Finish Erda
Finish Erda
PROPOSAL PENELITIAN
ERDA FEBRIZA
18.3.0.1.049
PROPOSAL PENELITIAN
ERDA FEBRIZA
18.3.0.1.049
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
ERDA FEBRIZA
18301049
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ERDA FEBRIZA
18301045
Ns. M. Zul ‘Irfan. M.Kep Ns. Rina Herniyanti, M.Kep Ns. Dini Maulinda,
NIDN: 1014109004 NIDN. 1023108502 NIDN. 1030118502
Mengesahkan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
Ketua,
KATA PENGANTAR
iii
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proposal penelitian ini,
yang diajukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Pendidikan sarjana keperawatan di STIKes Payung Negeri Pekanbaru dengan
judul “pengaruh rebusan daun belimbing wuluh terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi”.
Pada kesempatan kali ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan proposal penelitian ini, perkenankan penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Ns. Hj. Deswinda, S.Kep, M.Kes, selaku Ketua STIKes Payung Negeri
Pekanbaru
2. Ibu Ns. Fitri Dyna, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru
3. Ibu Ns. Sri Yanti, M.kep,Sp.Kep. MB Selaku Koordinator mata kuliah skripsi
program studi S1 keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
4. Bapak Ns. M. Zul’Irfan, M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan, saran, serta bimbingan kepada
penulis.
5. Seluruh staf dosen dan seluruh karyawan/I STIKes Payung Negeri Pekanbaru
6. Teristimewa ucapan terima kasih kepada Ayah tercinta (Abu Bakar) dan
Ibunda tercinta (Fatimah), kakak, abang dan adik yang selalu memberi
dukungan, motivasi dan doa yang tiada hentinya.
7. Terimakasih Kepada teman-teman yang selalu ada dalam suka maupun duka,
Resty Julita, Dian Lioni, Riska Ramadani, Nova Febrianti, Cici Anjani, finka
Widia yang memberikan semangat tiada henti.
8. Kepada teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Keperawatan khususnya
Angkatan 2018 kelas VI B yang memberikan semangat dan dukungan kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan memberikan karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, semangat dan doa
kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum
sempurna oleh karena itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu keperawatan.
Erda febriza
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR SKEMA
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan di dunia baik negara maju
maupun negara berkembang. Istilah “silent killer” disematkan kepada
hipertensi karena biasanya orang yang menderita tidak mengetahui gejala
sebelumnya dan gejala baru muncul setelah sistem organ tertentu
mengalami kerusakan pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua
pengukuran yaitu sistolik dan diastolik. (Simandalahi & Yentisukma, 2019).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2018 menunjukkan
sekitar 1,3 miliar orang di dunia menderita hipertensi, artinya 1 dari 3 orang
di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah menderita hipertensi terus
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5
miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44
juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Kerusakan organ
target akibat komplikasi hipertensi akan tergantung pada besarnya
peningkatan tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Organ-
organ tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal dan
dapat juga berakibat kepada pembuluh darah arteri perifer.(Kartika et al.,
2021) .
Menurut WHO tahun (2019), prevalensi hipertensi secara global
diperkirakan sebesar 22% dari penduduk dunia. Pada tahun 2017 penyakit
hipertensi juga mengalami peningkatan hingga pada tahun 2018 angka
tersebut naik sebesar 63.5%. Sementara itu, terdapat 1,5 juta orang yang
meninggal akibat hipertensi setiap tahunnya di kawasan Asia Tenggara
(Anugerah et al, 2022).
1
2
pemberian air rebusan daun belimbing wuluh terhadap tekanan darah pada
lansia hipertensi dengan nilai p=0,000 dan p=001.
Salah satu jenis terapi komplementer yang dapat digunakan untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi adalah dengan
mengkonsumsi rebusan daun belimbing wuluh. Belimbing wuluh juga
disebut belimbing asam merupakan sejenis pohon yang berasal dari
kepulauan Maluku. Belimbing wuluh merupakan tanaman jenis buah dan
obat tradisional, Daun belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid,
fenol, alkaloid, tanin, dan kumarin. Ekstrak etanol yang telah dimurnikan
dari daun belimbing wuluh mempunyai potensi untuk dikembangkan
menjadi obat antihipertensi. (Hasim et al., 2019). Daun belimbing wuluh
mempunyai aktifitas farmakologi yaitu untuk menghilangkan rasa nyeri dan
sebagai antiinflamsi. daun belimbing wuluh dijadikan obat tradisional
karena di dalam daun belimbing wuluh terdapat zat-zat aktif yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri yang sering disebut zat antiseptic. Pada
tanaman Belimbing wuluh juga memiliki kandungan kimia yaitu kalium
oksalat, flavonoid pectin, tanin, asam galat dan asam ferulat. Tanaman ini
banyak dimanfaatkan mengatasi berbagai penyakit salah satunya mengatasi
tekanan darah tinggi. (Hidjrawan Yusi, 2018).
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan didapatkan data
dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau bahwa penyakit tertinggi hipertensi
pada tahun 2021 berada di Puskesmas RI Simpang tiga dengan di dapatkan
data dari januari – desember 2021 jumlah kunjungan pasien hipertensi
sebanyak 6.324 dengan persentasi 43,81%. Dari hasil wawancara yang
dilakukan terhadap 10 pasien hipertensi, 8 diantaranya mengatakan
melakukan terapi non-farmakologi. mereka mengatakan tidak hanya
mengkonsumsi obat dari puskesmas saja, Responden berkeyakinan dengan
mengkonsumsi obat tradisional dapat membantu menurunkan tekanan darah,
responden menyebutkan mengkonsumsi obat herbal antara lain,
mengkonsumsi timun dan labu siam. Saat wawancara mereka mengatakan
belum pernah mencoba mengkonsumsi rebusan dari daun belimbing wuluh,
5
mereka mengatakan selama ini hanya tau bahwa buah belimbing wuluh
dikonsumsi untuk dibuat makanan sambal dan daun dari belimbing wuluh
tidak digunakan. Dari pernyataan berikut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “pengaruh rebusan daun belimbing wuluh terhadap
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi”.
B. Rumusan Masalah
Hipertensi merupakan masalah kesehatan di dunia baik negara
maju maupun negara berkembang. Istilah “silent killer” disematkan
kepada hipertensi karena biasanya orang yang menderita tidak mengetahui
gejala sebelumnya dan gejala baru muncul setelah sistem organ tertentu
mengalami kerusakan pembuluh darah. Pendekatan non farmakologi atau
disebut pendekatan komplementer adalah upaya tambahan di luar
pendekatan medis yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah.
Tekanan darah pada pasien dapat diatasi dengan berbagai alternatif, masih
banyak masyarakat yang kurang mengetahui mengenai terapi
komplementer. Terapi komplementer yang bisa dilakukan untuk
membantu menurunkan tekanan darah salah satunya dengan tanaman
tradisional. Tanaman tradisonal yang bisa dijadikan obat untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi salah satunya yaitu
dengan mengkonsumsi rebusan daun belimbing wuluh. Oleh karena itu,
berdasarkan latar belakang yang ada rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui “Bagaimana pengaruh rebusan daun
belimbing wuluh terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
hipertensi?”.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
rebusan daun belimbing wuluh terhadap perubahan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
6
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui nilai rata-rata tekanan darah pada penderita
hipertensi sebelum diberikan rebusan daun belimbing wuluh.
b) Untuk mengetahui nilai rata-rata tekanan darah pada penderita
hipertensi sesudah diberikan rebusan daun belimbing wuluh.
c) Untuk mengetahui pengaruh tekanan darah pada penderita hipertensi
sebelum dan sesuda diberikan rebusan daun belimbing wuluh.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi institusi pendidikan keperawatan.
Hasil penelitiian ini diharapkan menambah referensi dan informasi
dalam pengetahuan mahasiswa keperawatan khususnya dalam
pembelajaran Keperwatan Medikal Bedah ( KMB ).
2. Bagi responden.
Untuk meningkatkan kebermanfaatan daun belimbing wuluh untuk
terapi komplementer pasien dengan hipertensi.
3. Tempat penelitian.
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi bagi
masyarakat umum, tentang pemanfaatan daun belimbing wuluh untuk
terapi komplementer pada hipertensi.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi
penelitian selanjutnya untuk dapat dijadikan perbandingan dalam
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh rebusan daun
belimbing wuluh, serta dapat menambah jumlah sampel penelitian
yang lebih banyak sehingga hasil penelitian lebih representatif.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh gelap
(silent killer ), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa
disertai dengan gejala lebih dahulu. Hipertensi suatu keadaan
dimana tekanan darah meningkat diatas normal. Batas tekanan darah
normal bervariasi sesuai dengan usia. Seseorang dikatakan hipertensi
bila memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
diastolik lebih dari 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang.
Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan
denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah
dari tepi. peningkatan volume aliran darah Tekanan darah sistolik
merupakan pengukur utama yang menjadi dasar penentuan diagnosis
hipertensi. (Apriani, 2019).
Tekanan darah merupakan suatu gaya yang diberikan darah kepada
dindinh pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desekan darah
terhadap didning arteri ketika darah dipompa dari jantung menuju
jaringan. Besarnya tekanan tergantung pada pembuluh darah dan
denyut jantung. tekanan darah paling tinggi ketika ventrikel
berkontraksi ( tekanan sistolik ) dan paling rendah ketika ventrikel
berelaksasi ( tekanan diastolik ). Pada keadaan hipertensi, tekanan
darah meningkat yang ditimbulkan karena darah dipompakan melalui
pembuluh darah dengan kekuatan yang berlebih. (Hasnawati, 2021).
9
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang
penyebabnya dapat diketahui, diantaranya kelainan pembuluh
darah ginjal, gangguan kelenjer tiroid dan juga kelenjer
adrenal( hiperaldosteronisme).
4) Jenis kelamin
Wanita lebih dari pria: di usia lebih dari 50 tahun, karena
di usia tersebut seorang wanita sudah mengalami
menopause dan tingkat stress lebih tinggi.
Pria lebih dari wanita: di usia kurang dari 50 tahun, karena
di usia tersebut seorang pria mempunyai lebih banyak
aktivitas dibandingkan wanita. (Alfeus, 2018).
3. Klasifikasi
Seseorang dapat dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHg, pada pemeriksaan yang berulang dilakukan. Adapun
pembagian derajat keparahan hipertensi pada seseorang merupakan
salah satu dasar penentuan tatalaksana hipertensi.
Tabel 2. 1
Klasifikasi Tekanan Darah
4. Patofisiologi
Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara
faktor genetic dan lingkungan yang dihubungkan oleh pejemu
mediator neurohormonal. Secara umum hipertensi disebabkan oleh
peningkatan tahanan perifer atau peningkatan volume darah. Gen
yang berpengaruh pada hipertensi primer ( faktor heriditer
diperkirakan meliputi 30% sampai 40% hipertensi primer) meliputi
12
5. Manifestasi Klinis
Pada penderita hipertensi biasanya penderita tidak menunjukkan
gejala pada awalnya. Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan tidak
ada kelainan kecuali tekanan darah tinggi. Gejala awal hipertensi
menurut (Mufarokhah, 2020) diataranya yaitu :
1) Sakit kepala. Sel darah merah yang membawa oksigen
mengalami kesulitan mencapai otak karena pembuluh yang
meyempit, menyebabkan sakit kepala, dan juga terkadang
disertai dengan mual muntah akibat peningkatan intracranial.
2) Pusing disebabkan karena konsentrasi oksigen yang rendah yang
mencapai otak.
3) Sakit dada, disertai nyeri dada terjadi juga kerena kadar oksigen
menurun.
4) Penglihatan kabur, dapat terjadi kemudian karena terlalu banyak
penyempitan pada pembuluh darah mata sehingga sel darah
merah yang membawa oksigen tidak dapat melewati.
5) Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler. Gejala lain biasanya yaitu keluarnya darah dari hidung
secara tiba-tiba, tungkuk terasa pegal.
6. Penatalaksanaan .
1. Medis
Terapi farmakologi pada hipertensi diberikan pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan
darah setelah lebih dari 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan
pada pasien dengan hipertensi derajat lebih dari 2. Prinsip dasar
terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga
kepatuhan dan meminimalisasi efek samping, yaitu (PERKI,
2015):
15
tubuh dari efek merugikan yang timbul dari proses maupun reaksi yang
menyebabkan oksidasi berlebihan. Flavonoid hampir terdapat pada
semua bagian tumbuhan termasuk buah, akar, daun dan kulit luar
batang. Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi struktur sel,
meningkatkan efektifitas vitamin C, anti inflamasi, mencegah keropos
tulang dan sebagai antibiotik. Vitamin C adalah salah satu vitamin
yang dapat laut dalam air, vitamin C dikenal juga dengan nama Asam
askorbat. Vitamin C memainkan peran penting dalam homeostasis sel,
bertindak sebagai antioksidan kuat serta modulator positif diferensiasi
sel. Belimbing wuluh merupakan salah satu buah yang mengandung
vitamin C cukup besar yaitu 52 mg tiap 100 gr bahan, tetapi
masyarakat kurang berminat untuk mengkonsumsi, karena rasanya
sangat asam. Daun Belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid,
pektin dan vitamin C yang dapat menurunkan tekanan darah.
(luthfianto & marfuah, 2022).
c. Cara pengolahan
Rebusan daun belimbing wuluh diberikan dengan intensitas
dua kali sehari (150 ml untuk satu kali minum) setelah makan
selama 7 hari berturut-turut, dengan prosedur pembuatan yaitu:
( Simandalahi & Yentisukma, 2019).
1. Daun belimbing wuluh Segar dicuci bersih, kemudian daun
ditimbang 50 gr untuk 1 gelas.
2. Daun direbus dengan 300 ml air hingga mendidih sampai air
tersisa menjadi setengahnya.
3. Saring selagi hangat, dan berikan 2 gelas perhari, pagi dan sore
(150cc) setelah makan Selanjutnya dilakukan pengukuran
tekanan darah kembali setelah pemberian intervensi dan dicatat
kedalam lembar observasi
4. Konsumsi rebusan selama 7 hari berturut-turut.
19
C. Penelitian Terkait
1. Berdasarkan penelitian dari Simandalahi & Yentisukma (2019).
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Belimbing Wuluh
(Averrhoa Bilimbi) Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang.
Jenis dan desain penelitian ini adalah Quasi Eksperimen, post test
control grup design. Jumlah sampel sebanyak 16 orang penderita
hipertensi (8 orang kelompok intervensi dan 8 orang kelompok
kontrol) diambil dengan teknik purposive sampling. Data diolah
dengan komputerisasi dengan analisa univariat statistik deskriptif
dan analisa bivariat menggunakan uji t-test independen dengan
tingkat kemaknaan 95%. Hasil analisa univariat, didapatkan rata-
rata tekanan darah pada kelompok intervensi setelah pemberian air
rebusan daun belimbing wuluh yaitu 146.00/88,75 mmHg. Rata-
rata tekanan darah pada kelompok kontrol yaitu 156.75/93,50
mmHg. Hasil analisa bivariat didapatkan ada pengaruh pemberian
air rebusan daun belimbing wuluh terhadap tekanan darah pada
lansia hipertensi dengan nilai p=0,000 dan p=001.
2. Berdasarkan penelitian dari Anggreni et al (2018). Pengaruh Air
Rebusan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Dalam
Penurunan Tekanan Darah Ibu Hamil Penderita Hipertensi. Jenis
penelitian ini adalah experimental, rancang bangun yang digunakan
adalah one-shot case study, peneliti mengadakan treatment selama
2 kali dalam seminggu, selama 1 bulan. Konsumsi yang rutin
selama 1 bulan diperkirakan dapat menurunkan tekanan darah ibu
hamil yang hipertensi. Instrument penelitian ini menggunakan
lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar responden mengalami pre hipertensi pada pengamatan awal,
namun setelah pemberian air rebusan daun belimbing wuluh selama
1 bulan maka sebagian besar ibu hamil pada kelompok eksperimen
mengalami perubahan tekanan darah menuju ke normal, sedangkan
20
D. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep yang
ingin diamati atau yang ingin diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan. Hubungan antar konsep dapat ditentukan berdasarkan teori-
teori dan tinjauan literature serta hasil dari penelitian sebelumnya.
(Wibowo, 2021).
Skema 2. 1
Kerangka Konsep
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu dugaan atau jawaban sementara yang
mungkin benar tetapi mungkin juga salah. Hipotesis suatu dugaan,
tidak hanya asal membuat dugaan tetapi dugaan yang di dasari oleh
teori-teori atau hasil- hasil penelitian yang pernah dilakukan. karena
21
METODE PENELITIAN
Skema 3.1
Rancangan Penelitian
R1 01 02
R2 02
Keterangan :
R :Responden
R1 :Responden Intervensi
R2 :Responden Kontrol
01 :Perlakuan Eksperimental Daun Belimbing Wuluh
02 :Posttest
22
25
Perhitungan :
n = besar sampel
n=¿
25
n=7.8
3. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel terdapat
beberapa jenis teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan
dipakai dalam penelitian. Pada dasarnya teknik sampling
dikelompokkan menjadi dua yaitu, probability sampling dan non-
probability sampling. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu,
penentuan sampel dengan pertimbangan dan seleksi khusus yang
ditentukan oleh peneliti. (Siyoto & Ali Sodik, 2015).
25
D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian, merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan mengukur objek dari suatu variabel penelitian,
supaya mendapatkan data yang benar untuk kesimpulan yang sesuai
dengan keadaan sebenarnya, maka diperlukan suatu instrumen yang valid
dan konsisten serta tepat dalam memberikan data hasil penelitian.
(Syamsuryadin & Wahyuniati, 2018).
Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah lembar
Observasi, pulpen dan juga sphygmomanometer digital merek omron
sebagai alat ukur dalam pemeriksaan tekanan darah. Alasan peneliti
menggunakan merek amron karena tingkat inflasi disesuaikan secara
otomatis tanpa rasa sakit dan tidak nyaman. Sphygmomanometer digital
amron memiliki akurasi manset yang baik dengan teknologi intelliWrap
dan juga dapat menyimpan hasil ukur tekanan darah dalam memori.
sphygmomanometer digital tervalidasi secara klinis serta memenuhi
standar akurasi pengukuran tekanan darah atau ukuran jantung memompa
darah ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum
pasien diberikan minuman rebusan daun belimbing wuluh (pretest)
25
E. Definisi Operasional
Definisi Operasionl merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variable akan diukur, dengan membaca definisi operasional dalam suatu
penelitian seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variable,
sehingga mengetahui baik buruknya dilakukan pengukaran tersebut.
(Siyoto & Ali Sodik, 2015).
Tabel 3. 2
Definisi Operasional
F. Etika Penelitian
Etika Penelitian, khususnya jika yang menjadi subyek penelitian
adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga
penelitian yang akan dilaksanakan benar menjunjung tinggi kebebasan
manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami
adalah (Setiana & Nuraeni, 2018):
a. Prinsip manfaat,diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak
memberikan atau dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala
bentuk penelitian menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak
menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan
dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek risiko
dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami
dilema dalam etik.
b. Prinsip menghormati manusia, Manusia memiliki hak dan merupakan
makhluk yang harus dihormati, karena manusia berhak untuk
menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi
subyek penelitian.
c. Prinsip keadilan, dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan dengan
menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga
privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakukan terhadap
manusia. Masalah Etika Penelitian (Keperawatan) merupakan masalah
yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian
keperawatan berinteraksi langsung dengan manusia, maka segi etika
penelitian yang harus diperhatikan yaitu :
1. Informed Consent
Informed consent merupakan informasi yang harus diberikan pada
subyek/responden penelitian mengenai penelitian yang akan
dilakukan.
25
2. Informed consent
Subyek penelitian mengetahui dan memahami maksud dan tujuan
penelitian, proses penelitian dan dampaknya yang akhirnya dapat
menentukan apakah responden bersedia atau tidak bersedia menjadi
subyek penelitian. Jika bersedia, maka harus menandatangani
lembar persetujuan. Jika subyek tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak responden/pasien. Beberapa informasi yang harus
ada dalam informed consent antara lain(Setiana & Nuraeni, 2018):
1. Partisipasi pasien, tujuan dilakukannya penelitian atau tindakan,
jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan,
potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, dan
informasi yang mudah dihubungi.
2. Anonimity (tanpa nama), Masalah etika keperawatan yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality), masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan akan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dan diperlihatkan pada hasil riset.
4. Cleaning
Merupakan pengecekan kembali pada data yang sudah dimasukkan
untuk melihat terdapat kesalahan atau tidak. Lalu mengecek adanya
kemungkinan salah kode.
5. Processing
Pada tahap ini melakukan proses pengolahan dari data yang
dimasukkan, yang berupa proses menghitung, membandingkan,
mengklasifikasikan, mengurutkan dan juga mengendalikan.
I. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan jenis analisis yang melibatkan hanya
satu variable, dalam kaitannya analisis hubungan antarvariabel, maka
analisis univariat hanya melibatkan satu variabel respons atau
dependent (Lusiana & Mahmudi, 2020). Analisa univariat digunakan
untuk mendapatkan gambaran jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pendidikan terakhir dan juga tekanan darah sebelum dan sesudah diberi
perlakuan mengkonsumsi rebusan air daun belimbing wuluh. Hasil dari
analisis akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase
melalui program komputerisasi, sedangkan pengukuran tekanan darah
disajikan dalam bentuk mean, standar deviasi, serta nilai minimum dan
maksimum
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa data yang melibatkan lebih dari
satu variable atau memiliki banyak variable dependen yang dianalisis
(Lusiana & Mahmudi, 2020). hipotesis yang digunakan pada penelitian
ini adalah dependent sample t-test Syarat dari uji dependent sample t-
test adalah data harus terdistribusi normal, kelompok data dependent
dan variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik.
Dependent sample t-test digunakan untuk mengetahui rata-rata (mean)
tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi konsumsi air rebusan
25
Tabel 3. 3
Perngaruh pemberiaan Rebusan Daun Belimbing Wuluh
Pretest Dan Posttest Pada Kelompok Intervensi
Kepada Yth,
Calon Responden
di
Tempat
Dengan
Hormat,
Sebagai bentuk persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru Program Studi S1 Keperawatan
dan juga sebagai bimbingan, pedoman dalam ilmu pendidikan guna meningkatkan
produktivitas pendidikan dan pembelajaran, saya yang bertanda tangan dibawah
ini:
Nama : Erda Febriza
Nim : 18301049
Alamat: Jl. Serayu
Akan mengadakan penelitian “Pengaruh Rebusan Daun Belimbing Wuluh
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi”. Penelitian ini
tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden. Saya akan
menjaga kerahasiaan informasi dalam pelaksanaan penelitian ini, bila responden
setuju dan berpartisipasi dalam melaksanakan maka saya mohon ketersediaannya
untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Atas perhatiannya
saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Erda Febriza
Lampiran 2: Lembar Menjadi Responden
TAHUN 2022
Pekanbaru, 2022
Responden
(……………………………)
Lampiran 3 : Lembar Observasi
Kelompok
intervensi
kontrol
Petunjuk pengisian:
Isilah pertanyaan yang sudah disediakan. Berilah tanda check-list (√) pada
kotak yang telah disediakan sesuai dengan jawaban yang anda berikan.
Inisial :
Usia : tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Swasta Pensiun
dll,
Tekanan Tekanan
Darah Perlakuan darah keterangan
( (pre-test) (post-test)
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7
Lampiran 4 : SOP
A. Bahan
B. Alat.
1. Gelas ukur
2. Tempat rebus
3. Sendok
4. Saringan
C. Cara Pembuatan
1. Daun belimbing wuluh dicuci bersih
2. Daun ditimbang sebanyak 50 gr
3. Daun direbus dengan air 300 ml hingga mendidih
sampai air tersisa menjadi setengah
4. Lalu saring selagi hangat.
5. Air Rebusan daun belimbing wuluh siap diminum.
(150 cc sekali minum)
Lampiran 5