Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kegiatan manusia di bumi semakin beragam telah memnimbulkan
dampak terhadap perubahan lingkungan. Salah satu perubahan lingkungan
yang menimbulkan dampak buru adalah perubahan iklim global yang akibat
efek emisi gas CO2 (karbon dioksida), CO (karbon monoksida), SO2 dan SO3
(oksida belerang), NO dan NO2 (oksida nitrogen), CH4 (metana), O3 (ozon),
CFC (carbon fluoro carbon).
Gas CO2 merupakan salah satu gas penyebab Efek Rumah Kaca penyebab
utama pemansan global yang menyebabkan perubahan iklim yang telah terjadi
di berbagai belahan dunia. Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi
gas CO2 dan gas lainnya diatmosfer. Konsentrasi gas CO 2 meningkat
disebabkan oleh pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar
organik yang melampaui kemampuan tumbuh-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya.
Udara, air, tanah, kehidupa dan teknologi saling berkaitan secara erat.
Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang meliputi permukaan bumi,
memegang peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir) dari
berbagai macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi,
mengabsorbsi energi dan merusak radiasi ultraviolet yang datang dari matahari.
Selain itu memindahkan energi panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi
sebagai jalan atau media pergerakan air pada phase uap dalam siklus hidrologi.
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari air bumi berupa
lautan dan sisanya berupa air tawar dalam bentuk es. Air laut mengalami
sirkulasi dalam lingkungan, proses-proses sirkulasi tersebut terjadi dalam
atmosfer, dalam sumber air dan dalam air permukaan seperti saluran air,
sungai-sungai, danau-danau, waduk-waduk dan penampungan-penampungan
air.
Geosfer terdiri dari padatan bumi meliputi tanah yang sangay mendukung
kehidupan tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung terlibat dengan
proses-proses lingkungan melalui kontak dengan atmosfer, hidrosfer dan
semua kehidupan adalah litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi
membentuk geosfer. Komponen-komponen abiotik yaitu udara, air, atanah dan
komponen biotik saling berkaitan membentuk suatu sistem yang disebut
ekosistem. Ekosistem terdiri dari interaksi yang menguntungkan anatara
organisme-organisme dengan lingkungannya diman terjadi pertukaran dari
sejumlah besar material dalam bentuk siklus yang dikenal dengan siklus
materi.
Siklus materi menyangkut materi yang terdiri dari bahan-bahan kimia,
termasuk didalamnya media kehidupan. Bahan-bahan kimia yang termasuk
penyusun kehidupan yang paling banyak yaitu karbon, nitrogen, oksigen,
hidrogen, belerang dan fosfor. Perjalanan atau aliran bahan-bahan kimia dalam
ekosistem global di bumi ini ternyata berbentuk lingkaran yang dikenal dengan
siklus biogeokimia.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud daur biogeokimia?
b. Apa fungsi daur biogeokimia dalam suatu ekosistem?
c. Bagaimana proses terjadinya siklus sulfur
1.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN
1. Untuk mengetahui definisi singkat siklus biogeokimia yang meliputi siklus
karbon, siklus nitrogen, siklus oksigen, siklus belerang dan siklus fosfor.
2. Untuk menambah wawasan kita untuk menjaga lingkungan demi
kelangsungan mahluk hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFENISI DAUR BIOGEOKIMIA
Daur biogeokimia terjadi sejak munculnya makhluk hidup pertama kali di
bumi. Daur biogeokimia mendukung proses berlangsungnya kehidupan.
Makhluk hidup dapat memperoleh zat dari lingkungannya, melakukan
pertukaran zat, serta membuang zat-zat yang tidak berguna ke lingkungannya.
Jika daur ini terhenti, proses kehidupan juga berhenti. Jadi, kelancaran daur
biogeokimia penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Siklus Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus,
antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu
ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-
unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut
masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang
materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik) sehingga
disebut Daur Biogeokimia. Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus
materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai
oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen
abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. (anonim (1))

2.2. SIKLUS KARBON


Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
diantara biosfer, geosfer, hidrosfer dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini
terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur
pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial
(termasuk freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon
tanah (soil carbon), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut
hayati dan non-hayati) dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan
tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir terjadi karena proses-proses
kimia, fisika, geologi dan biologi yang bermacam-macam. Lautan
mengandung kolam aktif karbon terbesar, namun demikian laut bagian dalam
dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer. Neraca
karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antar yang masuk
dan yang keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop)
spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer-biosfer). Analisis neraca karbon
dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah
kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink)
karbon dioksida.
2.2.1. Karbon Di Atmosfer

Gambar 2.1 siklus karbon di atmosfer

Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi adalah gas
karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang
sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer, namun memiliki peran
yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang
mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau
CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut
adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah
dalam dekade terakhir ini dan berperan dalam pemanasan global.
Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:
a. Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk
mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan
oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap
karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau
hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.
b. Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin
dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut
tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa
massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau
interior laut.
c. Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan
produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang
mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk
cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras.
Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah.
d. Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya,
proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap
untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak
memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat
yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai untuk
membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse
reaction). Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara
pula, yaitu:
a) Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal
ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di
dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya)
menjadi karbon dioksida dan air.
b) Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur
dan bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang dan
tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon
dioksida atau menjadi metana jika tersedia oksigen.
c) Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi
karbon yang terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga
yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil
seperti batu bara, produk dari industri
perminyakan (petroleum) dan gas alam akan melepaskan
karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam
geosfer. Hal inilah yang merupakan penyebab utama naiknya
jumlah karbon dioksida di atmosfer.
d) Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau
gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan cara
memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan
menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.
e) Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon
dioksida terlarut dilepas kembali ke atmosfer.
f) Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan
gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon
dioksida dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke
atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon
dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat.
Kedua proses kimia yang saling berkebalikan ini akan
memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan
tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer
dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
2.2.2. Karbon Di Biosfer.
Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah
bagian yang penting dalam kehidupan di Bumi. Karbon memiliki peran
yang penting dalam struktur, biokimia dan nutrisi pada semua sel
makhluk hidup. Dan kehidupan memiliki peranan yang penting dalam
siklus karbon: Autotroph adalah organisme yang menghasilkan
senyawa organiknya sendiri dengan menggunakan karbon dioksida
yang berasal dari udara dan air di sekitar tempat mereka hidup. Untuk
menghasilkan senyawa organik tersebut mereka membutuhkan sumber
energi dari luar. Hampir sebagian besar autotroph menggunakan
radiasi matahari untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut dan proses
produksi ini disebut sebagai fotosintesis. Sebagian
kecil autotroph memanfaatkan sumber energi kimia dan disebut
kemosintesis. Autotroph yang terpenting dalam siklus karbon adalah
pohon-pohonan di hutan dan daratan dan fitoplankton di laut.
Fotosintesis memiliki reaksi:
6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
Karbon dipindahkan di dalam biosfer sebagai makanan heterotrop
pada organisme lain atau bagiannya (seperti buah-buahan). Termasuk
di dalamnya pemanfaatan material organik yang mati (detritus) oleh
jamur dan bakteri untuk fermentasi atau penguraian.
Sebagian besar karbon meninggalkan biosfer melalui pernafasan atau
respirasi. Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi, yang
melepaskan karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya dengan
reaksi 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2. Pada keadaan tanpa oksigen,
respirasi anaerobik lah yang terjadi, yang melepaskan metan ke
lingkungan sekitarnya yang akhirnya berpindah ke atmosfer atau
hidrosfer.
Pembakaran biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang
digunakan untuk tungku penghangat atau kayu bakar, dll.) dapat juga
memindahkan karbon ke atmosfer dalam jumlah yang banyak.

2.2.3. Karbon di laut.


Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian
besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa
karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen. Pertukaran
karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat
berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Pada
daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada
daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada
saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan
kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan
adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol
perubahan yang besar pada pH.
H2CO3 ⇌ H+ + HCO3-
(Anonim (2)).

2.3. SIKLUS NITROGEN


Gas Nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% udara. Siklus
nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah. Selain air
hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam
tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis
dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-
polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang biru
dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen. Nitrogen bebas
juga mampu bereaksi dengan hidrogen dan oksigen dengan bantuan
kilat/petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa
ammonia (NH3), ion Nitrit (NO2-) dan ion nitrat (NO3-). (anonim (3))
Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen
(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau
hewan mati, bakteri pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan
garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut
amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas dan Nitrococcus mengubah amoniak dan
senyawa amonium menjadi nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan.
Pada saat oksigen berkurang, nitrat (NO 3-) akan diubah menjadi nitrogen
(N2) oleh bakteri, sehingga terjadi pelepasan gas oksigen (O 2). Proses ini
dinamakan denitrifikasi yang pada umunya dilakukan oleh bakteri
Pseudomonas, Paracoccus denitrificans, Escherichia coli.
Denitrifikasi merupakan suatu proses yang penting di alam, yaitu
mekanisme dimana hasil fiksasi nitrogen dikembalikan ke atmosfer. Dengan
cara inilah siklus nitrogen akan berulang di ekosistem.
1 1 1 1 1 7
NO3- + (CH2O) + H+ → N2 + CO2 + H2O
5 4 5 10 4 20
Proses ini juga penting dalam pengolahan air lanjutan untuk menghilangkan
hara nitrogen.

Gambar 2.2 siklus Nitrogen di alam


Gambar 2.3 siklus nitrogen

2.4. SIKLUS OKSIGEN


Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan dibumi ini. Siklus ini
berkaitan erat dengan siklus unsur lainnya, terutama dengan siklus karbon.
Unsur oksigen menjadi yang terikat secara kimia melalui berbagai proses
yang menghasilkan energi, terutama pada perubahan dan proses metabolik
dalam organisme. Oksigen dilepaskan dari reaksi fotosintesis. Unsur ini
secara cepat bersenyawa membentuk oksida-oksida, seperti dengan karbon
dalam respirasi aerobik atau dengan karbon dan hidrogen dalam perubahan
bahan bakar fosil seperti dengan metana.
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Suatu aspek yang sangat penting dari siklus di stratosfer, yaitu proses
pembentukan ozon. Ozon membentuk lapisan tipis di stratosfer yang
berfungsi sebagai filter dari radiasi ultraviolet, dengan demikian dapat
menjaga kehidupan di bumi dari kerusakan/kehancuran yang disebabkan oleh
radiasi ini.
Siklus oksigen disempurnakan atau diakhiri ketika unsur oksigen masuk
kembali ke atmosfer dalam bentuk gas. Hanya satu cara yang signifikan
dimana hal tersebut terjadi yaitu melalui fotosintesis yang dilakukan
tumbuhan. Siklus hidrogen tidak dibuat tersendiri karena dialam ini hidrogen
paling bnayak terlihat dalam bentuk senyawa air, H2O.
Gambar 2.4 siklus oksigen

Gambar 2.5 Siklus Hidrologi

2.5. SIKLUS BELERANG


Sumber sulfur dalam ekosistem antara lain yaitu sulfur yang berada di
atmosfer secara alami bersal dari letusan gunung berapi yang berupa hidrogen
sulfida. Sulfur sebagian besar tersimpan dalam batuan bumi. Sulfur dapat
terlepas dari batuan bumi karena erosi oleh angin dan air. Sulfur juga terdapat
dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida
dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida. Hidrogen sulfida ini sering kali mematikan mahluk hidup di perairan
dan pada umunya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur daam bentuk sulfat (SO4).
Gambar 2.6 Siklus belerang.

Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua


mahluk hidup mati da akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.
Beberapa jenis bakteri yang terlibat dalam daur sulfur antara lain
desulfomaculum dan desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida
dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri
fotoautotrof anaerob seperti Chromatium yang melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri Kmolitotrof seperti
Thiobacillus.
Siklus belerang relatif kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas,
mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa spesi lainnya dalam larutan.
Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung
dengan oksigen membentuk gas belerang oksigen (SO2) sebagai bahan
pencemar air. Diantara spesi-spesi yang secara signifikan terlihat dalam siklus
belarang adalah gas hidrogen sulfida (H2S), mineral-mineral seperti Pbs, asam
sulfat (H2SO4), belerang oksida (SO2) sebagai komponen utama dari hujan
asam dan belerang yang terikat dalam protein. Yang merupakan bagian dari
siklus belerang yang sangat penting adalah adanya gas SO2 sebagai bahan
pencemar dan H2SO4 dalam atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan dari pembakaran
bahan bakar fosil yang mengandung belerang. Efek uatama dari belerang
dioksida dalam atmosfer adalah kecendruangan untuk teroksidasi
menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam.
2.6. SIKLUS FOSFOR
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara
yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil.
Oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenic”. Dalam geosfer, fosfor
terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit larut, seperti
hidroksiapilit dan garam kalsium. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk,
yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat
anorganik (pada air dan tanah). Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan
sumber-sumber lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan
tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetik dalam
organisme. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan
oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik.
Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan
mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu
karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat
anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan
diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Anthrosphere adalah reservoir fosfor yang penting dalam lingkungan.
Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk,
industri kimia, dan “food additivies”. Fosfor merupakn salah satu komponen
dari senyawa-senyawa sangat toksik, terutama insektisida organofosfat.

Gambar 2.7 Siklus Fosfor di alam

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Yang dapat disimpulkan dari makalah ini yaitu:
Siklus Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus
menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Fungsi
Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik
komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup
di bumi dapat terjaga.
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
diantara biosfer, geosfer, hidrosfer dan atmosfer bumi.
Siklus nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah.
Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke
dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen.
Siklus oksigen merupak siklus yang menggambarkan pertukaran dari
oksigen antara bentuk gas O2 yang terdapat dengan jumlah besat di atmosfer
dan oksigen yang terikat secara kimia dalam CO2, H2O dan bahan-bahan
organik.
Siklus belerang merupakan siklus yang berkaitan dengan siklus oksigen
dimana belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang
oksida SO2, sebagai bahan pencemar.
Silus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secra umum merupakan hara
yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil
oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”

3.2. SARAN
Mahasiwa dalam pembuatan sebuah makalah perlu mempunyai banyak referensi
atau rujukan yang dapat menunjang proses pembuatan makalah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih., 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta:Penerbit ANDI
http://bonardo-art.blogspot.com/2013/03/makala-siklus-biogeokimia-oleh-nama.html
diakses tanggal 25 September 2014
Anonim (1), http://slideshare.net/.../mater-yang-menyusun-tubuh-organisme-berasal-dari-
bumf. diakses tanggal 25 September 2014
Anonim (2), http://id.wikipedia.org/wiki/siklus_karbon
diakses tanggal 25 September 2014
Anonim (3), http://free.vism.org/v12/sponsor/sponsor../.htm
diakses tanggal 25 September 2014
http://scribd.com/AGROEKOLOGI-siklus-biogeokimia-dan-hidrologi.pdf
diakses tanggal 30 Oktober 2014
http://docudesk.com/siklus-biogeokimia.pdf diakses tanggal 30 Oktober 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA atas berkat dan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah siklus biogeokimia
ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, serta semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan
dalam diri kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Makassar, November 2014

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai