indeks korelasi tabel. Aitem dianggap valid apabila indeks korelasi aitem
lebih besar daripada indeks korelasi tabel (rhitung > rtabel). Indeks korelasi tabel untuk
21 responden (df = n-2) pada taraf signifikansi 5% bernilai sebesar 0,432, jadi aitem
dianggap valid apabila nilai indeks korelasi hitungnya lebih besar dari 0,432. Hasil
uji validitas aitem skala pada penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh aitem
memiliki nilai indeks korelasi hitung lebih besar dari 0,432, sehingga dapat
disimpulkan bahwa seluruh aitem skala dalam penelitian ini valid dan dapat
digunakan sebagai alat ukur penelitian. Hasil uji validitas aitem skala selengkapnya
kecermatan dalam pengukuran (Azwar, 2012). Uji reliabilitas pada penelitian ini
program SPSS for MS Office ver 16.0. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang
angka dari 0.00 sampai dengan 1.00, apabila koefisien reliabilitas semakin tinggi
commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ghozali (2011) menyatakan bahwa apabila nilai uji koefisien reliabilitas di atas 0,6
dinyatakan bahwa skala resiliensi tersebut adalah reliabel dan dapat digunakan
Tabel 6.
Distribusi Resilience Scale 14 (RS-14) untuk Penelitian
Jumlah Nomor
Aspek Resiliensi Valid Gugur
Aitem Aitem
Personal competence
- Perseverance 3 7, 8, 9 3 -
- Self reliance 4 5, 11, 12, 14 4 -
Acceptance of self and life
- Meaningfulness 3 1, 2, 6 3 -
- Equanimity 2 3, 4 2 -
- Existential aloneness 2 10, 13 2 -
Jumlah 14
commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dinyatakan valid atau tidak ada aitem yang gugur, sehingga dalam penelitian ini peneliti
menggunakan kategorisasi tingkat resiliensi yang disusun oleh Wagnild dan Young
(2009), yaitu:
B. Pelaksanaan Penelitian
Data pretest yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang sudah
didapatkan dalam uji coba RS-14, karena berdasarkan uji validitas tidak ada aitem yang
gugur, maka nilai yang diperoleh pada uji coba RS-14 merupakan nilai yang akan
Subjek dalam penelitian ini adalah residen rehabilitasi Narkoba di Balai Besar
Rehabilitasi BNN Bogor yang berjumlah 14 orang. Sejak pelaksanaan survei pra-
penelitian, yaitu peneliti hanya dapat mengambil data residen sejumlah yang
dibutuhkan, karena dalam penelitian ini peneliti perlu melibatkan setidaknya 21 residen
yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian, maka peneliti hanya memiliki akses untuk
mengambil data dari 21 residen. Seluruh subjek dalam penelitian ini merupakan residen
commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang menghuni Re-entry house yang merupakan tahapan terakhir dalam program
residen dikembalikan kepada keluarga atau menjalani program pasca rehabilitasi. Pada
tahap ini, residen diberikan kebebasan untuk beraktivitas dan berinteraksi, namun masih
Subjek penelitian sejumlah 14 orang residen dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak. Berikut adalah pembagian
Tabel 7.
Subjek Kelompok Eksperimen berdasarkan Tingkat Resiliensi
Subjek Skor Resiliensi Tingkat Resiliensi
1 68 Rendah
2 54 Rendah
3 30 Sangat Rendah
4 69 Rendah
5 71 Rata-Rata
6 47 Sangat Rendah
7 56 Sangat Rendah
Tabel 8.
Subjek Kelompok Kontrol berdasarkan Tingkat Resiliensi
Subjek Skor Resiliensi Tingkat Resiliensi
A 58 Sangat Rendah
B 73 Rata-Rata
C 76 Rata-Rata
D 77 Rata-Rata
E 74 Rata-Rata
F 69 Rendah
G 73 Rata-Rata
peneliti menjelaskan teknis dan pelaksanaan penelitian lebih rinci dan membagikan
commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tangani.
3. Pelaksanaan Eksperimen
metode ceramah dan diskusi, studi kasus, role play, simulasi dan permainan, dan
latihan. Awalnya peserta dalam pelatihan ini adalah tujuh orang residen, namun pada
pelaksanaan pertemuan pertama, subjek 7 tidak dapat hadir karena telah memiliki
agenda yang tidak dapat ditinggalkan, sehingga peneliti melakukan drop out terhadap
keluarga, sehingga peneliti juga melakukan drop out terhadap subjek 6. Sehubungan
dengan dilakukannya drop out pada dua subjek di kelompok eksperimen, maka peneliti
juga melakukan drop out pada dua subjek di kelompok kontrol untuk menyetarakan
jumlah subjek antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut adalah
pembagian subjek kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah drop out
Tabel 9.
Subjek Kelompok Eksperimen Setelah Drop Out
Subjek Skor Resiliensi Tingkat Resiliensi
1 68 Rendah
2 54 Rendah
3 30 Sangat Rendah
4 69 Rendah
5 71 Rata-Rata
commit to user
97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 10.
Subjek Kelompok Kontrol Setelah Drop Out
Subjek Skor Resiliensi Tingkat Resiliensi
A 58 Sangat Rendah
B 73 Rata-Rata
C 76 Rata-Rata
D 77 Rata-Rata
E 74 Rata-Rata
Tabel 11.
Data Deskriptif Kelompok Eksperimen
Subjek Inisial Usia Pendidikan
1 DS 17 tahun SMP
2 AS 28 tahun S1
3 FY 31 tahun SMA
4 IH 21 tahun SMA
5 BU 24 tahun SMA
Tabel 12.
Data Deskriptif Kelompok Kontrol
Subjek Inisial Usia Pendidikan
A HS 31 tahun SMA
B ZH 34 tahun SMA
C MU 24 tahun SMA
D SB 38 tahun SMA
E SA 26 tahun S1
Seluruh pertemuan pada pelatihan ini dilaksanakan di ruang kelas Balai Besar
Rehabilitasi BNN Bogor. Fasilitator dalam pelatihan ini adalah peneliti sendiri,
didampingi oleh staf rehabilitasi sosial Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor, Slamet
sebagai berikut:
commit to user
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tanggal 22 April 2014 dan berlangsung selama 100 menit, yaitu mulai dari pukul
15.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.40 WIB, bertempat di ruang kelas Balai
Besar Rehabilitasi BNN Bogor. Peserta yang hadir dalam pelatihan kebermaknaan
hidup pertemuan hari pertama ini sebanyak enam orang. Pelatihan kebermaknaan
hidup pertemuan hari pertama dibagi menjadi dua sesi yang menggunakan metode
ceramah dan diskusi, pemutaran video, simulasi, latihan, dan permainan. Berikut
dahulu fasilitator membuka pertemuan dengan salam dan doa. Pada bagian
dan observer yang terlibat. Setelah itu, fasilitator mengajak satu per satu peserta
pertemuan hari pertama dan membuat beberapa kontrak dengan peserta demi
untuk membangun hubungan yang lebih akrab antara fasilitator dengan peserta.
commit to user
99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan format MS Office Power Point 2007 yang disajikan pada layar LCD.
Setelah materi pemahaman diri diberikan, peserta diajak untuk lebih memahami
kendala, dan tokoh tersayang. Pengerjaan tugas diawali dengan pertanyaan yang
diajukan oleh fasilitator dan dijawab bersama-sama secara tertulis pada buku
kerja, dalam hal ini subjek 6 harus sering dibantu secara pribadi oleh co-
fasilitator, hal ini untuk mengajak peserta secara langsung mempraktekan materi
seorang anak laki-laki dengan ayahnya. Sang anak yang diusir ayahnya karena
Di suatu sisi sang ayah yang masih kecewa dengan perbuatan anaknya di masa
lalu tidak tega melihat anaknya yang begitu tidak berdaya, Ia pun menggendong
anaknya tersebut untuk latihan berjalan seperti saat anaknya masih kecil. Sang
anak yang pada awalnya menolak karena merasa kesakitan berubah pikiran
commit to user
100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
setelah melihat tekad kuat sang ayah yang ingin membantunya untuk pulih.
Semua kemauan dan usaha untuk memulai kehidupan yang positif terbayar
dengan pulihnya sang anak tepat pada saat makan malam keluarga saat tahun
baru.
sama merenungkan esensi atau pesan yang dapat diambil dari video tersebut.
Sebagian peserta mampu menjelaskan esensi video secara baik dengan versinya
masing-masing karena inti cerita dalam video tersebut dirasa hampir sama
peserta mengenai materi ini melalui lembar kerja rancangan aksi. Fasilitator
yang lebih positif. Sesi 1B diakhiri dengan pemutaran video mengenai kisah
dalam pertemuan hari kedua yang akan dilaksanakan keesokan harinya di tempat
yang sama pada pukul 10.00 WIB. Pertemuan hari pertama diakhiri dengan doa.
commit to user
101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tanggal 23 April 2014 bertempat di ruang kelas Balai Besar Rehabilitasi BNN
Bogor. Pada awalnya, pertemuan hari kedua ini direncanakan untuk dimulai pada
pukul 10.00 WIB, namun karena pada waktu tersebut peserta masih mengikuti
kegiatan rutin morning meeting, maka pertemuan hari kedua dimulai sedikit
terlambat pada pukul 10.25 WIB. Pertemuan hari kedua berlangsung selama 90
menit dan berakhir pada pukul 11.55 WIB. Peserta yang hadir pada saat pertemuan
hari kedua ini sebanyak enam orang. Pertemuan hari kedua dibagi menjadi dua sesi,
yaitu sesi pengakraban hubungan, ice breaking dan sesi pendalaman catur nilai
sumber makna hidup yang dibuka dengan salam dan doa. Kedua sesi dalam
pertemuan hari kedua ini disampaikan dengan metode ceramah dan studi kasus,
peserta untuk membayangkan keadaan rumah yang sudah sekitar tujuh bulan
yang baru saja mereka bayangkan tersebut ke dalam lembar buku kerja.
commit to user
102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ruangan tertentu, karena ruangan tersebut dirasa yang paling berkesan, fasilitator
terima kasih diucapkan apabila menerima pertolongan dari orang lain, kata maaf
disampaikan apabila berbuat salah kepada orang lain baik secara sengaja
maupun tidak disengaja, sedangkan kata aku sayang padamu disampaikan secara
tulus pada orang lain untuk menunjukkan penerimaan atas kehadiran orang
dibuat masing-masing dan membayangkan kepada siapa kata terima kasih, maaf,
dan aku sayang padamu akan diucapkan pada orang-orang yang berada di
lingkungan sekitar yang telah mereka gambar. Sebagian peserta merasa kesulitan
untuk mengucapkan terima kasih, karena merasa menjalani segala cobaan yang
menghayati kata terima kasih untuk hal-hal yang lebih kecil dan menerangkan
kepada peserta bahwa program rehabilitasi yang sedang dijalani pada saat itu
pun pasti tidak terlepas dari usaha orang di sekitar yang ingin membuat peserta
pulih.
Sesi 2A dilanjutkan dengan bagian berbagi kisah hidup. Pada bagian ini,
menjalani program rehabilitasi mulai dari residen yang ditemui saat tahap
commit to user
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
juga saling bertanya mengenai kisah hidup satu sama lain, dalam hal ini
fasilitator dan co-fasilitator berperan sebagai moderator agar sesi tetap berjalan
dengan kondusif.
untuk melakukan ice breaking secara berpasangan. Hal ini dilakukan untuk
menjaga intensi peserta pada pelatihan dan membina hubungan yang lebih akrab
antar peserta.
Sesi 2B dilakukan dengan metode ceramah dan studi kasus. Sesi ini
diawali dengan penjelasan materi ragam catur nilai dengan media MS Office
Power Point 2007. Materi ragam catur nilai menjelaskan tentang nilai-nilai
mengenai materi ragam catur nilai dibawakan melalui metode studi kasus.
Fasilitator
mantan residen Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor yang kini sudah memiliki
commit to user
104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kemungkinan tentang adanya pencapaian yang lebih besar yang mungkin dapat
diraih tokoh dalam cerita sesuai dengan catur nilai yang dimiliki.
Pertemuan hari kedua diakhiri dengan umpan balik dari peserta serta
rangkuman seluruh materi pertemuan hari kedua yang disampaikan oleh fasilitator.
tanggal 25 April 2014 bertempat di ruang kelas Balai Besar Rehabilitasi BNN
berlangsung selama 85 menit, dimulai dari pukul 13.30 WIB hingga pukul 14.55
WIB. Pertemuan hari ketiga ini dibagi menjadi dua sesi menggunakan metode
ceramah dan diskusi, simulasi, dan latihan dan dihadiri oleh enam orang peserta
yang diawali dengan salam dan doa. Berikut adalah penjelasan pelaksanaan
yang telah diberikan pada pertemuan hari pertama dan pertemuan hari kedua
commit to user
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan meminta izin pada fasilitator untuk membawa subjek 6 keluar karena
meninggalkan pelatihan dan melanjutkan sesi dengan lima peserta yang lainnya.
tersebut dengan penuh penghayatan dan bagian lirik yang paling mengena bagi
dirinya.
kertas HVS yang di pojok kanan bawahnya terdapat gambar seseorang yang
sedang duduk terpojok dan spidol berwarna pada peserta. Sebelum fasilitator
kemudian mencoret-coret daftar yang sudah dibuat hingga tulisan dalam daftar
tersebut tidak dapat terlihat lagi. Selanjutnya, fasilitator meminta peserta untuk
commit to user
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
disusun kembali. Hal ini dimaksudkan sebagai simbol bahwa peserta dalam
pelatihan ini telah melepaskan kemalangan dan kendala yang selama ini mereka
Pertemuan hari ketiga diakhiri dengan penutupan oleh fasilitator dan ucapan
terima kasih kepada peserta atas partisipasi aktif peserta selama mengikuti pelatihan.
kontrol dilaksanakan pada tanggal 25 April 2014 yaitu di hari terakhir pertemuan
pelatihan dilaksanakan. Pengambilan data posttest dilakukan pada pukul 16.00 WIB di
commit to user
107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengambilan data posttest kelompok kontrol dilaksanakan di Re-entry house Balai Besar
kelompok kontrol dilakukan dengan pengisian Resilience Scale 14 (RS-14) oleh subjek
secara mandiri dengan pengawasan peneliti dibantu oleh satu orang rekan mahasiswa.
yang telah diisi oleh kelompok eksperimen dan kontrol. Distribusi skor posttest lebih
C. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tingkat resiliensi antara
Tabel 13.
Deskripsi hasil penelitian
Pengukuran
Pretest Posttest
Kelompok Subjek
Skor Tingkat Skor Tingkat
RS-14 Resiliensi RS-14 Resiliensi
1 68 Rendah 83 Tinggi
2 54 Sangat Rendah 91 Sangat Tinggi
Eksperimen 3 30 Sangat Rendah 87 Tinggi
4 69 Rendah 86 Tinggi
5 71 Rata-rata 92 Sangat Tinggi
commit to user
108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
80
60
Eksperimen
40
20 Kontrol
0
Pretest Posttest
Gambar 6.
Rata-rata Skor Resiliensi Kelompok Eksperimen dan Kontrol
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selanjutnya dicari gain score dari hasil
pretest dan posttest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
untuk kemudian dilakukan uji hipotesis dengan bantuan program SPSS for MS
Tabel 14.
Gain Score Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Subjek Gain Score
1 15
2 37
Eksperimen 3 57
4 17
5 21
A -42
Kontrol
B -8
commit to user
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C -2
D -3
E -5
menunjukkan adanya selisih skor pretest dan posttest. Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa terjadi perubahan positif pada kelompok eksperimen dan perubahan positif
terbesar dialami oleh subjek 3 dengan gain score sebesar 57, sedangkan perubahan
juga terjadi pada kelompok kontrol berupa perubahan negatif dengan gain score
b. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi
dilakukan untuk mengetahui jenis statistik yang akan digunakan untuk uji hipotesis
1) Uji Normalitas
mengikuti distribusi kurva normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
teknik One Sample Kolmogorov Smirnov melalui program komputasi SPSS for
normalitas ini adalah 5% (0.05). Uji normalitas dari data yang diperoleh dari
Tabel 15.
Hasil Uji Normalitas Tingkat Resiliensi
KEpre KEpost KKpre KKpost
N 5 5 5 5
Normal Mean 58.4 87.8 71.0 59
commit to user
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebesar 0.461, pretest kelompok kontrol sebesar 0.877, dan posttest kelompok
kontrol sebesar 0.879. Seluruh nilai Kolmogorov Smirnov Z baik pada kelompok
2) Uji Homogenitas
homogen tidaknya suatu data pada kedua kelompok sampel. Uji homogenitas
Tabel 16.
Hasil Uji Homogenitas Tingkat Resiliensi
Variances
F Sig.
Pretest 0.791 0.400
Posttest 4.602 0.064
Gain Score 0.126 0.732
commit to user
111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa nilai F pretest, posttest, dan
gain score masing-masing adalah 0.791, 4.602, dan 0.126. Seluruh nilai F pada
data penelitian ini lebih dari 0.05, hal ini menunjukkan bahwa varian pada
Uji asumsi berupa uji normalitas dan homogenitas pada data penelitian ini
menunjukkan bahwa data penelitian memiliki distribusi normal dan varian sama
(homogen), dengan demikian uji hipotesis dapat dilakukan dengan teknik statistik
parametrik, namun dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan statistik non
c. Uji Hipotesis
nonparametrik yang sangat kuat (powerful) dan merupakan alternatif dari uji
parametrik t test (Ghozali, 2011). Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
tingkat resiliensi antara dua sampel independen, yaitu sampel yang mendapatkan
(kelompok kontrol). Uji 2 sampel independen Mann Whitney dikenakan pada data
Tabel 17.
Hasil Uji 2 Sampel Independen Mann Whitney pada
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Skor
Mann-Whitney U 0.000
commit to user
112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0.008
independen Mann Whitney, diperoleh nilai z sebesar -2.611 dan nilai uji signifikansi
(p) sebesar 0.009 (uji dua sisi). Oleh karena nilai uji signifikansi (p) lebih kecil dari
0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan skor resiliensi antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan. Hal ini
BNN Bogor.
digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara two
Tabel 18.
Hasil Uji Wilcoxon pada Kelompok Eksperimen
Pretest-Posttest
Negative Ranks 0.00
Positive Ranks 3.00
Z -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.043
commit to user
113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan data hasil uji Wilcoxon pada tabel di atas, diketahui bahwa uji
Wilcoxon mendasarkan pada ranking positif 3.00 dengan menghasilkan nilai hitung
z sebesar -2.023 dan nilai uji signifikansi (p) sebesar 0.043 (uji dua sisi). Oleh
karena nilai uji signifikansi (p) lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa
(pretest) dan sesudah pelatihan (posttest). Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan
penutupan yang terdiri dari beberapa indikator antara lain, yaitu: materi
sasaran. Hasil analisa program pelatihan selengkapnya dapat dilihat pada tabel
19. Pada tabel 19, distribusi kriteria diringkas menjadi lima indikator yaitu
sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang untuk memudahkan peneliti
Tabel 19.
Hasil Analisa Evaluasi Program Pelatihan
Distribusi Kriteria Evaluasi (dalam %)
No. Indikator Evaluasi Sangat Sangat
Baik Cukup Kurang
Baik Kurang
1. Materi pelatihan pertemuan 60% 20% 20%
pertama
commit to user
114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
materi pelatihan pertemuan hari pertama dengan kriteria sangat baik sebanyak
60% , kriteria baik sebanyak 20%, dan kriteria cukup sebanyak 20%. Materi
pertemuan hari kedua dan ketiga juga dinilai baik oleh subjek dengan kriteria
sangat baik sebanyak 40% dan kriteria baik sebanyak 60%. Sebanyak 60%
fasilitator dan pencapaian tujuan sasaran pelatihan dengan kriteria sangat baik,
yang memberikan tanggapan dengan kriteria sangat baik sebanyak 40% dan
kriteria baik sebanyak 60% untuk indikator daya tarik materi yang disampaikan
commit to user
115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tanggapan dengan kriteria sangat baik sebanyak 20% dan kriteria baik sebanyak
80% untuk kategori penggunaan media sebagai alat bantu dan fasilitas
hal ini berkaitan dengan kemampuan daya tangkap peserta yang menurun
mereka jalani.
rutin dan merata bagi seluruh residen di Balai Besar Rehabilitasi BNN
Bogor.
oleh fasilitator.
commit to user
116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pelatihan. Nilai evaluasi pemahaman materi pelatihan dapat dilihat pada tabel
20.
Tabel 20.
Nilai Pemahaman Materi Pelatihan
Subjek Nilai
1 100
2 100
3 90
4 100
5 80
Rata-rata 94
pelatihan adalah 94, hal ini menunjukkan bahwa subjek dapat memahami materi
pelatihan yang diberikan fasilitator dengan baik. Hal ini memungkinkan terjadi
karena seluruh subjek memiliki keseriusan yang baik saat penjelasan materi,
selain itu subjek selalu aktif pada saat pelatihan berlangsung, baik pada saat
studi kasus maupun saat pengulangan materi, seluruh subjek juga aktif bertanya
ketika ada hal yang kurang dimengerti atau meminta penjelasan ulang untuk
meyakinkan suatu hal. Selain itu pemahaman materi pelatihan yang baik juga
subjek selama dan setelah melakukan pelatihan kebermaknaan hidup. Selain itu, analisa
data kualitatif juga bertujuan untuk mengetahui gambaran proses perubahan yang
dialami subjek selama dan setelah mengikuti pelatihan kebermaknaan hidup. Analisa
commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diskusi yang dilakukan selama pelatihan, serta observasi dan wawancara yang telah
dilakukan.
100
80
60
40 Subyek 1
20
0
Pretest Posttest
Gambar 7.
Skor Tingkat Resiliensi pada Subjek 1 Sebelum dan Sesudah Pelatihan
hidup ini kurang cocok untuknya karena merasa belum memiliki kisah hidup yang
beragam, sehingga subjek 1 selalu kesulitan untuk menghayati kisah hidupnya atau
latihan yang dijalani selama pelatihan. Subjek 1 mulai berusaha untuk memahami
commit to user
118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mulai mampu memahami dan mengelola sisi positif yang dimilikinya dan mulai
Subjek 1 terlihat sedikit pasif selama jalannya pelatihan dan terkesan tidak
memberikan jawaban secara cepat dan tepat. Subjek 1 menyatakan bahwa setelah
masa depan yang baik, sama seperti orang yang tidak pernah terjerat
peneliti ingin bekerja sebagai penjaga warung internet seusai menjalani rehabilitasi
berubah pikiran dan terinspirasi untuk menjadi pengusaha seperti salah satu kisah
yang ditayangkan pada saat pelatihan mengenai mantan pecandu Narkoba, Fauzan
semangat pada diri subjek 1 untuk mengikuti program pasca rehabilitasi yang
dijadikannya modal untuk meraih masa depan yang lebih baik. Subjek 1 juga
commit to user
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
gue cuma main-main doang kalo jam segini. Eh ternyata seminarnya beda kaya
yang biasanya dikasih, awalnya pas baca materi kaya bakalan susah gitu, banyak
mikir, tapi habis isi-isi pertanyaan di buku, diskusi sama brother yang lain rasanya
jadi seru dan manfaatnya kerasa. Sebelumnya gue pikir hidup gue ga ada serunya,
negatif melulu, tapi abis diingetin lagi ternyata ada juga yang bagus-bagus dan bisa
100
80
60
40 Subyek 2
20
0
Pretest Posttest
Gambar 8.
Skor Tingkat Resiliensi pada Subjek 2 Sebelum dan Sesudah Pelatihan
2 merupakan peserta paling aktif dan sering menjadi pemicu peserta lainnya untuk
menjadi aktif. Subjek 2 selalu bersemangat dalam mengikuti tiap sesi dan aktif
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
rehabilitasi di BNN Bogor pada tahun 2012, namun pemulihannya hanya bertahan
selama dua minggu, setelah itu Subjek 2 kembali bergabung dengan komunitasnya
mengenai stigma negatif yang akan diberikan masyarakat semakin kuat, hal ini
namun gagal. Di sisi lain, Subjek 2 sama sekali tidak ingin berkumpul kembali
dengan komunitasnya yang lama. Hal-hal tersebutlah yang sering dijadikan Subjek 2
yakin bahwa menjadi diri sendiri dengan segala tindakan positif yang dimiliki pasca
fasilitator juga membawa Subjek 2 pada pandangan dan wawasan yang lebih luas,
bahwa hidup tidak mungkin senantiasa buruk, setiap manusia memiliki kesempatan
commit to user
121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memiliki keluarga yang selalu mendukungnya untuk dapat pulih. Rasa syukur dan
terima kasih subjek 2 terhadap keluarga yang selalu mendukungnya dan kesempatan
yang diberikan Tuhan kepadanya untuk menjadi umat yang lebih baik melalui
program rehabilitasi yang kedua dan pelatihan kebermaknaan hidup yang didapat
mampu lebih bermanfaat bagi masyarakat dengan ilmu yang dimilikinya. Hal
sebagai berikut:
saya sebenarnya langsung minat, sis dan berharap bisa terpilih jadi peserta, eh
ternyata terpilih. Waktu pelatihan yang terakhir tadi saya jadi semakin sadar kalau
ini memang sudah Tuhan atur, wawasan saya jadi terbuka, kita jadi manusia nggak
boleh hanya pasrah Tuhan mau kasih apa buat jalan hidup kita, tapi kita juga harus
berani menentukan dan mau usaha. Habis rehab ini saya mantep mau lanjut
sekolah notaris, sis. Saya pikir buat nerapin cara-cara nemuin makna hidup
kayanya kita harus selalu jadi manusia aktif, semoga nanti saya selalu bisa nerapin
cara-
100
80
60
40 Subyek 3
20
0
Pretest Posttest
Gambar 9.
commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
selisih skor paling besar diantara subjek kelompok eksperimen lainnya. Selama
diskusi, subjek 3 cenderung membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna kasus-
kasus yang diberikan oleh fasilitator. Sering kali, subjek 3 termenung lama saat
bayangan kematian selalu muncul dalam pikiran subjek. Subjek 3 mengaku sangat
Narkoba selama 15 tahun. Awalnya, subjek merasa hidupnya sama sekali tidak
123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
luas mengenai hidup. Anggapan subjek mengenai kehidupan tinggal dijalani saja
pandangan yang lebih terbuka terhadap kehidupan, subjek memandang bahwa hidup
adalah sesuatu yang harus diusahakan karena di dalamnya terdapat nilai-nilai. Nilai
yang paling berkesan bagi Subjek 3 adalah nilai pengharapan. Subjek 3 mengaku
bahwa keluarganya kini tidak berharap apa-apa lagi dari dirinya, namun dengan
masih berpotensi untuk mencapai hal-hal yang lebih baik dan berguna. Subjek 3
bagi residen yang akan selesai menjalani program rehabilitasi sebagai bekal awetnya
pemulihan yang dijalani. Selain itu, subjek 3 menilai materi pelatihan kebermaknaan
hidup yang diberikan sesuai dengan 12 step program dalam Therapeutic Community
100
80
60
40 Subyek 4
20
0
Pretest Posttest
Gambar 10.
Skor Tingkat Resiliensi pada Subjek 4 Sebelum dan Sesudah Pelatihan
commit to user
124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
oleh subjek 4 setelah diberi perlakuan berupa pelatihan kebermaknaan hidup. Skor
selalu membahas seputar orang tuanya. Subjek 4 merasa sangat bersalah pada orang
tuanya karena telah merasa telah mencoreng nama baik keluarga. Sebagai mantan
santri, subjek merasa dirinya sangat kotor karena terjerumus dalam penyalahgunaan
Narkoba. Subjek mengaku merasa sangat sedih ketika melihat residen yang baru
datang dan diantarkan oleh keluarga, subjek selalu teringat kembali saat dirinya
pertama kali datang ke Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor untuk mengikuti
semakin sadar dan yakin bahwa dirinya yang sekarang berbeda dengan dirinya yang
dulu. Subjek menceritakan pada peneliti bahwa saat selesai pelatihan pertemuan
kedua, subjek sengaja mengunjungi temannya yang sedang dirawat di CIC house,
keadaannya sekarang. Subjek merasa bahwa dirinya sudah terbukti berubah menjadi
lebih positif dan melalui materi yang diterima dalam pelatihan kebermaknaan hidup,
commit to user
125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menyatakan merasa sedih karena pelatihan hanya dilakukan selama tiga pertemuan.
hidup yang dilaksanakan secara rutin. Subjek merasa mendapat banyak perubahan
positif dalam dirinya terutama dalam hal pola pikir dengan pelatihan kebermaknaan
kebermaknaan hidup ini akan sangat mendukung pemulihan apabila diadakan secara
sama orang lain nggak adalah itu. Waktu ditanya mau bilang terima kasih, maaf ke
siapa, yang ada di pikiran ya cuma orang tua, mbak. Baru sadar aku mana
pernahlah itu ucapin itu semua. Menyesal, mbak. Seminar ini buat pikiranku lebih
100
80
60
40 Subyek 5
20
0
Pretest Posttest
Gambar 11.
commit to user
126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
oleh subjek 5 setelah diberi perlakuan berupa pelatihan kebermaknaan hidup. Skor
kebermaknaan hidup yang dimiliki Subjek 5. Selama pelatihan subjek selalu aktif
bukan tipe orang yang senang menceritakan keluh kesahnya pada orang lain. Subjek
kegelisahan yang selama ini dipendamnya. Subjek juga senang dapat mendengarkan
pengalaman dari peserta lainnya sehingga subjek merasa tidak sendirian. Subjek
Rancangan aksi yang dibuat subjek pada saat pelatihan membangun sebuah
semangat dan keyakinan baru pada diri subjek untuk dapat membuat rancangan
D. Pembahasan
commit to user
127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
eksperimen dan kelompok kontrol, serta menguji perbedaan tingkat resiliensi sebelum
diberi perlakuan berupa pelatihan kebermaknaan hidup (pretest) dan setelah diberi
Hasil uji gain score antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan uji 2 Sampel
perbedaan tingkat resiliensi antara kelompok eksperimen dan kontrol. Sedangkan hasil
kebermaknaan hidup (posttest) dengan uji Wilcoxon dapat dilihat pada tabel 17 yang
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara tingkat resiliensi sebelum diberi
perlakuan berupa pelatihan kebermaknaan hidup (pretest) dan setelah diberi perlakuan
rehabilitasi Narkoba di Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor dapat diterima. Hal ini
dapat dilihat pada hasil analisis dengan menggunakan uji statistik, yaitu uji 2 Sampel
(p) sebesar 0,009 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diartikan bahwa ada
oleh hasil uji statistik, yaitu uji Wilcoxon yang menunjukkan nilai z sebesar -2,023 dan
probabilitas (p) signifikansi 0,043 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut, dapat diartikan
commit to user
128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor tingkat resiliensi sebelum
pelatihan (pretest) dan setelah pelatihan (posttest). Hal ini berarti bahwa pelatihan
Narkoba.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan pada tabel 13, dapat dilihat bahwa skor
tingkat resiliensi pada kelompok eksperimen meningkat setelah diberi perlakuan berupa
eksperimen ini tidak terjadi pada kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata (mean) skor
tingkat resiliensi sebelum diberi perlakuan berupa pelatihan kebermaknaan hidup dan
dan kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :
100
80
60
Pretest
40
Postest
20
0
Eksperimen Kontrol
Gambar 12.
Diagram Perbedaan Mean Skor Tingkat Resiliensi Sebelum dan Sesudah Pelatihan
pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
kontrol di atas terjadi secara ekstrim. Artinya, pada kelompok eksperimen yang diberi
pelatihan kebermaknaan hidup, terjadi peningkatan skor tingkat resiliensi yang drastis
antara sebelum dan sesudah pelatihan yang diberikan. Sedangkan pada kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kontrol yang tidak diberi pelatihan kebermaknaan hidup tidak terjadi peningkatan,
resiliensi pada residen rehabilitasi Narkoba di Balai Besar Rehabilitasi BNN Bogor
positif berupa peningkatan dalam penerapan metode penemuan makna hidup. Selain itu,
hampir sebagian besar subjek mampu mengenali dan menerapkan metode penemuan
berarti.
hidup yang baik. Hal ini terlihat dari kemampuan subjek dalam mengenali dan
memahami metode penemuan makna hidup meliputi pemahaman diri, bertindak positif,
pengakraban hubungan, pendalaman catur nilai, dan ibadah. Seperti yang diketahui,
kesulitan untuk mengolah kendala dan krisis keyakinan diri untuk dapat menjalani
hidup dengan lebih baik (Fraiser dalam Frankl, 2003). Pernyataan tersebut berarti
peningkatan kemampuan mengolah kendala dan keyakinan diri dapat tercapai dengan
adanya hubungan yang akrab dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut sejalan dengan
commit to user
130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa pelatihan kebermaknaan hidup yang mana
resiliensi pada residen rehabilitasi Narkoba. Hasil penelitian ini juga didukung dengan
pernyataan Chen (2010) yang menyatakan bahwa bertindak positif mampu meredam
penderitaan dan kesengsaraan yang telah dialami individu dan memberikan energi baru
baginya untuk bangkit dari penderitaan tersebut serta mampu mengubahnya menjadi hal
baru yang lebih positif baginya. Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat bahwa
bertindak positif merupakan salah satu metode penemuan makna hidup dan mampu
dapatkan dari subjek. Subjek mengatakan ingin senantiasa dapat menerapkan semua hal
yang diperoleh di setiap sesi pelatihan dalam kehidupan sehari-hari. Subjek merasa
seluruh materi kebermaknaan hidup dapat diaplikasikan dalam kehidupan siapapun dan
memiliki manfaat yang besar, misalnya mampu menyadari kelebihan dan potensi diri di
pikiran positif dan menerapkannya ke dalam tindakan positif sederhana yang dapat
dilakukan sehari-hari, menjalin hubungan yang lebih akrab dan harmonis dengan
sesama residen rehabilitasi, meningkatkan 4 macam nilai sumber makna hidup, serta
meningkatkan keimanan dan pengetahuan agama sebagai sarna pendekatan diri dengan
Tuhan.
Pengalaman, penguasaan materi, dan kualitas interpersonal yang baik merupakan modal
commit to user
131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mampu menjelaskan materi serta memandu latihan perenungan diri dengan baik.
Suasana keakraban sudah dibangun dari awal pelatihan dengan perkenalan dan ice
breaking yang penuh humor. Keakraban dan keterbukaan juga dibangun dengan
oleh fasilitator.
Selain itu, keberhasilan pelatihan juga didukung dengan modul pelatihan yang
dirancang sesuai dengan kondisi residen rehabilitasi Narkoba serta 12 step program
dalam therapeutic community yang merupakan metode utama pemulihan dan telah diuji
cobakan terlebih dahulu kepada subjek lain dengan karakteristik sama dengan subjek
penelitian untuk disesuaikan dengan pemahaman subjek, sehingga materi dalam modul
pelatihan dapat dipahami dengan mudah oleh subjek pelatihan dan lebih aplikatif untuk
tercapainya keberhasilan dalam pelatihan ini, antara lain tersedianya sarana dan
prasarana seperti ruangan yang kondusif (ruangan tidak terlalu luas dan memiliki
pencahayaan yang baik) sehingga fasilitator mampu mengontrol perilaku subjek selama
pelatihan, perlengkapan seperti audio visual (slide, laptop, LCD, dan speaker), alat tulis,
Subjek dalam pelatihan ini sangat antusias, bersemangat dan memperhatikan dengan
commit to user
132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
seksama semua hal yang diberikan fasilitator selama pelatihan. Meskipun pelatihan
membuat jadwal keseharian subjek menjadi lebih padat, subjek tetap dengan semangat
mengikuti rangkaian pelatihan dan secara mandiri mengondisikan diri sendiri untuk
Motivasi subjek yang tinggi, sikap terbuka, dan kooperatif dalam memberikan
umpan balik selama materi pelatihan, kemauan untuk menceritakan pengalaman dan
pelatihan kebermaknaan hidup ini. Motivasi subjek yang tetap terjaga sampai pelatihan
berakhir ditunjukkan dengan keseriusan subjek dalam mengerjakan setiap tugas dalam
worksheet, subjek selalu berusaha untuk memberikan jawaban terbaik yang benar-benar
kurangnya pemahaman subjek akan lingkungan sekitar, yaitu subjek kurang menaruh
perhatian terhadap hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan dirinya, sehingga
berarti pada penelitian, karena berdasarkan hasil interviu pasca pelatihan, pada dasarnya
dikarenakan rutinitas subjek yang telah diatur oleh pihak Balai Besar Rehabilitasi BNN
Bogor. Penelitian harus dilaksanakan dalam waktu yang padat, yaitu selama satu
minggu berkaitan dengan jadwal kepulangan beberapa subjek yang berdekatan dengan
pelaksanaan penelitian. Selain itu, pembatasan subjek yang boleh digunakan oleh pihak
commit to user
133