Anda di halaman 1dari 6

KLIPING PKN

Kekayaan Alam dan Kebudayaan Daerah

Oleh :
HASNA PUTRI AGUSTINA

Guru Pembimbing :
HEVA FAJRIWATI, S.Pd

SMK FARMASI IKASARI PEKANBARU


Tahun Ajaran 2022/2023
KEKAYAAN ALAM DI SIAK
1. Sungai Siak

Sungai Siak terletak di Provinsi Riau. Sungai Siak merupakan sungai terdalam di
Indonesia. Sungai Siak melintasi wilayah Kabupaten Kampar, Kabupaten Pekanbaru, dan
Kabupaten Siak. Sungai Siak merupakan saksi bisu tumbuhnya kawasan Kota Pekanbaru dan
Siak. Sejumlah jembatan dibangun untuk bisa melintasi Sugai Siak ini. Sungai Siak memiliki
tiga anak sungai utama, yaitu Sungai Tampung Kiri, Sungai Tampung Kanan, dan Sungai
Mandau. Lebar Sungai Siak 96 meter dengan panjang kurang lebih mencapai 345 km. Wilayah
yang dapat dilayari 240 km. Sampai saat ini, Sungai Siak masih dapat dimanfaatkan sebagai
jalur transportasi air untuk menghubungkan wilayah aliran Sungai Siak, yaitu Kabupaten
Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Siak
Sri Indrapura.

2. Perkebunan Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit telah menjadi faktor kunci dalam menanggulangi kemiskinan. Minyak
kelapa sawit, sebagai sebuah komoditas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB
(SDGs) memainkan peran penting dalam menyediakan sumber pangan dunia baik secara
langsung maupun tak langsung, dan akan terus berperan penting dalam menghadapi tantangan
ini. Hampir 20 ribu hektare (ha) perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Siak, Riau, masuk
dalam kawasan hutan. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi lahan ulang.

3. Perkebunan Karet
Kabupaten Siak merupakan daerah yang memiliki perkebunan karet cukup luas. Luas
perkebunan karet di kabupaten Siak mencapai 16.128 Ha. Salah satu daerah di
Kabupaten Siak yang memiliki perkebunan karet terluas yaitu kecamatan Kecamatan
Menpura dengan luas 6007 ha. Perkebunan karet di desa Teluk Merempan Kecamatan
Mempura Kabupaten Siak dikelola oleh kelompok tani. Kelompok tani di Kecamatan Menpura
berjumlah 1627 kk kelompok tani yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD). Jika dilihat
dari luas lahan dan produksi karet maka kabupaten Siak mempunyai potensi untuk
pengembangan pembangunan subsektor perkebunan khususnya tanaman karet. Luasnya areal
perkebunan karet akan memberikan dampak yang nyata terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat.

KEBERAGAMAN BUDAYA DI SIAK


1. Upacara Adat Perkawinan

Adat istiadat yang berdasarkan kanon ini merupakan urutan tata cara uapacara serta
alat perlengkapan yang dipatuhi dengan taat oleh masyarakat melayu yang hidup di
wilayah bekas kerajaan siak sri indrapura. Adat istiadat perkawinan Melayu Siak
mengatur tentang prosesi sebelum,persiapn dan prosesi sesudah perkawinan. Adat
sebelum perkawinan menjelaskan perihal memilih jodoh, syarat-syarat untuk kawin,
bentuk-bentuk perkawinan sementara dalam upacara perkawinan menjelaskan upacara
sebelum pelaksanaan perkawinan, hari pesta, dan upacara setelah perkawinan, dan
upacara sesudah perkawinan mengatur tentang adat menetap, adat mengenai perceraian
dan kawin ulang, hukum waris,poligami, hal anak, dan hubungan kekerabatan antara
menantu dan kelurga istri dan suami.
2. Alat Musik Komet

Komet, alat musik yang berbentuk piringan yang terbuat dari baja dan akan
menghasilkan musik instrumental klasik ada di istana Siak. Alat musik ini hanya ada 2 unit
di dunia, di Istana Siak satu dan di Jerman satu lagi, tapi yang di Jerman tidak bisa lagi
digunakan.

3. Tari Poang

Salah satu tarian suku terasing di Riau yakni Tari Poang dari suku Sakai ditetapkan
pemerintah sebagai satu dari 10 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2020. Suku
Sakai tersebut masih menggunakan pakaian asli dari kulit kayu termasuk yang digunakan
untuk tarian Poang. Tari Poang yang dilakukan masyarakat suku Sakai pada praktiknya
hampir sama dengan tradisi Badewo, yakni semacam tarian yang digunakan untuk ritual
berobat dengan mengundang makhluk halus yang diyakini suku tersebut. Tarian ini oleh
suku Sakai diyakini sebagai tarian yang dapat membantu melawan musuh. Musuh mulai
dari binatang buas, manusia hingga makhluk ghaib yang tidak tampak.

4. Tari Olang-Olang
Tari Olang-olang merupakan cerminan identitas masyarakat pedalaman suku Sakai
yang terdapat di Kecamatan Minas, Kabupaten Siak. Tari Olang-olang adalah sebuah tari
pengobatan bagi suku Sakai. Suku Sakai masih percaya bahwa penyakit manusia
ditimbulkan oleh gangguan roh halus. Sistem pengobatannya dengan melakukan upacara
yang di dalam proses pengobatan terdapat tari Olang-olang.
Bentuk tari Olang-olang dalam kehidupan suku Sakai dapat dilihat dari bentuk gerak,
musik pengiring dan properti serta busana yang dapat dilihat dari wujud mencakup
seluruh aspek yang dapat ditangkap oleh panca indra. Makna yang terkandung pada tari
Olang-olang dalam ritual pengobatan Suku Sakai di Kecamatan Minas adalah makna ritual,
makna estetika, makna representasi budaya, dan makna pelestarian budaya. Tari Olang-
olang menggambarkan roh dari Soli, yang merupakan roh nenek moyang suku Sakai yang
semasa hidupnya juga seorang Bomo. Olang-olang mempunyai makna burung terbang.
Gerakan dari Tari Olang-olang menggambarkan simbolisasi komunikasi
antara Bomo dengan roh Soli dalam penyembuhan orang yang sakit.

5. Gambus Selodang Siak

Gambus selodang merupakan alat musik tradisional khas masyarakat Melayu di Siak,
Provinsi Riau. Gambus selodang memiliki tujuh dawai. Enam dawai ditala secara
berpasangan. Sementara untuk dawai ketujuh atau dawai paling atas yang bernada paling
rendah merupakan dawai tunggal. Keunikan yang paling nampak dari jenis gambus ini
adalah tidak memiliki fret (ruas nada) seperti halnya pada gitar. Penetapan nadanya
didasarkan rasa pitch para pemainnya.
Gambus selodang ini dibuat menggunakan bahan baku pohon nangka dan kayu leban dan
dilapisi kulit kambing. Ornamen fisik pada bagian kepala gambus selodang ini memiliki
bentuk seperti kuda laut, kepala naga, dan burung serindit. Sedangkan pemutar dawai di
bagian kepala gambus selodang dibentuk seperi buah nipah atau belimbing. Pada bagian
ekor gambus juga terlihat unik dan berbeda. Di bagian ini dibuat semacam lekukan.
Secara umum, gambus selodang ini terlihat lebih tebal dan lebar bila dibandingkan dengan
jenis gambus Melayu lainnya.

Bagian-bagian gambus selodang ini terdiri dari :

 Cedak (penyangga senar)


 Perut (bagian bawah yang menggembung)
 Kulit (bagian atas yang datar dilapisi kulit kambing)
 Lubang Bunyi (bagian atas yang datar untuk lubang resonansi)
 Leher (bagian menekan dawai tanpa fret)
 Telinga (bagian penyetel ketegangan dawai)

Anda mungkin juga menyukai