Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan budaya serta adat istiadat hingga tradisi. Indonesia merupaka
negara yang memiliki itu semua yang menjadi satu kesatuan yang utuh sesuai dengan
semboyan negara kita yaitu bhineka tunggal ika, yang memiliki arti berbeda beda tetapi
tetap satu jua. Semua daerah di setiap provinsi pasti memiliki budaya tersendiri yang
menjadi ciri khas masing masing daearah tersebut, hal ini membuktikan semua budaya,
tradisi hingga adat istiadat bahkan bahasa, makanan khas, baju adat dan lain sebagainya
membuktikan bahwa Indoneisa merupakan negara yaang kaya akan budaya bahkan pulau
pulau nya yang indah, tidak jarang banyak orang orang luar negeri yang menyebut bahwa
indonesai adalah surga dunia. Dalam hal budaya di Indonesia, tradisi adat hajatan
perkawinan, suntatan (khitanan), kenduri, hingga sedekah desa di bulan suro memiliki
adat dan tradisinya masing masing, dan berbeda di setiap daearah yang ada di Indonesia.
Adat merupakan salah satu hal yang paling utama di dalam semua kegiatan atau acara
acara tertentu yang ada di Indonesia. Selain itu tradisi dan adat istiadat merupakan hal
yang menjadi bentuk serta ciri khas pada setiap daerah yang ada di Indonesia. Setiap
daerah provinsi hingga kabupaten pasti memiliki tradisi dan adat istiadatnya masing
masing yang mencirikan daerah tersebut.
Salah satunya adalah kesenian tari Jaran Kencak yang berasal dari Kabupaten Lumajang
Jawa Timur. Lumajang adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur
Indonesia, memiliki Ibu kota yaitu Kecamatan Lumajang Kota. Kabupaten Lumajang ini
berbatasan langsung dengan Kabupaten Probolinggo di sebelah utara, Kabupaten Jember
di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Kabupaten Malang di sebelah
barat. Kabupaten Lumajang merupakan bagian dari wilayah Tapal Kuda Jawa Timur.
Saya selaku penulis sebagai seorang yang lahir dari Lumajang, konon, tarian ini muncul
sebagai bentuk kekaguman masyarakat terhadap Rangga Lawe. Rangga Lawe merupakan
seorang ksatria yang tidak bisa lepas dari seekor kuda yang bernama Nila Ambara.
Mereka merupakan kuda yang seperti satu kesatuan yang utuh. Masyarakat lokal
meyakini bahwa pencipta tarian jaran kencak ialah Kelabi Sajeh. “Kelabi Sajeh adalah
seorang petapa yang konon hidup di Gunung Lemongan. Lalu diserang kuda liar. Tapi
kekuatannya mampu menaklukkan kuda-kuda itu. Sehingga, hingga saat ini sesuai
dengan kejadin sejarah tersebut hingga saat ini menjadi sebuah tradisi yang tercipta
menjadi tarian khas daerah Lumajang, yakni Tarian Jaran Kencak (Kuda Kencak). Tarian
Jaran kencak bukanlah sebuah pertunjukan hiburan biasa, namun traksi ini bagi
masyarakat Lumajang menyiratkan simbol status dan simbol simbol lainnya yang
terdapat pada kesenian jaran kencak ini.
Keberadan Tradisi tarian Jaran Kencak ini lebih sering dihadirkan pada acara-acara
hajatan, contohnya seperti pernikahan perkawinan, sunatan (khitanan), kenduri, hingga
acara sedekah desa, sebagai pelengkap dari adanya sebuah hajatan tersebut. Selain itu,
juga sebagai pelengkap agar kesakralan hajatan tersebut terlihat. Dalam tariannya,
Formasi tari dari tarian Jaran Kencak ini tidak berubah meski kuda mengalami
penambahan jumlah. Kuda atraksi tetap paling depan, pakaian yang dikenakan jaran
kencak adalah sebuah pernak pernik yakni seperti sebuah pengantin. Atraksi kuda kencak
tak cuma ada di acara acara khusus, namun di tiap bulan November-Desember, Lumajang
selalu menggelar Festival Jaran Kencak dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten
Lumajang. Lokasinya di Alun-alun Kota Lumajang, di situ biasanya terdapat berbagai
macam turis dari berbagai macam daerah juga terkadang sangat antusias dalam
menyaksikan kesenian jaran kencak ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijabarkan diatas maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk tarian jaran kencak?
2. Apa makna dan simbol dari tarian jaran kencak?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian adalah salah satu komponen penting di dalam sebuah penulisan karya
ilmiah. Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka dapat ditarik sebuah tujuan
dari penulisan karya ilmiah ini. tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui bentuk tarian jaran kencak
2. Dapat memahami makna dan simbol dari tarian jaran kencak
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam adat budaya di Indonesia yang kaya ini, Lumajang adalah salah satu Kabupaten
yang juga memiliki banyak budaya serta kekayaan alam yang melimpah. Dalam hal
budaya salah satu budaya kesenian yang menonjol adalah kesenian tari jaran kencak
(kuda kencak). Kuda kencak merupakan salah satu tradisi tarian khas daerah Lumajang
yang sering ditampilkan pada acara hajatan. Jaran kencak ini akan menjadi sebuah
pelengkap dari adanya acara hajatan tersebut. Dikatan hajatan tidak sekedar hajatan acara
pernikahan. Namun hajatan disini mengandung makna yang cukup luas, hajatan adalah
salah satu acara kegiatan yang berhubungan dengan selamatan dan ucapan syukur kepada
tuhan. Seperti halnya sebuah pernikahan dalam sebuah pernikahan pasti memiliki
prosesinya masing masing serta terdapat adanya sebuah tradisi. Didalam pernikahan
tersebut akan ada sebuah acara selamatan yakni memohon serta meberi ucapan rasa
syukur kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Demikian pula dengan acara kenduri,
sunatan (khitanan) dan lainnya.
Salah satu bentuk tarian dari jaran kencak ini adalah tariannya yang terkenal dengan
atraksi serta goyangannya. atraksi disini ada 2 macam yaitu atraksi dari sang kuda serta
sang pawang kuda (si pembawa kuda). Atraksi dari si pembawa kuda ini akan berpakaian
seperti pengantin dan membawa sebuah kuda kecil. Perlu kita ketahui ada 2 jenis kuda
kencak. Yaitu kuda kencak besar (dewasa) yang berpakaian dengan pakaian penuh
dengan pernak-pernik serta warna yang menarik perhatian. Berat pakaiannya lebih-
kurang 15 kilogram. Sedangkan kuda kencak jenis kedua adalah kuda kencak berukuran
kecil, yang dimana memiliki pakaian pernak pernik yang sedikit, karena kuda inilah yang
nantinya akan membuat suasana menjadi lebih meriah dan tidak membosankan, kuda ini
juga akan menjadi kuda atraksi yang dilakukana oleh pawang kuda yang juga berpakaian
pernak pernik seperti pengantin serta membawa pecut kuda. Mereka akan melakukan
sebuah atraksi dan ada juga sesorang pelawak yang menceritakan bahwa yang
mempunyai hajat ini ingin membuat sebuah hajatan dengan mengundang jaran kencak,
dan di sugguhi dengan adegan adegan komedi dan pelawak yang membuat para penonton
tertawa.
Pada atraksi yang kedua yaitu sebuah jaran kencak yang berukuran besar yang memiliki
pakaian pernak pernik layaknya pengantin membuat jaran kencak tersebut terlihat anggun
dan menawan serta eksotiik dengan balutan warna dan liontin liontin yang bercahaya.
Kuda kencak yang kedua ini banyaknya tergantung dari jumlah yang diinginkan oleh si
pemilik ada kuda kencak yang berjumlah 5,10, bahkan hingga 15 ekor kuda kencak. kuda
kencak ini akan bergoyang goyang, kakinya akan bergerak maju mundur dengan badan
yang digoyang goyangkan serta kepalanya yang manggut manggut dan terkadang juga
kepalanya geleng geleng. Bentuk goyangan dan gerakan dari jaran kencak ini yaitu sesuai
irama lagu, lagu yang dimainkan biasanya dinyaanyikan oleh seorang penyanyi sinden
yang berbahasa jawa dan madura. Gerakan dan goyangannya adalah maju mundur dan
pinggung bergoyang serta kepala yang manggut manggut. Kuda inilah yang nantinya
akan membawa si pengantin atau si pemilik hajat hingga anak cucu dan kerabatnya yang
akan menaiki kuda kencak tersebut. Mereka juga akan dikenakan sebuah pakaian
pengantin yang seiras dengan pakaian pengantin kuda tersebut. Mereka akan
menunggangi kuda kencak tersebut hingga acara selesai. Ada juga kuda kencak yang
tunggangannya khusus untuk para penonton yang ingin mencoba sesasi menaiki kuda
kencak tersebut. Bagi penonton yang ingin menaiki kuda kencak, maka akan di kenakan
biaya. Biasanya biayanya sekitar Rp. 10. 000. Yang identik dengan kuda kencak juga
bukan hanya gerakan, pakaian pernak pernik, pelawak, serta bentuk gerakannya saja.
Namun juga pakaian dari si pembawa atau pawang kuda kencak dewasa. Pakaian mereka
yaitu kaos khusus dari paguyuban mereka serta kupluk warna hitam yang memiliki
ukuran yang cukup panjang biasanya 1 meteran. Hal ini menjadi sebuah ciri khas dari
jaran kencak itu sendiri.
Setiap tradisi budaya serta adat pasti memiliki serta mengandung sebuah makna dan
simbol filosofinya tersendiri. Salah satu makna yang tersi rat dari tarian jaran kencak ini
yaitu, yang pertama adalah dari sisi busana yang dikenakan oleh kuda kencak itu sendiri.
Yakni busana yang dikenakan oleh jaran kencak tersebut. Busana yang dikenakan
menyesuaikan berat badan serta kemampuan kuda itu sendiri dalam mengenakannya. Hal
ini dilakukan agar saat kuda melakukan sebuah penampilan bentuk goyangan kuda akaan
merasa nyaman. Hal ini mengandung makna yang mencerminkan kejadian sehari-hari
yang telah dialami manusia. Jadi simbol simbol ini memberikan makna akan kenyamanan
hidup jika kehidupan ini berjalan sesuai takdir dan tanpa adanya paksaan, maka
kehidupan akan terasa nyaman, tentram, dan damai. Sehingga menciptkan suasana yang
harmonis bagi sesama. Selanjutnya, yaitu dari segi status. Keberadaan dari adanya tradisi
kesenian kuda kencak ini memunculkan sebuah eksistensi. Keberadaanya yang di
hadikan di kalangan masyarakat, terutama pada acara acara hajatan, menyiratkan sebuah
simbol status sosial. Maknanya yaitu merujuk pada seseorang yang memilki hajat
tersebut, yang bersimbol kekayakan, hal ini menujukkan bahwa seberapa mampu si
pemilik hajat tersebut dalam mengundang kuda kencak tersebut. Semakin banyak kuda
yang di undang maka kaya akan pertunjukan yang di mainkan pada acaranya, sehingga
para penonton yang melihat akan lebih antusias dalam menikmati jalannya acara kesenian
tari kuda kencak tersebut. Sehingga hal ini dapat menyimbolkan bahwa kebahagian yang
kita miliki dan kita rasakan itu tidak sekedar harus kita rasakan sendiri. Namun
kebahagiannya itu justru harus dirasakan bersama sama, sehingga kebahagiaan yang kita
miliki juga dapat dirasakan oleh orang lain pula. Karena sejatinya hidup itu harus saling
melengkapi satu sama lain.

BAB III

PENUTUP

Tradisi adalah salah satu bentuk yang menjadi ciri khas pada setiap daerah yang ada di
Indonesia. Setiap daerah provinsi hingga kabupaten pasti memiliki tradisi dan adat
istiadatnya masing masing yang mencirikan daerah tersebut. Tradisi dan adat istiadat
tersebut membuat masyarakat untuk tetap mempertahankan eksistensinya, supaya tidak
tertindas oleh zaman, terutama pada tardisi dari kesenian jaran kencak yang ada di
indonesia. Keberadaannya membuat para masyarakat Kabupaten Lumajang tetap
mempertahankan kesenian ini, sehingga hingga saat ini kesenian jaran kencak ini tetap
ada dan tampil di berbagai macam hajatan terutama di Kabupaten Lumajang. Contohnya
seperti hajatan perkawinan atau pernikahan, sunatan (khitanan), kenduri, hingga sedekah
desa di tiap bulan suro atau bulan bulan tertentu.
Kuda kencak ini memang selalu hadir dan tampil di hajatan, tapi kuda kencak ini juga
hadir dan di tampilkan di tiap bulan bulan tertentu di bulan suro dan di bulan november-
desember dalam rangka merayakan hari jadi Kabupaten Lumajang atau yang disingkat
dengan (HARJALU).
Kuda kencak ini hadir sebagai pelengkap dari sebuah kabupaten tersebut, dan mejadi
sebuah ciri khas (maskot). Sehingga hingga saat ini kuda kencak ini akan terus
dilestarikaan hingga ke generasi mendatang. Selain itu, jaran kencak ini juga akan
menjadi sebuah kesenian yang berasal dari Indonesia dan bisa terkenal di mata dunia jika
terus dikembangkan dan dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai